Anda di halaman 1dari 20

Silver diamine fluoride Dalam Kedokteran Gigi Anak

Sivakumar Nuvvula, Sreekanth Kumar Mallineni

Abstrak
Karies gigi tetap menjadi masalah kesehatan mulut parah pada anak-anak dan
dampaknya sehubungan dengan nyeri, terganggunya fungsi, dan kualitas hidup
yang berhubungan dengan kesehatan pada masyarakat adalah tinggi, khususnya
pada orang-orang dan masyarakat yang kurang mampu. Meskipun penggunaan
pasta gigi berfluoride tersebar luas, anak-anak prasekolah, dibandingkan dengan
kelompok usia lainnya, masih menunjukkan jumlah lesi karies yang tidak dirawat
yang tinggi. Pendekatan minimal dan non-invasif untuk penanganan karies gigi
lebih disukai saat ini, sebagai pengganti pendekatan konvensional. Meski bukan
hal baru, silver diamine fluoride (SDF) kini mendapatkan perhatian oleh klinisi
secara global karena keefektifannya dalam menghentikan perkembangan lesi
karies. Silver diamine fluoride memungkinkan preparasi gigi yang lebih
konservatif karena telah terbukti dapat menghentikan karies yang tersisa,
remineralisasi, dan mengeraskan dentin lunak yang menyebabkan perubahan
warna gelap pada gigi. Silver diamine fluoride diaplikasikan secara langsung ke
lesi karies untuk menghentikan dan mencegah karies. Karena penatalaksanaan
karies dengan SDF bersifat nonivasif dan lebih nyaman dilakukan, ini dapat
menjadi tindakan menguntungkan untuk merawat karies pada anak. Tinjauan ini
merupakan wawasan mengenai penggunaan SDF pada kedokteran gigi anak dan
signifikansi klinisnya berdasarkan literatur yang dipublikasikan.
Kata kunci: penghentian karies, silver diamine fluoride, silver modified
atraumatic restorative technique

PENDAHULUAN

Meskipun merupakan penyakit yang sebagian besar dapat dicegah, karies gigi

tetap menjadi masalah kesehatan mulut yang parah pada anak-anak. Dampak

karies pada individu dan populasi berhubungan dengan nyeri, penurunan fungsi,

dan kualitas hidup terkait kesehatan mulut adalah besar, terutama orang-orang dan

masyarakat yang kurang mampu.1 Pengunaan pasta gigi berfluoride secara luas

menyebabkan berkurangnya skor karies secara signifikan dan perbaikan yang


besar pada status kesehatan gigi anak.2 Namun, anak-anak prasekolah,

dibandingkan dengan kelompok usia lain, masih menunjukkan sejumlah besar lesi

karies yang tidak dirawat, dan komponen decay merupakan yang tertinggi pada

indeks deft.3,4 Anak-anak dari negara berpendapatan rendah memiliki kesehatan

secara keseluruhan, kesejahteraan sosial, serta kegiatan belajar di sekolah yang

dipengaruhi oleh karies gigi yang tidak diobati karena keuangan yang tidak

memadai, akses yang minim ke layanan kesehatan mulut primer, dan biaya yang

lebih tinggi untuk kedokteran gigi restoratif.5 Ketakutan, keterbatasan ekonomi,

kesulitan penjadwalan, dan masalah transportasi adalah beberapa hambatan yang

signifikan untuk perawatan gigi anak-anak, seperti yang dilaporkan oleh orang

tua.6

Secara konvensional, penanganan lesi karies mengikuti operasi eradikasi jaringan

karies dan penggantian dengan bahan restoratif yang sesuai.7 Selanjutnya,

minimal invasive dentistry (MID), yang bertujuan mempertahankan struktur gigi

yang sehat menggunakan teknik noninvasif, telah menggantikan prosedur

konvensional.8 Perawatan-perawatan seperti menghentikan lesi karies dapat

dibawakan pada tingkat masyarakat secara teratur untuk menghambat

perkembangan lesi karies.9 Meskipun tidak baru, silver diaminer fluoride (SDF)

baru-baru ini telah menunjukkan perhatian yang diperkuat oleh klinisi secara

global karena keefektifannya dalam menghentikan perkembangan lesi karies.10,11

Lebih dari empat dekade menyaksikan keberhasilan penggunaan silver fluoride

(AgF) sebagai bahan preventif pada penelitian klinis dan in vitro. 12 U.S Food and

Drug Administration (FDA) memberikan persetujuanpada Agustus 2014 untuk

sediaan SDF untuk penggunaan kedokteran gigi di Amerika Serikat dan tersedia
sejak April 2015. Horst et al. berpendapat bahwa SDF berguna pada program

kesehatan gigi masyarakat karena biayanya yang murah, dan direkomendasikan

untuk diaplikasikan satu atau dua kali setahun sebagai agen preventif.13

Berdasarkan Crystal dan Nuederman, berbagai tinjauan sistematik memastikan

efektivitas SDF untuk menghentikan karies dan pencegahan pada gigi-geligi

sulung, serta memenuhi enam kualitas tujuan Institut Kedokteran AS. Silver

diamine fluoride efektif, karena menghentikan hampir 80% lesi yang dirawat.

Silver diamine fluoride efisien dan dapat diaplikasikan dengan pelatihan minimum

kurang dari 1 menit oleh professional kesehatan pada berbagai kondisi kesehatan

dan masyarakat. Silver diamine fluoride dapat tepat waktu karena kemudahan

penerapan dan kegunaannya sebagai agen intervensi, saat masalah terdeteksi.

Silver diamine fluoride berpusat pada pasien dan memenuhi kebutuhan instan

anak pada satu sesi perawatan karena minimal invasif dan tidak terasa sakit.

Terakhir, SDF terjangkau karena aplikasinya yang praktis dan murah, dengan satu

aplikasi berharga kurang dari $1 (INR sekitar 70); karenanya, ini adalah pilihan

yang layak untuk kelompok berpenghasilan rendah.14

Tinjauan ini merupakan wawasan mengenai penggunaan SDF pada kedokteran

gigi dan signifikansi klinisnya berdasarkan literatur yang diterbitkan.

SEJARAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUK PERAK DALAM

KEDOKTERAN GIGI

Penyebutan pertama penggunaan perak untuk pengobatan berasal dari 1000 SM

atau lebih awal, karena air yang disimpan dalam wadah perak yang terkena
cahaya, atau disaring, dapat diminum dan sifat antimikroba dari senyawa perak

didokumentasikan dengan baik.15 Berdasarkan Stebbins,16 menghentikan lesi

karies dengan perak nitrat (silver amalgam dan asam nitrat) pada tahun 1891,

dengan 87 dari 142 lesi yang dirawat berhenti selama 3 tahun. Stebbins

mempostulatkan bahwa reduksi karies adalah karena kerja antibakteri dan deposisi

“black crust”, menghasilkan lapisan protektif sklerotik dentin sekunder. Howe17

menggunakan larutan ammoniacal silver nitrate pada lesi karies yang

menghasilkan lapisan hitam dentin sklerotik, yang tampak menghentikan

perkembangan lesi karies selanjutnya. Larutan Howe populer hingga 1950-an

untuk mensterilkan lesi karies yang dipreparasi dan sebagai disinfektan pada

perawatan saluran akar; namun, keraguan mengenai efektivitas klinis dan

kemungkinan efek samping terhadap pulpa merupakan perhatian. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa perak nitrat mempenetrasi dentin yang sehat dan

karies, serta dentin yang vital dan nonvital dengan efek yang ringan, dapat

sembuh dengan sendirinya, dan terlokalisir terhadap pulpa. 7 Selama tahun 1970-

an, AgF diperkenalkan pada Australia Barat sebagai bagian dari intervvensi

minimal untuk perawatan gigi sejilah.18 Silver diamine fluoride diteliti pertama

kali oleh Nishino, sebagai bagian dari thesis PhD di Universitas Osaka Jepang

pada tahun 1969, enggabungkan sifat antimikroba yang kuat dari perak dengan

manfaat fluoride dosis tinggi.19 Formulasi ini juga menghasilkan presipitat yang

menutup tubulus dentinalis dan mengurangi sensitivitas. Kemudian, “diamine

silver fluoride” disetujui oleh Central Pharmaceutical Council of the Ministry of

Health and Welfare Japan sebagai agen kariostatik dan dipasarkan sebagai

Saforide (Toyo Siyaku Kasei Co. Ltd, Osaka, Japan).20 Beberapa penelitian SDF
mengikuti ini sebagai pengobatan karies gigi alternatif di negara berkembang, di

mana akses ke perawatan kesehatan mulut sangat terbatas.10,21

SILVER DIAMINE FLORIDE

Literatur menyebutkan SDF dengan berbagai nama sejak 1969, seperti silver

diamine fluoride, ammoniated silver fluoride, ammoniacal silver fluoride, silver

fluoride diamine, diamine silver fluoride, silver diamine fluoride, dan diamine

silver fluoride. Senyawa SDF ini, AgF(NH3), biasanya salah penyebutannya

sebagai silver diamine fluoride, meskipun istilah yang tepat adalah silver

diammine fluoride yang mengandung dua kelompok ammine (NH 3), bukan dua

kelompok amina (NH2). Istilah “diamine” akibatnya menjadi sangat universal, dan

telah diterima dari platform ilmiah dan promosi.7

Komposisi SDF

Secara umum, larutan SDF mengandung ammonia, perak, dan fluoride.

Kandungan fluoride pada larutan SDF bervariasi dari satu merek ke merek

lainnya.22 Tersedia di Amerika Serikat, SDF merupakan agen topikal yang tidak

berwarna (38% w/v Ag(NH3)2F, 30% w/w) terdiri dari 24,4-28,8% (w/v) perak

dan 5,0-5,9% fluoride, pada pH 10, dan dipasarkan sebagai Advantage Arrest oleh

Elevate Oral Care, LLC, West Palm Beach, Florida. 13 Komposisinya dapat

bervariasi bergantung pada merek dan pabrik. Tabel 1 menunjukkan beberapa

merek SDF yang tersedia.23-25


Tabel 1. Mereka yang tersedia secara komersil yang menyuplai SDF24-26
SDF (%) Merek produk Pabrik Negara Kandungan Kemasan
10 Cariostatic Inodon Laboratorio Brazil SDF Botol tetes 5 ml
12 dan 30 Cariestop Biodinamica Brazil Asam fluor, perak nitrat, Botol tetes 5 ml atau 10
30 Bioride Dentsply Brazil ammonia ml
38 Fluroplat NAF laboratorio Argentina SDF Botol tetes 5 ml
38 Saforide Toyo Seiyaku Kasei Jepang SDF Botol tetes 5 ml
38 Advantage Arrest Elevate Oral Care Amerika Serikat SDF Botol tetes 5 ml
38 e-SDF Kids-e-dental, India SDF Botol tetes 8 ml
38 FAgamin Mumbai Argentina SDF Botol tetes 5 ml
30-35 Riva Star Tedequim SRL Australia Unit 1: perak, fluoride, Botol tetes 5 ml
SDI Dental Ltd ammonia; Unit 1: 0,05 ml;
Unit 2: potassium, iodine, Unit 2: 0,10 ml
methacrylates

Tabel 2. Ringkasan penelitian yang dipublikasikan mengenai penghentian karies pada anak-anak dengan SDF

Penulis Tahun Negara Periode Usia Rancanga Gigi-geligi Kelompok CA Aplikas Kunjungan
penelitian (tahun) n yang penelitian (ukuran (%) i follow-up
(bulan) penelitian diteliti sampel) (bulan)
Chu et 2002 Hong 30 3-5 PCCT Anterior 38% SDF (641) 65 Sekali 6, 12, 18,
al.34 Kong sulung 5% NaF (576) 41 setahun 24, 30
Tidak ada 34
perlakuan (273)
Llodra et 2005 Cuba 36 6 RCT Kaninus 38% SDF (675) 85 Enam 6, 12, 18,
al.21 sulung, Tidak ada 62 bulan 24, 30
molar, dan perlakuan (658) sekali
PFM
Tabel 2. Ringkasan penelitian yang dipublikasikan mengenai penghentian karies pada anak-anak dengan SDF (lanjutan)

Penulis Tahu Negara Periode Usia Rancangan Gigi-geligi Kelompok CA Aplikasi Kunjungan
n penelitia (tahun penelitian yang diteliti penelitian (ukuran (%) follow-up
n (bulan) ) sampel) (bulan)
Yee et al.5 2009 Nepal 24 3-9 RCT Sulung 38% SDF (3.396) 31 Aplikasi tunggal 6, 12, 24
12% SDF (1.652) 22
Tanpa perlakuan 15
(1.590)
Zhi et al.35 2012 China 24 3-4 RCT Sulung 38% SDF (218) 91 Sekali setahun 6, 12
38% SDF (239) 79 Dua tahun sekali
GIC (162) 82 Sekali setahun
Dos 2012 Brazil 12 5-6 RCT Sulung 30% SDF (183) 67 Sekali setahun 12
Santos et GIC (162) 39 Aplikasi tunggal
al.36 Aplikasi tunggal
Duangthi 2016 Hong 18 3-4 RCT Sulung 30% SDF (458) 40 Sekali setahun 6, 12, 18
p et al.37 Kong 30% SDF (426) 35 Aplikasi tunggal
5% NaF (523) 27 Aplikasi tunggal
Duangthi 2018 Hong 30 3-4 RCT Sulung 30% SDF (377) 48 Sekali setahun 5, 12, 18,
p et al.38 Kong 30% SDF (367) 33 Satu kali semingu 30
selama 3 minggu
5% NaF (484) 34 Satu kali seminggu
selama 3 minggu
Fung et 2018 Hong 30 3-4 RCT Sulung 12% SDF (927) 55,2 Sekali setahun 6, 12, 18,
al.39 Kong 12% SDF (987) 58,6 Dua kali setahun 24
38% SDF (971) 66,9 Sekali setahun
38% SDF (905) 75,7 Dua kali setahun
Indikasi dan Kontraindikasi SDF13,26-30

SDF diindikasikan pada situasi-situasi berikut:

 Orang-orang dengan risiko karies tinggi dengan lesi berkavitas aktif pada

permukaan apapun pada gigi sulung anterior atau posterior dan molar

pertama permanen.

 Orang-orang dengan masalah perilaku atau masalah medis yang memilki

lesi karies berkavitas, ketika anestesi lokal atau umum tidak disarankan

atau ditunda sebagai tindakan penahanan sampai perawatan definitif

dimungkinkan, seperti dalam kasus anak-anak pra kooperatif.

 Orang-orang dengan beberapa lesi karies berkavitas, yang memerlukan

beberapa kali kunjungan (tidak dapat ditangani pada sekali kunjungan)

 Lesi karies berkavitas yang sulit untuk dirawat.

 Orang-orang atau masyarakat yang kekurangan akses atau sulit mengakses

layanan kesehatan gigi.

 Lesi karies berkavitas aktif tanpa tanda klinis keterlibatan pulpa.

 Sebagai bagian dari silver modified atraumatic restorative technique

(SMART).

 Perawatan hipersensitivitas dentin

 Perawatan molar incisor hypomineralization (MIH)

 Perawatan karies rekuren (karies sekunder) pada tepi restorasi

 Perawatan lesi interproksimal insipien

 Disinfeksi sistem saluran akar

 Indirect pulp treatment (IPT)


 Menghentika karies untuk mempertahankan gigi yang mendekati

eksfoliasi

 Sebagai pengganti sealant pada anak-anak yang tidak tahan dengan

prosedur sealant yang hati-hati

SDF dikontraindikasikan pada situasi-situasi berikut:

 Orang-orang yang diketahui memiliki alergi perak

 Orang-orang dengan ulserasi jaringan lunak, khususnya yang dapat

berkontak selama aplikasi SDF

 Lesi karies aktif dengan keterlibatan pulpa sesuai penilaian klinis

 Jika orang tua/pengasuh tidak setuju untuk menggunakan SDF, bersama

dengan masalah perubahan warna.

Pemilihan Gigi Untuk Aplikasi SDF13,26,27

 Tidak ada tanda klinis yang berhubungan dengan peradangan pulpa atau

riwayat nyeri spontan

 Lesi karies yang tidak menembus pulpa. Ketika memungkinkan, lakukan

radiografi untuk menilai kedekatan pulpa dengan lesi karies

 Lesi karies yang berada pada permukaan yang dapat diakses dengan brush

selama aplikasi SDF

 Sebelum penumpatan dan sebagai tindakan kariostatik

Protokol Klinis Aplikasi SDF13,26,27


 Jelaskan prosedur dan kemungkinan efek samping yang dapat terjadi

dengan aplikasi SDF dan dapatkan informed consent tertulis dari orang tua

dan persetujuan dari anak.

 Hilangkan plak dan debris lain dari lesi yang berkavitas.

 Menghilangkan karies lunak dari lesi sebelum aplikasi SDF mungkin

diperlukan atau dapat dipertimbangkan untuk tujuan estetik, dan ini dapat

mengurangi proporsi karies arrested yang menyebabkan diskolorasi gigi.

 Pelapis pelindung dari petroleum jelly dapat digunakan untuk menghindari

henna-apparing tattoo sementara yang dapat terjadi jika SDF berkontak

dengan kulit dan bibir atau jaringan lunak lain. Daerah yang akan dirawat

diisolasi dengan cotton roll atau metode alternatif.

 Hindari yang tidak disengaja pada gigi anterior permanen yang mungkin

memiliki lesi nonkavitasi (white spot) yang bersentuhan dengan gigi

sulung selama aplikasi SDF.

 Dengan berhati-hati, aplikasikan SDF menggunakan microbrush, sehingga

paparan bahan ke jaringan lunak intraoral dan ekstraoral dapat dicegah.

Untuk kunjungan tunggal, tidak lebih dari satu tetes SDF yang harus

digunakan. Satu tets cukup untuk diaplikasikan pada lima hingga enam

gigi.

 Keringkan lesi dengan semprotan udara bertekanan sedang.

 Bengkokkan microsponge brush (Gambar 1) untuk aplikasi SDF pada

gigi/lesi karies.

 Untuk mengurangi cairan tambahan sebelum aplikasi pada gigi, celupkan

brush ke dalam SDF dan tepuk pada sisi dappen dish plastik.
 Aplikasikan SDF hanya ke atas permukaan gigi yang terkena karies.

 Untuk meminimalkan absorpsi sistemik, kelebihan SDF dihilangkan

dengan tampon, cotton roll, atau cotton pellet.

 Waktu aplikasi: jika memungkinkan, waktu aplikasi sebaiknya selama 1

menit dengan semprotan udara ringan yang diaplikasikan hingga SDF

kering. Diperlukan isolasi selama tiga menit pada daerah yang kerja.

 Frekuensi aplikasi: aplikasi dua kali setahun direkomendasikan untuk hasil

yang lebih baik atau untuk penghentian karies seperti pada banyak

penelitian. Penelitian-penelitian yang memiliki aplikasi tiga kali per tahun

menunjukkan tingkat penghentian yang lebih tinggi.

Gambar 1: Botol silver diamine


fluoride dengan microbrush yang
dibengkokkan untuk aplikasi SDF

Gambar 2A dan B: Gigi anterior sulung: (A) Sebelum SDF; (B) Setelah aplikasi
Instruksi Pascaoperatif dan Follow-up

Tidak ada instruksi pascaoperatif yang tersedia dari pabrik. Namun, beberapa

penelitian mengenai SDF merekomendasikan pembatasan 30 menit hingga 1 jam

untuk konsumsi makanan dan minuman setelah aplikasi SDF. Follow-up

disarankan pada 2-4 minggu setelah perawatan SDF untuk memeriksa terhentinya

lesi yang dirawat (keras dan gelap) (Gambar 2). Aplikasi kemali dan aplikasi SDF

tambahan pada kunjungan kembali diperlukan, berdasarkan kekerasan dan warna

lesi yang berkavitas atau bukti

perkembangan lesi.13,26 Lesi karies

dapat direstorasi setelah perawatan

SDF dengan resin modified glass

ionomer atau komposit28 dan diberi

istilah SMART (Gambar 3).

Ketika lesi tidak direstorasi setelah

aplikasi SDF, aplikasi kembali dua kali setahun disarankan untuk meningkatkan

laju penghentian karies.


Gambar 3A sampai C: silver modified atraumatic restorative treatment (SMART) untuk #74 dan
#75: (A) Sebelum aplikasi SDF; (B) Setelah aplikasi SDF; (C) setelah aplikasi GIC

Mekanisme Kerja SDF

SDF memiliki efektivitas yang berasal dari kombinasi perak nitrat dan fluoride.

Terdapat tiga mekanisme signifikan pada penghentian atau pencegahan karies,

yaitu kinerja antibakteri terhadap bakteri kariogenik, mendukung remineralisasi

dan menghambat demineralisasi enamel serta dentin, dan mengurangi matriks

kolagen dentin melalui inhibisi kolagenase. SDF bereaksi dengan hidroksiapatit

menghasilkan silver fosfat dan kalsium fluoride, yang membentuk reservoir

fluoride dan ion fosfat yang mendukung remineralisasi. Ion-ion perak

mempenetrasi lesi dan tetap ada untuk menggunakan pengaruh mereka (25-30

micron ke dalam enamel, 200-300 micron ke dalam dentin, danhingga 2 mm ke

dalam lesi karies yang dalam). Adanya senyawa perak seperti perak dioksida dan

perak fosfat menyebabkan staining hitam pada lesi karies.12,13,31,32

SDF Pada Penghentian Karies Gigi-Geligi Sulung

Panel SDF pad American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) mendukung

penggunaan SDF 38% untuk menghentikan lesi karies berkavitas pada gigi sulung

untuk program penanganan karies komprehensif sebagai rekomendasi bersyarat

dengan bukti berkualitas rendah.26

Chibinski et al. pada sebuah tinjauan sistematik menunjukkan bahwa SDF 89%

lebih efektif dibandingakn dengan perawatan alternatif atau placebo untuk

menghentikan karies pada gigi-geligi sulung.33 Mereka lebih lanjut melaporkan

risk ratio (RR) 1,66 [95% confidence interval (CI)] membandingkan SDF dengan
perawatan alternatif dan RR 2,54 (95% CI) untuk placebo atau tidak ada

perawatan. Pada tinjauan sistematik dan meta-analisis lain, Gao et al. menyatakan

bahwa terdapat 81% terhentinya lesi karies aktif (95% CI, p < 0,001) pada gigi-

geligi sulung yang dirawat dengan SDF.10

Delapan penelitian5,21,34-39 melaporkan terhentinya karies dengan aplikasi SDF

pada anak-anak berdasarkan literatur yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris

selama dua dekade terakhir (Tabel 2). Lima penelitian melaporkan penggunaan

SDF 38% untuk menghentikan karies5,21,34,35,39 sementara tiga penelitian36-38

melaporkan penggunaan SDF 30%. Peneliti menemukan bahwa aplikasi SDF 38%

adalah yang paling efektif dibandingkan dengan tanpa perawatan (kontrol negatif)

atau placebo pada gigi-geligi sulung untuk menghentikan karies dentin. 5,21,34,35,39

Beberapa laporkan telah mencatat bahwa gigi anterior menunjukkan tingkt

penghentian yang lebih tinggi dibandingkan gigi posterior. 35,37,39 Fung et al.39

melaporkan penghentian karies pada gigi sulung setelah aplikasi SDF 38% setiap

enam bulan selama 30 bulan. Mereka melaporkan keseluruhan penghentian karies

sebesar 75%, dengan keuntungan maksimum pada gigi anterior rahang bawah

(91,7%) diikuti dengan gigi anterior rahang atas (85,6%), gigi posterior rahang

bawah (62,4%), dan gigi posterior rahang atas (57,0%).

Selain itu, ketika lesi memiliki plak yang terlihat atau lesi luas, mereka

menunjukkan kemungkinan yang lebih rendah mengalami penghentian. 35,38,39

Perbedaan penghentian karies antara aplikasi setahun sekali dan dua kali setahun,

gigi dengan plak yang terlihat memiliki kemungkinan yang lebih rendah

terhentinya lesi. Fung et al. merekomendasikan bahwa untuk anak-anak dengan

kebersihan mulut yang buruk, tingkat penghentian karies dapat ditingkatkan


dengan menambah frekuensi aplikasi dari satu kali setahun menjadi dua kali

setahun.39

SDF Pada Pencegahan Karies Gigi-Geligi Sulung

Oliveira et al.11 pada sebuah tinjauan sistematik dan meta-analisis mengevaluasi

efektivitas SDF pada pencegahan karies pada gigi-geligi sulung dibandingkan

dengan placebo, fluoride varnish, dan tanpa perawatan. Mereka menyimpulkan

bahwa SDF tampak mencegah karies secara efektif pada gigi-geligi sulung.

Contreras et al.,40 pada sebuah tinjauan sistematik, menyatakan bahwa anak-anak

yang dirawat dengan SDF menunjukkan reduksi signifikan lesi karies yang tidak

aktif. Rosenblatt et al.12 mengevaluasi potensi SDF untuk pencegahan karies

menggunakan data dari dua percobaan. Llodra et al.21 menemukan bahwa SDF

38% adalah yang paling efektif mencegah karies pada gigi-geligi sulung dan

penulis menemukan penurunan 80% lesi karies baru pada SDF (0,4 lesi baru)

dibandingkan dengan kelompok kontrol air (1,1 lesi baru) dan hasilnya signifikan

secara statistik selama 36 bulan. Chu et al. 34 yang hanya menggunakan gigi

anterior maksila pada penelitian anak prasekolah menemukan bahwa selama 30

bulan, kelompok SDF menunjukkan rerata jumlah lesi baru yang lebih sedikit

(0,47) dibandingkan dengan kelompok kontrol air (1,58).

SDF Untuk Penghentian Karies dan Pencegahan Pada Molar Pertama

Permanen

Braga et al.41 mencatat bahwa SDF menunjukkan kemampuan yang lebih cepat

untuk menghentikan karies dibandingkan dengan teknik lain. Llodra et al.21

menyatakan bahwa aplikasi SDF dua kali dalam setahun dapat menghentikan
karies pada molar pertama permanen. Monse et al. 42 melaporkan bahwa aplikasi

satu kali SDF 38% pada permukaan oklusal molar pertama permanen pada anak

usia 6-8 tahun bukan merupakan metode efektif untuk mencegah timbulnya lesi

karies dentin baru pada anak-anak. Namun, Llodra et al. dan Liu et al. memastikan

pencegahan lesi karies baru pada molar pertama permanen dengan menggunakan

SDF.21,43

Perbandingan Antara Gigi-Geligi Sulung dan Molar Pertama Permanen

Llodra et al. menyatakan bahwa SDF menunjukkan efektivitas yang lebih baik

untuk menghentikan karies pada gigi-geligi sulung dibandingkan molar pertama

permanen. Rerata jumlah permukaan karies baru yang diamati pada gigi-geligi

sulung selama penelitian adalah 0,29 untuk kelompok SDF dibandingkan dengan

1,43 pada kelompok kontrol. Rerata permukaan karies baru pada molar pertama

permanen adalah 0,37 pada kelompok SDF dibandingkan dengan 1,06 pada

kelompok kontrol.21

Penelitian-Penelitian Mengenai SDF Dengan Bahan Restoratif Lain dan

Agen Fluoride Topikal

Berdasarkan literatur yang tersedia, kecocokan bonding SDF secara in vitro

dengan glass ionomer dan resin komposit memberikan SDF tempat penting pada

inventaris kedokteran gigi anak.44,45 Mei et al. menegevaluasi efek SDF 38% untuk

mencegah karies sekunder pada restorasi glass ionomer cement (GIC) dan CR

serta menyimpulkan bahwa conditioning dengan SDF 38% dapat mengurangi

karies sekunder di bawah restorasi GIC dan CR. 46 dos Santos et al.36

membandingkan GIC dengan SDF 30% pada follow-up 12 bulan, dan SDF
bekerja lebih baik secara signifikan dibandingkan GIC pada 12 bulan, meskipun

varians ini tidak signifikan secara statistik.

McDonald dan Sheiham47 secara klinis membandingkan aplikasi stannous fluoride

(SnF2); aplikasi SnF2 dan SDF; aplikasi SnF2 dan SDF diikuti dengan preparasi

kavitas minimal dan penggunaan CR; dan preparasi kavitas minimal serta CR saja

dan tidak ada perlakuan. Mereka menyimpulkan bahwa karies berkembang hanya

pada 5% dari kelompok SDF/SnF2 dan 11% pada kelompok CR.

Varnish sodium fluoride (NaF) disarankan oleh banyak peneliti untuk aplikasi

pada permukaan gigi yang sehat, ketika aplikasi SDF telah selesai untuk lesi

berkavitas. Chu et al.34 membandingkan SDF 38% dan varnish fluoride (NaF 5%)

selama follow-up 30 bulan dan menunjukkan bahwa SDF bekerja lebih baik

secara signifikan dibandingkan varnish fluoride (NaF 5%) pada follow-up 18

bulan dan 30 bulan, meskipun varians ini tidak signifikan secara statistik.

Berdasarkan Shah et al., SDF lebih efisien mengurangi jumlah permukaan karies

baru, dibandingkan dengan varnish NaF dan gel acidulated phosphate fluoride

(APF).48

Poin Perhatian Sehubungan Dengan SDF

Perhatian utama adalah dosis fluoride SDF anak. Satu tetes (0,05 ml) SDF,

memadai untuk merawat enam gigi, mengandung 2,24 mg F/dosis dan aplikasi

satu tets SDF akan menghasilkan jumlah fluoride yang leih sedikit dibandingkan

yang terdapat pada 0,25 ml varnish topikal fluoride. Semua penelitian mengenai

SDF melaporkan bahwa tidak ada efek samping sistemik atau kematian yang

dilaporkan, meskipun efek jangka panjang paparan berulang terhadap senyawa


perak tidak diketahui.13,22,26 Namun, untuk efek kumulatif penyerapan dan risiko

keracunan perak terjadi, total paparan perak sepanjang hidup adalah 1 g, sama

dengan hampir 400 kali aplikasi SDF yang diperlukan berdasarkan U.S

Environmental Protection Agency.49

Perhatian lain adalah diskolorasi hitam 10,11,34,40 pada lesi terhenti setelah aplikasi

SDF (Gambar 2B dan 3B). Orang tua dan anak sebaiknya diinformasikan bahwa

aplikasi SDF menyebabkan stain hitam atau coklat tua, karena dentin terinfeksi

yang lunak menjadi keras dan terbentuk permukaan sklerotik gelap pada gigi.

Efek merugikan yang berhubungan dengan konsentrasi aplikasi SDF selain

staining gigi adalah rasa logam, iritasi pulpa dan jaringan lunak, 17 Terbentuknya

lesi puith kecil reversible pada mukosa mulut,34 dan gingivitis.19,24

Gotjamanos50 membuat pemeriksaan histologis pulpa gigi sulung yang karies

setelah 3-56 bulan perawatan dengan teknik “atraumatik” menggunakan 40% AgF

pada karies residual dan restorasi dengan GIC. Total 50 dari 55 gigi menunjukkan

respon pulpa yang memuaskan, dengan adanya dentin reparatif yang banyak serta

lapisan odontoblast yang luas. Dia menyimpulkan bahwa akseptabilitas biologis

AgF untuk merawat dentin karies tidak dapat dijawab berdasarkan status

histologis saja dan menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan klinisnya.

Pada penelitian ang diilih yang menggunakan SDF 30% dan 38%, efek samping

seperti stain hitam dan lesi oral dilaporkan. 10,34,40 Penulis mempostulatkan bahwa

konsentrasi rendah mungkin mengurangi efek merugikan; namun, efektivitas SDF

kadar rendah ini adalah lebih rendah dibandingkan dengan SDF 38% dalam

menghentikan dana tau mencegah karies pada anak.


Knight et al.44 melaporkan bahwa diskolorasi gigi akan dikurangi dengan

penambahan potassium iodide (KI) sebelum aplikasi SDF. Sayed et al.

melaporkan bahwa biomolekul glutathione juga memengaruhi penurunan

diskolorasi gigi setelah aplikasi SDF, khususnya pada enamel dan sedikit pada

dentin.51 Namun, KI dikontraindikasikan pada wanita hamil dan selama 6 bulan

pertama entiroiyusui karena perhatian mengenai tiroid yang sedang berkembang

pada anak, sehubungan dengan overdosis iodin.13

Pertimbangan SDF yang Lain

Selain masalah yang disebutkan di atas, harus diingat bahwa SDF tidak akan

merawat atau memberantas karies gigi, tetapi merusak atau menghentikan proses

karies pada permukaan yang diberi. Ini dapat membantu dalam remineralisasi lesi

jika lingkungan mulut kondusif. Silver diamine fluoride tidak mengembalikan

struktur dan fungsi gigi menjadi normal. Selain itu, bila terdapat kerusakan gigi

yang cukup parah, oklusi dan hasil klinis jangka panjang dapat memburuk jika

restorasi bentuk dan fungsi gigi yang dirawat tidak dilakukan.52

KESIMPULAN

Silver diamine fluoride dapat menjadi pilihan yang efektif, terjangkau, dan

berkelanjutan untuk anak dan remaja yang berisiko tinggi pada seluruh kelompok

usia dalam menghentikan karies. Bahan ini merupakan agen antimikroba pada

pencegahan pembentukan biofilm dan karies. Indikasi tambahan meliputi orang-

orang yang tidak tahan dengan modalitas perawatan restoratif konvensional,

orang-orang yang tidak dapat mengakses fasilitas kesehatan gigi, dan orang-orang
dengan berkebutuhan khusus. Bukti meunjukkan bahwa aplikasi SDF dua kali

setahun berguna untuk menghentikan atau mencegah karies gigi dibandingkan

placebo atau modalitas alternatif lain. Disarankan penggunaan SDF secara

berkelanjutan hingga gigi direstorasi atau eksfoliasi.

Penelitian di masa datang direkomendasikan untuk menentukan status lesi terhenti

jika perawatan dihentikan setelah 2-3 tahun bersama dengan keamanan jangka

panjang SDF pada penggunaan berulang. Penelitian juga direkomendasikan untuk

menilai efektivitas SDF terkait pencegahan karies gigi pada molar permanen.

Anda mungkin juga menyukai