Anda di halaman 1dari 9

Fase Gamma 2  menyebabkan korosi

1. Perbedaan liner & basis

Liner Basis
Pengaplikasiannya tipis hanya 0.5 mm Pengaplikasiannya lebih tebal yaitu 0.75
– 1 mm
Biasanya untuk kavitas dengan dentin Biasanya untuk kavitas dengan dentin
masih tebal yaitu sekitar 2mm yang tipis sehingga tersupport oleh
basis tersebut.
Proteksi / isolator thermal agar tidak Menahan tekanan kondensasi saat
ngilu. pengunyahan

Misalnya ada liner kemudian tumpatan


diatasnya logam  logam
menghantarkan panas  gigi bs ngilu,
tp bisa di halangi dengan liner.
Sama halnya dengan resin komposit,
resin komposit memiliki komposisi
Hema yg toxic terhadap pulpa, liner
menghalangi hal ini

2. Dental cement

A. Zinc Phospate

o Sediaannya powder + liquid  teknik pengadukannya disebut teknik


figure of 8. Teknik pengadukan ini hanya menggunakan glass lab tanpa
paper pad dengan tujuan memperluas daerah adukan sehingga panas yg
dihasilkan diserap glass lab
o Menghasilkan panas  eksotermis
o Zinc phosphate lebih kearah bahan basis, namun karena sifatnya yang
eksotermis, jadi skrg diganti GIC
o Selain menjadi bahan basis, dapat juga digunakan sebagai sub basis pasca
pulpotomy (pulpotomy harus isi sub basis) non vital diatas ZnOE untuk
mendukung ZnOE yang memiliki compressive strength rendah (TIDAK
BOLEH DI GIGI VITAL KRN MENGHASILKAN PANAS) . sub basis itu setebal
basis

B. Zinc Policarboksilat

o Sediaannya powder + liquid  teknik pengadukannya disebut teknik


rotary.
o Dapat digunakan untuk resementasi restorasi indirect
o Untuk gigi pasien yang sensitive, ada beberapa gigi yg tidak kuat dengan
asam basa dalam kandunga GIC cement, sehingga digunakan. Zinc.
Polikarboksilat
C. ZnOE
o Sediaannya powder + liquid  teknik pengadukannya disebut teknik
rotary dengan mixing pad & paper pad
o Memiliki sifat antibakteri
o Memiliki sifat. Sedative ringan
o Bahan pengisi gigi sulung karena memiliki sifat antibakteri dan bisa
diserap tubuh
o Bisa digunakan untuk luting cement pada insersi sementara

D. GIC
o Sediaan GIC powder dan liquid
Powder mengandung fluoroaminosilikat glass , dan liquid mengandung
asam poliakrilat seperti dentin conditioner
o Tipe GIC:
- Tipe 1 : Luting cement
bond strength GIC tinggi, cocok untuk sementasi tetap
- Tipe 2  restorasi
2.1 Untuk restorasi gigi anterior, sifat optic diperbaiki pada
tipe ini (estetik reinforce)
2.2 Untuk restorasi gigi posterior, mechanical properties
ditingkatkan
- Tipe 3  Liner & basis
3.1 liner / basis untuk restorasi logam. Sifat thermal
dimodifikasi agar panas tidak mengenai pulpa. Cth :
liner / basis untuk resto inlay, onlay
3.2 biasanya dipergunakan untuk restorasi komposit /
teknik sandwich. Tapi tidak bisa dilakukan dalam 1 visit
karena memiliki memiliki sifat water in- water out.
selama 24 jam dibiarkan agar polimerisasi sempurna
** apabila menggunakan GIC sebagai bahan basis, GIC dapat
membantu remineralisasi affected dentin

- Tipe 4  Fissure Sealant


- Tipe 5  Orthodontic Cement
- Tipe 6  Core Build Up
- Tipe 7  Surface protection
- Tipe 8  ART
- Tipe 9  restorasi gigi desidui

o Teknik manipulasi GIC  Fold & Press. Pada saat manipulasi harus
menggunakan paper pad agar asam poliakrilat tidak bereaksi dengan
kaca/glass lab.
o Ikatan GIC secara fisikokemikal (ikatan TERKUAT)
Fisiko  GIC dapat masuk dan memiliki retensi yang baik terhadap
permukaan ireguler
Kemikal  terdapat ion exchange antara gigi dan GIC. GIC mengeluarkan
ion ion karboksil (COO-) dan dari gigi ada ion C yang membentuk ikatan
ionic
o GIC memiliki sifat fluoride reservoir. Berikut penjelasan mekanismenya :
Pada saat dilakukan manipulasi antara powder GIC (fluoroaminosilikat
glass) + liquid (asam poliakrilat) dan bereaksi, ada 3 ion yang bebas yaitu:
- Fluoride
- Alumino
- Gugus karboksilat (COO-)
Terjadi cross – linking ion oleh ion amino + gugus karboksilat, karena
fluoride sendirian, tidak terikat oleh siapapun maka terjadi liching
(fluoride lepas), pada saat dilakukan proses penambalan, ion fluor
bertambah dan menjadi banyak, dia kan loncat berpindah keluar karena
perbedaan potensi (depleated) agar seimbang daerah luar dan dalam.
Apabila sudah seimbang jumlah fluoride luar dan dalam serta tdk ada fase
depleated lagi, itu disebut fase equilibrium.
Apabila dilakukan TAF diatas tambalan GIC  maka fluride akan masuk
kembali dan akan dikeluarkan kembali apabila terjadi perbedaan potensi

E. RMGIC
o Menambahkan komponen resin komposit yaitu hema (komponen matrix)
supaya mekanikal properties nya seperti komposit.
o Merupakan alternatif GIC tipe III untuk basis restorasi GIC 1 Visit

F. Resin Cement  sementasi all porcelain


G. Resin Akrilik
o Komponen resin akrilik **seluruh komponen2 harus dihafal
- Polimer  polimetil metakrilat (powder)
- Monomer  metil metakrilat (liquid)
- Inhibitor  hydroquinone
- Activator pada self cure  Dimetyl P- Tuloidina
- Inisiator di heat / self cure  benzoil peroxide
- Akselerator  amina tersier

o Fase resin akrilik

Sandy Stage Stringy Stage


Dough Stage

Apabila dimasukan Apabila dimasukan


Boleh dimasukan ke
dlm mould falam dlm mould falam
mould
fase ini akan porus fase, porositas akan
menyeluruh meluas

o Fase singkat mengenai processing akrilik yang akan berhubungan dengan


masalah2 saat packing akrilik
o Processing Akrilik

Masuk ke kuvet (flasking)  cor  tunggu sampai kering gips (gips tipe
III)  rebus di water bath sampai lilin habis (wax elamination)  packing
(masuk akrilik yang sudah dimanipulasi ke kuvet)  curing  deflasking

o Masalah dari packing akrilik


- Crazing : bercak putih berupa retakan karena tekanan
berlebihan saat packing
- Porositas (geleembung / kabut putuh isi gelembung krn terjebaknya
udara:
Porositas sering terjadi pada plat yang tebal karena pada saat kita
mengaduk powder + liquid resin akrilik, ada beberapa komponen yang
belum setting dan akan seting pada saat perebusan. Pada saat
perebusan, sebaiknya kita mulai dari suhu air biasa kemudian lama-
lama panas agar liquid monomer akrilik yang akan keluar dr dalam
bisa keluar. Apabila dr awal airnya sudah panas sekali, bagian luar
sudah setting, jadi liquid monomer tidak bs keluar dan terjebak
didalam.
- Porositas merata. : suhu polimerisasi terlalu tinggi

H. Resin Komposit
o Komponen resin komposit
- Matrix :
 merupakan komponen utama & termasuk golongan polymer.
Karena polymer memiliki sifat bisa menyerap air /warna yang
menyebabkan impact strength menurun, maka pasien
dianjurkan tidak makan/minum berwarna 24 jam setelah
tambal
 ukuran partikel matrix
matrix memiliki sifat water absorption & polymerization
shrinkage. Semakin besar ukuran partikel matrix maka semakin
besar shrinkage
 untuk meminimalisir shrinkage, dilakukan teknik layering /
incremental, horizontal / vertical.

- Filler :
komponennya ceramic / silica glass. Merupakan golongan polimer
juga, penjelasan sama dengan matrix
 Urutan partikel filler
 Makrofiller
Gol. Hybrid
 Mikrofiller
 Nanofilled
 Nanohybrid
Semakin halus ukuran filler maka retensi makanan di tumpatan,
penyerapan warnamenurun jadi warna stabil. Apabila ukuran filler
semakin besar, maka semakin tidak estetik, susah dipoles,kasar
namun compressive strength meningkat.
Pengecualian pada nanohybrid. Nanohybrid lebih kuat dari
makrofilled, namun nanohybrid hanya tersedia untuk anterior saja,
bisa pilih microfilled untuk posterior.

- Coupling agent :
Sylate  komponen pengikat pada resin komposit

- Akselerator : mempercepat polimerisasi


- Inhibitor : menginhibisi terjadinya polimerisasi
- Activator : mengaktivasi reaksi polimerisasi

o Konsistensi
1. Flowable komposit
Kandungan filler sedikit  Viskositas menurun dan flowabilitas
meningkat
2. Packable komposit
Kandungan di packable lbh banya filler sehingga semakin padat 
viskositas meningkat dan flowabilitas meningkat. cocok untuk build up
dinding kavitas

Tambahan tentang resin komposit:


- Teknik menambal ada incremental dll, sekarang ada yang lain teknik
buckfill ; yaitu teknik yang langsung dimasukin 1x curing tapi dengan
shrinkage rendah, high filler loading dan flowabilitas meningkat.
Namun ini harus menggunakan resin komposit khusus
- Apabila tumpatan undercure  tumpatan lepas
- Stress contraction  celah di tepi
- Karies sekunder  dibawah tumpatan ada bayangan hitam,
dibuktikan dengan RO

I. Klasifikasi bahan adhesive


Gen 4 Total etch 3 step Etsa + primer + adhesive
Gen 5 Total etch 2 step Etsa + primer, bonding
Gen 6 Self etch 2 step Etsa, primer, bonding
Gen 7 Self etch 1 step Etsa, primer, bonding
Gen 8 Dual cure , ada filler  compressive
strength meningkat
Biasanya digunakan untuk semen
pasak fiber

Etsa Primer Adhesive / Bonding

o Apabila komponen etsa berdiri sendiri, disebut dengan total etch  harus
dibilas
o Apabila etsa bergabung dengan komponen lain, disebut self etch 
gausah dibilas
o Yang tebaik ada;ah generasi 7 & 8
o Kapan kita gunakan self etch, kapan kita gunakan total etch? Kita lihat
dari apakah dasar kavitas terisolasi atau tidak.
- Apabila kontaminasinya sedikit seperti pada kls I (ada 4 dinding yang
tersisa)  gunakan total etch
- Apabila kemungkinan kontaminasi tinggi seperti pada kls II, IV, V
(dekat gingiva)  gunakan self. etch

Anda mungkin juga menyukai