Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------ Volume 9 Nomor 4, Oktober 2018

ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)


PENDAHULUAN
PENGETAHUAN TENTANG MENYIKAT
GIGI DAN STATUS KEBERSIHAN GIGI Latar Belakang
DAN MULUT PADA MURID SEKOLAH
DASAR Pendidikan kesehatan gigi adalah
Herry Imran semua aktivitas yang mempengaruhi orang-
(Poltekkes Kemenkes Aceh) orang sedemikian rupa dengan cara
Niakurniawati memberikan pengertian tentang bagaimana
(Poltekkes Kemenkes Aceh, memelihara kesehatan gigi dan mulut untuk
herryimran64@gmail.com) mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Kesehatan gigi dan mulut adalah
ABSTRAK suatu usaha untuk mengurangi penyakit
gigi dan mulut yang tujuannya untuk
Menyikat gigi adalah Cara umum yang
meningkatkan kesadaran masyarakat
dianjurkan untuk membersihkan seluruh
tentang pentingnya pemeliharaan gigi dan
deposit lunak dan plak pada gigi. Efektifitas
mulut (Herijulianti, 2002).
menyikat gigi selain tergantung kepada
Perilaku kesehatan akan lebih baik jika
frekuensi dan Cara menyikat gigi juga
didasari oleh pengetahuan sehingga dapat
tergantung dengan waktu menyikat gigi
mempengaruhi sikap dan perilaku
yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk
pemeliharaan kesehatan. Pengetahuan
mengetahui hubungan pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang
tentang menyikat gigi terhadap status
sangat penting untuk terbentuknya tindakan
kebersihan gigi dan mulut pada murid SD
seseorang (over behaviour). Makin tinggi
Negeri Garot Geuceu Kecamatan Darul
tingkat pengetahuan atau pendidikan
Imarah Aceh Besar. Penelitian ini bersifat
seseorang akan makin mudah menyerap
analitik dengan pendekatan cross sectional
informasi baru terhadap kesehatan gigi bila
menggunakan uji Statistik chi-square
dibandingkan dengan pengetahuan lebih
dengan derajat kepercayaan (α = 0,05).
rendah (Notoatmodjo, 2003).
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28
Berbagai cara tindakan kebersihan gigi
sampai dengan 31 Maret 2018. Populasi
dan mulut, salah satunya adalah dengan
dalam penelitian ini adalah 50 murid
menyikat gigi. Meskipun telah dikatakan
dengan sampel menggunakan total
bahwa sikat gigi adalah alat mekanis yang
populasi melalui pemeriksaan langsung
paling efektif untuk membersihkan plak,
serta melakukan wawancara. Berdasarkan
namun masih terdapat keraguan tentang
hasil uji chi-square menunjukkan bahwa
bentuk sikat gigi, frekuensi, lamanya
tidak ada hubungan antara pengetahuan
menyikat gigi dan metode yang paling baik
tentang frekuensi menyikat gigi terhadap
untuk anak sekolah dasar (Susanti 2011).
status kebersihan gigi dan mulut dengan
Frekuensi menyikat gigi maksimal tiga kali
hitung sebesar 1,708, ada hubungan sehari yaitu setelah makan pagi, makan
pengetahuan tentang waktu menyikat gigi siang dan sebelum tidur malam, atau
terhadap status kebersihan gigi dan mulut
minimal dua kali sehari yaitu setelah makan
dengan hitung 6,893 dan ada hubungan pagi dan sebelum tidur malam (PDGI,
antara teknik menyikat gigi terhadap status 2011). Walaupun kita menyikat gigi dua kali
kebersihan gigi dan mulut denganx2hitung
sehari, namun sebagian besar orang tetap
sebesar 7,39. Dapat disimpulkan bahwa
memiliki plak dalam mulutnya. Hal ini
tidak ada hubungan antara pengetahuan menunjukkan bahwa metode pembersihan
tentang frekuensi menyikat gigi, ada yang dilakukan belum tepat (Pratiwi, 2007).
hubungan antara pengetahuan tentang Cara menyikat gigi yang dianjurkan oleh
waktu dan teknik menyikat gigi terhadap Departemen kesehatan Direktorat
status kebersihan gigi dan mulut. kesehatan gigi yaitu menyikat gigi dengan
Disarankan kepada murid SDN Garot gerakan pendek-pendek dimana sikat gigi
Geuceu untuk dapat meningkatkan ditempatkan dengan sudut 45◌ْ terhadap
pengetahuan dalam menjaga kebersihan sumbu panjang gigi dengan ujung serat
gigi dan mulut. sikat pada tepi gusi. Dengan demikian saku
gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat
Kata kunci: dipijat. Sikat digerak-gerakan dengan
Murid sekolah dasar, Kebersihan gigi dan gerakan kecil kedepan dan kebelakang
mulut, Pengetahuan selama kurang lebih sepuluh kali tiap

258 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------ Volume 9 Nomor 4, Oktober 2018
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
daerah yang meliputi dua atau tiga gigi. yang mempunyai masalah gigi dan mulut
Menyikat permukaan gigi yang menghadap dan memerlukan konseling
pipi dan bibir tangkai dipegang dalam perawatan/kebersihan gigi dan mulut
kedudukan horizontal dan sejajar dengan sebanyak 11,5%. Provinsi NAD termasuk
lekung gigi. Untuk permukaan lidah dan dalam 5 provinsi dengan prevalensi
langit-langit gigi belakang agak menyudut, tertinggi masalah gigi dan mulut (30,5%),
pada gigi depan sikat dipegang vertical. dan 13,2% yang memerlukan konseling
Metode manapun yang dipakai dari sekian perawatan/kebersihan gigi dan mulut. Aceh
banyak metode yang diajarkan yang paling Besar mempunyai masalah gigi dan mulut
penting adalah mengusahakan agar semua sebanyak 36,1% dan memerlukan
permukaan gigi selalu bebas dari plak gigi konseling perawatan/kebersihan gigi dan
(Panjaitan, 1995, cit, Reza, 2010). mulut sebanyak 16,3%.
Dari hasil penelitian Silvia Anitasari Berdasarkan pemeriksaan awal yang
(2005) tentang hubungan frekuensi dilakukan penulis di SDN ditemukan bahwa
Menyikat gigi dengan tingkat kebersihan dari 15 murid 13 diantaranya mempunyai
gigi dan mulut siswa sekolah ditemukan rata-rata OHIS sedang (2,3). Oleh karena
bahwa frekuensi menyikat gigi 1 kali, itu maka penulis tertarik untuk mengadakan
persentase kebersihan gigi dan mulutnya penelitian tentang hubungan pengetahuan
baik (8,33%), sedang (36,11%), buruk tentang menyikat gigi terhadap status
(6,37%). Pada frekuensi 2 kali, persentase kebersihan gigi dan mulut pada murid SDN.
kebersihan gigi dan mulut baik (6,37%),
sedang (46,735), buruk ( 46,90%). Pada Perumusan Masalah
frekuensi menyikat gigi 3 kali, persentase
kebersihan gigi dan mulut baik (1,57%), Berdasarkan latar belakang di atas
sedang (67,38%), buruk ( 26,25%). maka perumusan masalah dalam penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh Riset ini adalah “Bagaimana Hubungan
Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007) yang Pengetahuan Tentang Menyikat Gigi
menggambarkan sebagian besar penduduk Terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut
umur 10 tahun ke atas mempunyai Pada Murid SDN.
kebiasaan menggosok gigi setiap hari.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, Tujuan Penelitian
menggosok gigi yang benar adalah
menggosok gigi setiap pagi sesudah Mengetahui Hubungan Pengetahuan
sarapan dan malam sebelum tidur. Tentang Frekuensi Menyikat Gigi,
Masyarakat Indonesia yang menyikat gigi mengetahuii Hubungan Pengetahuan
setiap hari sesudah makan pagi hanya Tentang Waktu Menyikat Gigi dan
12,6% dan sebelum tidur malam 28,7%. mengetahui Hubungan Pengetahuan
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Tentang Teknik Menyikat Gigi Terhadap
Masyarakat yang menggosok gigi sesudah Status Kebersihan Gigi dan Mulut Pada
makan pagi sebesar 10,0%, sedangkan Murid SD Negeri.
90,0% tidak menggosok gigi sesudah
makan pagi, dan yang menyikat hgigi METODE PENELITIAN
sebelum tidur malam hanya 20,8%.
Sedangkan di kabupaten Aceh Besar yang Jenis penelitian ini bersifat Analitik
menggosok gigi sesudah makan pagi 5,9% dengan desain cross sectional untuk
dan sebelum tidur malam 29,3%. mengetahui Hubungan Pengetahuan
Persentase penduduk Indonesia yang Tentang Menyikat Gigi (Frekuensi, Waktu
berperilaku benar menggosok gigi adalah dan Teknik) Terhadap Status Kebersihan
7,3% dan yang berperilaku tidak benar Gigi dan Mulut Pada Murid SD Negeri.
menggosok gigi 92,7%. Provinsi NAD yang Penelitian ini dilaksanakan di SD
berperilaku benar menggosok gigi yaitu Negeri.Populasi penelitian ini adalah
4,9%, sedangkan persentase penduduk seluruh murid kelas III, IV danV SD Negeri
yang berperilaku tidak benar menggosok berjumlah 50 orang, alasannya:
gigi sangat besar yaitu 95,1%. Persentase a. Karena murid kelas III, IV dan V sudah
penduduk Aceh Besar yang berperilaku banyak tumbuh gigi permanent jadi
benar menyikat gigi adalah 3,4% dan pengetahuan tentang menyikat gigi
96,6% lainnya berperilaku tidak benar sangat penting.
menggosok gigi. Masyarakat Indonesia

259 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------ Volume 9 Nomor 4, Oktober 2018
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
b. Murid kelas III, IV dan V lebih kooperatif Pengetahuan Tentang Frekuensi
dan mudah diajak untuk berkomunikasi. Menyikat Gigi
c. Dari survei awal peneliti kelas III, IV dan
V mempunyai rata-rata status Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Tentang
kebersihan gigi dan mulut dengan Frekuensi Menyikat Gigi Murid SDN
kriteria sedang. Sampel dalam
penelitian ini adalah total populasi, yaitu No Pengetahuan Frekuensi Persentase
seluruh murid kelas III, IV dan V SD 1. Baik 35 70
Negeri berjumlah 50 orang . 2. Kurang baik 15 30
Total 50 100
Cara pengolahan data Debris dan
Kalkulus: Berdasarkan tabel 3 di atas dari 50
a. Debris murid yang diwawancarai terlihat bahwa
Rumus Debris Indeks = pengetahuan tentang frekuensi menyikat
gigi baik sebanyak 70%.

Pengetahuan tentang Waktu Menyikat


b. Kalkulus Gigi
Rumus Kalkulus Indeks =
Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Tentang
Waktu Menyikat Gigi Murid SDN

No Pengetahuan Frekuensi Persentase


c. OHI-S (Oral Hygiene Indeks – 1. Baik 33 66
Simplified) 2. Kurang baik 17 34
Rumus OHI-S = Total 50 100
Berdasarkan tabel 4 di atas dari 50
Debris Indeks + Kalkulus Indeks
murid yang diwawancarai terlihat bahwa
Data yang didapat dari hasil frekuensi pengetahuan tentang waktu
pemeriksaan dianalisis secara analitik menyikat gigi baik sebanyak 66%.
berdasarkan tabell distribusi frekuensi
dengan menggunakan uji hipotesis. Pengetahuan Tentang Teknik Menyikat
Gigi
HASIL PENELITIAN
Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Tentang
Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Murid Teknik Menyikat Gigi Murid SDN
SDN
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase No Pengetahuan Frekuensi Persentase
1. Laki-Laki 26 52 1. Baik 25 50
2. Perempuan 24 48 2. Kurang baik 25 50
Total 50 100 Total 50 100

Berdasarkan tabel 1 di atas terlihat Berdasarkan tabel 5 di atas dari 50


bahwa dari 50 murid yang diperiksa murid yang diwawancarai terlihat bahwa
ternyata frekuensi terbanyak adalah jenis frekuensi pengetahuan tentang teknik
kelamin laki-laki yang berjumlah 52%. menyikat gigi baik sebanyak 50%.

Tabel 2. Distribusi Umur Murid SDN Status Kebersihan Gigi dan Mulut
No Umur Frekuensi Persentase Tabel 6. Distribusi Status Kebersihan Gigi
1. 8–9 30 60 dan Mulut Murid SDN
2. 10 – 11 20 40
Total 50 100 No Pengetahuan Frekuensi Persentase
1. Baik (0,0 – 1,2) 12 24
Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat 2. Sedang (1,2 – 2.0) 34 68
bahwa dari 50 murid yang diperiksa 3. Buruk (2,1 – 3,0) 4 8
ternyata frekuensi terbanyak adalah umur Total 50 100
8–9 tahun sebanyak 60%.

260 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------ Volume 9 Nomor 4, Oktober 2018
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
Berdasarkan tabel 6 di atas dari 50 pada murid SDN. Dalam hal ini
responden mempunyai status kebersihan menjelaskan bahwa kebersihan gigi dan
gigi dan mulut dengan kategori sedang mulut pada murid SDN sangat berpengaruh
68%. terhadap adanya peran dan dukungan yang
besar dari orang tua yaitu sebuah tindakan
PEMBAHASAN yang nyata berupa penanaman pendidikan
Dari 35 murid yang memiliki kesehatan sedini mungkin oleh orang tua
pengetahuan tentang frekuensi menyikat terhadap anaknya akan memberi pengaruh
gigi baik mempunyai status kebersihan gigi besar dalam meningkatkan kesadaran anak
dan mulut dengan kategori sedang 68,6%. serta perubahan sikap pelihara diri yang
Dengan demikian, hal yang semestinya memberi pengaruh positif bagi peningkatan
diharapkan dengan baiknya pengetahuan kebersihan gigi dan mulut anak menjadi
murid tentang frekuensi menyikat gigi lebih baik (Herijulianti, 2002).
terhadap status kebersihan gigi dan mulut Hasil analisis data menunjukkan bahwa
pada murid SDN belum tercapai. Karena dari 25 murid yang memiliki pengetahuan
masih banyak murid yang pengetahuannya tentang teknik menyikat gigi kurang baik
baik terhadap frekuensi menyikat gigi tetapi mempunyai status kebersihan gigi dan
status kebersihan giginya masih kriteria mulut dengan kategori sedang 80%. Dalam
sedang yaitu sebanyak 68,6%, padahal hal ini dapat dilihat bahwa murid yang
yang semestinya terjadi adalah dengan mempunyai pengetahuan teknik menyikat
baiknya pengetahuan tentang frekuensi gigi yang kurang baik sangat berpengaruh
menyikat gigi maka baik pula status terhadap kebersihan gigi dan mulut, karena
kebersihan gigi dan mulutnya. Hal ini umumnya murid SDN.Kebanyakan
disebabkan karena kebersihan gigi dan menyikat gigi hanya bagian depan saja.
mulut tidak hanya dipengaruhi oleh Karena mereka tidak tahu bagaimana
frekuensi menyikat gigi tetapi kebersihan teknik menyikat gigi yang baik dan benar
gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh waktu sehingga mempengaruhi status kebersihan
dan teknik menyikat gigi yang baik dan gigi dan mulut.
benar. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil analisis data, tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang
ada hubungan antara pengetahuan tentang teknik menyikat gigi terhadap status
frekuensi menyikat gigi terhadap status kebersihan gigi dan mulut pada murid SDN.
kebersihan gigi dan mulut pada murid SDN. Teknik menyikat gigi yang baik dan benar
Hal ini didukung boleh pendapat Pratiwi siapkan sikat gigi dan pasta gigi yang
(2007) bahwa walaupun menyikat gigi dua mengandung flour, banyaknya pasta gigi
kali sehari, tapi sebagian besar orang tetap sebesar sebutir kacang tanah, kumur-
memiliki plak dalam mulutnya. Hal ini kumurlah sebelum menyikat gigi, sikatlah
menunjukkan bahwa metode pembersihan semua permukaan gigi dengan gerakan
yang dilakukan belum tepat. maju mundur dan pendek-pendek selama 2
Hasil analisis data menunjukkan bahwa menit dan sedikitnya 8 gerakan untuk
dari 33 murid yang memiliki pengetahuan setiap permukaan, Sikat lah permukaan
tentang waktu menyikat gigi baik yang menghadap pipi dan bibir, sikatlah
mempunyai status kebersihan gigi dan permukaan gigi yang menghadap langit-
mulut dengan kategori sedang 78,8%. langit dan lidah, sikatlah permukaan gigi
Murid yang memiliki pengetahuan tentang yang dipakai untuk mengunyah, setelah
waktu menyikat gigi baik tetapi mempunyai semua permukaan gigi selesai disikat
status kebersihan gigi dan mulut dengan kumurlah satu kali saja, bersihkan sikat gigi
kategori sedang, disebabkan karena tidak dengan air dan simpanlah sikat gigi dengan
adanya kesadaran, sikap dan tindakan dari posisi tegak, kepala sikat berada di atas.
murid dalam menjaga kebersihan gigi dan
mulut. Hal ini sejalan dengan teori yang KESIMPULAN DAN SARAN
mengungkapkan bahwa pengetahuan yang
baik apabila tidak disertai oleh kesadaran, Kesimpulan
sikap dan tindakan maka tidak akan bersifat
lama (Notoatmodjo, 2003). Tidak ada hubungan antara
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan tentang frekuensi menyikat
ada hubungan antara waktu menyikat gigi gigi, ada hubungan pengetahuan tentang
terhadap status kebersihan gigi dan mulut waktu menyikat gigi dan ada hubungan

261 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------ Volume 9 Nomor 4, Oktober 2018
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
pengetahuan tentang teknik menyikat gigi
terhadap status kebersihan gigi dan mulut
pada murid SDN.

Saran

Diharapkan adanya kesadaran pada


Murid SDN untuk dapat meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut agar status
kebersihan gigi dan mulut pada Murid SDN
lebih baik. Diharapkan kepada tenaga
kesehatan gigi agar dapat memberikan
penyuluhan berkala khususnya kesehatan
gigi dan mulut pada murid SDN yaitu
minimal dua kali dalam setahun.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan, 2007, Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Herijulianti. E., Indriani. T.S., Artini. S.,
2002. Pendidikan Kesehatan Gigi, hal.
101-106. EGC. Jakarta
Notoatmodjo, S., 2003, Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Rineka Cipta. Jakarta.
PDGI, 2011, Pentingnya Menyikat Gigi.
http://www.google.co.id.pentingnya
menyikat gigi.pdgi-online.
Pratiwi, Donna, S.,, 2007. Gigi Sehat, hal.
28,46. PT Kompas Media Nusantara.
Jakarta.
Reza. F.P., 2010. Gambaran Pengetahuan
Kebersihan Gigi dan Mulut Ditinjau dan
Menyikat Gigi Pada Murid Kelas V dan
VI SD Negeri NO 18 banda Aceh Tahun
2010, , Karya Tulis Ilmiah untuk
mendapat gelar Amkg., Jurusan
kesehatan Gigi Poltekkes Aceh, 2007,
hal. 2.
Susanti. H, 2011. Karang Gigi, Jakarta.
http://www.google.co.id. karang
gigi.dentia care center.

262 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF

Anda mungkin juga menyukai