Anda di halaman 1dari 11

Restorasi Konservatif dan Estetik pada Fraktur Kelas IV

Disadur dari:
Hedgecoe D. Conservative and esthetic restoration of a class IV fracture. J cosmetic
dent. 2018; 34(1): 16-25.

Abstrak:
Fraktur kelas IV sering terlihat pada praktek kedokteran gigi umum. Restorasi
yang berhasil pada penanganan fraktur gigi anterior dapat menimbulkan tantangan
yang sulit, terutama pada pasien muda. Artikel ini membahas kasus seorang anak
laki-laki berusia 12 tahun yang giginya yang patah #8 telah beberapa kali tidak
berhasil direstorasi. Pendekatan penting konservatif yang berfokus pada aspek
fungsional dijelaskan pada kasus ini. Juga termasuk rincian perencanaan perawatan
dan komunikasi yang menyeluruh dengan pasien, protokol pelapisan komposit yang
tepat, dan penggunaan warna dan opak yang cermat untuk mencapai hasil yang estetis
dan fungsional.
Kata Kunci: konservatif, harmoni, gerakan ekskursif, tekstur permukaan,
karakterisasi

Pendahuluan
Merestorasi satu gigi insisivus sentral yang fraktur sangat menantang. Tujuan
restoratif pada kedokteran gigi adalah untuk memberikan hasil estetis yang
menyerupai gigi asli. Mendapatkan hasil yang sangat baik memerlukan pemahaman
tentang pelapisan komposit, penggunaan warna dan opak yang hati-hati, replikasi
translusensi insisal, penetapan bentuk anatomi yang tepat, penciptaan tekstur
permukaan, dan pemolesan yang tepat.1-3 Karena pasien dalam kasus ini masih muda
dan menginginkan perawatan konservatif, maka dipilih bahan restorasi resin
komposit. Namun, menciptakan hasil estetik yang bagus bukanlah satu-satunya faktor
yang perlu dipertimbangkan; aspek fungsional juga harus diperhatikan. Pembuatan
desain yang halus dan harmonis, baik dalam ekskrusi ke depan maupun ke samping,
sangat penting untuk mencapai keberhasilan.4
Presentasi Kasus
Riwayat dan Keluhan Pasien
Pasien, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, telah dirujuk oleh dokter gigi
lain untuk restorasi gigi #8. Pada janji konsultasi, pilihan perawatan didiskusikan
dengan pasien dan ibunya. Separuh insisal gigi telah fraktur enam bulan sebelumnya
(Gambar 1-4). Gigi tersebut telah direstorasi tiga kali dengan komposit, tetapi
restorasi telah lepas (dua di antaranya bertahan hanya selama ≤48 jam). Pasien dan
ibunya menginginkan giginya terlihat alami dan bertahan lebih lama. Terdapat
tantangan dalam merestorasi gigi fraktur yang dijelaskan kepada mereka dan
termasuk usia pasien, ukuran fraktur, varian warna gigi dan tekstur permukaan, dan
kebutuhan untuk perawatan di masa depan.

Gambar 1. Tampilan depan seluruh wajah sebelum perawatan (1:10)

Gambar 2. Senyum penuh sebelum perawatan (1:2)


Gambar 3. Pandangan depan yang diretraksi sebelum perawatan (1:2).

Gambar 4. Pandangan anterior yang diretraksi sebelum perawatan (1:2).

Pasien tidak memiliki riwayat medis yang berpengaruh dan tidak ada riwayat
gigi selain fraktur dan restorasi pada #8. Ibunya tidak menyukai dengan estetik atau
tidak tahan lama pada komposit yang direstorasi sebelumnya.

Temuan dan Rencana Perawatan


Radiografi periapikal dilakukan untuk memeriksa suatu penyakit. Hal ini
menunjukkan akar dan pulpa yang normal. Gigi tersebut asimtomatik, tidak
menunjukkan mobilitas, negatif terhadap perkusi, dan tidak menunjukkan tanda-tanda
penyakit periapikal. Secara klinis, tidak ada pulpa yang terbuka, tetapi fraktur dekat
dengan tanduk pulpa (Gambar 5). Ketika gigi depan mengalami trauma, dokter gigi
harus memberi tahu pasien tentang kemungkinan hasil dan potensi komplikasi di
masa depan. Dalam kasus ini, ada kemungkinan gigi tersebut memerlukan perawatan
endodontik atau dapat menjadi simptomatik. Pasien juga diberitahu bahwa giginya
mungkin berubah warna menjadi lebih gelap daripada gigi di sebelahnya. Beberapa
pilihan restoratif disajikan, termasuk porselen (tidak langsung) dan komposit (direk)
serta manfaat dan keterbatasan masing-masing. Mengingat usia pasien, ditentukan
bahwa resin komposit adalah pilihan yang paling konservatif dan terbaik. Pasien dan
ibunya diberitahu bahwa, karena usia pasien, restorasi komposit perlu diperbaiki atau
dilakukan ulang di masa depan dan radiografi akan diambil setiap tahun untuk
memeriksa status periapikal.

Gambar 5. Pandangan oklusal rahang atas sebelum perawatan (1:2)

24 foto (12 sebelum dan 12 setelah perawatan ) yang diperlukan untuk


Akreditasi AACD diambil5 (kamera Nikon D7000 dengan R2 Dual Point Flash
Bracket [Nikon; Melville, NY] dan Lumiquest Pocket Bouncers [Photomed
International; Van Nuys, CA]) dan model studi diperoleh dan dipasang pada
artikulator SAM 3 (Great Lakes Orthodontics; Tonawanda, NY). Selanjutnya, wax-
up fungsional dibuat untuk menggerakkan semua gerakan ekskursif dan membentuk
bentuk anatomi yang tepat (Gbr 6).6-9 Matriks lingual putty (Exafast dempul, GC
America; Alsip, IL) terbuat dari wax-up diagnostik. (Gbr 7). Matriks putty
memungkinkan untuk pembuatan kontur lingual dan posisi tepi insisal. Teknik ini
bermanfaat karena memungkinkan restorasi berlapis dari aspek lingual ke fasial dan
restorasi mengembangkan karakter dan kedalaman untuk meniru gigi asli yang
berdekatan. Bleaching disarankan sebelum perawatan restoratif untuk mendapatkan
kecocokan warna terbaik. Namun, ibu pasien senang dengan warna giginya dan siap
melanjutkan restorasi #8.

Gambar 6. Wax-up full contour telah selesai di artikulator.


Gambar 7. Matriks lingual putty dibuat dari wax-up untuk membantu menciptakan
kerangka lingual.

Perawatan
Preparasi: Aspek fasial dan lingual dari gigi #8 dibevel untuk meningkatkan estetik
dan meningkatkan kekuatan ikatan permukaan email yang lebih baik (Gbr 8). Sebuah
bur diamond halus berbentuk flame (8862.31.014, Brasseler USA; Savannah, GA)
digunakan untuk membuat bevel sekitar 3 sampai 4 mm pada aspek fasial gigi. Gigi
kemudian di etsa asam dengan gel asam fosfat 35% (Ultra-Etch, Ultradent Products;
South Jordan, UT) pada email dan dentin selama 30 detik.10

Gambar 8. Bevel 3 sampai 4 mm pada aspek fasial pada gigi yang fraktur untuk
menyatukan komposit dan menciptakan margin yang tidak terlihat.

Asam fosfat dibilas dengan air, dan gigi dikeringkan dengan udara tetapi tidak
terlalu kering, yang membantu mengurangi sensitivitas dan meningkatkan kekuatan
ikatan.11-13 OptiBond Solo Plus (Kerr Dental; Orange, CA) diaplikasikan dalam dua
lapisan terpisah, air-thinned, dan disinar dengan light cure (Bluephase Style; Ivoclar
Vivadent; Amherst, NY).

Pelapisan komposit: Resin komposit yang digunakan untuk kasus ini adalah Filtek
Supreme Ultra (3M ESPE; St. Paul, MN). Resin komposit dipanaskan dalam pemanas
air panas untuk meningkatkan kemampuan mengalirnya (Gambar 9 & 10). Shade
pertama, Amber Translucent, ditempatkan ke dalam matriks putty di area struktur gigi
yang hilang saja dan matriks ditempatkan di mulut pasien. Komposit diadaptasi ke
matriks dengan instrumen komposit (TNPFIA6, Hu-Friedy; Chicago, IL), disatukan
ke bagian aspek lingual gigi, dan ditipiskan dari aspek fasial untuk memberikan
kerangka lingual yang translusen ke arah fasial (Gbr 11). Resin di sinar dan matriks
putty diambil, tinggal kerangka lingual yang translusen. Shade A3 Body diaplikasikan
ke tengah gigi menggunakan instrumen komposit (PFIDD1/2 CompoSculpt, Hu-
Friedy) untuk mereplikasi shade dentin dan pembentukan lobus (Gambar 12). A1
Enamel dan A2 Enamel digunakan untuk membuat sudut garis dan membuat
beberapa bentuk fasial. Shade White Enamel digunakan di area mamelon serta lobus
mesial dan distal untuk menonjolkan nilainya. Kombinasi warna A3 buram, oker, dan
putih (pengubah warna resin Kolor + Plus; Kerr) digunakan untuk membantu meniru
mimik dan kehalusan dengan gigi yang berdekatan (Gbr. 13).

Gambar 9. Peta warna tampilan depan menunjukkan di mana komposit dan warna
ditempatkan. (Ilustrasi oleh James H. Peyton, DDS, FAACD)

Gambar 10. Peta warna tampilan samping menunjukkan urutan dan ketebalan lapisan
komposit. (Ilustrasi oleh James H. Peyton, DDS, FAACD)
Gambar 11. Kerangka lingual translusen yang terbentuk dari penggunaan matriks
putty

Gambar 12. Shade komposit dentin ditempatkan untuk mulai membentuk gigi ke arah
fasial dan menciptakan bentuk lobus.

Gambar 13. Tints dan opakers ditempatkan untuk membentuk karakterisasi internal
dan membangun kedalaman restorasi.

Pewarnaan diaplikasikan dengan menggunakan explorer (XP23/UNC6, Hu-


Friedy) dan hand file endodontik (Lexicon C-File, ukuran 008, Dentsply Sirona;
York, PA) dan kemudian dihaluskan jika diperlukan dengan micro brush (Microbrush
Plus halus, Microbrush Int.; Grafton, WI). Pink opaquer (Creative Color, Cosmedent;
Chicago, IL) digunakan untuk membantu menghalangi beberapa warna abu-abu pada
restorasi. Lapisan shade terakhir Clear Translucent diaplikasikan untuk menyegel
warna dan memberikan kontur fasial akhir.

Finishing dan polishing: Gigi dikontur dengan disc (SofLex, 3M ESPE) untuk
membentuk bidang fasial, embrasures, dan sudut garis transisional (Gbr 14). Kaliper
digital empat inci (Pittsburgh; Harbour Freight; Camarillo, CA) digunakan untuk
mengukur lebar kedua insisivus sentral dan untuk menempatkan variasi insisal dalam
proporsi yang benar dengan gigi kontralateral. Permukaan lingual dihaluskan dengan
bur karbid berbentuk bola (H379.022, Brasseler) dan dipoles dengan cup (Enhance,
Dentsply Sirona). Pisau bedah #12 (Integra Miltex; York, PA) juga digunakan untuk
menghilangkan flash dan memastikan sambungan yang halus pada interproksimal
dari gigi asli ke restorasi. Strip finishing (SofLex medium dan fine-grit) digunakan
pada interproksimal untuk menghaluskan dan memoles permukaan mesial dan distal.
Perikymata dibentuk dengan flame shaped fine diamond dan coarse diamond
(8862.31.014 dan BR6856.31.016, Brasseler) melewati gigi dengan cara seperti
pendulum pada 2.000 rpm dengan handpiece listrik (Forza F5, Brasseler) dengan
mikromotor listrik tanpa sikat (Ti-Max NL400, NSK America; Hoffman Estates, IL).
Menggunakan tekanan ringan, pemolesan akhir dengan Enamelize dan disk FlexiBuff
(Cosmedent, Chicago, IL) memberikan tekstur akhir dan permukaan yang sangat
mirip dengan gigi insisivus sentral yang berdekatan. Perawatan dilakukan untuk tidak
terlalu memoles dan berisiko kehilangan tekstur permukaan yang dibuat.14 Foto
diambil untuk mengevaluasi bentuk, nilai, mimik, kroma, tekstur permukaan, lebar,
dan panjang, dan penyesuaian dilakukan sesuai kebutuhan. Kontak oklusal
diverifikasi dengan kertas artikulasi (TrollFoil, Troll Dental; Oakdale, MN) dan
gerakan ekskursif lateral dan protrusif diamati (Gambar 15). Kekuatan oklusal akan
menjadi faktor utama dalam umur panjang restorasi ini dan kemungkinan menjadi
penyebab kegagalan restorasi sebelumnya.

Gambar 14. Gigi sulung terbentuk sebelum terbentuknya tekstur permukaan apapun.
Restorasi dievaluasi pada tahap ini dan dilakukan beberapa perbaikan kecil seperti
warna, sudut garis transisional, bidang wajah, dan bentuk embrasur.
Gambar 15. Pandangan oklsual pasca perawatan (1:2)

Evaluasi Ulang: Hal yang harus diperhatikan pada kunjungan ini adalah dehidrasi
gigi, yang menyebabkan perubahan nilai. Solusinya adalah dengan menemui pasien
satu minggu kemudian dan mengevaluasi kembali warna dan bentuk gigi saat
direhidrasi. Pada follow-up ini, dilakukan perubahan kecil untuk menyempurnakan
bentuk dan meningkatkan tekstur permukaan. Pasien dan ibunya dimotivasi untuk
merawat gigi barunya seperti "permata dan bukan alat."

Pembahasan
Memberikan pasien hasil estetik yang bagus, sangat menyenangkan. Aspek
fungsional sama atau lebih penting daripada aspek estetis dalam memprediksi
kesuksesan jangka panjang. Dalam hal ini, dalam manajemen aspek estetis diperlukan
rencana bagaimana membentuk lingual shell dan layer dengan shade translusens dan
yang diinginkan. Penting untuk menggunakan tints dan warna yang tepat, terutama
dalam mencocokkan gigi insisivus sentralis yang berdekatan yang memiliki begitu
banyak kehalusan.15 Mengenai aspek fungsional, terdapat beberapa faktor kunci.
Yaitu penting untuk menciptakan kontak sentris yang stabil dan permukaan lingual
yang berkontur dengan benar agar selaras dengan sendi dan otot. Memiliki protrusive
guidance yang terlalu curam mungkin akan menyebabkan restorasi yang gagal. Hal
tersebut perlu untuk mempertimbangkan tepi insisal gigi anterior bawah dan
hubungannya dengan gigi #8. Menciptakan tepi depan dan belakang yang halus pada
gigi insisivus atas dan bawah membantu melindungi restorasi. Pergerakan ekskursi
lateral juga membutuhkan perhatian sehingga tidak ada gaya berlebih yang diterapkan
pada restorasi. Pasien memiliki kaninus sebagai panduan dalam ekskursi lateral
dengan insisivus sentral sebagai panduan dalam gerakan fungsional crossover
(“crossover” yang berarti bahwa setelah kontak meninggalkan kaninus, gigi lain—
dalam hal ini insisivus sentralis—harus mengambil beban).16 Terdapat beberapa
panduan dalam merestorasi, yang merupakan transisi yang mulus dan harmonis
karena yang panduan diteruskan dari satu gigi ke gigi lainnya dalam arah anterior.

Kesimpulan
Restorasi gigi insisivus sentral yang tidak terlihat merupakan tantangan yang
sulit. Pasien muda ini telah menjalani restorasi gigi insisivus sentral kanan rahang
atas tiga kali dalam enam bulan sebelumnya dan ibunya sedikit ragu untuk melakukan
restorasi lagi. Penting untuk mendapatkan kepercayaan mereka dan mengedukasi
mereka tentang keterbatasan dan tantangan yang ada pada kasus tersebut. Pada
akhirnya, pasien menerima tantangan bersama dengan perencanaan dan pelaksanaan
yang cermat dari aspek fungsional dan estetika kasus menghasilkan hasil yang sukses
(Gambar 16 & 17). Pasien sangat senang dengan hasilnya dan ibunya sangat senang
karena anaknya akhirnya memiliki gigi yang bagus (Gambar 18 & 19).

Gambar 16. Pandangan frontal setelah diretraksi pasca perawatan (1:2)

Gambar 17. Pandangan anterior setelah diretraksi pasca perawatan (1:1)


Gambar 18. Senyum penuh alami pasca perawatan (1:2).

Gambar 19. Tampilan wajah depan penuh pasca perawatan (1:10)

Anda mungkin juga menyukai