Anda di halaman 1dari 2

GUTTA PERCHA Sifat Biologis Guta perca memiliki sifat tidak mengiritasi jaringan lunak dan pulpa, tidak

berbau sebagai bahan pengisian saluran akar. Bahan ini mudah disterilkam dan dapat menghambatpertumbuhan bakteri/aktivitas anti bakteri dengan menggunakan desinfektan dingin seperti larutan metafen tak berwarna atau senyawa ammonium kuarterner seperti zefiran, larutan trimersal 0,1% dan etil alcohol 60%. Kombinasi zinc oxide eugenol dan ikatan acrylic diameter 160 tidak memberikan egek negative pada periodonsium sedangkan calsium hydroxide dapat rangsangan penutupan pada apeks saluran akar. Daftar Pustaka: Grossman IL. 1995. Ilmu Endodonti dalam Praktek, edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Harty FJ. 1992. Endodonti Klinis, edisi 3. Jakarta : Hipocrates Grossman LI. 1978. Endodontic Practice, 6th ed. Philadelphia : Toppen Company Sifat Fisik Gutta percha point bersifat plastisitas, untuk mendapatkan sifat plastis digunakan teknik melalui pemanasan (thermoplasticied gutta-percha technique) dan secara kimiawi (kloroperca, eucaperca). Dengan cara termoplastik menggunakan lebih banyak panas untuk menaikan plastisitas gutta percha dan sedikit tekanan sedangkan dengan menggunakan pelarut kimiawi mengurangi viskositas gutta percha pada keadaan yang lebih cair dan menaikan plastisitasnya melebihi plastisitas pada keadaan thermoplastic. Bentuk molekul translinear dan sifat kristalnya lebih cepat sehingga mengakibatkan guta percha lebih keras dan kaku sehingga lebih mudah patah serta kurang elastic pada getah murni. Daftar Pustaka: Grossman IL. 1995. Ilmu Endodonti dalam Praktek, edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Nicholls E. 1984. Endodontics, 3rd ed. Bristol: J Wright and Sons Ltd Grossman LI. 1952. Dental Formulas and Aids to Dental Practice. Philadelphia : Lea and Febriger Company Ltd Sifat Termis Karakteristik temperature gutta percha berdasarkan proses terjadinya kristalisasi dibagi atas 2 bentuk yaitu alpha dan beta. Bentuk fase beta melunak sekitar 98,6 F (37C) berubah menjadi bentuk kristal ke fase alfa sekitar 107,6F - 111,2F (42C - 44C) dan akhirnya mengerut, berbentuk amorphous. Gutta percha mengalami 60% kristalisasi dan 40% memiliki bentuk amorphous. Hasil pembentukan fase alpha dapat mengalami

pengerutan sedikit akan tetapi kompaksi tekanan serta penggunaan teknik yang baik dapat mengalami proses pengerutan. Gutta percha dapat dilunakan dengan pelarut kimia untuk meningkatkan adaptasi dalam persiapan pengisian saluran akar. Akan tetapi proses pengerutan dapat terjadi dan jaringan periradikuler dapat mengalami iritasi oleh karena proses penguapan bahan pelarut. Hal ini disebabkan karena bahan pelarut sulit menjangkau saluran gigi atau kurang kehatihatian di dalam menumpatkan sejumlah gutta percha yang lunak ke dalam jaringan periradikuler. Pengerutan yang terjadi pada gutta percha. Daftar Pustaka: Cohen S. 1998. Pathways of Pulp, 7th ed. Philadelphia : Mosby Inc Williams DF, Cunningham J. 1979. Material in Clinical Dentistry. New York : Oxford University Press Sifat Kimia Struktur kimia gutta percha secara alamiah berasal dari polimer Isoprene (C5H8) yang merupakan molekul organic yang ditandai suatu atom ikatan rantai kovalen. Struktur isomer gutta percha adalah trans -1,4-poly isoprene, dimana memiliki struktur yang teratur yang dapat mengalami kristalisasi sehingga tampak keras dan kaku. Daftar Pustaka: Cohen S. 1998. Pathways of Pulp, 7th ed. Philadelphia : Mosby Inc Williams DF, Cunningham J. 1979. Material in Clinical Dentistry. New York : Oxford University Press Sifat Biokompatibilitas Bahan gutta percha dikombinasikan dengan semen (siler) yang dapat menginduksi pembentukan jaringan keras (respon osteogenic), merangsang penutupan apeks, serta mengurangi efek samping pada pengisian saluran akar. Bahan ini juga dapat memadat dengan baik dan melekat erat pada permukaan dinding saluran akar. Maka dapat dikatakan gutta percha point memiliki biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan periradikular. Semen ini dapat mengeras dalam waktu 10 - 30 menit disaluran akar. Daftar Puataka: Grossman IL. 1995. Ilmu Endodonti dalam Praktek, edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Cohen S. 1998. Pathways of Pulp, 7th ed. Philadelphia : Mosby Inc

Anda mungkin juga menyukai