NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
ARLITA PUSPARINI
P1337425215002
Dinkes Kota Semarang (2010). Profil Mitchell L, David A, Chaul MC, Lorna
Kesehatan Kota Semarang. (2012). Kedokteran gigi klinik.
Semarang: Dinas Kesehatan Kota Edisi ke 5, Jakarta: ECG, pp: 26-
Semarang. 27.
Narang S, Inamdar R, Khan S, Narang A, Putri M.H, Herijulianti E, Nurjannah N
Agrawal R, Khare N (2012). (2013). Ilmu pencegahan penyakit
Evaluation of the efficacy of a jaringan keras dan jaringan
conventional bristle brush and pendukung gigi. Jakarta: EGC, pp:
cross-action brush in routine oral 53-121.
hygiene practice: A Comparative
Study. Journal of Orofacial Rahmadhan AG (2010). Serba-serbi
Research, 2 (1): 9-14. Kesehatan Gigi dan Mulut.
Jakarta: Bukuné, pp: 18-28.
Notoatmodjo S (2010). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta: Reddy dan Shantipriya (2008). Essentials
Rineka Cipta. of clinical periodontology and
periodontics 2nd edition. New
Olivia PN (2018). Efektivitas penggunaan Delhi: Jaypee.
sikat gigi elektrik dan
konvensional pada penurunan Riskesdas (2013). Kementerian Kesehatan
debris indeks. Semarang: Skripsi
Jurusan Keperawatan Gigi Republik Indonesia. Jakarta, 110-
Poltekkes Semarang. 119.
Pay MN, Widiati S, Sriyono NW (2016). (2018). Kementerian Kesehatan
Identifikasi faktor yang Republik Indonesia. Jakarta.
mempengaruhi perilaku anak
dalam pemeliharaan kebersihan Riwidikdo (2012). Statistik Kesehatan.
gigi dan mulut.Kupang: Artikel Yogyakarta: Nuha Medika.
penelitian Program Studi Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Riyanto A (2017). Aplikasi Metodologi
Kupang, 2 (1): 27-34. Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Permatasari D (2017). Pengaruh
penggunaan jenis sikat gigi Sariningsih E (2012). Merawat gigi anak
terhadap penurunan debris indeks sejak usia dini. Jakarta: Elex
gigi berjejal pada siswa Mts Media Komputindo, pp: 255-240
Diponegoro Japah Blora. dan 302-304.
Semarang: KTI Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Sesea A, Lampus BS, Supit A (2013).
Semarang. Gambaran status kebersihan
rongga mulut dan status gingiva
Pitaloka D (2007). Ilmu penyakit gigi dan pada mahasiswa dengan gigi
mulut. Semarang: Badan Eksekutif berjejal: Jurnal e-Gigi (eG), 1 (1):
Mahasiswa Fakultas Kedokteran 52-58.
Universitas Diponegoro, pp: 27-
39. Siregar R dan Sihotang J (2016).
Perbedaan penggunaan kepala
Pujianto A (2018). Efektifitas menyikat sikat gigi lurus dan kepala sikat
gigi dengan berbagai jenis bulu melengkung terhadap penurunan
sikat gigi dalam penurunan skor indeks plak pada siswa-siswi kelas
plak. Semarang: Skripsi Jurusan VI SD N 066038 kelurahan
Keperawatan Gigi Poltekkes Mangga kecamatan Medan
Semarang. Tuntungan. Medan: Jurnal Ilmiah
PANNMED Jurusan Keperawatan pada siswa kelas IV dan V di SD N
Gigi Politeknik Kesehatan Wilayah Kecamatan Gajah
Kemenkes Medan, 11 (2): 77-81. Mungkur Semarang. Semarang:
Sunarjo L, Fatmasari D, Subekti A (2007). Jurnal Promosi Kesehatan
Pengaruh bentuk permukaan bulu Indonesia, 8 (1): 59-68.
sikat gigi terhadap nilai debris dan
plak indeks. Semarang: Poltekkes
Kemenkes Semarang, 3 (1): 43-59.
Suyatmi D, Ediyati S, Purwati DE (2012).
Sikat gigi metode kombinasi efektif
menurunkan plak. Yogyakarta:
Jurnal Teknologi Kesehatan, 9 (2):
66-68.
Tarigan R (2014). Karies gigi. Jakarta:
EGC, pp: 15-23 dan 75-79.
UU RI No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
http://www.depkes.go.id/resources
/download/general/UU%20Nomor
%2036%20Tahun2%20009%20ten
tang%20Kesehatan.pdf –Diakses
Desember 2018.
Wahyudi I (2012). Perbandingan
efektivitas sikat gigi bulu halus
dan sikat gigi bulu sedang dengan
menggunakan metode roll
terhadap indeks plak siswa SD N
17 Manggis Ganting Selayan
Bukittinggi. Padang: Skripsi
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Andalas.