Anda di halaman 1dari 14

dr hal 259 Ferric oxalate menghilangkan smear layer dari dentin dan berperan sebagai mordant, sementar a ikatan

NTG-GMA dan PMDM ke dentin dan mengandung ikatan karbon ganda untukbereaksi dengan komposit. Beberapa variasi dari konsep telah menggunakan pengganti Ntolyl glycine untuk N-phenyl glycine dan menggunakan system primer lainnya seperti pengencer asam nitrat ayau asam phosphoric. Sebuah adhesive mengandung HEMA dan Bis-GMA adalah penyinaran diatas permukaan dentin yang telah di beri primer dengan larutan asam dari HEMA dan asam maleic. System ini mendasari produksi lapisan antara hidrofilik dentin dan hidrofobik komposit. Modifikasi system menggunakan bahan etsa asam maleic 10% dan primer terdiri dari larutan dari HEMA dan kopolimer asam polialkanoid. System ini dan system baru lainnya memproduksi ikatan yang tidak sensitive ditempatkan pada dentin lembab . System bonding dentin lainnya menggunakan larutan asam organic yang mengandung

garam aluminium sebagai cairan kondisioner dan larutan bonding mono dan polifungsional asam metakrilat. Byphenol dimethacrylate (BPDM), mengandung grup asam karboksil , adalah bahan bonding dentin yang sama dengan PMDM dan mempunyai rumus struktur,

Kekuatan ikatan dari system ini biasanya diukur dalam shear setelah komposit diberikan. Literature sulit digambarkan karena jaraknya agak lebar dari kekuatan ikatan telah dilaporkan untuk tipe yang sama dari bahan bonding dentin.perkiraan terbaik yang memaparkan kekuatan ikatan shear untuk variasi tipe bonding agent pada table 10-2. Kekuatan minimum ikatan yang dibutuhkan untuk mengatasi polimerisasi shrinkage dari komposit telah diperkirakan untuk restorasi dari variasi ukuran, dan diharapkan dihasilkan restorasi yang luas dalam ukuran celah besar. Untuk besar celah dengan diameter restorasi 4mm untuk empat system juga diberikan pada table 10-2. Data ini menganjurkan agar bonding agent seharusnya mempunyai tensile strength paling kecil 17,6 mpa untuk menghilangkan celah pada margin pada diameter restorasi 4mm. Karena ukuran celah berfungsi pada ukuran restorasi , ini dapat dikurangi oleh polimerisasi lapisan komposit.

Studi biokompatibilitas telah dipaparkan pada bahan bonding dentin menunjukkan sedikit atau tidak ada reaksi pulpa pada hewan dan tidak ada atu sedikit inflamasi pada manusia. Permukaan dentin yang dirawat dibentuk untuk menghilangkan smear layer yang diproduksi oleh pteparasi kavitas tapi meninggalkan dentinal tubulus plugged, jadi meminimalkan reaksi pulpa. Studi kebocoran dari saliva disekitar tepi restorasi dengan bahan bonding dentin menunjukkan penurunan dalam kebocoran in vitro disbanding control. Keuntungan signifikan dari bahan bonding dentin ditunjukkan oleh system terbaru yang dapat menghasilkan ikatan antara dentin dan komposit sama dengan ikatan antara enamel dan komposit. Secara umum, penambahan bonding dentin dapat menghasilkan pengurangan kebocoran tepi. Juga ini telah menunjukkan penurunan kekuatan ikatan yang signifikan di dalam lingkungan rongga mulut.

Biokompatibilitas. Studi histology dari efek aktivasi kimia resin akrilik pada pulpa gigi menandakan reaksi sebanding dengan semen zink fosfat, oleh karana itu, direkomendasikan cavity liners. Walaupun mereka menghasilkan reaksi inflamasi ringan pada pulpa, resin komposit juga berpotensi mengiritasi dan memerlukan pengguanaan cavity liners kalsium hidroksida atau glass ionomer. Komponen komposit lebih senang berpenetrasi ke pulpa pada dimetakrilat yang memiliki berat

molekul rendah, seperti TEGMA. Eugeniol adalah suatu inhibitor untuk reaksi polimerisasi, dan komposit tidak harus ditempatkan langsung pada basis zink oxide eugenol. Fluoride ditambahkan pada komposit untuk menghasilkan efek antikariogenik.

Warna Warna sesuai dengan penggunaan klinis yang mempertimbangkan estetik. Semua material memiliki corak (hue) kuning . Perubahan hue material terjadi setelah 10 tahun, beberapa menjadi kuning-merah dan beberapa kuning-hijau, tetapi perubahan telah dinetralkan oleh waktu.

Refleksi cahaya ditunjukkan perubahan umum dengan pemaaparan , tertapi terjadi perubahan pada value atau panjang gelombang. Intensifikasi umum dari kroma dan memunculkan dalam kemurnian dihasilkan dari perubahan iklim. Translusensi adalah karakteristik yang memberikan penampakan pestorasi estetis. Diskolorasi dapat juga terjadi akibat radiasi ultraviolet dan dihasilkan dari pertukaran air dalam matriks polimer dan berinteraksi dengan sisi polimer yang tidak bereaksi dan inisiator atau accelerator yang tidak digunakan.

Memilih material Produk dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu fine, microfine, atau hybrid komposit. Fine partikel komposit dan hybrid adalah pilihan utama untuk komposit dengan sifat mekanik yang tinggi dan rigiditas. Mereka memberikan dukungan lebih dalam stress-bearing area seperti restorasi besar yang melibatkan satu atau ledua sudut insisal. Mereka lebih opak dan dapat untuk menutupi stain pada enamel. Di lain pihak, mikrofine kompositr menjadi pilihan utama karena lebih translusen dan memberikan estetis yang optimum sebagai veneer diatas enamel gigi normal. Mengandung polimer yang tinggi, mikrofine komposit lebih ductile dan brittle yang lebih rendah. Penanganan sifat juga merupakan factor penting, seperti working time, setting time, viskositas, warna , radiopacity, dan biaya.

MANIPULASI DAN PENANGANAN COMPOSIT Komposit tersedia dalam pasta tunggal dan 2 pasta. Sistem pasta-pasta di inisiasi secara kimiawi dan memiliki kedalaman penyembuhan yang tidak terbatas. Sistem pasta tunggal di aktivasi dengan sinar, dengan sifat penanganan optimum yang lebih.

Sistem dual-cure di polimerisasi secara kimia dan penyinaran.

Sistem 2 pasta Kedua pasta dengan jumlah yang sama di aduk diatas mixing pad dengan menggunakan spatula plastic. Kedua pasta harus diaduk secara cepat dan merata, selama kurang lebih 20 atau 30 detik. Jangan menggunakan spatula logam, karena filler dari komposi cukup kuat untuk mengelupas komponen logam tersebut dan tercampur dalam campuran tersebut.

Insersi Setelah enamel di etsa bahan bonding akan membasahi permukaan enamel dan berpenetrasi secara ireguler untuk membentuk retensi mekanik dari resin sedalam 15-50 m. Komposit dapat di aplikasikan ketika bahan bonding masih dalam kondisi cair, kedua resin akan berpolimerisasi bersama. Lalu keduanya diaktivasi dengan sinar. Campuran dari komposit 2 pasta ini mempunyai working time dari 1 sampai 1,5 menit dan setting time 3 sampai 5 menit. Jika viskositas dari campuran tidak terlalu tinggi, maka dapat diinjeksikan menggunakan syringe kedalam kavitas. Matriks yang digunakan selama pengisian di tahan dalam posisinya selama 2 menit. Setelah 6 menit komposi sudah cukup kuat untuk di poles.

SISTEM PASTA TUNGGAL Sistem ini merupakan jenis yang paling sering digunakan, diaktivasi dengan sinar dan memiliki ketahanan di atas 1 tahun. Aplikasi bahan hanya dalam jumlah yang kecil untuk mencegah pemaparan yang berlebihan dari sinar matahari. Komposit yang tidak diguanakan tidak dapat dikembalikan ke dalam syringe atau disimpan untuk digunakan lagi. Penyimpanannya harus di tempat yang dingin dan kering. Pengaplikasian komposit sebaiknya tidak dilakukan sekaligus , tetapi dengan cara selapis demi selapis. Jika bahan lengket pada instrumen, maka dapat digunakan bahan bonding sebagai lubrikan. Sesudah restorasi dikontur, lakukan penyinaran selama 60 detik. Dengan perpanjangan working time, restorasi dapat dikontur sebelum diaktivasi dengan sinar, maka finishing dapat dikurangi.

FINISHING

Prosedur yang tepat dari pemolesan restorasi resin komposit akan menghasilkan : 1. tekstur permukaan yang halus yang akan memantulkan sinar dalam cara yang sama seperti gigi sebelahnya. 2. kontur restorasi dapat di terima secara fisiologis untuk mendukung jaringan 3. dapat mengurangi stres hubungan oklusal 4. adaptasi tepi resin yang tepat pada tepi cavosurface 5. bentuk kontur yang sesuai dengan bentuk gigi asli dapat memperbaiki estetis. Kontur restorasi yang baik juga dapat mengurangi retensi plak dan akumulasi stain. Pemolesan dapat menggunakan alat-alat seperti : carbide finishing bur, green stone, atau coarse aluminium oxide disk. Pemolesan akhir menggunakan fine silikon carbide, aluminium oxide disk, atau white arkansas stone. Prosedur pemolesan biasanya dimulai 5 menit setelah pengadukan atau penyinaran.

Efek bahan bleaching gigi Bahan bleaching terdiri dari 10% carbamide peroksida yang digunakan untuk mengkilapkan permukaan microfilled dan hybrid komposit selama 4 minggu dan terjadi sedikit perubahan pada permukaannya. Mikrocrack akan muncul pada permukaan mikrofilled komposit dan hybrid komposit menjadi sedikit kasar yang dapat diamati dari scanning micograph electron.

PENGAPLIKASIAN TAMBAHAN UNTUK KOMPOSIT Modifikasi telah dibuat dalam formula oligomer dan dalam tipe serta jumlah dari filler yang digunakan untuk membuat produk spesifik dengan pengaplikasian khusus. Berikut ini adalah area-area utama yang menggunakan komposit dalam kedokteran gigi klinis selain dari penggunaan sebagai restorasi langsung terhadap struktur gigi yang hilang pada gigi anterior. Beberapa dari penggunaan ini telah sangat berhasil dalam klinisnya, dimana yang lain hanya memiliki nilai yang terbatas namun mewakili penatalaksanaan konservatif yang tersedia pada saat ini. Kebanyakan penelitian sedang dalam progres menuju perkembangan produk baru yang akan menjumpai permintaan estetik spesifik dari profesi kedokteran gigi, terutama dalam pengganti amalgam.

VENEER ANTERIOR Penggunaan veneer anterior sebagai penutup hypoplasia atau perubahan warna gigi telah menjadi bagian penting dalam praktik kedokteran gigi. Komposit dapat diletakkan dalam lapisan tipis menutupi attached enamel dan bisa dibentuk untuk memenuhi peningkatan bentuk gigi atau estetik. Kecocokan komposit viskositas rendah terhadapenamel yang teretsa untuk

pengaplikasian langsung telah berkembang, biasanya tipe aktivasi chemis diletakkan dalam jumlah yang banyak dengan bentuk gigi yang berbatas sebagai matriks. Teknik ini sulit untuk dikontrol, biasanya menyebabkan terjebaknya udara dan membutuhkan finishing yang berlebihan. Jenis lain dari komposit yang bahkan viskositasnya lebih rendah (kurang dari 20% berat filler) telah diformulasikan, dengan penambahan opacifier untuk mencegah enamel yang ternoda parah. Komposit berwarna dengan penambahan modifikasi warna juga tersedia dalam berbagai shade seperti kuning, coklat, biru, hitam dan pink sebagai karakterisasi untuk veneer anterior. Modifikasi shade ini adalah fotoinisiator dan meskipun mereka membutuhkan tambahan exposure cahaya, bisa di cured ketika diaplikasikan untuk menambah efek estetik yang diiinginkan. Dengan melapiskan composit ini dibawah atau diantara pengaplikasian dari restorasi komposit, maka karakterisasi warna dapat ditingkatkan. Labial veneer dapat dibuat secara tidak langsung pada model dengan material terbaru yang mana tingkat polimerisasinya bisa ditingkatkan dengan sumber energi cahaya yang lebih tinggi, vacuum chambers dan pengaplikasian panas. Veneer yang difabrikasi kemudian ditempelkan pada permukaan enamel gigi yang teretsa dengan semen komposit viskositas yang lebih rendah. Ikatan penghubung yang paling lemah adalah ikatan antara veneer komposit precured dengan semen komposit yang baru diaplikasikan. Kebocoran yang cukup besar dapat timbul pada persambungan ini yang mana secara periodik membutuhkan perbaikan. Veneer komposit yang difabrikasikan laboratorium lebih resisten terhadap abrasi dan warnanya lebih stabil daripada veener komposit langsung.

BONDING PORSELEN Porcelain-bonding system telah berkembang untuk melekatkan veneer anterior indirect terhadap enamel yang teretsa, sebaik menempatkan restorasi komposit yang menggantikan porselen yang fraktur dan mengembalikan estetik. Masing-masing dari sistem ini mengandung hydrolyzable

silanating agent yang memberikan ikatan yang relatif lemah terhadap permukaan keramik. Ketika porselen yang rusak diperbaiki, interface harus diperkuat untuk meningkatkan tekstur permukaan dan untuk menciptakan kunci mekanis. Dalam studi klinis, restorasi ini sering kali hanya bertahan sampai periode waktu yang singkat karena pada umumnya berfungsi pada insisal secara penuh. Restorasi yang membutuhkan penggunaan paling sedikit memiliki prognosis yang paling baik terhadap retensi. Veneer poselen dapat diikatkan pada enamel dengan taknij yang sama dan menggunakan semen komposit viskositas rendah. Prosedur ini lebih sukses karena area permukaan porselen yang lebih luas tersedia, dan secara umum diperkuat dengan terapi

hydroflouric acid selama fabrikasi. Veneer porselen secara keseluruhan juga didukung dengan baik melawan fraktur dengan enamel yang dibawahnya, tapi interface yang menghadap margin masih merupakan tempat terjadinya kebocoran yang membutuhkan perbaikan menggunakan polimer.

CORE BUILD-UP Modifikasi telah dibuat untuk mengubah viskositas dan setting time dari highly filled komposit untuk memformulasikan material inti yang akan beradaptasi rapat dengan pin dan posts. Material inti biasanya dimulai secara chemis sehingga bisa diinsersikan dengan syringe, dirapatkan ke logam atau celluloid crown form atau matriks lalu di curing. Dengan alasan ini material ini biasanya memiliki waktu kerja yang lama dan setting yang relatif cepat. Karena material inti adalah highly filled composit maka mereka dapat memberikan resistensi optimum terhadap kekuatan simpang dan tekanan geser.

RESTORASI POSTERIOR Grup komposit sesifik dengan properti tambahan telah dikembangkan untuk restorasi gigi posterior dengan meterial gigi berwarna. Kebanyakan komposit adalah hybrid atau campuran dengan bimodal atau trimodal filler distributions yang meningkatkan kadar filler. Beberapa sistem microfine juga ditingkatkan untuk penggunaan posterior tetapi properti yang dihasilkan masih lebih rendah dibandingkan fine komposit. Microfine filler telah disinter menjadi partikel ukuran makro untuk meningkatkan resistensi penggunaan pada setidaknya satu produk. Pada produk lain matriks resin hydrofobik telah digunakan untuk mengurangi penyerapan air, dengan harapan kegagalan dari silane coupling agent dapat dikurangi.

Komposit untuk penggunaan posterior mengandung filler logam berat untuk mensuplai radioopasitas signifikan. Mereka juga bersifat viscous untuk menyediakan kondensasi derajat tertentu saat penginsersian dan peningkatan bentuk dan kontur anatomis. Komposit posterior digunakan dalam hubungan dengan cavity liner glass ionomer dan dentin bonding agent untuk membuat ikatan terbaik terhadap dentin. Mereka sulit untuk difinishing karena batas tidak mudah dikenali dan akses yang susah. Kegagalan utama yang timbul saat resin komposit ditempatkan pada fungsi posterior adalah pemakaian atau kehilangan substansi pada batas aplikasi pada area posterior atau setidaknya membutuhkan pengganti untuk fungsi oklusal. Agar dapat diterima,komposit harus ditempatkan pada klinikal kontrol dan tidak kehilangan lebih dari 50 mikrometer per tahun (100 mikrometer per 2 tahun dan 250 mikrometer setelah 5 tahun). Evaluasi berakhir secara tidak langsung pada model diambil recall selama 6 bulan dan pengukuran dibuat dalam porsi yang paling dalam dari margin enamel yang terekspos. Komposit hybrid telah menunjukkan kehilangan 25-65 mikrometer per tahun dan komposit mikrofilled 2555 mikrometer per tahun. Masalah ketidakjelasan dalam profesi kedokteran gigi adalah apakah kehilangan 250 mikrometer dari substansi benar-benar mewakili penerimaan restorasi secara klinis yang mendukung fungsi oklusal secara adekuat. Untuk hasil yang optimal, restorasi resin komposit posterior harus dibatasi pada kavitas kelas 1 dan 2 pada premolar dengan minimal perluasan bukal-lingual dan dalam beberapa dukungan oklusal dapat dipertahankan pada gigi asli. Derajat polimerisasi dari komposit yang digunakan dalam pengaplikasian posterior bisa ditingkatkan melalui prosedur tidak langsung yang mana restorasinya dilakukan postcured pada 125oC kemudian disemenkan pada gigi dengan semen komposit. Prosedur tidak langsung ini tidak hanya menghasilkan pada restorasi komposit dengan polimerisasi derajat lebih tinggi dengan properti tambahan tapi juga mengurangi pengerutan dari komposit selama polimerisasi terhadap pengerutan dari selapis tipis semen komposit. Pada prosedur kedua, penekanan dilakukan terhadap preparasi kavitas pada penambahan silicon dan cetakan dibuat padaa tekanan ini menggunakan dempul silicon tambahan atau epoxy fastsetting. Restorasi komposit posterior dibentuk dalam cetakan dan setelah keras silakukan postcure untuk menambah properti. Restorasi komposit ketika disemenkan pada gigi menggunakan semen komposit. Dalam penambahan terhadap keuntungan sebelumnya, prosedur kedua ini menyediakan kesempatan lebih baik untuk mengembangkan kontak proksimal.

ORTHODONTICS Viskositas yang rendah dari komposit dimanfaatkan untuk sementasi braket orthodontik pada permukaan fasial gigi anterior dan posterior. Caranya, enamel dietsa terlebih dahulu dengan cara biasa, baru kemudian braket diletakkan pada permukaan yang telah dietsa tadi. Komposit fine (komposit yang halus) dengan modulus yang tinggi lebih tahan terhadap tekanan dibandingkan dengan komposit microfine. Jadi, jenis komposit yang sering digunakan untuk braket orthodontic adalah jenis partikel fine (halus) atau hybrid. Hasilnya, dalam jangka waktu panjang menunjukkan bahwa ikatannya cukup kuat untuk mendukung kekuatan dari pergerakan gigi anterior dan premolar.

PIT DAN FISSURE SEALENT

Pit dan fissure pada permukaan gigi permanen sangat rentan terhadap karies. Hal ini disebabkan karena pada pit dan fissure sering terjadi retensi makanan dan juga termasuk daerah yang sulit dibersihkan sehingga sagat disukai oleh mikroorganisme untuk berkembang biak. Suatu teknik occlusal sealing diperkenalkan pada tahun 1965. Teknik ini menggunakan methyl-2- cyanoacrilate dan powder inorganic baru kemudian ditempatkan pada pit dan fissure. Kemudian dikembangkan juga system sealent untuk perawatan, contohnya adalah resin BisGMA, polyurethane yang mengandung senyawa fluoride inorganic dan polyacrilate. Sealent digunakan bersaamaan dengan perawatan fluor dan cyanoacrilate digunakan setelah perawatan fluor untuk mempertahankan konsentrasi fluor yang tinggi pada permukaan dalam jangka waktu yang panjang.

KOMPOSISI DAN REAKSI Resin Bis-GMA Nama lengkap dari Bis-GMA adalah 2,2- bis [4(2-hydroxy-3-methacryloyloxy-propyloxy)phenyl] propane. Sifat kimia dari Bis-GMA hampir sama dengan komposit, hanya saja perbedaannya, sealent Bis-GMA memiliki lebih banyak cairan untuk berpenetrasi ke dalam pit dan fissure, serta ke area yang teretsa.

Sealent yang disinari oleh sinar yang berwarna biru dikativasi juga oleh diketone dan aliphatic amine. Jika jarak permukaan sealent ke sumber cahaya 1 mm, bearti penyinaran dilakukan selama 20 detik. Beberapa sealent Bis-GMA juga ada yang dipolimerisasi dengan akselerator organic amine. Bahan tersebut tersedia dalam 2 komponen, yaitu satu komponen yang terdiri dari Bis-GMA dan inisisator Benzoyl peroxide dan komponen lain terdiri dari Bis-GMA dengan 50% akselerator organic amine. Dua komponentersebut ditetesi pada mixing slab, kemudian dicampur dan diaplikasikan langsung pada permukaan gigi. Reaksi yang terjadi pada komposit ini bersifat eksotermis, tetapi efek klinis yang dihasilkan minimal.

Sifat Laporan mengenai sifat fisik dari sealant sangat jarang ditemukan karena sulitnya

mendapatkan contoh preparasi menggunakan material dengan viskositas rendah seperti ini. Korelasi antara sifat dan tampilan klinis bahkan lebih menguntungkan daripada kebanyakan material restorative.

Sifat khas yang diperoleh dari sealant tanpa filler dan sealant dengan filler dapat dilihat pada table 10-7. Dengan tambahn sekitar 40% berat dari partikel filler yang halus, seperti pada system komposit, seluruh sifat kecuali tensile strength menunjukkan perbaikan. Sample ini diujikan untuk kegagalan tarik dengan menggunakan metode diametral dan teknik deformasi tinggi sebelum terjadi fraktur mempengaruhi keakuratan data. Modulus elastisitas menunjukkan peningkatan yang dramatis, dan peningkatan kekerasan membuat material dengan filler ini

menjadi kurang lentur di bawah tekanan oklusal. Filler juga ditambahkan dengan harapan dapat meningkatkan ketahan aus dan membuat material semakin terlihat pada pemriksaan klinis. Studi penetrasi pada tube kapiler yang terutup dapat dianalogikan dengan pit dan fissure, telah menunjukkan bahwa sealant dapat beradaptasi baik dengan permukaan enamel jika penetrasi yang dilakukan koefisien. Penetrasi yang optimal akan terjadi ketika sealant memiliki tegangan permukaan yang tinggi dan viskositas yang rendah, dengan demikian memungkinkan bahan dapat mengalir dengan baik ke permukan enamel. Energy permukaan ditunjukkan oleh sudut kontak pada permukaan enamel, tetesan yang dengan mudah menyebar ke sudut-sudut kontak, permukaan enamel yang bahas juga diindikasikan karena dapat memperkuat ikatannya. Polimer tag yang terbentuk dari permukaan enamel yang kasar setelah dilakukan etsa asam menciptakan ikatan mekanik yang mengikat sealant dan enamel. Ketahanan fungsional dari ikatan sealant dapat berhubungan dengan tekanan disebabkan oleh shrinkage polimer, suhu, kelenturan di bawah tekanan oklusal, penyerapan air, dan abrasi, dengan kegagalan total yang bermanifestatsi pada kehilangan material secara klinis.

Manipulasi Preparasi permukaan enamel. Penetrasi dari sealant sampai ke dasar pit sangat penting. Kebasahan permukaan enamel oleh sealant ditingkatkan dengan penggunaan etsa dan dianjurkan menggunakan silane yang mudh menguap sebelum perawatan dilakukan. Masalah yang terjadi selama pengisian sudah jelas, yakni terperangkapnya udara pada dasar fisur atau akumulasi debris dapat mencegah perlkatan dari sealant (gambar 10-20). Pengendalian viskositas dari sealant jga sangat penting untuk mendapatkan hasil yang optimim. Viskositas ini penting selama penetrasi pada permukaan enamel yang telah teretsa untuk mendapatkan retensi yang adekuat dari sealant. Penetrasi dari sealant, membentuk tag dengan kedalaman 25-50 m dapat ditunjukkan dalam gambar 10-21.

Permukaan pit dan fisur yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan etsa dengan waktu tertentu ( 1 menit cukup untuk enamel normal kandungan mineral dan fluoride) dengan larutan atau gel yang mengandung 35% - 50% phosphoric acid. Asam tersebut harus dibilas dengan air, dan area tersebut dikeringkan dengan udara yang hangat. Pembilasan yang tidak adekuat dapat menyebabkan garam fostat tetap ada di permukaan tersebut dan menyebabkan kontaminasi pada saat pembentukan ikatan. Permukaan enamel yang telah dietsa tidak boleh diusap lagi karena dapat menyebabkan hilangnya kekasaran permukaan yang telah terbentuk setelah dietsa. Isolasi pada permukaan ini sangat penting selama prosedur dilakukan dapat terbentuk optimim tag dan kesuksesan pada klinis dapat diperoleh. Jika kontaminasi saliva terjadi selama prosedur, maka permukaan tersebu harus dbilas dan dikeringkan, lalu kembali dilakukan etsa. Di dalam klinik, enamel yang telah teretsa asam akan terlihat berwarna putih pudar dengan permukaan yang tampat kasar. Jika tampilan ini telah muncul bersamaan makan proses etsa dihentikan. Permukaan yang teretsa harus lebih luas dibanding area yang akan diaplikasikan sealant, hal ini berfungsi untukmemastikan ikatan yang terjadi optimal dan mengurangi resiko kebocoran tepi. Bis-GMA-amine-accelerated sealant Beberapa amina-accelerated sealant dipasarkan secara komersial, dan seluruhnya memiliki karakteristik penggunaan dan metode aplikasi yang berbeda. Seluruh system ini memiliki dua komponen. Karena jumlahnya sedikit, sehingga pengambilannya harus dilakukan

dengan hati-hati serta proses penvampurannya harus dengan gerakan lembut untuk mencegah keterlibatan udara. Keterlibatan udara selama proses tersebut dapat berengaruh pada tampilan klinis yang akan diadapatkan, permukaannya akan menjadi kosong sehingga mudah terjadi retensi plak dan perubahan warna. Sealant harus diaplikasikan dengan cepat setelah pencampuran yaitu selam periode optimum dimana viskositasnya rendah sehingga penetrasinya baik. Tergantung dari visksotas sealant dan setting time-nya, sealant ini diaplikasikan dengan sikat tipis, bll applicator, taupun syringe. Manipulasi yang terlambat selama setting reaksi dapat mengganggu polimerisasi yang akan menghambat ikatan. Lapisan udara yang menghalangi permukaan ini harus segera dibersihkan setelah 3-5 menit, dan harus diperiksa kembali untuk mencegah penutupan yang tidak sempurna. Cacat ini dapat ditutupi dengan pengaplikasian kembali, termasuk prosedur etsa asam, pengaplikasian sealant kembali pada daerah tersebut. Bis- GMA- Light Accelerated sealant Bis-GMA-Light-Accelerated sealant ini dapat digunakan selama 12-bulan. Sealant ini diaplikasikan pada pit dan isur dengan menggunakan ball-tippe applicator, dan ketika polimerisasi diinginkan maka light ini akan mnembus permukaan sealant sedalam 1-2 mm dengan waktu paparan 20 detik. Keuntungan dari penggunaan sealant jenis ini adalah waktu kerja dapat sepenuhnya dikontrol oleh operator dan digabungkan dengan perilaku pasien. Juga material pada sealant ini tersusun dengan cepat sehingga tidak memakan waktu yang lama seperti pada sealant berbasis amine-accelerated.

Uji Klinis dari Sealant Terdapat tiga inormasi tentang evaluasi dari selant ini. Perbandingan hasil yang diperoleh sangat sulit karena tidak seluruh uji klinis sudah dianalisa, dan semua variable yang terlibat yang berhubunan dengan material, teknik, pemilihan gigi, dan criteria evaluasi. Criteria ini kebanyakan sering dipilih untuk evaluasi adalah tampilan dari sealant ( retensi), discolorisasi tepi( tanda awal kebocoran), dan karies ( efektivitas pengurangan karies). Banyak uji klinis yang telah dilaporkan menggunakan Bis-GMA system. Sealantaccelerated-by-radiation menunjukkan, tingkat retensinya 42% dan efektivitas ketahan kariesnya sebesar 35% setelah 5 tahun. Dalam studi yang sama, filled-resin-sealant menunjukkan tingkat reteninya 5% dan eektivitas klinisnya 54% setelah 4 tahun. Hasil yang terbaru, melibatkan

unfilled-resin-sealant lebih epat setting dan penetrasinya baik menunjukkan tingkat retensinya 80% dan efektivitasnya 69% setelah tiga tahun. Bukti ynag lain menunjukkan baha, sealant tidak boleh digunakan pada (1) gigi dengan permukaan oklusal yang relative rata dimana pit dan fissurenya tidak dalam, (2) gigi dengan lesi proksimal yang banyak, (3) gigi yang telah terbebas dari karies setelah bertahun-tahun, atau (4) gigi pada pasien dengan oral hygiene yang buruk atau pasien yang tidak melakukan pembersihan gigi dengan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai