Anda di halaman 1dari 5

Tugas ppt no 1

Kompomer

Kompomer yang disebut juga sebagai polyacid-modified composite resin, adalah bahan
material yang estetis untuk merestorasi gigi yang rusak diakibatkan oleh karies. Kompomer
diperkenalkan oleh para ahli pada awal tahun 90-an, yang merupakan suatu bahan restorasi
baru yang mengombinasikan keestetisan tradisional komposit resin dengan GIC yang dapat
mengeluarkan fluor dan memiliki sifat adhesi yang baik. Nama “compomer” diambil dari dua
bahan ini, yaitu “comp” berasal dari composite dan “omer” berasal dari ionomer.

Kompomer dipasarkan sebagai bahan dental baru yang akan memberikan manfaat
gabungan dua unsur pembentuk utama, yaitu dimethacrylate monomer dengan dua kelompok
carboxylic dan filler, sama dengan semen ionomer kaca yang dapat melepaskan ion.
Komposisi dari bahan ini tidak mengandung air, dan partikel yang dapat melepaskan ion akan
terinisiasi sebagian untuk membentuk suatu ikatan dengan matriks. Bahan ini akan mengeras
oleh radikal bebas dari reaksi polimerisasi, tidak memiliki kemampuan untuk melekat pada
jaringan gigi yang keras dan mempunyai level pengeluaran fluor yang lebih rendah dari GIC.
Walaupun rendah, pernah dilaporkan bahwa pengeluaran fluor dapat bertahan paling tidak
dalam 300 hari.

Komponen utama dari kompomer sama dengan resin komposit, yaitu bulky macro-
monomers, seperti bisglycidyl ether dimethacrylate (bisGMA) dan urethane dimethacrylate
(UDMA) yang dipadukan dengan viscosity-reducing diluents, seperti triethylene glycol
dimethacrylate (TEGDMA). Sistem polimer ini diisi oleh serbuk inorganik non reaktif seperti
quartz atau silicate glass (0,04 µm), misalnya SrAlFSiO4 yang dilapisi silane untuk
meningkatkan kekuatan ikatan antara filler (bahan pengisi) dan matriks pada saat pengerasan.

Polyacid modified composite resin mengeras dengan aktivasi sinar pada matriks resin
komposit. Tanpa penyinaran, bahan ini tidak akan mengeras (monomer-monomer tidak
mengalami polimerisasi). Pengerasan berdasarkan polimerisasi sinar ini dimulai dengan
terbentuknya radikal bebas. Kemudian dengan penyerapan air dari gigi dan rongga mulut
dapat juga menyebabkan reaksi asam basa antara rantai poliacid dari matriks resin dengan
bahan pengisi, yang menimbulkan pelepasan fluor dan ikatan silang polimer lebih lanjut.
Namun reaksi asam basa ini kecil sekali kontribusinya pada kemampuan fisik bahan.
Polyacid modified composite resin, mengalami reaksi asam basa yang berlangsung cepat pada
permukaan paling luar tumpatan. Tingkat reaksi asam basa yang diawali penyerapan air pada
permukaan ini menurun dengan cepat ke arah dalam tumpatan. Hal ini menunjukkan bahwa
bahan pengisi berikatan secara kimia dengan matriks melalui reaksi asam basa hanya terjadi
pada permukaan luar saja.

Sifat-sifat kompomer terdiri dari sifat mekanis, pelepasan fluor, pelepasan ion dan
sebagai penyeimbang asam basa (buffering).

1. Sifat-sifat mekanis
Secara umum, sifat-sifat mekanis kompomer tidak jauh berbeda dari sifat-sifat komposit
resin. Perbedaan keduanya yang paling signifikan adalah dalam hal ketahanan terhadap
tekanan. Untuk mendapatkan kekuatan pengunyahan yang besar dalam rongga mulut,
suatu bahan pengisi yang dipakai dalam jangka waktu panjang membutuhkan
compressive strength. Compressive strength adalah kemampuan bahan untuk menahan
suatu beban tanpa terjadi fraktur. Kekuatan resin komposit dalam menerima tekanan
kunyah berkisar 1,75-1,92 MPa dan kompomer berkisar 0,97-1,23 MPa. Oleh karena
terjadinya penurunan resistensi terhadap terjadinya fraktur, kompomer seharusnya tidak
digunakan pada daerah yang menerima beban yang besar.
2. Pelepasan fluor
Kompomer didesain untuk melepaskan fluor. Flour terdapat pada reactive glass filler, dan
akan dilepaskan apabila terjadi reaksi antara glass filler dengan bahan asam yang dipicu
oleh adanya penyerapan air (lembab) ke dalam.Selain itu, kompomer komersial
mengandung senyawa fluorida seperti fluorida stronsium atau fluorida ytterbium yang
mampu melepaskan ion fluorida bebas di bawah kondisi klinis.Fluor akan dilepaskan
apabila terjadi peningkatan kondisi lingkungan yang asam dan sebagai penyeimbang
(buffer) bagi asam laktat. Beberapa peneliti percaya bahwa kompomer mampu bertindak
sebagai reservoir fluorida dengan mengabsorpsi fluorida dari lingkungannya, seperti pada
waktu aplikasi fluorida topikal, dan dengan cara ini bahan ini dapat mengisi persediaan
fluorida.
3. Pelepasan ion
Pelepasan ion oleh kompomer telah diteliti oleh Sales dkk, dan Nicholson dan
Czarnecka. Kedua penelitian ini membandingkan antara kondisi lingkungan yang netral
dan asam, dan keduanya menyimpulkan bahwa pengeluaran/pelepasan ion jauh lebih
besar apabila kondisi lingkungan asam daripada netral. Penelitian dari Nicholson dan
Czarnecka menyatakan bahwa kompomer melepaskan sodium, kalsium, stronsium,
aluminium, fosfor dan silikon dalam kondisi lingkungan baik asam maupun netral, di
mana yang membedakannya adalah kadar pelepasan masing-masing ionnya, pada kondisi
lingkungan yang asam, ion-ion ini akan lebih banyak dilepaskan daripada ketika kondisi
lingkungan netral.
4. Penyeimbang asam basa (buffering)
Kompomer memiliki sifat buffering yang dapat mengubah pH asam menjadi pH netral.
Sifat ini dimiliki oleh glass ionomer cements, tapi tidak dimiliki oleh komposit
konvensional. pH asam dari kompomer lebih kecil sehingga dapat mengurangi asiditas
terhadap asam yang menyebabkan karies agar risiko perkembangan karies dapat
dikurangi. Dalam suatu penelitian digunakan empat merek dagang kompomer seperti
Dyract AP, Compoglass F, Hytac dan Ana Compomer, semuanya membuktikan
meningkatnya pH kompomer sebesar 0,26 pada daerah lembab untuk memicu reaksi asam
basa antara filler dan monomer.

Indikasi dan kontraindikasi


kompomer
6
Indikasi penggunaan kompomer , yaitu:
- kelas I desidui
- kelas II desidui
- kelas III
- kelas V, untuk restorasi servikal dan karies akar karena daya tahan terhadap abrasi lebih
bagus
daripada resin komposit hybrid.

- pit dan fissure sealant


6,12
Kontraindikasi penggunaan kompomer, yaitu:
- Klas I, Klas II, Klas IV, Klas VI
- Jika pasien mempunyai riwayat alergi terhadap satu atau lebih bahan restorasi resin,
termasuk sistem adhesive.
- Preparasi proksimal yang terlalu besar pada gigi molar permanen.
- Pada tempat/lokasi dimana lapangan kerja tidak bisa diisolasi, seperti preparasi bagian
distal dari gigi molar 3.
- Restorasi lesi karies di bagian akar, dimana daerah tersebut lebih cocok menggunakan glass
ionomer cements.

- Pada kotak interproksimal yang dalam, karena peningkatan jarak dari sumber cahaya.

kompomer dan resin komposit memiliki kelebihan yang sama. Yang membedakannya adalah
kompomer mampu melepaskan fluor dan memiliki teknik penanganan yang lebih sederhana
daripada resin komposit. Telah dibuktikan dari waktu ke waktu bahwa kompomer mampu
melekat ke struktur dentin gigi tanpa memerlukan sistem adhesif.

kelebihan lain dari kompomer adalah sebagai berikut:


- Light cure membuat bahan tumpatan menjadi cepat mengeras sehingga bisa segera
dilakukan finishing dan polishing.
- Apabila restorasinya sudah ditumpatkan dengan benar ke dalam kavitas gigi, maka akan
mencegah terjadinya celah tepi (marginal leakage), yang akan menyebabkan terjadinya
staining, hipersensitivitas dentin, dan sekunder karies.
- Sistem light cure memungkinkan kita untuk dapat menambah bahan restorasi yang baru
walaupun bahan restorasi yang semula telah mengeras. Ini sangat menguntungkan para
dokter gigi karena apabila kompomer yang kita tumpatkan ternyata kurang, kita bisa
memperbaiki restorasi tersebut dengan menambah kompomer di kavitas tersebut di lain
waktu.
- Warnanya estetis (sewarna dengan gigi) serta mudah diaplikasikan (dikemas dalam satu
komponen berbentuk pasta).

- Pembuangan jaringan tidak invasif.

kekurangan daripada kompomer adalah sebagai berikut:


- Dapat terjadi polimerisasi shrinkage sekitar 2-3% yang akan menyebabkan adaptasi
marginal antara gigi dan bahan restorasi menjadi buruk sehingga mempermudah terjadinya
fraktur dari cusp gigi. Hal ini dapat dikompensasi apabila tindakan restorasi dilakukan
sesuai dengan prosedur yang ada.
- Ikatan (bonding) terhadap dentin bisa jadi bermasalah, terutama pada preparasi di daerah
marginal, contohnya pada dasar kavitas/box yang berada di bawah cemento-enamel
junction (CEJ) pada preparasi proksimal.
- Penggantian cusps gigi yang hilang pada preparasi yang besar di gigi posterior telah
dianggap tidak sesuai apabila menggunakan kompomer yang ditumpatkan secara langsung.
- Absorpsi air akan menyebabkan terjadinya diskolorisasi (staining) pada daerah permukaan
dan marginal dari tumpatan setelah beberapa tahun.
- Pasien dan operator sensitif terhadap komponen dari adhesif resin, khususnya
hydroxyethylmethacrylate (HEMA).

- Sulit untuk melakukan diagnosa dan interpretasi restorasi kompomer apabila ditinjau dari
segi radiografi.

Dafpus :

1. Nicholson JW. Review: Polyacid-modified composite resins (“compomers”) and their


use in clinical dentistry. Academy of Dental Materials 2007; 23: 615-22
2. Mozartha M, Soufyan A. PERFORMA KLiNIS COMPOMER SEBAGAI BAHAN
RESTORASI GIGI PADA ANAK-ANAK. Majalah Ilmu Kedokteran Gigi.
2009;11(2009).
3. Gultom AY. Perbedaan Pewarnaan Pada Bahan Restorasi Komomer Yang
Disebabkan Oleh Rokok Kretek dan Rokok Putih (Doctoral dissertation).

Anda mungkin juga menyukai