Anda di halaman 1dari 14

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SIKAT GIGI PERMUKAAN BULU

DATAR DAN ZIG-ZAG TERHADAP PERUBAHAN INDEKS PLAK


PADA GIGI BERJEJAL SISWA-SISWI
SMP ISLAM NURUL HUDA SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
ARLITA PUSPARINI
P1337425215002

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SIKAT GIGI PERMUKAAN BULU DATAR
DAN ZIG-ZAG TERHADAP PERUBAHAN INDEKS PLAK PADA GIGI
BERJEJAL SISWA-SISWI SMP ISLAM NURUL HUDA SEMARANG
Arlita Pusparini1, Ani Subekti2, Tri Wiyatini3
ABSTRAK
Penyebab awal terjadinya penyakit gigi adalah plak. Salah satu faktor penyebab plak yaitu gigi
berjejal. Mengontrol penumpukan plak dapat dilakukan dengan menyikat gigi. Efektivitas menyikat gigi
dipengaruhi oleh sikat gigi. Bentuk permukaan bulu sikat gigi di antaranya permukaan bulu datar dan zig-
zag. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penggunaan sikat gigi permukaan bulu datar dan
zig-zag terhadap perubahan indeks plak pada gigi berjejal.
Penelitian ini bersifat Quasi Experiment dengan rancangan pretest-postest with two group
design. Populasi dalam penelitian ini siswa-siswi SMP Islam Nurul Huda Semarang yang memiliki
kriteria gigi berjejal ringan dengan jumlah sampel 28 responden menggunkan teknik purposive sampling.
Instrumen pengumpulan data berupa lembar pemeriksaan plak dan cek list. Analisis data menggunakan
Wilcoxon dan Mann Whitney.
Analisis uji wilcoxon menunjukkan p-Value 0,001(<0,05) pada masing-masing kelompok
perlakuan, artinya kedua sikat gigi efektif dalam menurunkan indeks plak gigi berjejal. Analisis uji Mann
Whitney menunjukkan p-Value 0,036 (<0,05), artinya terdapat perbedaan bermakna antara kedua
kelompok sikat gigi terhadap perubahan indeks plak. Selisih rata-rata indeks plak dengan sikat gigi bulu
zig-zag lebih besar dibanding bulu datar, dapat disimpulkan sikat gigi bulu zig-zag lebih efektif
menurunkan indeks plak gigi berjejal dibanding bulu datar.

Kata Kunci: Sikat gigi, Indeks plak, Gigi berjejal


1)
Mahasiswa Program Studi DIV Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Semarang
2,3)
Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Semarang

EFFECTIVENESS OF THE USE OF FLAT AND ZIG-ZAG TOOTHBRUSHES


ON PLAQUE INDEX CHANGES IN CROWDED TEETH NURUL HUDA
SEMARANG ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS
ABSTRACT
The initial cause of dental disease is plaque. One way to factors causing plaque is crowded.
Controlling those plaque accumulation can be done by brushing your teeth . The effectiveness of brushing
is affected by toothbrushes. The shape of toothbrushes surface are flat and zig-zag. The purpose of this
study was to determine the effectiveness of using a flat and bristle toothbrush to change the index of
plaque on crowded.
This research belonged to Quasi Experimental research with pretest-posttest of two group
design. The population of this research were students of SMP Islam Nurul Huda Semarang who fulfilled
the criteria of simple crowded with a sample of 28 respondents and used technique of purposive sampling.
The data collection instrument of this research was obtained from the plaque check sheet and check list.
The data were analysed by using Wilcoxon and Mann Whitney.
Wilcoxontest analysed showing p-Value 0.001 (<0.05) on each treatment group, it the meaning
that both tootbrushes were proven effective towards plaque index changes on crowded. Mann Whitney
test analysed showing p-Value 0.036 (<0.05), it the meaning that there was significant difference in the
plaque index changes. The changes in plaque index average of using bristle tootbrushes was greated than
flat tootbrushes, it can be concluded that the use of bristle toothbrushes was more effective than flat
toothbrush towards plague index changes on crowded.

Keywords: Toothbrush, plaque index, crowded


1)
Student of DIV Dental Nursing Study Program in Health polytechnic of Semarang
2,3)
Lecturer in the Departement of Dental Nursing at Health Polytechnic of Semarang
PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun
Kesehatan menurut Undang- 2010 menunjukkan pada usia 5-14 tahun
Undang Republik Indonesia Nomor 36 proporsi anak yang terserang karies gigi
tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik sebesar 23,97% (Olivia, 2018).
secara fisik, mental, spiritual dan sosial Penyebab awal terjadinya penyakit
yang memungkinkan setiap orang untuk gigi atau kerusakan gigi adalah plak.
hidup produktif secara sosial dan (Tarigan, 2013). Salah satu upaya
ekonomis. Kesehatan yang perlu pencegahan yang dapat dilakukan untuk
diperhatikan selain kesehatan tubuh yaitu memelihara kebersihan gigi atau
kesehatan gigi dan mulut, karena mengontrol penumpukan plak yang dapat
kesehatan gigi dan mulut akan dilakukan sendiri dan cukup efektif adalah
mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyikat gigi secara rutin (Putri et al,.
keseluruhan (Hidayat dan Tandiari, 2016). 2013). Tarigan (2013) menyebutkan
Di Indonesia presentase penduduk bahwa kontrol plak dengan menyikat gigi
yang mempunyai masalah kesehatan gigi sangat penting, namun tetap harus
dan mulut terus meningkat. Hasil Riset memperhatikan pemilihan sikat.
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 Pemilihan sikat gigi harus disesuaikan
dan 2018 menunjukkan terjadi dengan kebutuhan masing-masing
peningkatan proporsi penduduk Indonesia individu, karena setiap orang memiliki
bermasalah gigi dan mulut dari 25,9% lingkungan fisik dalam rongga mulut yang
menjadi 57,6%. Indeks DMF-T sebesar berbeda, seperti anatomi dan posisi gigi,
4,6, yang artinya kerusakan gigi setiap anatomi jaringan sekitar, dan struktur
orang mencapai 4-5 gigi (Riskesdas, permukaan gigi (Reddy, 2008).
2013). Selain itu proporsi perilaku Salah satu susunan atau posisi gigi
menyikat gigi setiap hari masyarakat adalah gigi berjejal. Kondisi ini dapat
Indonesia menurut kelompok umur yaitu menyebabkan penumpukan plak yang juga
kelompok umur 10-14 tahun sebesar merupakan salah satu faktor resiko
95,7%, dan hanya 1,7 yang memiliki terjadinya karies. Sisa makanan yang
perilaku menyikat gigi dengan baik dan menyangkut pada gigi berjejal
benar. Sebagian besar masyarakat mengakibatkan sulitnya saliva
menyikat gigi setiap hari saat mandi pagi membersihkan sisa makanan tersebut.
dan mandi sore (Riskesdas, 2013). Data Apabila penyikatan gigi tidak dilakukan
dengan baik dan benar maka sisa makanan gigi bulu datar akan mampu
tersebut mengakibatkan terjadinya membersihkan daerah interproximal
penumpukan plak (Sesea et al., 2013). (Manurung, 2017). Bagaimanapun juga
Penelitian tentang pengaruh sikat gigi dengan permukaan bulu datar
bentuk permukaan sikat gigi terhadap nilai merupakan sikat gigi yang paling sering
debris dan plak indeks menyimpulkan digunakan untuk membersihkan plak
bahwa sikat gigi dengan permukaan bulu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
zig-zag mempunyai kemampuan yang Namun belum diketahui efektivitas dari
lebih dalam hal pengurangan plak masing-masing jenis sikat gigi tersebut
dibandingkan dengan sikat gigi dalam mengeliminasi plak pada gigi
permukaan bulu lurus, cekung, ujung berjejal.
menonjol dan tidak rata, karena sikat gigi Hasil studi pendahuluan yang telah
bulu zig-zag memiliki bentuk permukaan saya lakukan terhadap 8 siswa SMP Islam
zig-zag seperti huruf Z sehingga mampu Nurul Huda Semarang pada tanggal 20
membersihkan gigi pada daerah yang sulit Desember 2018 yang memiliki gigi
dijangkau (Sunarjo et al., 2007). Stiller et berjejal diperoleh data rata-rata debris
al dalam Manurung (2017) mengatakan indeks sebesar 0,9 dimana angka tersebut
bahwa sikat gigi dengan bulu yang lebih termasuk dalam kategori sedang, yang
panjang mampu membersihkan gigi lebih menunjukkan bahwa kebersihan gigi dan
optimal, khususnya pada daerah mulut tersebut masih belum optimal dan
interproximal. Ketika bulu sikat gigi yang masih memerlukan perhatian.
lebih pendek membersihkan permukaan Tujuan dari penelitian ini adalah
gigi, maka bulu sikat yang lebih panjang untuk mengetahui efektivitas penggunaan
akan menjangkau permukaan inter- sikat gigi permukaan bulu datar dan zig-
proximal sehingga sikat gigi ini efektif zag terhadap perubahan indeks plak pada
dalam membersihkan plak pada gigi sampel gigi berjejal siswa-siswi SMP
geligi. Sedangkan sikat gigi dengan Islam Nurul Huda Semarang.
permukaan bulu datar dinilai efektif dalam METODE PENELITIAN
menurunkan skor plak pada gigi, karena Jenis penelitian yang digunakan
bulu sikat mampu berkontak dengan baik adalah experimental research dengan
pada permukaan gigi geligi, dan apabila desain penelitian bersifat Quasi
digunakan dengan sedikit tekanan sikat Experiment menggunakan rancangan
pretest-postest with two group design. variabel. Kemudian sebelum berlanjut
Masing-masing akan diberikan perlakuan pada analisis bivariat dilakukan uji
pada dua kelompok yang berbeda. normalitas terlebih dulu untuk melihat
Perlakuan pertama akan diberikan pada apakah data yang terkumpul terdistribusi
kelompok sikat gigi dengan bentuk normal atau tidak. Uji normalitas data
permukaan bulu sikat datar, dan perlakuan dalam penelitian ini menggunakan uji
kedua akan diberikan pada kelompok sikat Saphiro Wilk karena sampel dalam jumlah
dengan bentuk permukaan bulu sikat zig- kecil (<50). Berdasarkan hasil normalitas
zag. Saphiro-Wilk indeks plak sebelum dan
Adapun subjek penelitian yang sesudah menyikat gigi didapatkan nilai
digunakan dalam penelitian ini adalah signifikansi <0,05 artinya data tidak
keseluruhan siswa-siswi SMP Islam Nurul berdistribusi normal. Kemudian
Huda Semarang tahun 2019 yang melakukan analisis bivariat menggunakan
memiliki susunan gigi berjejal ringan uji Wilcoxon, kemudian dilanjutkan uji
dengan jumlah subjek 28 siswa. Dari 28 Mann Whitney sehingga dapat mengetahui
siswa tersebut akan dibagi menjadi dua efektivitas dari masing-masing sikat gigi.
kelompok yaitu kelompok yang
menggunakan sikat gigi bulu datar (14)
dan kelompok yang menggunakan sikat
gigi bulu zig-zag (14).Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan purposive sampling, yaitu
sampel yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat
populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).
Data yang diperoleh dari hasil
penelitian dianalisis dengan komputer
menggunakan program SPSS. Analisis
univariat dilakukan untuk
mendeskripsikan karakteristik dari setiap
HASIL DAN PEMBAHASAN b. Perbedaan rata-rata indeks plak
a. Selisih rata-rata indeks plak sebelum menggunakan sikat gigi permukaan
dan sesudah menyikat gigi dengan sikat bulu datar dan zig-zag pada gigi
gigi permukaan bulu zig-zag pada gigi berjejal
berjejal Tabel 2 Hasil uji wilcoxon rata-rata indeks
Tabel 1 Selisih rata-rata indeks plak plak sebelum dan sesudah menyikat gigi
sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan dengan sikat gigi permukaan bulu datar
sikat gigi permukaan bulu zig-zag pada dan zig-zag pada gigi berjejal
gigi berjejal Kelompok Inter-
p-Value
Rata-rata Plak perlakuan pretasi
Kelompok Seli
Sebe Sesu Sikat gigi
perlakuan sih
lum dah permukaan 0,001 Ada beda
Sikat Gigi bulu datar
Permukaan 0,54 0,25 0,29 Sikat gigi
Bulu Datar permukaan 0,001 Ada beda
Sikat Gigi bulu zig-zag
Permukaan
0,48 0,15 0,34
Bulu Zig- Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
zag
bahwa hasil dari masing-masing uji
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan Wilcoxon sebelum dan sesudah
bahwa selisih rata-rata indeks plak menyikat gigi menggunakan sikat gigi
yang menggunakan sikat gigi permukaan bulu datar dan zig-zag
permukaan bulu zig-zag lebih tinggi mendapatkan nilai p-Value 0,001
daripada sikat gigi permukaan bulu (<0,05). Sehingga dapat disimpulkan
datar yaitu dengan selisih yang bahwa ada perbedaan indeks plak yang
menggunakan sikat gigi permukaan bermakna antara sebelum dan sesudah
bulu zig-zag sebesar 0,34 sedangkan menyikat gigi menggunakan sikat gigi
yang menggunakan sikat gigi permukaan bulu datar dan zig-zag pada
permukaan bulu datar sebesar 0,29. gigi berjejal.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
sikat gigi permukaan bulu zig-zag
memiliki selisih rata-rata lebih banyak
dalam penurunan indeks plak pada gigi
berjejal dibanding sikat gigi permukaan
bulu datar.
c. Uji beda efektivitas penggunaan sikat Berdasarkan Tabel 4 yang di uji
gigi permukaan bulu datar dan zig-zag menggunakan Mann Whitney
terhadap perubahan indeks plak pada menunjukkan bahwa tingkat efektivitas
gigi berjejal dapat dilihat dari nilai mean
Tabel 3 Hasil uji Mann Whitney sesudah
penggunaan sikat gigi permukaan bulu
menggunakan sikat gigi permukaan bulu
datar dan zig-zag pada gigi berjejal datar menunjukan nilai 11,25 dan zig-
Kelompok Inter- zag menunjukkan nilai 17,75 hal
p-Value
perlakuan pretasi
Sikat Gigi tersebut menunjukkan penurunan
Permukaan Bulu indeks plak dengan menggunakan sikat
Datar Ada
0,036 gigi permukaan bulu zig-zag lebih
Sikat Gigi beda
Permukaan Bulu besar dibanding dengan reponden yang
Zig-zag
menggunakan sikat gigi permukaan
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bulu datar. Maka dapat disimpulkan
bahwa hasil uji Mann Whitney bahwa sikat gigi permukaan bulu zig-
mendapatkan nilai p-Value sebesar zag lebih efektif dalam menurunkan
0,036 (<0,05), yang artinya terdapat indeks plak pada gigi berjejal
perbedaan antara penggunaan sikat gigi dibanding sikat gigi permukaan bulu
permukaan bulu datar dan zig-zag datar.
terhadap perubahan indeks plak pada Adanya perubahan rata-rata hasil
gigi berjejal. pemeriksaan indeks plak sebelum dan
d. Hasil uji Keefektivitasan antara sesudah menggunakan sikat gigi
penggunaan sikat gigi permukaan bulu permukaan bulu datar menunjukkan
datar dan zig-zag terhadap perubahan terjadinya peningkatan kebersihan gigi
indeks plak gigi berjejal dan mulut yang baik sesudah menyikat
Tabel 4 Hasil uji perbedaan efektivitas gigi. Pembersihan plak pada gigi berjejal
sikat gigi permukaan bulu datar dan zig- menggunakan sikat gigi permukaan bulu
zag terhadap perubahan indeks plak
datar menghasilkan perubahan indeks plak
Mean rank
11,25 yang bermakna. Hal tersebut dikarenakan
Sesudah menyikat gigi
dengan sikat datar bulu sikat mampu berkontak dengan baik
Sesudah menyikat gigi 17,75
dengan sikat zig-zag pada permukaan gigi sehingga ketika
digunakan dengan teknik kombinasi
menghasilkan pembersihan plak yang
baik. Sikat gigi dengan permukaan bulu berbeda secara tidak langsung mampu
datar memiliki bentuk permukaan bulu membersihkan permukaan gigi sekaligus
yang lurus dengan tinggi permukaan sama mengangkat sisa makanan dari permukaan
dan rata sehingga dapat dengan mudah yang tidak rata khususnya jika digunakan
menjangkau seluruh permukaan gigi serta dengan teknik kombinasi yang
bulu yang fleksibel akan mampu menekankan pembersihan pada seluruh
berkontak pada permukaan gigi dengan permukaan gigi. Sehingga sikat gigi
menyesuaikan struktur keadaan gigi. Bulu dengan bulu yang lebih panjang ini
sikat yang datar ini efektif untuk mampu membersihkan gigi lebih optimal,
membersihkan gigi pada daerah yang rata khususnya pada daerah interproximal.
seperti permukaan luar gigi dan apabila Stiller et al dalam Manurung tahun 2017
digunakan dengan sedikit tekanan sikat juga menyebutkan bahwa ketika bulu sikat
gigi permukaan datar akan mampu gigi yang lebih pendek membersihkan
membersihkan daerah interproximal daerah permukaan gigi, maka bulu sikat
(Manurung, 2017). Penelitian Permatasari yang lebih panjang akan menjangkau
tahun 2017 juga menyebutkan bahwa sikat permukaan interproximal sehingga sikat
gigi berbulu datar bertangkai melengkung gigi ini efektif dalam membersihkan plak
dan bertangkai lurus dapat menurunkan pada gigi.
debris indeks pada gigi berjejal. Kondisi gigi berjejal sering
Adanya perubahan rata-rata skor menjadi masalah bagi penderitanya,
plak sesudah menyikat gigi dengan sikat karena gigi berjejal sulit dibersihkan.
gigi permukaan bulu zig-zag Tingkat keparahan gigi berjejal
menunjukkan adanya peningkatan mempengaruhi pembersihan plak.
kebersihan gigi dan mulut menggunakan Semakin parah kemiringan gigi berjejal
sikat gigi permukaan bulu zig-zag. Hal akan semakin sulit melakukan
tersebut dikarenakan desain bentuk sikat pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut.
gigi dengan permukaan bulu zig-zag Responden dalam penelitian ini memiliki
bertujuan untuk mempermudah akses gigi dengan derajat gigi berjejal yang
pembersihan ke daerah yang sulit ringan pada kedua rahang sehingga kedua
dijangkau. Bulu sikat yang berbeda ini sikat gigi memiliki efektivitas yang baik
memberikan kebersihan maksimal tanpa dalam membersihkan sisa makanan dan
melukai gusi, dan tinggi bulu sikat yang plak pada gigi karena tidak terdapat celah
extreme dan dalam. Dalam penelitian ini mampu menyesuaikan struktur gigi dan
responden telah diajarkan cara menyikat membersihkan plak pada permukaan yang
gigi sebelum perlakuan dan pada saat berbeda.
perlakuan berupa menyikat gigi sesuai Sikat gigi permukaan bulu zig-zag
dengan rencana pelaksanaan penelitian mengalami penurunan plak yang lebih
dimana responden telah diajarkan cara besar dibanding sikat gigi permukaan bulu
menyikat gigi yang baik dan benar datar. Hasil penelitian ini sesuai pendapat
menggunakan teknik kombinasi dengan Sunarjo et al tahun 2007 yang menyatakan
durasi waktu selama 2 menit dan bahwa sikat gigi dengan permukaan bulu
pengarahan ketika perlakuan. Teknik zig-zag mempunyai kemampuan yang
kombinasi yang digunakan merupakan lebih dalam hal pengurangan plak
teknik yang paling efektif untuk dibandingkan dengan sikat gigi
membersihkan plak gigi karena mampu permukaan bulu lurus, cekung, ujung
menurunkan skor plak pada gigi (Suyatmi, menonjol dan tidak rata, karena sikat gigi
2013). Hal ini dibuktikan ketika bulu zig-zag memiliki bentuk permukaan
penelitian, dimana rata-rata indeks plak zig-zag seperti huruf Z sehingga mampu
kedua kelompok responden mengalami membersihkan gigi pada daerah yang sulit
penurunan skor plak sesudah menyikat dijangkau. Penelitian Harnopit tahun 2013
gigi dengan teknik kombinasi. Dengan yang berjudul “Perbandingan Keefektifan
demikian sikat gigi permukaan bulu datar Desain Bulu Sikat Gigi terhadap Skor
dan zig-zag efektif dalam menurunkan Plak” juga menyebutkan bahwa semua
skor plak apabila dikombinasikan dengan desain bulu sikat gigi memiliki
teknik menyikat gigi yang tepat dan durasi kemampuan dalam penghapusan plak,
yang sesuai yaitu selama 2 menit. namun tetap sikat gigi dengan bulu zig-
Adanya perbedaan hasil antara zag memiliki rata-rata terkecil dalam
kedua jenis sikat gigi disebabkan kedua menurunkan skor plak dibandingkan
sikat gigi memiliki permukaan bulu sikat dengan desain bulu sikat datar,
yang dapat mencapai permukaan gigi bergelombang, dan bertingkat.
dengan baik walaupun panjang bulu sikat Sikat gigi permukaan bulu datar
berbeda. Gerakan yang diberikan ketika dan zig-zag jika digunakan dengan tepat
menyikat gigi dengan teknik kombinasi sama-sama efektif dalam pengurangan
menyebabkan bulu sikat kedua jenis ini indeks plak pada gigi berjejal, namun
sikat gigi permukaan bulu zig-zag terlihat menggunakan sikat gigi permukaan
lebih baik dalam menurunkan indeks plak bulu zig-zag.
pada daerah yang sulit dijangkau seperti 3. Sikat gigi permukaan bulu zig-zag
gigi berjejal. Hal ini dikarenakan sikat lebih efektif menurunkan indeks plak
gigi permukaan bulu zig-zag memiliki pada gigi berjejal dibanding sikat gigi
desain bentuk permukaan bulu yang permukaan bulu datar. Hal tersebut
berbentuk zig-zag yang mampu dibuktikan dengan menunjukkan
membersihkan daerah permukaan gigi selisih rata-rata indeks plak sebelum
khususnya daerah interproximal gigi. dan sesudah menyikat gigi
KESIMPULAN menggunakan sikat gigi permukaan
Berdasarkan hasil penelitian dan bulu datar sebesar 0,29, sedangkan
pembahasan dapat disimpulkan sebagai sikat gigi permukaan bulu zig-zag
berikut: sebesar 0,34. Artinya terdapat
1. Rata-rata indeks plak gigi berjejal perbedaan indeks plak yang bermakna
siswa-siswi SMP Islam Nurul Huda antara kedua kelompok sikat gigi.
Semarang sebelum menyikat gigi SARAN
menggunakan sikat gigi permukaan Dari penelitian yang sudah
bulu datar sebesar 0,54 dan sesudah dilakukan mengenai “Efektivitas
menyikat gigi dengan sikat gigi Penggunaan Sikat Gigi Permukaan Bulu
permukaan bulu datar menjadi 0,25 Datar dan Zig-Zag pada Gigi Berjejal
yang artinya, terjadi perubahan indeks terhadap Perubahan Indeks Plak Siswa-
plak yang baik sesudah menggunakan siswi SMP Islam Nurul Huda Semarang”
sikat gigi permukaan bulu datar. dapat diajukan beberapa saran sebagai
2. Rata-rata indeks plak gigi berjejal berikut:
siswa-siswi SMP Islam Nurul Huda 1. Perlu ketelitian lebih untuk
Semarang sebelum menyikat gigi membersihkan kondisi gigi berjejal.
menggunakan sikat gigi permukaan 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
bulu zig-zag sebesar 0,48 dan sesudah mengenai efektivitas sikat gigi
menyikat gigi dengan sikat gigi permukaan bulu datar dan zig-zag
permukaan bulu zig-zag menjadi dalam penurunan indeks plak pada
0,15. Dalam hal ini, terjadi perubahan sampel yang memiliki gigi dengan
indeks plak yang baik sesudah derajat moderate-severe crowding.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Erwana A F (2013). Gigi dan mulut.
dengan menambahkan jumlah sampel Yogyakarta: Andi.
dan membandingkan desain bentuk Ghofur A (2015). Kesehatan gigi dan
sikat gigi yang lain. mulut. Yogyakarta: Mitra Buku.
DAFTAR PUSTAKA Harnopit S (2013). Perbandingan
Asmawati, Hamsar A, Nurhamidah keefektifan desain bulu sikat gigi
terhadap skor plak. Banda Aceh:
(2014). Indeks plak antara gigi Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi
berjejal dengan gigi tidak berjejal Universitas Syiah Kuala.
setelah menyikat gigi setelah Hidayat R dan Tandiari A (2016).
menyikat gigi pada siswa-siswi Kesehatan gigi dan mulut.
Yogyakarta: Andi, pp: 8-14, 84-87.
SMP PAB 5 Patumbak. Medan:
Isnainah M (2008). Kesehatan gigi dan
Jurnal Ilmial PANMED, 9 (2): mulut. Bandung: Artikel Bagian
103-106. Orthodonti Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Padjadjaran.
Amanda SM (2016). Hubungan gigi
berjejal dengan oral hygiene pada Kemenkes RI (2012). Buku panduan
SMA N 4 Medan. Medan: Skripsi pelatihan kader kesehatan gigi dan
Fakultas Kedokteran Gigi mulut masyarakat. Jakarta:
Universitas Sumatra Utara. Kementerian Kesehatan RI, pp: 16-
17.
Budha MADS (2014). Pengaruh
kekakuan bulu sikat gigi terhadap (2018). Cara mencegah
penurunan jumlah plak pada anak. penyakit gigi dan mulut.
Denpasar: Skripsi Fakultas www.kemkes.go.id. pdf –Diakses
Kedokteran Gigi Universitas November 2018.
Mahasaraswati Denpasar.
Kusumawardani E (2011). Buruknya
Chandra B (2009). Biostatistik untuk kesehatan gigi dan mulut.
kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Yogyakarta: Siklus, pp: 74-81.
EGC, pp: 7 dan 120.
Manurung AAA (2017). Perbedaan
Collins dan Fiona (2011). Toothbrush efektivitas menyikat gigi dengan
technology, dentifrices, and sikat gigi permukaan bulu datar
dental biofilm removal. Peer dan bertingkat menggunakan
Reviewed Publication. metode bass terhadap penurunan
indeks plak pada remaja usia 18-
Dahlan S (2012). Statistik untuk 19 tahun. Padang: Skripsi Fakultas
kedokteran dan Kesehatan. Kedokteran Gigi Universiat
Jakarta: Salemba Medika. Andalas.

Dinkes Kota Semarang (2010). Profil Mitchell L, David A, Chaul MC, Lorna
Kesehatan Kota Semarang. (2012). Kedokteran gigi klinik.
Semarang: Dinas Kesehatan Kota Edisi ke 5, Jakarta: ECG, pp: 26-
Semarang. 27.
Narang S, Inamdar R, Khan S, Narang A, Putri M.H, Herijulianti E, Nurjannah N
Agrawal R, Khare N (2012). (2013). Ilmu pencegahan penyakit
Evaluation of the efficacy of a jaringan keras dan jaringan
conventional bristle brush and pendukung gigi. Jakarta: EGC, pp:
cross-action brush in routine oral 53-121.
hygiene practice: A Comparative
Study. Journal of Orofacial Rahmadhan AG (2010). Serba-serbi
Research, 2 (1): 9-14. Kesehatan Gigi dan Mulut.
Jakarta: Bukuné, pp: 18-28.
Notoatmodjo S (2010). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta: Reddy dan Shantipriya (2008). Essentials
Rineka Cipta. of clinical periodontology and
periodontics 2nd edition. New
Olivia PN (2018). Efektivitas penggunaan Delhi: Jaypee.
sikat gigi elektrik dan
konvensional pada penurunan Riskesdas (2013). Kementerian Kesehatan
debris indeks. Semarang: Skripsi
Jurusan Keperawatan Gigi Republik Indonesia. Jakarta, 110-
Poltekkes Semarang. 119.
Pay MN, Widiati S, Sriyono NW (2016). (2018). Kementerian Kesehatan
Identifikasi faktor yang Republik Indonesia. Jakarta.
mempengaruhi perilaku anak
dalam pemeliharaan kebersihan Riwidikdo (2012). Statistik Kesehatan.
gigi dan mulut.Kupang: Artikel Yogyakarta: Nuha Medika.
penelitian Program Studi Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Riyanto A (2017). Aplikasi Metodologi
Kupang, 2 (1): 27-34. Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Permatasari D (2017). Pengaruh
penggunaan jenis sikat gigi Sariningsih E (2012). Merawat gigi anak
terhadap penurunan debris indeks sejak usia dini. Jakarta: Elex
gigi berjejal pada siswa Mts Media Komputindo, pp: 255-240
Diponegoro Japah Blora. dan 302-304.
Semarang: KTI Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Sesea A, Lampus BS, Supit A (2013).
Semarang. Gambaran status kebersihan
rongga mulut dan status gingiva
Pitaloka D (2007). Ilmu penyakit gigi dan pada mahasiswa dengan gigi
mulut. Semarang: Badan Eksekutif berjejal: Jurnal e-Gigi (eG), 1 (1):
Mahasiswa Fakultas Kedokteran 52-58.
Universitas Diponegoro, pp: 27-
39. Siregar R dan Sihotang J (2016).
Perbedaan penggunaan kepala
Pujianto A (2018). Efektifitas menyikat sikat gigi lurus dan kepala sikat
gigi dengan berbagai jenis bulu melengkung terhadap penurunan
sikat gigi dalam penurunan skor indeks plak pada siswa-siswi kelas
plak. Semarang: Skripsi Jurusan VI SD N 066038 kelurahan
Keperawatan Gigi Poltekkes Mangga kecamatan Medan
Semarang. Tuntungan. Medan: Jurnal Ilmiah
PANNMED Jurusan Keperawatan pada siswa kelas IV dan V di SD N
Gigi Politeknik Kesehatan Wilayah Kecamatan Gajah
Kemenkes Medan, 11 (2): 77-81. Mungkur Semarang. Semarang:
Sunarjo L, Fatmasari D, Subekti A (2007). Jurnal Promosi Kesehatan
Pengaruh bentuk permukaan bulu Indonesia, 8 (1): 59-68.
sikat gigi terhadap nilai debris dan
plak indeks. Semarang: Poltekkes
Kemenkes Semarang, 3 (1): 43-59.
Suyatmi D, Ediyati S, Purwati DE (2012).
Sikat gigi metode kombinasi efektif
menurunkan plak. Yogyakarta:
Jurnal Teknologi Kesehatan, 9 (2):
66-68.
Tarigan R (2014). Karies gigi. Jakarta:
EGC, pp: 15-23 dan 75-79.
UU RI No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
http://www.depkes.go.id/resources
/download/general/UU%20Nomor
%2036%20Tahun2%20009%20ten
tang%20Kesehatan.pdf –Diakses
Desember 2018.
Wahyudi I (2012). Perbandingan
efektivitas sikat gigi bulu halus
dan sikat gigi bulu sedang dengan
menggunakan metode roll
terhadap indeks plak siswa SD N
17 Manggis Ganting Selayan
Bukittinggi. Padang: Skripsi
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Andalas.

Widi ER (2003). Hubungan perilaku


membersihkan gigi terhadap
tingkat kebersihan gigi dan mulut
siswa sekolah dasar N wilayah
kerja puskesmas Gladak Pakem
kabupaten Jember. Jakarta: Jurnal
Kedokteran Gigi Indonesia, 10(3):
9-14.

Wiradona I, Widjanarko B, Syamsulhuda


(2013). Pengaruh perilaku
menggosok gigi terhadap plak gigi

Anda mungkin juga menyukai