Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG)

Volume 3 No 2 September 2021


ISSN: 2721-2033

TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK


SEKOLAH DITINJAU DARI EFEKTIVITAS TEKNIK MENYIKAT
GIGI BASS DAN ROLL

Vinda Laila Nurfarida Hermanto1*, Ida Chairanna Mahirawatie2, Imam Sarwo Edi3
123
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
*
nur99farida@gmail.com

ABSTRAK
Kebersihan gigi dan mulut keadaan dimana gigi yang berada di
dalam rongga mulut dalam keadaan yang bersih, bebas dari plak,
kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti karang
Kata kunci: gigi, dan sisa makanan serta tidak tercium bau busuk dalam
Kebersihan gigi dan mulut mulut. MASALAH: Sebanyak 45,3% penduduk mengalami karies
Anak Sekolah gigi dan 14% populasi menderita radang gusi, perilaku menyikat
Teknik bass gigi benar pada penduduk Indonesia usia 3 tahun ke atas hanya
Teknik roll sebesar 2,8% , sedangkan untuk menyikat gigi setiap hari pada
penduduk Indonesia usia 3 tahun ke atas sebesar 94,7%. Dalam
proses menuju terwujudnya kebersihan gigi dan mulut terdapat
faktor perilaku yang berpengaruh yaitu metode menyikat gigi
dengan menggunakan teknik tertentu, teknik Bass dan teknik Roll
yang dipakai.Tujuan : Untuk melihat efektifitas teknik menyikat
gigi dan mulut dengan teknik bass dan roll dalam menurunkan
plak pada anak sekolah (SD, SMP, SMA). Metode : desain
penelitian menggunakan literatur review. Pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dengan menggunakan
populasi 8 jurnal nasional, pencarian artikel dilakukan tahun
2016-2020. Hasil : Berdasarkan hasil skrinning pada delapan
artikel menunjukkan bahwa teknik menyikat gigi bass dapat
menurunkan skor plak, sementara teknik roll dapat menurunkan
skor plak.
ABSTRACT
Key word: Dental and oral hygiene is a condition where the teeth in the oral
Dental and oral hygiene cavity are clean, free from plaque, other impurities that are on the
Schoolchildren surface of the teeth such as tartar, and food debris and do not
Bass technique smell bad in the mouth. PROBLEM: As many as 45.3% of the
Roll technique population experience dental caries and 14% of the population
suffer from gingivitis, correct tooth brushing behavior in
Indonesian population aged 3 years and over is only 2.8%, while
brushing teeth every day in Indonesian population aged 3 years
and above by 94.7%. In the process towards the realization of
dental and oral hygiene, there are behavioral factors that
influence, namely the method of brushing teeth using certain
techniques, the Bass technique and the Roll technique used.
Objective: To see the effectiveness of the tooth and mouth

570
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

brushing technique with the bass and roll technique in reducing


plaque in children school (elementary, middle, high school).
Methods: research design using literature review. Sampling used
purposive sampling using a population of 8 national journals,
article searches were carried out in 2016-2020. Results : Based on
the screening results in eight articles, it showed that the bass tooth
brushing technique can reduce plaque scores, while the roll
technique can reduce plaque scores. Research and abstract title
search made easy with these keywords.

PENDAHULUAN
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi yang berada di dalam
rongga mulut dalam keadaan yang bersih, bebas dari plak, kotoran lain yang berada di
atas permukaan gigi seperti puing-puing, karang gigi, dan sisa makanan serta tidak
tercium bau busuk dalam mulut (Munadirah & Abubakar, 2018).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, 57,6% penduduk Indonesia
mempunyai masalah gigi dan mulut, dan 10,2% dari penduduk tersebut menerima
perawatan dan pengobatan. Indeks DMF-T (gigi rusak, hilang, dan gigi tambal) adalah 7,1
di Indonesia, dengan 45,3% penduduk mengalami karies gigi dan 14% populasi
menderita radang gusi. Baik karies gigi dan radang gusi disebabkan oleh plak gigi atau
dikenal sebagai biofilm gigi. Sedangkan proporsi perilaku menyikat gigi benar pada
penduduk Indonesia usia 3 tahun ke atas hanya sebesar 2,8% , sedangkan untuk menyikat
gigi setiap hari pada penduduk Indonesia usia 3 tahun ke atas sebesar 94,7% (Kesehatan,
2018).
Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih buruk sehingga perlu penanganan
lebih lanjut dari tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia. Kesehatan gigi dan mulut dapat dicapai dengan kebersihan gigi dan mulut
yang baik. Kebersihan gigi dan mulut yang buruk merupakan faktor resiko terjadinya
penyakit gigi dan mulut, terutama karies gigi dan penyakit periodontal (Kesehatan, 2018).
Salah satu cara pencegahan karies adalah dengan mengusahakan agar pembentukan
plak pada permukaan gigi dapat diatasi, yaitu dengan cara menyikat gigi. Menurut
Edwina menyikat gigi sangat penting dilakukan dalam mengontrol plak (Aritonang,
2017).
Plak adalah lapisan tipis biofilm yang melekat kuat pada permukaan gigi, restorasi
dan gigi palsu. Plak terdiri lebih dari 325 spesies bakteri yang berbeda dan satu gram plak
mengandung sekitar 2 x 1011 bakteri. Bersifat kariogenik, menyebabkan karies gigi dan
penyakit periodontal (Syahida & Wardani, 2017).
Kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi 2 kali sehari
waktu pagi dan sebelum tidur, dengan berbagai macam tekhnik dan cara yang bisa
digunakan. Menyikat gigi dua kali sehari adalah mutlak, terutama pada anak karena gigi
anak lebih rentan dibandingkan gigi orang dewasa, karena enamelnya belum terbentuk
sempurna. Jutaan bakteri yang hidup di mulut bisa merusak gigi anak jika mereka tidak
menyikat gigi setelah makan, khususnya dimalam hari sebelum tidur. Makin lama
menyikat gigi secara teratur maka akan makin mengurangi jumlah debris dan makin
menurunkan jumlah gigi karies (Suryani, 2017).

571
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Indikator kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) didapatkan dari menjumlahkan angka
debris indeks dan calculus indeks. Angka OHI- S nasional menurut Herijulianti, dkk
dengan penilaian baik (good) apa bila nilai berada diantara 0 - 1,2, Sedang (fair) apa bila
nilai berada diantara 1,3 – 3,0, Buruk (poor), apa bila nilai berada diantara 3,1 – 6,0
(Suryani, 2017).
Menurut Anita dan ending (2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan frekuensi
menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut, dibuktikan dengan dimana anak
yang menyikat gigi 1x sehari tingkat kebersihan mulutnya sebesar 6,37%, anak yang
menyikat gigi 2x sehari tingkat kebersihan gigi dan mulutnya sebesar 46,73% dan anak
yang menyikat gigi 3x sehari 67,38% (Jumriani, 2018).

METODE
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa
artikel atau jurnal yang relevan dengan menggunakan database melalui, Wiley, Google
Scoolar, Pubmed.
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi Google Scoolar, Pubmed,
Science Direct mengunakan kata kunci yaitu karies gigi, menyikat gigi, teknik bass dan
teknik roll maka peneliti menemukan jurnal yang sesuai dengan kata kunci tersebut.
Jurnal penelitian tersebut kemudian diskrining sebanyak 1.005 jurnal dieksklusif karena
terbitan tahun 2016 ke bawah dan menggunakan Bahasa selain Bahasa Indonesia dan
Bahasa inggris dan jurnal yang tidak sesuai dengan kriteria inklusif dilakukan eksklusif
sehingga didapatkan 8 jurnal yang dilakukan review.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Teknik menyikat gigi dengan menggunakan metode roll
Dalam penelitian Aritonang (2017), 30 responden dengan pengambilan sampel acak
yang dibagi menjadi 2 kelompok. Berdasar pemeriksaan awal yang dilakukan terdapat 4
sampel dengan kriteria sedang dan 11 sampel dengan kriteria buruk sebelum menyikat
gigi dengan teknik bass. Pada pemeriksaan awal sebelum menyikat gigi dengan teknik roll
terdapat 6 sampel dengan kriteria sedang dan 9 sampel dengan kriteria buruk. Dari hasil
uji t-Test dependent kedua variable tersebut didapat hasil bahwa p < 0,05 atau 0,000 < 0,05
sehingga hipotesis nol, yang berarti bahwa kedua teknik menyikat gigi ini sama-sama
berpengaruh terhadap penurunan indeks plak (Aritonang, 2017).
Dalam Yuzar (2018), terdapat 54 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok,
kelompok 1 berjumlah 27 responden sebelum menyikat gigi dengan teknik roll dan
horizontal diperoleh skor plak sebesar 51,67 dan sesudah menyikat gigi sebesar 9,15
dengan selisih sebesar 42,52 dengan rata-rata sebesar 1,57. Pada kelompok 2 dengan
jumlah responden yang sama diperoleh total indeks plak sebelum menyikat gigi dengan
teknik vertical dan horizontal sebesar 48,77 dan sesudah menyikat gigi sebesar 17,71
dengan selisih sebesar 31.06 dengan rata-rata sebesar 1,15. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat selisih rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi
kombinasi teknik roll dan horizontal sebesar 1,57 dan selisih rata-rata indeks plak
sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan kombinasi teknik vertical dan horizontal

572
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

sebesar 1,15. Setelah dilakukan uji T-test diperoleh nilai p value sebesar 0,03 (0,03 < 0,05)
maka Ha diterima yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara indeks plak
responden yang menyikat gigi dengan kombinasi teknik roll dan horizontal dan
kombinasi teknik vertikal dan horizontal. Sehinggan teknik menyikat gigi kombinasi roll
dan horizontal lebih efektif untuk penurunan indeks plak dibandingkan kombinasi
vertikal dan horizontal (Yuzar & Lisnayetti, 2018).
Hardianti (2019), meneliti sebanyak 12 siswa yang sesuai dengan kriteria inklusi
metode horizontal, dimana rerata indeks plak sebelum yaitu 2,9 dan sesudah perlakuan
2,2. Hasil analisis uji Wilcoxon menunjukkan nilai P sebesar 0,027 nilai ini dibawah 0,05
(p<0,05) maka terdapat perbedaan yang bermakna antara indeks plak sebelum dan
sesudah perlakuan menyikat gigi menggunakan metode horizontal. Hasil analisis dengan
uji Wilcoxon didapatkan rerata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi metode
roll yaitu nilai P sebesar 0,414 diatas nilai 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan metode roll. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara menyikat gigi dengan
metode horizontal dan metode roll. Metode horizontal lebih efektif dalam menurunkan
skor plak (Hardianti & Hatta, 2019).
Dalam penelitian Nur (2016), terdapat 40 responden. Hasil dari penelitian yang
dilakukan terdapat metode menyikat gigi paling banyak digunakan oleh siswa adalah
metode Roll (35%). Berdasarkan tabulasi silang antara metode menyikat gigi dengan skor
plak, diperoleh metode horizontal dengan skor plak buruk sejumlah responden (22,5%)
dan metode kombinasi dengan skor plak sedang (22,5%), metode roll dengan skor plak
sedang (20%), metode roll dengan skor plak buruk (15%). Dalam penelitian tersebut
didapatkan data teknik menyikat gigi kombinasi dan roll lebih unngul dalam
membersihkan gigi dan mulut daripada teknik menyikat gigi vertical dan horizontal, dapat
disimpulkan bahwa teknik roll juga berpengaruh dalam menurunkan skor plak sama
seperti teknik kombinasi (Pritayanti & A'yun, 2018).
Jumlah sampel sebanyak 59 orang dilihat hasil plak skor sebelum intervensi plak skor
terndah 0.66, plak skor tertinggi 4.16, plak skor rata-rata 2.86. Sedangkan sesudah
intervensi plak skor terendah 0.00, plak skor tertinggi 2.16, plak skor rata-rata 0.82. Hasil
ini menunjukkan perubahan kearah yang lebih baik, setelah melakukan sikat gigi selama
21 hari. Penurunan skor plak yang signifikan pada penelitian ini, selain membentuk suatu
kebiasaan, juga didukung tehnik sikat gigi dengan tehnik roll merupakan gerakan
sederhana, paling dianjurkan, efesien, menjangkau semua bagian mulut, ulangi gerakan
ini sampai 8 kali sehingga tidak ada yang terlewat (Habibah & Danan, 2019).

Teknik menyikat gigi dengan menggunakan metode bass


Dalam penelitian Aritonang (2017), 30 responden dengan pengambilan sampel acak
yang dibagi menjadi 2 kelompok. Berdasar pemeriksaan awal yang dilakukan terdapat 4
sampel dengan kriteria sedang dan 11 sampel dengan kriteria buruk sebelum menyikat
gigi dengan teknik bass. Pada pemeriksaan awal sebelum menyikat gigi dengan teknik roll
terdapat 6 sampel dengan kriteria sedang dan 9 sampel dengan kriteria buruk. Dari hasil
uji t-Test dependent kedua variable tersebut didapat hasil bahwa p < 0,05 atau 0,000 < 0,05
sehingga hipotesis nol, yang berarti bahwa kedua teknik menyikat gigi ini sama-sama
berpengaruh terhadap penurunan indeks plak (Aritonang, 2017).

573
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Pengambilan sampel dilakukan secara acak kepada 109 responden. Terdapat


perubahan skor plak setelah menggosok gigi dengan siwak dan metode bass. Hasil tes
mann whitnay menunjukkan nilai p 0,000 dan nilai ini dibawah 0,05 (p<0,05), sehingga
dapat dikatakan adanya perbedaan yang signifikan antara skor plak setelah perawatan
menyikat gigi dengan miswak dan metode bass. Datanya juga menunjukkan bahwa rasio
rata-rata skor plak di kelompok miswak adalah 2.376 sedangkan di kelompok bass adalah
1.107. bisa dilihat di kedua kelompok, menyikat gigi bisa menurunkan skor plak. Hasil
perbandingan rata-rata plak skor setelah menyikat gigi menggunakan siwak dan
menggunakan metode bass 0,0705 dan 1,884 (Yamani & Adhani, 2020).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Nuqthah pada 100
responden usia 12 – 15 tahun, dapat diketahui bahwa terjadi penurunan skor plak pada
sebagian besar sampel, 94 sampel (94%) mengalami penurunan skor plak sedangkan 6
sampel (6%) tidak mengalami penurunan skor plak. Skor plak sebelum dilakukan
pelatihan 4,3 (0,2-5 (SD = 0,502)) kemudian ditingkatkan menjadi 2,2 (0-4,8 9SD = 0,496)).
Sebagian besar sampel mengalami penurunan skor plak setelah pelatihan menyikat gigi
dengan teknik bass. Ini membuktikan jika teknik ini dilakukan dengan benar,
pembersihan area sulkus gingiva bisa sangat efektif (Pindobilowo & Ariani, 2020).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wati R (2020), dari 56 orang di SDN Gambut
11 setelah dilakukan pemeriksaan intraoral pre-test dan pot-test didapatkan hasil skor
debris sebelum dilakukan menyikat gigi metode fone’s didapatkan rata-rata (mean) =
2,06. Skor debris sebelum dilakukan menyikat gigi metode bass didapatkan rata-rata
(mean) = 1,80. Skor debris sesudah dilakukan menyikat gigi metode fone’s didapatkan
rata-rata (mean) = 0,16 dan skor debris tertinggi adalah 0,70 dari 28 responden, skor
debris sesudah dilakukan menyikat gigi metode bass didapatkan rata-rata (mean) adalah
0,32 dan skor debris tertinggi adalah 0,80. Dari kedua metode menyikat gigi yaitu metode
fone’s dan metode bass di dapatkan selisih yaitu 0,42 yang menyatakan menyikat gigi
metode fone’s lebih efektif pada penurunan skor debris.
Tabel 1 Macam-macam teknik menyikat gigi
No Teknik Menyikat Gigi Artikel Terkait
a. Netty Jojor Aritonang
b. Rachmad Yamani
1 Bass
c. Pindobilowo
d. Rusmila Wati
a. Netty Jojor Aritonang
b. Yessi Yuzar
2 Roll c. Sri Hardianti
d. Putri Nur P
e. Siti Sabi’atul Habibah
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui kefektifan teknik menyikat gigi bass dan roll
dalam menurunkan skor plak gigi dari hasil literature review pada 8 jurnal yaitu teknik
bass terdapat 4 artikel, teknik roll terdapat 5 artikel.

PEMBAHASAN
Kesehatan dan kebersihan rongga mulut yang baik mencerminkan status kesehatan
keseluruhan seorang individu. Perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan

574
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut
seseorang. Perilaku memegang peranan penting dalam mempengaruhi status kesehatan
gigi dan mulut. Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang
berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan gigi (Napitupulu, 2019). Perilaku kesehatan
terdiri dari perilaku tertutup seperti pengetahuan tentang kesehatan dan perilaku terbuka
berupa tindakan atau praktik kesehatan seperti menggosok gigi, sehingga indikator
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan variabel dalam menggosok gigi yaitu
waktu dan waktu. teknik menyikat. Kebersihan gigi dan mulut seringkali terabaikan,
sehingga terjadi penumpukan sisa makanan yang tentunya berpengaruh pada skor plak
seseorang. Bentuk plak dari sisa makanan yang tidak dibersihkan dan menumpuk di
permukaan gigi membentuk biofilm / lapisan tipis (Pritayanti & A'yun, 2018).

Teknik Menyikat Gigi Dengan Teknik bass pada Anak Sekolah.


Perubahan skor plak setelah dilakukan menggosok gigi menggunakan metode bass
lebih efektif dalam menurunkan skor plak dari pada hanya menggunakan siwak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Yamani (2020), yaitu metode bass lebih efektif dalam
menurunkan skor plak dari pada hanya menggunakan siwak. Sama dengan hasil
penelitian Pindobilowo (2020), terdapat penurunan skor plak setelah pelatihan menyikat
gigi dengan teknik bass. Ini membuktikan jika teknik ini dilakukan dengan benar,
pembersihan area sulkus gingiva bisa sangat efektif. Hal ini sesuai dengan Pintauli (2008
dalam Aritonang 2017), teori yang menyatakan bahwa teknik apapun yang digunakan,
tujuan utama menyikat gigi adalah menyingkirkan plak dari permukaan gigi dan sulkus
gingiva, dengan kerusakan jaringan pendukung seminimal mungkin. Menyikat gigi
dengan teknik bass adalah menyikat gigi dengan teknik dimana sikat gigi diletakkan
dengan posisi 45 menghadap permukaan gigi.
Pendapat Herijulianti (2012 dalam Aritonang 2017), teknik bass belakangan ini lebih
disukai baik di Inggris maupun di Amerika Serikat, karena teknik bass dinilai cukup
efektif dalam membersihkan plak gigi. Tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Wati R (2020), yang disimpulkan bahwa metode bass belum bisa menjadi metode
menyikat gigi yang dianjurkan karena masih memiliki kekurangan, sedangkan metode
fone’s dapat menurunkan skor plak lebih baik dari pada metode menyikat gigi pada anak.

Teknik Menyikat Gigi Dengan Teknik roll pada Anak Sekolah


Teknik roll merupakan cara yang paling sering dianjurkan karena sederhana tetapi
efisien dan dapat digunakan diseluruh bagian mulut. Setelah dilakukan menyikat gigi
selama 21 hari dapat membentuk suatu kebiasaan dengan dukungan teknik menyikat
gigi, dengan teknik roll yang merupakan Gerakan sederhana, paling dianjurkan, dan
efisien, menjangkau semua bagian mulut, ulangi gerakan ini sampai 8 kali agar tidak ada
yang terlewat. Sehingga menghasilkan pemijatan gusi dan membersihkan sisa makanan
di daerah proksimal (Habibah & Danan, 2019).
Menyikat gigi dengan teknik roll adalah menyikat gigi dengan sikat gigi digerakkan
dengan Gerakan berupa lengkungan-lengkungan, mulai dari gusi kearah permukaan gigi
selama 2 menit, berdasarkan penelitian Andlaw (1992 dalam Aritonang 2017), teknik roll
juga merupakan cara yang paling sering dianjurkan karena sederhana tetapi efisien dan
dapat digunakan diseluruh bagian mulut. Sejalan dengan penelitian Yuzar (2018) ada

575
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

berbagai macam teknik penyikatan yang dianjurkan, tetapi teknik roll merupakan teknik
yang paling dianjurkan, karena sederhana dan mudah dilakukan oleh anak-anak.
Kelebihan teknik roll adalah dapat membersihkan permukaan labial, buccal, lingual, dan
palatinal. Sejalan dengan penilitian yang dilakukan Nur (2016 dalam Pritayanti & A’yun
2018), didapatkan hasil bahwa menyikat gigi menggunakan metode kombinasi lebih
efektif dari pada menyikat gigi meggunakan metode horizontal, sedangkan di dalam
penelitian tersebut diteliti empat metode menyikat gigi yaitu : roll, kombinasi, vertical,
horizontal. Dalam penelitian tersebut didapatkan data teknik menyikat gigi kombinasi dan
roll lebih unngul dalam membersihkan gigi dan mulut daripada teknik menyikat gigi
vertical dan horizontal, dapat disimpulkan bahwa teknik roll juga berpengaruh dalam
menurunkan skor plak sama seperti teknik kombinasi. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Hardianti (2019), menyikat gigi dengan metode horizontal lebih efektif
digunakan pada anak tunagrahita dari pada metode roll dalam penurunan indeks plak
yang dipengaruhi beberapa factor yaitu kemampuan teknik menyikat gigi, tekanan pada
saat menyikat gigi berbeda-beda, dan perilaku menyikat gigi yang berbeda. Hasil
penelitian ini kurang sesuai dengan hasil dari penelitian dari jurnal yang lain.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil literature review dari delapan artikel mengenai tingkat kebersihan
gigi dan mulut pada anak sekolah ditinjau dari efektivitas menyikat gigi menggunakan
teknik bass dan roll dapat disimpulkan bahwa :
1. Teknik menyikat gigi dengan menggunakan metode bass dapat menurunkan skor plak
yang didapat dari empat jurnal yang telah diambil.
2. Teknik menyikat gigi dengan menggunakan metode roll dapat menurunkan skor plak
yang diperoleh dari lima jurnal yang telah diambil.
Dapat disimpulkan bahwa kedua metode menyikat gigi bass dan roll sama baiknya
dalam menurunkan skor plak, dapat meningkatkan kebersihan gigi dan mulut pada anak
sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. A., & Juniati, D. (2017). Klasifikasi Kelompok Umur Manusia Berdasarkan
Analisis Dimensi Fraktal Bos Counting dari Citra Wajah Dengan Identifikasi Tepi
Canny. Jurnal Ilmiah Matematika, Vol. 2 No. 6, 33 - 42.
Aritonang, N. J. (2017, Mei-Agustus). PERBEDAAN PENURUNAN INDEKS PLAK
MENYIKAT GIGI. Jurnal Ilmiah PANNMED, Vo. 12 No. 1, 32 -35.
Budiharto. (2010). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta:
Penerbt Buku Kedokteran.
Budiharto, d. S. (2010). pengantar ilmu perilaku kesehatan dan pendidikan kesehatan gigi.
jakarta: penerbit buku kedokteran.
DokterGigiGaul. (2013). Seputar Kesehatan Gigi & Mulut. Yogyakarta: Andi Offset.
Habibah, S. S., & Danan. (2019, Januari). Pengaruh Sikat GIgi Setiap Hari (21 hari) Dengan
Pasta Gigi yang Mengandung Fluor Menggunakan Tehnik Roll terhadap Plak Skor di

576
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

SDN Keramat 3 Desa Sungai Tabuk Keramat. Jurnal Skala Kesehatan, Vol. 10 No. 1, 35 -
60. Retrieved from https://www.ejurnalskalakesehatan-poltekkesbjm.com
Hardianti, S., Hatta, I., & Wibowo, D. (2019, Desember). Efektivitas Metode Menyikat Gigi
Horizontal dan Roll Terhadap Penurunan Plak pada Anak Tunagrahita. Jurnal
Kedokteran Gigi, Vol. III No. 3, 82 - 86.
Harnacke. (2016). Trainning in Different Brushing Techniques in Relation to Efficacy of
Oral Hygiene in Young Adults : a Randomized Controlled Trial. Journal of Clinical
Periodontology.
Iklima, N. (2017, April). Gambaran Pemilihan Makanan Jajanan pada Anak Usia Sekolah
Dasar. Jurnal Keperawatan, 8. doi:https://doi.org/10.31311/.v5i1.1774
Jumriani. (2018). Hubungan Frekuensi Menyikat Gigi Dengan Tingkat Kebersihan Gigi
dan Mulut pada Siswa SD Inpres BTN IKIP I Kota Maksassar. Media Kesehatan Gigi,
Vol. 17 No. 2, 46 -55. doi:https://doi.org/10.32382/mkg.v17i2.706
Listrianah. (2017, Juni 31). HUBUNGAN MENYIKAT GIGI DENGAN MENGGUNAKAN
PASTA GIGIYANG MENGANDUNG HERBAL TERHADAP PENURUNAN SKOR
DEBRIS PADA PASIEN KLINIK GIGI AN-NISA PALEMBANG. Jurnal Kesehatan
Palembang, Vol. 12 No. 1, 83 - 94.
Made Ayu Lely Suratri, T. A. (2017). Pengaruh (pH) Saliva terhadap Terjadinya Karies
Gigi. Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, 243.
Munadirah, & Abubakar, S. (2018). Gambaran teknik Menyikat Gigi Terhadap
terbentuknya Karang GigiSupra Gingival Pada MasyarakatDesa Botto Kecamatan
Takkalall Kabupaten Wajo. Media Kesehatan Gigi, Vol. 17 No. 1, 20 - 24.
Napitupulu, R. Y., Adhani, R., & Erlita, I. (2019, April). Hubungan Perilaku Menyikat
Gigi, Keasaman Air, Pelayanan Kesehatan Gigi Terhadap Kariesdi MAN 2 Batola.
Jurnal Kedokteran Gigi, Vol. III No. 1, 17 - 22.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pebrianthy, L., & Simamora, F. A. (2019, Desember). IBM KEBERSIHAN GIGI dan
MULUT pada PENGHUNI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II B KOTA
PADANGSIDIMPUAN. Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa, Vol. 1 No. 1, 39 - 42.
Pindobilowo, Ariani, D., Amalia, N. S., & Bramantoro, T. (2020, July-September).
Improved Oral Hygine as A Result of Successful Toothbrushing Intervention in a
Restricted Community Islamic Boarding School. Research Study, Vol. 14 No. 3(Vol. 14
No. 3 (2020): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology), 2130 - 2135.
doi:https://doi.org/10.37506/ijtfmt.v14i3.10740
Preshaw PM, H. K. (2017). J Clin Periodontol. Age-related changes in immune, 154.
Pritayanti, P. N., A'yun, Q., & Yuniarly, E. (2018, April 30). Gambaran Metode Menyikat
Gigi dan Skor Plak pada Siswa V dan VI SD Negeri 2 Sidayu. Journal of Oral Health
Care, Vol. 5 No. 1. Retrieved from https://e-
journal.poltekkesjogja.ac.id/index.php,JGM/article/view/260

577
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Purnama, T. (2020). Dental Health Handbook as Parents Monitoring in the. Department of


Dental Health, Poltekkes Kemenkes, 766.
Rahman, N. d. (2017). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN
MENGGOSOK GIGI DENGAN. Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, 213.
Ramadhan, A. G. (2010). Kesehatan Gigi & Mulut. Jakarta Selatan: Kawah Media.
RI, K. (2014, Juli 23). Kondisi Pencapaian Program Kesehatan Anak Indonesia. Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2.
RI, K. K. (2018). Hasil Utama RISKESDAS 2018. KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA.
Riskesdas. (2018). KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. badan
penelitian dan pengembangan kesehatan, 94.
Sariningsih, d. E. (2014). Gigi Busuk dan Poket Periodontal Sebagai Fokus Infeksi. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Suratri, M. L., Jovina, T. A., & N, I. T. (2017). Pengaruh (pH) Saliva terhadap Terjadinya
Karies Gigi. Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, 242.
Suryani, L. (2017, September). GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9
KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH. Jurnal Biotik, Vol. 5 No. 2, 149
- 156.
Syahida, Q., Wardani, R., & Zubaedah, C. (2017). Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut
Siswa Usia 11-12 Tahun di SDN Cijayana 1 Kabupaten Garut. Laporan Penelitian, 57 -
62. doi:10.24198/jkg.v29i1.18605
Wati, R., Said, H., & Sari, E. (2020, April 22). Perbedaan Menyikat Gigi Metode Fone,s dan
Metode Bass Terhadap Skor Debris pada Murid Kelas III dan IV Sekolah Dasar
Negeri Gambut 11. Jurnal Terapis Gigi, Vol. 1 No. 2, 40 - 45.
Yamani, R., Adhani, R., & Wibowo, D. (2020, Maret). Comparison of Plaque Score
Between Traditional Brushing Teeth (Miswak) and Bass Method. Jurnal Kedokteran
Gigi, Vol. V No. 1.
Yuzar, Y., Lisnayetti, & Amelia, N. (2018, Maret 1). Perbedaan Indeks Plak Menyikat Gigi
Teknik Kombinasi Pada Murid Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas,
Vol. 12 No. 1, 44 - 48. Retrieved from https://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/
Zhang. (2019). Application of a Three-Session-Procedure Based on Experiential Learning
in a Tooth Brushing Course for Chinese Dental Students. BMC Medical Education.

578

Anda mungkin juga menyukai