Anda di halaman 1dari 65

Lab IMTKG

 Semen telah digunakan sebagai penahan


restorasi single atau protesa pada posisi
yang tepat dalam mulut
 Semen dapat digunakan untuk keperluan :
- Restoratif
- Endodontik
- Ortodontik
- Periodontik
- Bedah
 Semen yang berbasis air → reaksi asam
basa → bersifat asam selama proses
sementasi
 Semen yang berbasis resin → sifat kimia →
resin komposit
 Semen berbasis minyak → perekat restorasi
sementara.
Untuk semen berbasis air → ANSI/ADA
specification no 96 ( ISO 9917 )
 Ketebalan lapisan semen
→ ANSI/ADA specification No 96 :
- Maksimal ketebalan film 25 ʯm
semakin berat konsistensinya → semakin besar
ketebalannya
 Viskositas
- Konsistensi semen dapat dihitung dengan
mengukur viskositas
- Temperatur dan waktu ↑ → ↑viskositas
semen
 Setting Time
- Sama pentingnya dengan viskositas
- ANSI/ADA Specification No 96 → Net setting
time → berdasarkan pada konsistensi luting
→ 2,5 dan 8 menit pada temperatur 37 C
 Strength
- ANSI/ADA specification No 96 ( ISO 9917 )
→ minimal dalam 24 jam → compressive
strength → 70 MPa
 Solubility
- ANSI/ADA No 96 → rata2 maksimal dari
erosi oleh asam
 Merupakan bahan material KG berbahan
dasar air
 Kompleks organik dan anorganik dengan
berat molekul tinggi

 Campuran antara powder partikel filler


dengan larutan matriks poliacid

 Hasil reaksi asam basa antara


fluoroaluminasilika glass dengan asam
polikarboksilat dalam air  1st GIC
 sebagai bahan tambal
dan semen dasar
 reaksi antara glass dan
asam polialkeonik
 Glass : slica ( siO2)
dan alumunina (
Al2O3) yang dicampur
dalam fluks calcium
fluoride ( CaF2)
 Powder : kalsium
fluoroaluminosilikat
Komposisi Berat (%)

yang larut dalam 1.


2.
SiO2 (quartz)
Al2O3 (alumina)
29,0
16,6
asam 3. CaF2(fluorite) 34,2

Radioopak :
4. Na3AlF6 5,0
- (cryolite) 5,3
Lanthanum, 5.
6.
AlF3
AlPO4
9,9

strontium, barium
dan oksida seng
- Ukuran : 20 -50 ʯm
 Pada GiC yang baru
: kopolimer dengan
asam itakonik,
maleik atau
trikarbosilik
 Asam yang biasa
dipakai : asam
polyacrylic
 Liquid : asam
poliakrilat 50 %
 Sering juga disebut semen
polialkenoat
 Menghasilkan ikatan adhesi
secara kimia yang sangat
kuat dengan struktur gigi
 Berdasarkan formula dan
penggunaanya dibagi
menjadi :
- Tipe I : bahan perekat
- Tipe II : bahan restorasi
- Tipe III: basis atau pelapis
 Digunakan sebagai sementasi crown,
bridge,inlay,pesawat orto  adaptasi yang
baik dengan dinding vertikal dan akurat.
Tensile strengthny kecil yi 2-4 MPa
 Setting rate : fast set
 p/L ratio : 1,5:1
 Lapisan : ≤20μ
 Hasil akhirnya, terbentuknya film thickness ok
memiliki flow yang baik
 Solubility rendah pada rongga mulut
 Tensile Strength dan resistensi terhadap abrasi
 Fluoride release
 Biocompatibilitas terhadap pulpa dan jar ggv
baik  ujian
 Type 2.1 restorative aestetic
◦ Digunakan : restorasi estetik
◦ Setting rate :
 autocure slow resisten terhadap air yang
dikeluarkan dan hilang
 Resin modified fast set, immediate resistence terhadap
water uptake
◦ P/L : 3:1 atau lebih
 Tipe 2.2 restorative reinforced
◦ Fungsi : menambah kekuatan fisik
◦ Setting rate : cepat
◦ P/L : 3:1
 Estetik dan translucency baik autocure
maupun resin modified
 Adhesi yang baik sehingga mencegah
microleakage
 Fluoride release
 Biocompatible dengan jaringan gigi dan pulpa
 Lining
◦ Fungsi : sebagai termal barrier pada
restorasi logam
◦ Setting : autocure dan dual cure
◦ P/L : 1,5: 1
 Base
◦ Fungsi : sebagai kombinasi pada sandwich
◦ Setting : Fast
◦ P/L :3:1
 Rasio P / L = 1,3 : 1
 Powder dan liquid diletakkan pada glass
slab atau kertas
 Powder dibagi menjadi 2 bagian yang sama
besar
 Bagian yang pertama dicampur dengan
spatula yang kaku→ tambahkan bagian
yang kedua
 Waktu pengadukan 20 – 60 detik
 Produk dalam kapsul : 10 detik →
pencampur mekanik
 Sementasi permanen
 Sebagai dasar/ basis
 Bahan tambal kelas 5
 Pit dan fissure sealant
 Bahan pengisi saluran akar
 Sementasi cincin orto
 Polimerisasi : self cure dan light cure
 Bentuk : powder – liquid, pasta-pasta,
kapsul

Komposisi
 Powder : Fluoroaluminosilicate glass,
microencapsulated potassium persulfate
dan katalis : asam askorbat
 Liquid : ASam polikarboksilat yang
dimodifikasi dengan ditambahkan
gugusmethacrylate, HEMA, asam tartarik
1.Reaksi asam basa
2.Reaksi polimerisasi baik secara light cure atau
self cure dari gugus methacrylate

Menurut ANSI/ADA spec N0. 96 ( ISO 9917, bag


2 ) dibagi :

Tipe I : berbasis air dan setting berdasarkan


banyak reaksi termasuk reaksi asam basa dan
polimerisasi
Tipe II : Semen hanya setting setelah
diaplikasikan sinar
 Self cure → sementasi permanen dari
metal/keramik crown : jembatan, inlay logam,
onlay dan crown.
- Bisa juga dipakai → liner amalgam, basis,
restorasi sementara, sementasi restorasi
keramik
 Light cure RMGIC → Liner dan basis
 Terdiri dari powder dan liquid
 Komposisi :
- Powder : Zinc oxide dan Magnesium oxide
- Liquid : Asam poliakrilat 32% - 42% dengan
berat molekul 25000 – 50000 .
Kontrol viskositas : Sodium hydroksida, asam
itaconik dan tartarik ( menstabilkan liquid )
 Rasio P/L = 1 : 1
 Campuran semen → pseudoplastik
 Flow ↑ → peningkatan pengadukandan
tekanan
 Waktu pencampuran : 20 – 60 detik
 Memperpanjang waktu kerja → glass slab
yang dingin
 Lutting cement : sementasi inlay logam,
crown
 Membuat basis
 Melekatkan ortodontic band
 Sementasi stainless steel crown pada anak-
anak
 Komposisi
 Zinz Phosphat →Kadar air sangat
berpengaruh terhadap kecepatan reaksi
bubuk.
 Garam-garam juga membantu kecepatan
reaksi dan ion-ion alumunium membantu
pembentukan hasil semen yang lebih kuat.

Zinc oxida + Asam fosfat  amorphous zinc fosfat


• Amorphous zinc fosfat membentuk ikatan bersama dengan
Zn-oxida yang bersisa dan unsur-unsur lainnya, membentuk
suatu massa yang keras yang terdiri dari sisa partikel Zn-oxide
dalam lapisan fosfat.
 WAKTU PENGERASAN : 4-9 menit.
 Working time dapat diperpanjang dengan
mendinginkan mixing slab dan sebaliknya.
 Dikenal ada 2 jenis
 “Type I fine grain”, dapat menghasilkan ketebalan
kurang dari 40 mikron
 ”Type II medium grain”, dapat menghasilkan ketebalan
kurang dari 40 mikron
 Sebagai Lutting → restorasi logam
 Retensi cincin ortodontik
 Sebagai basis
◦ Semen dapat menyebabkan iritasi pulpa →
keasaman dan tekanan osmotik.
◦ pH awal pengadukan 4.2 setelah 3 menit
pengadukan setelah 1 jam meningkat →
mencapai 6 dan netral dalam 48 jam
◦ Semen yang sudah mengeras masih ada
kemungkinan terjadi kebocoran (bila berkontak
dengan saliva)
Komposit dan Resin adhesif
 Semen berbasis resin komposit →
sementasi crown, bridge konvensional,
dan melekatkan bracket ortodontik ke
email
 ISO 4049 ( ANSI / ADA No. 27 ) membagi
komposit menjadi :
1. Bahan self cure
2. Bahan light cure
3. Bahan dual cure
 Class 1,2,3 : ketebalan lapisan maksimum
50ʯm
 Class 1,3 : working time minimal 60 detik
 Class I,3 : setting time maksimal 10 menit
 Class 2 ; kedalaman cure 0,5mm ( opak ),
1,5 mm ( yang lain )
 Class 1,2,3 → water sorption maksimal 40
ʯg/mm3
 Class 1,2,3 solubility, maksimal 7,5
ʯg/mm3
 Sejak 1952 → semen Resin berbasis methyl
methacrylate → sementasi inlay, crown
 1970 → Resin komposit → semen crown dan
bridge
 Sekarang → semen self cure resin
 Self cure → oligomer diacrylate yang
dilarutkan dalam monomer dimethacrylate,
silica silanated atau glass
Initiator : amin peroksida
 Bubuk dan cairan ditambah dengan 4 (
META ) yang dicampur dengan monomer
methacrylate dan filler resin akrilik
Katalis : tributhylborane
 Semen Phosphonate ( dalam 2 pasta )
mengandung : Bis GMA dan filler : silanated
quartz
 Resin semen adhesive dan resin semen
dengan penambahan bahan bonding →
mahkota logam, jembatan, pasak dan inti
 Semen adhesive → mengikat gigi tiruan
akrilik dan metal removable partial denture
frame work ke gigi
 Self adhesive baru, self curing automixed →
sementasi seluruh jenis restorasi tanpa
memakai bahan bonding yang terpisah
 Akhir 1980 → bonding all ceramic, mahkota
yang sewarna gigi, inlay , onlay
 Dual cure resin komposit → feldspatic, press
leucite, Cad/Cam prepared leucite ceramic
restoration
 Resin yang lightcure lebih stabil dibanding
dual cure
 Merupakan semen yang berbasis resin →
mahkota dan jembatan cast alloy dan inlay dan
onlay cast gold
 Sebagai bonding ortodontik

Komposisi :
- Powder : strontium alumunium fluorosilicate
glass dan self dan inisiator sinar
- Liquid : Methacrylate yang yang terpolimerisasi/
monomer asam karboksilat, akrilat multifungsi
/ monomer phosphat, monomer diacrylate dan
air
 Bisa secara self dan light cure
 Ketika berkontak dengan cairan mulut maka
akan terjadi reaksi asam basa
 Gugus asam karboksilat → kemampuan
adhesif
Zinc Oxide Eugenol dan semen noneugenol
 Dipakai sejak 1890
 Compatible dengan jaringan keras dan lunak
mulut
 Kekuatan rendah dibanding semen berbasis
air atau resin
 Digunakan pada situasi dimana kekuatan
tidak begitu penting
 Mempunyai efek sedatif
Komposisi :

Kegunaan :
 Pelekat restorasi sementara
 Soft tisue pack pada OS dan perio
 Root canal sealer
 Menurut ANSI/ADA No.30 ( ISO 3107 )
 Sementasi sementara
Keuntungan :
- Retensi cukup baik
- Tidak bau
- Mudah di hilangkan
- Mudah dibersihkan
- Compressive strength : 15-24 Mpa
 Restorasi sementara
 Basis
- Mempunyai Cs → 5.5 -35 Mpa
- Mempunyai kemampuan mengisolasi
termal → hampir sama dengan dentin
 Endodontic sealer
- Bisa dipakai bersama gutta percha
ataupun berdiri sendiri
Menurut ANSI / ADA No.57 ( ISO 6876 )
mengenai syarat bahan material sebagai
pengisi saluran akar
 Viskositas : 8- 680.000 cp
 Settingtime : 15 menit – 12 jam → Lebih
cepat set pada suhu mulut
 Ketebalan lapsan : 80 – 500 ʯm
 Compressive strength : 8 – 50 Mpa
 Kelarutan : 0,1 % - 3.5 %
 Radioopaksitas :
- Sealer : 0,10 – 0.98
- Gutta percha : 0,78
 Perubahan dimensi : 0,75 % - 5.0 %
 Sebagai barier → lewatnya iritan dari semen dan
mengurangi penetrasi dari cairan mulut pada
permukaan restorasi

 Fungsi :
- Mengurangi sensitivitas setelah aplikasi
- Tidak berikatan dengan struktur gigi

 Komposisi :
- satu atau lebih resin dari : gums, resin sintetik atau
rosin
- Pelarut : chloroform, alkohol, aseton, benzene,
toluene. Etil asetat dan amyl asetat
- Bahan medicinal : chlorobutanol, tymol dan
 Sifat :
- Mengurangi
terlepasnya asam
phosphoric kedalam
dentin underlying
- Mengurangi leakage
sekitar tepi dan
dinding restorasi
metal
Manipulasi
 Menggunakan cotton pelets
 Gunakan tekanan udara ringan untuk
mengeringkannya

Aplikasi
 Digunakan pada permukaan dentin untuk
meminimalisasi penetrasi dari asam dari
semen zinc Phosphat
 Mencegah penetrasi produk korosi
amalgam kedalam dentin
 Varnish → tidak boleh dibawah resin
komposit → menutup tubuli dentin
Yang biasa dipakai :
- Kalsium hidroksida
- Semen ZnOE

 Kalsium hidroksida
Komposisi :
- Base : Calsium tungstate, tribasic calsium phosphat
dan Zinc oxide dalam glycol salicylate
- Katalis : Calsium hydroxide, zinc oxide, zinc
stearate dalam ethylene toluene sulfonamide
- Filler : calsium tungstate atau Barium sulfate →
radioopak
- Lightcure calsium hydroxide → calsium hydroxide,
barium sulfate yang larut dalam resin urethane
dimethacrylate
 Semen ZOE nonmodified ( tipe IV ) tertulis
pada ANSI/ADA No.30 ( ISO 3107 )

Sifat Cavity Liner


- Calcium hydroxide → lining kavitas yang
dalam → direct pulp capping
- Efek anti bakteri Calcium hydroxide →
indirect pulp capping
- ZOE → kavitas dalam → mencegah
penetrasi asam dan efek sedatif pada pulpa

Anda mungkin juga menyukai