Outline:
Material plastis estetis GIC, Resin-modified GIC, Resin Komposit, Polimer
Bonding agent
Material tumpatan sementara semen
Sifat
a) Working dan setting time
Ø Dapat diatur dengan mengatur komposisi glass, ukuran partikel, dan
penggunaan asam tartaric
Ø Setting time: 6-8 menit sejak dimulainya pencampuran
Ø Setting time dapat diperpanjang dengan cara mengaduk GIC di atas
slab yang dingin.
b) Sifat termal
Ø Ekspansi termal sama dengan gigi sehingga bahan ini banyak
digunakan.
c) Strength
Ø Compressive strength paling rendah jika dibandingkan dengan bahan
direct esthetic lain (188 Mpa) à mampu menahan tekanan oklusal
namun perlu perkembangan
Ø Flexural strength adalah 45-50 Mpa à nilai paling rendah di antara
bahan restorasi
Ø Paling kuat dibandingkan dengan semen yang menggunakan bubuk
zinc oxide, tetapi brittleà tidak dapat digunakan pada gigi posterior.
Ø Bond strength lebih rendah dibandingkan dengan komposit, tetapi klinis
menunjukkan perlekatan didaerah servikal lebih baik dari pada
komposit
d) Hardness
Ø Kurang keras dibandingkan dengan resin komposit.
e) Fluoride ion release dan uptake
Ø Melepaskan fluorideà menurunkan resiko terjadinya karies
(antikariogenik)
f) Adhesion
Ø Dapat berikatan langsung dengan dentin ataupun email
Ø Sifat adhesif terhadap email lebih baik daripada dentinà email 2x besar
dari dentin
g) Biocompatibility
Ø Cukup baik
Ø Luting cement dapat menyebabkan hipersensitivitas
Ø Tidak mengiritasi jaringan pulpa sejauh ketebalan antara pulpa dan
dentin tidak kurang dari 0,5 mm
Ø Kurang dari 0,5 mmà gunakan protective liner seperti Ca(OH)2
c) Kompomer
Nama lainnya komposit bermodifikasi polyacid
Digunakan pada area dengan tekanan bantalan yang rendah
Ditujukan pada pasien dengan risiko medium adanya karies
Komposisi:
-Monomer bermodifikasi polyacid, dengan silicate glass yang mampu melepas
fluoride, serta diformulasikan tanpa air
-Dikemas dalam formula pasta tunggal (single-paste) dalam suntikan
Reaksi:
-Dengan polimerisasi light-cured
-Reaksi berbasis asam terjadi begitu kompomer menyerap air setelah peletakan dan
berkontak dengan saliva (pengambilan air penting untuk transfer fluoride)
Sifat:
-Melepas fluoride secara mekanis (serupa dengan GIC dan RM-GIC)
-Daya pelepasan fluoride dan durasi lebih rendah dari GIC dan RM-GIC karena
sedikitnya glass ionomer
Manipulasi:
-Dikemas dalam dosis satuan compules
-Membutuhkan bonding agent untuk mengikat struktur gigi
-Menggunakan light-cured secara incremental 2-2.5 mm
d) Resin Komposit
Komposisi
1. Matriks
• Monomer dimethacrylate alifatik atau aromatic, yang umum digunakan
pada resin komposit:
o Bis-GMA (bisphenol-A-glycidyl methacrylate)
® Memiliki ikatan rantai ganda aromatik yang masing-masing mengalami
polimerisasi akibat dari free-radical initiator
® Membutuhkan monomer pengencer
o UDMA (urethane dimethacrylate)
® Memiliki ikatan rantai ganda aromatik yang masing-masing mengalami
polimerisasi akibat dari free-radical initiator
® Membutuhkan monomer pengencer
o TEGDMA (trietilen glikol dimetakrilat)
® Berperan sebagai cross-linked agent
• Bersifat kental/viscous, sehingga sulit dimanipulasi
• Monomer pengencer (diluting monomer): MMA (methymethacrilate), bis-
DMA (dimethacrilate), UDMA (urethene dimethacrilate), TEGDMA (Triethylene
Glycol dimethacrilate), EGDMA (ethylene glycol dimethacrilate)
• Semakin banyak diluting monomer, semakin besar pula polymerization
shrinkage.
2. Filler
• Bahan anorganik yaitu borosilicate glass, lithium atau barium aluminium
silicate, stronsium atau zinc glass, dan quartz atau zirconia
Fungsi filler:
Ø Reinforcement (Meningkatkan sifat fisik dan mekanik): Filler (keramik)
lebih keras daripada matriks (polimer)
Ø Mengurangi Polymerization Shrinkage / Contraction: Semakin banyak
filler, semakin sedikit monomer dan penyusutannya akan berkurang
Ø Mengurangi Thermal Expansion & Contraction: Polimer berbentuk
amorf dan dapat mengalami ekspansi, sedangkan keramik berstruktur
kristalin sehingga atomnya sulit bergerak.
Ø Control of Workability/Viscosity: Monomer bersifat cair dan filler bersifat
padat/kental, sehingga hasil campurannya berupa pasta
Ø Mengurangi Water Sorption: Filler memiliki water sorption yang rendah
Ø Memberikan Radiopacity dan menetapkan tingkat estetik: Unsur logam
berat dalam filler memiliki berat molekul dan sifat radiopacity yang tinggi.
3. Coupling Agent
• Silane
• Membuat ikatan antara material organik dan anorganik
• Apabila tidak ada coupling agent à tekanan yang seharusnya terbagi pada
matrix dan filler tidak akan lebih berat dibebankan pada matriks à
kemungkinan komposit rusak bertambah (fraktur, dsb)
• Terdapat 2 ujung:
Ø Methoxy
Berhidrolisis dengan filler yang bersifat anorganik
Ø Methacrylate double bond
Berkopolimerisasi dengan monomer yang bersifat organic
4. Initiator-Accelerator System
• Terdapat 2 cara polimerisasi RK: Light Cure dan Self Cure
• Light-cure
Initiator: Camphoroquinon & DMAEMA (dimetilaminoetil metakrilat) [Photosensitizer]
Accelerator: amin organik.
• Self-Cure
Initiator: Benzoyl peroksida
Accelerator: amin organic
5. Bahan Lain
a. Inhibitor
® Mencegah terjadinya accidental polymerization dari monomer
® Memperpanjang masa penyimpanan resin
® Memastikan sufficient working time
® Bahan yang sering digunakan: hydroquinone dan monometyhl ether hydroquinone
b. Penyerap UV
® Meminimalkan perubahan warna yang disebabkan oleh proses
oksidasi
® Bahan yang umum digunakan: camphorquinone dan 9-fluorenone
c. Opaficer
® Memastikan komposit terlihat di dalam sinar-X
® Bahan yang sering digunakan: titanium dioksida dan aluminium dioksida
d. Pigmen Warna
® Agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli
® Zat warna yang biasa dipergunakan:
• ferric oxide : coklat-kemerahan
• cadmium black : kehitaman
• mercuric sulfide : merah
2. Sifat Mekanik
a. Strength dan Modulus
• Compressive strength sangat penting karena adanya chewing force
• Flexural dan compressive modulus dari microfilled dan flowable komposit
lebih rendah 50% daripada komposit hybrid
• Tensile dan compressive strength lebih rendah daripada amalgam
à memungkinkan untuk dijadikan restorasi insisal
b. Knoop Hardness
• Tingkat kekerasan pada komposit lebih rendah dari enamel dan dental
amalgam
• Untuk komposit hanya 22-80kg/mm2, sedangkan enamel 343 kg/mm2
• Knoop Hardness pada fine particles komposit > dari microfine particles
komposit karena tingkat kekerasan serta volume partikel filler
• Menunjukkan adanya resistansi sedang pada tekanan
c. Kekuatan Ikatan pada Gigi
• Kekuatan ikatan komposit pada enamel dan dentin antara 20-30 MPa
• Pada dentin, lapisan hybrid dari ikatan resin dan kolagen sering terbentuk
• Ikatan adesif memasuki tubulus dentis
• Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit > resin akrilik
• Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur
memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut
insisal
d. Adhesi
• Terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak
disebabkan adanya gaya tarik – menarik yang timbul antara kedua benda
tersebut
• Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email
• Adhesi diperoleh dengan dua cara:
1. Dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi
melalui etsa (proses dengan asam kuat). Pengetsaan pada email
menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi
mekanis yang cukup baik.
2. Dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin
komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan
resin komposit tersebut (dentin bonding agent)
3. Sifat Kimia
• Komposit dapat menyerap air dan akan mempengaruhi warna dari komposit
• Komposit dapat menyerap cairan lain dari rongga mulut sehingga
menyebabkan kerusakan warna
• Chemical corrosion tidak umum terjadi, karena biasanya hanya terjadi pada
restorasi metal dan alloy
4. Sifat Biologi
• Jika terdapat komponen yang dikeluarkan / berdifusi dari bahan dan
mencapai pulpa à dapat membahayakan pulpa
• Komposit yang berpolimerisasi dengan tepat, relative dapat diterima jaringan,
karena menunjukkan kelarutan minimal dan unsur tidak bereaksi terlepaskan
dalam jumlah kecil untuk menyebabkan reaksi toksik
• Bahan komposit yang tidak mengeras atau inadequately cured composite
pada dasar kavitas à menimbulkan inflamasi pulpa
• Komposit dapat mengerut selama pengerasan dan memungkinkan terjadinya
kebocoran tepi à menyebabkan pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme
à timbulnya karies sekunder, reaksi pulpa, ataupun keduanya
5. Sifat Klinis
a. Depth of cure
• Komposit pada umumnya memiliki depth of cure 2-3mm.
• Tergantung dari panjang gelombang yang digunakan untuk menyinari,
radiasi sinarnya, dan penghamburan sinar oleh material restorasi
(komposit).
• Oleh karena itu, pada kavitas yang dalam, penambalan dilakukan secara
incremental.
b. Radiopacity
• Ketika komposit dipergunakan sebagai material restoratif posterior,
radiopacity merupakan komponen yang sangat penting
• Beberapa komposit memiliki radiopacity yang lebih rendah dibandingkan
dentin
• Hal ini tidak memadai karena X-Ray tidak akan menunjukkan keberadaan
karie
• Sebenarnya, belum jelas mengenai radiopacity yang optimal untuk
komposit; namun, komposit setidaknya sama radiopaque-nya dengan
enamel
BONDING AGENT
Definisi Bonding Agent
Bonding agent adalah material yang digunakan untuk merekatkan dua substansi yang
berbeda, atau merekatkan material dengan permukaan gigi.
Perekatan resin ke gigi adalah hasil dari beberapa kemungkinan mekanisme:
1. Penetrasi mekanik dari resin dan pembentukan resin tag (ikatan mekanik resin
dengan enamel).
2. Difusi-presipitasi substansi pada permukaan gigi dimana monomer resin dapat
berikatan secara kimiawi maupun mekanik.
3. Ikatan adsorpsi-kimiawi pada komponen inorganik (hydroxyapatite) atau
komponen organik (Kolagen Tipe I) struktur gigi.
4. Kombinasi dari ketiga mekanisme tersebut.
katan kimia sulit dicapai karena gigi memiliki komposisi yang kompleks. Material
yang dapat bereaksi kimia dengan hydroxyapatite antara lain: zinc polycarboxylate,
glass ionomer, resin-modified glass ionomer, dan self-adhesive resin cements.
b. Dentin Bonding
Dentin bonding selalu mengalami perkembangan hingga sekarang sudah mencapai generasi ke-8.
Material ini berbeda dengan enamel bonding, karen dentin memiliki kandungan air yang tinggi.
Dentin bonding terdiri dari conditioner (etsa), primer, dan sealer.