Gutta percha telah digunakan sebagai bahan pengisi saluran akar selama
lebih dari 100 tahun. Terdapat dua jenis gutta percha point yang telah diproduksi
yaitu standardised point atau cone dan nonstandardized atau accessory point.
Nonstandardized point mempunyai ukuran yang bervariasi seperti extra fine, fine
atau medium, tergantung dari buatan pabrik. Perbedaan kedua jenis point ini
adalah nonstandardized point lebih tapered (Messing dan Stock, 1988).
Material gutta percha yang sudah lama dijadikan bahan pengisi saluran akar ini
terbuat dari olahan karet dari beberapa jenis pohon tropikal. Gutta percha secara
alami mengandung 1,4 polyisoprene dan lebih keras, lebih rapuh dan lebih elastik
daripada karet biasa. Cones gutta percha modern untuk material pengisi saluran
akar mengandung sekitar 20% gutta-percha, zinc oxide 60-75%, dan sisanya 5%-
10% berupa beberapa jenis resin, wax dan garam metal. Gutta percha antiseptik
dengan agen mikrobial telah diusulkan, namun tidak ada informasi mengenai efek
dari bahan aditifnya. Material cone gutta percha memiliki ketebalan 1 mm dan
bersifat radiopak (Cohen dan Hargreaves, 2006).
Persentase komposisi gutta percha:
1. Sifat Biologis
Gutta percha memiliki sifat tidak mengiritasi jaringan lunak dan pulpa,
tidak berbau sebagai bahan pengisian saluran akar. Bahan ini mudah disterilkan
dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri/ aktivitas anti bakteri dengan
menggunakan desinfektan dingin seperti larutan metafen tak berwarna atau
senyawa amonium kuartener seperti zefiran, larutan tiomersal 0,1 % dan etil
alcohol 60 %. Kombinasi zinc oxide eugenol dan ikatan acrylic diameter 160
tidak memberikan efek negatif pada periodonsium sedangkan calcium hydroxide
dapat efek rangsangan penutupan pada apeks saluran akar (Grossman, 1995;
Harty, 1992; Grossman, 1978).
2. Sifat Fisik
Gutta percha point dikenal dengan sifat plastisitas. Untuk medapatkan
sifat plastisitas digunakan teknik melalui pemanasan (thermoplasticied
guttapercha technique) dan secara kimiawi (kloroperca, eucaperca).
Dengan cara thermoplastik menggunakan lebih banyak panas untuk menaikkan
plastisitas gutta percha dan sedikit tekanan sedangkan dengan menggunakan
pelarut kimiawi mengurangi viskositas gutta percha pada keadaan yang lebih cair
dan menaikkan plastisitasnya melebihi plastisitas pada keadaan thermoplastik.
Bentuk molekul trans linear dan sifat kristalnya lebih cepat sehingga
mengakibatkan gutta percha lebih keras dan kaku sehingga lebih mudah patah
serta kurang elastik dari pada getah murni (Grossman, 1995; Nicholls, 1984;
Grossman, 1952).
3. Sifat Thermis
Karakteristik temperatur gutta percha berdasarkan proses terjadinya
kristalisasi dibagi atas 2 bentuk yaitu alpha dan beta. Bentuk fase beta melunak
sekitar 98,60F (370C) berubah menjadi bentuk kristal ke fase alfa sekitar 107,6 0F-
111,20F (420C- 440C) dan akhirnya mengerut, berbentuk amorphous. Gutta percha
mengalami 60% kristalisasi dan 40% memiliki bentuk amorphous.
Hasil pembentukan fase alpha dapat mengalami pengerutan sedikit akan
tetapi kompaksi tekanan serta penggunaan teknik yang baik dapat mengurangi
proses pengerutan.
Gutta percha dapat dilunakkan dengan pelarut kimia untuk meningkatkan
adaptasi dalam persiapan pengisian saluran akar. Akan tetapi proses pengerutan
dapat terjadi dan jaringan periradikuler dapat mengalami iritasi oleh karena proses
penguapan bahan pelarut. Hal ini disebabkan karena bahan pelarut sulit
menjangkau saluran gigi atau kurang kehati-hatian di dalam menumpatkan
sejumlah gutta percha yang lunak ke dalam jaringan periradikuler (Cohen, 1998;
William, 1979).
4. Sifat Kimia
Struktur kimia gutta percha secara alamiah berasal dari polimer Isoprene
(C5H8) yang merupakan molekul polimer organik yang ditandai suatu atom ikatan
rantai kovalen. Struktur isomer gutta percha adalah trans -1, 4-poly isoprene, di
mana memiliki struktur yang teratur yang dapat mengalami kristalisasi sehingga
tampak keras dan kaku (Cohen, 1998; William, 1979).
1. Guttap cone
Berbentuk cone (conus) sebagai bahan pengisi utama. Ukuran
gutta- percha pengisi yang sama dengan ukuran jarum endodontik, dari besaran 15
sampai 140, sesuai dengan standard ADA dan ISO, gutta
p e r c h a i n i d a p a t disterilkan dengan alkohol 70%, c hlorhexidine 2%,
atau sodium hipoklorit (5%).
2. Guttap point
Bentuk sesuai dengan standard ISO dengan penambahan
diameter keruncingan 2% per mm.
3. Guttappoint protaper
Dengan penambahan keruncingan 4%, 6%, 12% per mm. Namun
demikian masih banyak sistem keruncingan yang berbeda karena
tergantung pada merek misalnya: core filler gutta percha, gutta percha point,
yang menggunakan inti dari resin.
Inert
Berdimensi stabil
Tidak menyebabkan alergi
Antibakteri
Tidak menyebabkan pewarnaan pada dentin
Radiopak
Dapat dilunakkan dengan panas
Dapat dilunakkan dengan larutan organik
Dapat dikeluarkan dari saluran akar bila diperlukan
(Ford, 2004)
2. Amalagam
DAFTAR PUSTAKA
Cohen S. 1998. Pathways of Pulp, 7th ed. Philadelphia : Mosby Inc.
Cohen S, dan Hargreaves KM. 2006. Pathways of The Pulp, 9th ed. St. Louis:
Mosby Elsevier.
Ford TRP. 2004. Endodontics in Clinical Practice. 5th edition. London : Kings
college.
Grossman LI. Dental Formulas and Aids to Dental Practice. Philadelphia : Lea
and Febiger Company Ltd.
Grossman IL. 1978. Endodontic Practice, 6th ed. Philadelphia : Toppen Company
Ltd
Grossman IL. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. edisi 11. Alih bahasa :
Abyono R. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Heptorina, Y. 2007. Case Report : Perawatan Bedah Apeks Reseksi pada Gigi
yang Direstorasi Mahkota Pasak dengan Granuloma Periapeks.
MessingJJ dan Stock CJR. 1988. A Colour Atlas of Endodontics. London: Wolfe
Medical Publications Ltd.
Nicholls E. 1984. Endodontics. 3th edition. Bristol : J Wright and Sons Ltd.