Anda di halaman 1dari 10

DEPARTEMEN KONSERVASI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Laporan Kasus

RESTORASI KOMPOSIT KLAS IV

OLEH :

Nama : Ulfah Khaerani Gunawan

Stambuk : J014172042

DIBAWAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN KONSERVASI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
RESTORASI KOMPOSIT KLAS IV

PENDAHULUAN
Karies merupakan penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme yang ditandai dengan terjadinya demineralisasi email
dan dentin serta diikuti dengan kerusakan jaringan organik. Salah satu upaya
penatalaksanaan karies adalah dengan penumpatan gigi menggunakan bahan
restorasi yang berfungsi untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi gigi.1
Estetika gigi anterior adalah aspek yang sangat penting dari penampilan
manusia dan dapat dipengaruhi olehnya banyak faktor termasuk keberadaan
tambalan, warna gigi, posisi, pelurusan, bentuk dan jumlah raktur mahkota telah
didokumentasikan untuk menjelaskan hingga 92% dari semua cedera traumatis
pada gigi permanen.Trauma gigi sering memiliki dampak yang parah pada
kesejahteraan sosial dan psikologi sseorang pasien.Fraktur koronal gigi seri
permanen mewakili 18-22% dari semua trauma pada jaringan keras gigi, 28-44%
sedangsederhana (enamel dan dentin) dan kompleks 11-15% (enamel, dentin, dan
pulpa). Dari jumlah tersebut, 96% melibatkan gigi seri sentral maksila.Gigi
anterior yang mengalami trauma membutuhkan fungsional dan cepat perbaikan
estetika. Adanya fraktur gigi anterior sangat merusak nilai estetika pasien. 2
Fraktur mahkota anterior adalah bentuk umum dari cedera yang terutama
menyerang anak-anak dan remaja. Mahkota tanpa komplikasi fraktur pada gigi
permanen memiliki efek yang kuat tidak hanya pada penampilan pasien, tetapi
juga pada fungsi dan bicara.Perawatan trauma gigi kadang-kadang diabaikan
meskipun mungkin menyebabkan rasa sakit, kesulitan dalam artikulasi dan
pengunyahan juga memiliki efek negatif yang cukup besar pada penampilan
pasien. Meskipun ada pilihan pengobatan langsung dan tidak langsung, pilihan
perawatan umum adalah restorasi resin komposit langsung (direct composite)
karena lebih konservatif, diperbaiki, dan murah.2,3
Restorasi di bidang konservasi gigi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
direct (restorasi langsung) dan indirect (restorasi tidak langsung).Sejak
diperkenalkan oleh Bowen pada tahun 1956, restorasi resin komposit berperan
penting pada penumpatan gigi anterior dan posterior.Penempatan restorasi
komposit dengan direct dan indirect harus selalu memperhatikan penampilan
natural dan tahan terhadap tekanan kunyah. Menurut Buda (1994),adhesi resin
untuk dentin dan email tidak hanya untuk mengembalikan fungsi gigi tetapi juga
mengubah estetik. Pasien lebih banyak memilih perawatan restorasi secara direct
daripada indirect, karena sewarna dengan gigi aslinya dan cara manipulasi yang
mudah.2 Indikasi restorasi direct komposit pada gigi anterior meliputi fraktur gigi
anterior, karies kelas III, IV, diastema dan perubahan warna pada gigi anterior.4

KASUS
Pasien laki-laki usia 17 tahun datang ke RSGMP Universitas Hasanuddin dengan
keluhan gigi depan atas kanan patah karena terjatuh naik sepeda beberapa bulan yang
lalu.Pasien mengeluhkan rasa ngilu pada saat makan dan minum dingin dan tidak nyaman
dengan penampilannya. Dilakukan pemeriksaan subyektif dan obyektif pada pasien ini.
Pada anamnesis didapatkan fraktur pada gigi 11, pasien tidak pernah rasa sakit atau
nyeri..Hasil tes thermal menggunakan menggunakan cholretil mendapatkan hasil
positif.Dilakukan juga tes perkusi dan palpasi pada gigi tersebut dan didapatkan hasil
negatif, menunjukkan bahwa gigi 11 masih dalam keadaan vital. Diagnosis dari gigi 11
adalah pulpitis reversible.Prognosis baik, dan rencana perawatannya adalah restorasi resin
komposit klas IV satu kali kunjungan.

Gambar 1. Gigi 11 patah dan ngilu


TATA LAKSANA KASUS
Pada tahap awal penentuan warna komposit dilakukan pada awal restorasi agar
didapatkan suatu warna shade yang baik sebelum dilakukan preparasi gigi.

Gambar 3. pemilihan warna komposit


Pada kasus ini langsung dilakukan pembuatan bevel dan pembuangan jaringan
email yang sudah tidak didukung dentin.Pembuatan bevel dilakukan untuk menambahkan
retensi,resistensi,dan estetik.Besarnya bevel dapat dibuat sesuai dengan banyaknya
jaringan yang terlibat.Apabila struktur gigi yang terkena cukup besar/luas maka bevel
dapat diperbesar untuk memperluas permukaan yang akan dietsa sehingga ikatan lebih
kuat antara komposit dan gigi serta menghasilkan estetik yang lebih baik.

Gambar 4: Gigi 11 setelah preparasi dengan long bevel


Setelah pemilihan warna dan pembuatan bevel,isolasi gigi dengan seluloid
strip dan cotton roll. Kavitas diulas etsa di daerah enamel menggunakan tip
applicator selama 15 detik kemudian dibersihkan dengan air dan dikeringkan
dengan suasana lembab.
Gambar 5: Gigi 11 aplikasi bahan etsa

Kavitas diulas dengan bonding di daerah enamel-dentin menggunakan tip


applicator, kemudian diratakan menggunakan chip blower dengan perlahan dan
disinari selama 10 detik.

Gambar 6: aplikasIbahan bonding selama 10 detik

Gambar 7: Penyinaran dengan light curing selama 10 detik

Siapkan bahan tumpatan komposit resin sewarna gigi .Masukkan komposit


kedalam kavitas secara incremental (lapis demi lapis dengan ketebalan 2 mm per
lapis, disinari light cure 40 detik) menggunakan plastis filling instrument, dimulai
dari arah palatal. Bentuk sesuai dengan anatomi gigi. Crown form dipasang pada
posisinya dan diketatkan dengan wedge dari arah labial. Sinar dengan UV (light
cure) selama 40 detik.

gambar 8: penumpatan bahan resin komposit dan dibentuk sesuai anatomi gigi

gambar 9 : Sinar dengan UV (light cure) selama 40 detik

Polishing dan fiishing dilakukan setelah penumpatan selesai. Kelebihan


bahan dikurangi, diperiksa menggunakan artikulating paper, bila ada peninggian
dikurangi menggunakan finishing bur.Polishing bertujuan untuk membentuk
permukaan restorasi yang halus sehingga lebih estetik dan mengurangu
pembentukan plak dan stain.
gambar 10: finishing dan polishing

gambar 11: hasil akhir tumpatan dari labial dan palatal

PEMBAHASAN
Wajah merupakan bagian yang menjadi pusat perhatian dari tubh kita,sedangkan
mulut merupakan bagian yang paling menonjol karena itu deretan gigi geligi sangat
penting dari penampilan seseorang,gigi depan mempunyai peranan penting dalam estetika
disamping fungsi kunyah dan bicara. adanya kelainan pada gigi depan berupa lesi karies
atau gigi patah karena trauma atau keadaan abnormal lainnya akan mengganggu fungsi
gigi geligi dan berpengaruh terhadap estetiknya.5
Keberhasilan suatu perawatan restorasi untuk dapat bertahan dalam waktu yang
cukup lama di dalam rongga mulut ditentukan oleh desain preparasi kavitas yang
mempunyai prinsip preparasi: 1) Outline form yaitu Membuang semua jaringan karies
dan fisur yang dalam, membuang jaringan email yang tidak didukung dentin.;2)
Resistance Form yaitu Membentuk kavitas agar restorasi maupun giginya tidak pecah
atau tahan terhadap tekanan pengunyahan;3)Retention Form yaitu Membentuk kavitas
agar restorasi tidak bergerak dan tidak mudah lepas;)4. Convenience Form yaitu
Membentuk kavitas yang memudahkan pemasukan atau insersi atau pemasangan bahan
restorasi;5) Removing The Remaining of The Carious Dentin yaitu Membuang jaringan
karies yang masih tersisa;6)Finishing The Enamel Wall and Margin yaitu Menghaluskan
dan membentuk sudut pada dinding email;7) Toilet of Cavity yaituMembuang semua
jaringan yang masih tertinggal, memeriksa, dan menghaluskan dinding kavitas dengan
kapas.6
Preparasi pada kasus restorasi kelas IV mirip dengan kelas III membuat akses ke
jaringan karies,pembuangan jaringan karies atau email yang rusak,dam pembuatan
convenience form untuk restorasi. selain itu diperlukan juga pembuatan bevel sesuai
dengan jaringan yang terlibat. Bevel adalah suatu potongan yang dibuat pada tepi
cavosurface angle dinding email.Klafikasi bevel menurut daerah yang terlibat adalah
ultrashort/partial bevel,short bevel,long bevel,full bevel,counter bevel,hollow ground
bevel,reserve/inverted bevel. Pada kasus ini bevel yang digunakan adalah long bevel
dengan alasan melindungi resistance dan retention form, digunakan pada preparasi resin
komposit terutama memberikan fracture toughness yang baik selain itu lebih estetik
karena memberikan gradasi warna baik antara tambalan dan gigi, long bevel juga meliputi
seluruh dinding email atau kurang dari ketebalan dentin(DEJ). 7,8
Resin komposit merupakan bahan restorasi sewarna gigi yang
dikembangkan pada awal tahun 1950-an oleh Bowen.10 Resin komposit termasuk
salah satu material restorasi yang semakin sering digunakan pada gigi posterior
dan anterior. Resin komposit merupakan bahan yang terdiri atas komponen
organik (resin) yang membentuk matriks, bahan pengisi (filler) inorganik, bahan
interfasial untuk menyatukan resin dan filler, system inisiator untuk mengaktifkan
mekanisme pengerasan/polimerisasi, stabilisator (inhibitor), dan pigmen.
Kebanyakan matriks resin mengandung monomer aromatik dengan viskositas
tinggi, bis-GMA (bisphenol- A diglycidyl dimethacrylate) yang disintesis oleh
Bowen di USA pada tahun 1960. monomer dengan viskositas rendah juga
tergabung di dalamnya seperti TEGMA (triethylene glycol dimethacrylate),
EGMA (ethylene glycol dimethacrylate) dan HEMA (hydroxy-ethyl
methacrylate).1,9

Resin komposit mengeras melalui mekanisme polimerasi yang dapat


dilakukan dengan dua cara yaitu :a)Resin yang diaktifkan secara kimia Resin yang
diaktivasi secara kimia ini tersedia dalam bentuk dua pasta.;b)Resin diaktifkan
dengan sinar Sistem pertama yang diaktifkan dengan sinar menggunakan sinar
ultraviolet untuk merangsang radikal bebas. Berdasarkan ukuran filler resin
komposit dibagi menjadi empat, yaitu: 1) Resin komposit makrofil Restorasi
kavitas klas IV yang besar, kavitas pada gigi posterior dan pembuatan core ;
2)Resin komposit mikrofil Resin komposit mikrofil mempunyai ukuran filler 0,04
µm. Indikasinya untuk restorasi kavitas klas III dan V, kavitas klas IV yang kecil
dan untuk labial veneers;3) Resin komposit hibrid Resin komposit hibrid
mempunyai ukuran filler 0,04-5 µm. Diindikasikan untuk restorasi gigi posterior
dan anterior termasuk Klas IV;4) Resin komposit nano hibrid Resin komposit
nano hibrid dapat dipoles dengan baik bila dibandingkan dengan jenis resin
komposit yang lain. Pemolesan yang baik dapat mengurangi beberapa problem
klinis seperti penumpukan plak, iritasi gingiva, dan estetis yang kurang baik pada
gigi yang direstorasi.9

KESIMPULAN
Dalam penumpatan resin komposit kelas IV perlu diperhatikan teknik preparasi
yang digunakan,terutama pada pembuatan bevel. Pembuatan bevel yang baik dan sesuai
akan memberikan retensi,resistensi,dan estetik yang baik.

  

Daftar Pustaka

1. Triwardhani L,Mozartha M,Trisnawaty. Klinis Restorasi Komposit pada


Kavitas Klas 1 Pasca Penumpatan Tiga Tahun.Cakonya Dent J.2014;6( 2):678-
744.
2. Azzaldeen A,Mai A,Muhammad A.Restoring Fractured Anterior Tooth Using
Direct Composite Restoration: A Case Report.Dental and Medical Sciences
J.2017;6(10):1-12.
3. Romero,M.F.Esthetic Anterior Composite Resin Restorations Using a Single
shSade: Step-by-Step technique.Prosthetic Dentistry J.2015;114(1):9-12.
4. Dewiyani S.Restorasi Gigi Anterior menggunakan Teknik Direct
Komposit(Kajian Pustaka).J ITEKGI.2017;13(2):.5-9.
5.Ariningrum R.Pertimbangan-Pertimbangan yang Mendasari Segi Estetik pada
Tumpatan Komposit Gigi Anterior.J KGUI.2001;8(3):24-34.
6. Fundamentals of Operative Dentistry A contemporary Approach. In:J.B.
Summitt,J.W.Robbins,R.S.Schwartz,editors.2thEd.Chicago:Quintessence;2001.
7. Ritter A.V,Walter R,Roberson T.M.Class III,IV and V Direct Composite and
Glass Ionomer Restorations.Dalam Sturdevant’s Art & Science of Operative
Dentistry.In:T.M.Roberson,H.O.Heymann&E.J.Swift,editors.6thEd.St.
Louis:Mosby;2013:229-53.
8. 8.Gopikrishna V,Abrajithan M.Fundamentals of cavity preparation dalam
preclinical Manual of Conservative Dentistry.3thEd.Elsevier;2010:209.
9. Puckett A et all.Direct Composite Restorative Materials.Den Clin NAm
J.2007;51(3):659-75.

Anda mungkin juga menyukai