Anda di halaman 1dari 2

Dentin bonding agent4

Tidak seperti enamel, dentin terdiri atas zat organic dan bonding semakin sulit.
Smear layer
harus dihilangkan sehingga material dapat mencapai dentin dan berikatan
dengannya. Harus
ada jumlah sedikit kelembaban yang dipertahankan agar tidak
mongering pada gigi, dan
aplikasi material harus bisa melindungi pulpa, tidak
mengiritasinya3.
Komponen dari dentin bonding agent terdiri dari tiga komponen essensial:
Primer
Coupling agent

Sealer

Dalam literatur kedokeran gigi, primer umumnya disebut dentine conditioner, dan terdiri atas
berbagai asam yang mengubah penampakan permukaan dan karakteristik dentin. Satu factor
besar pembeda dentin bonding agent adalah variasi dari dentine conditioner yang telah
digunakan selama ini. Ini meliputi asam malat, EDTA, asam oxalate, asam fosfat, dan asan
nitrat. Apa yang mereka miliki pada umumnya adalah mereka semua asam dan mereka
mengubah smear layer menjadi tingkatan yang berbeda. Pengaplikasian asam pada
permukaan dentin menghasilkan reaksi asam basa dengan hidroksiapatit. Ini menyebabkan
hidroksiapatit menjadi larut dan menghasilkan pembukaan tubulus dentin dan membuat
permukaan dentin terdemineralisasi yang umumnya hingga kedalaman 4 m. Semakin kuat
asam, semakin terlihat efeknya. Demikian, untuk EDTA, yang merupakan asam yang tidak
terlalu kuat, hanya sebagian tubulus dentin yang terbuka, sementara itu untuk asam nitrat,
yang merupaka asam kuat, semakin banyak pembukaan tubulus dentin yang terjadi5.
Peran dari primer adalah bereaksi sebagai adhesive dalam dentin bonding agent karena
mempunyai metode mengikat hidrofobik komposit dan kompomer pada hidrofilik dentin.
Dengan demikian, primer berperan sebagai media penyambung dan terdiri dari monomer dua
fungsi yang terlarut dalam larutan yang sesuai. Monomer dua fungsi dalam kenyataannya
sebuah coupling agent yang bisa menggabungkan dua material berbeda dengan jelas. Sistuasi
ini dianalogikan seperti bonding resin pada glass di komposit, dimana silane coupling agent
digunakan. Rumus umum untuk coupling agent dalam dentine conditioner sebagai berikut:
Methacrylate Group Spacer group-Reactive group
M-S-R
Methacrylate group (M) mempunyai kemampuan untuk mengikat resin komposit dan
menyediakan ikatan kovalen. Methacrylate group harus mampu menyediakan metode yang
memuaskan untuk polimerisasi dengan resin pada komposit. Spacer group harus bisa
menyediakan fleksibelitas yang dibutuhkan terhadap coupling agent untuk meningkatkan
potensi untuk mengikat reactive group. Reactive group (R) ,merupakan polar pendent- atau
end group. Ikatan polar akibat dari distribusi elektron asimetris dalam ikata. Reaksi polar
terjadi sebagai akibat tekanan tarik-menarik anatar positif dan negative dalam molekul.
Dengan demikian, polar pendent- dan end group di atas coupling agent bisa menggabungkan
dengan molekul polar serupa dalam dentin, seperti grup hidroksi di atas apatit dan grup
amino di atas kolagen. Daya tarik mungkin secara fisik sepenuhnya tetapi dalam beberapa
hal, menghasilkan formasi dalam ikatan kimia. Sifat dari reactive group ini akan menentukan
apakah ikatan akan pada apatit di dalam dentin atau pada kolagen. Dalam beberapa kasus,
keduanya bisa terlibat5.
Sangat penting bahwa primer mampu menembus seluruhnya ked lam dan memenuhi lapisan
kolagen yang terdemineralisasi. Jika ini tidak terjadi kemudian lapisan tipis kolagen yang
terdemineralisasi akan tersisa. Lapisan ini tidak akan memperkuat resin dan akan membentuk
daerak interfacial yag lemah. Aagar mencapai kedalam penembusan yang bagus, oleh karena

itu coupling agent dilarutkan dalam pelarut, seperti etanol atau aseton. Pelarut sangat efektif
dalam mengeluarkan air dan menggantinya, membawa coupling agent bersama dengannya
dan menembus dentin yang terdemineralisasi5.
Dentin sealer yang terbaru menggunakan light atau dial cured unfilled Bis-GMA atau UDMA
resin. Walaupun aplikasi dari unfilled resin secara langsung ke permukaan dentin yang
tereaksi dengan asam, akan menghasilkan susuna resin-tag. Perbedaan besar antara tidak
menggunakan primer, hidrofobik resin akan beradaptasi dengan lemah pada hidrofilik dentin.
Ketika primer digunakan, aksinya untuk membuat permukaan dentin semakin hidrofobik,
dengan demikian mencegah resin menyusut dari dinding dalam tublus dentin dan menjamin
susunan struktur fitting resin-tag dengan kuat. Permukaan dentin is thus thoroughly sealed
dengan resin yang terikat pada dentin melalui coupling agent pada primer. Sealer ini akan
dengan mudah mengikat resin komposit5.
Komposisi dan Reaksi
Sebuah bonding agent terdiri dari tiga komponen-etchant, primer dan adhesive. Etchant
biasanya terdiri dari 37% phosphoric acid dalam sebuah larutan atau gel. Banyak bonding
agent mengandung monomer multifungsional (primer/adhesive) dengan grup hydrophilic
untuk meningkatkan pembasahan dan penetrasi dari dentin yang dirawat dan kelompok
hydrophobic untuk mempolimerisasi dan membentuk ikatan dengan komposit. Primer dan
adhesive biasanya terbawa dalam sebuah pelarut seperti aseton, alkohol, atau air. Dalam
multiple-bottle systems, komponen-komponen ini dikemas terpisah. Dalam single-bottle
systems, primer dan adhesive digabung menjadi satu. Yang terbaru, single-bottle systems
mengandung acidic primers, yang membuatnya dapat digunakan tanpa dilakukan etsa dengan
phosporic acid sebelumnya.
Perlekatan pada enamel yang telah dietsa adalah perlekatan mikromekanikal hasil dari
pembasahan dan penetrasi dari permukaan yang baik (4-2). Perlekatan pada dentin
memerlukan pembersihan smear layer, yang terdiri dari hidroxyapatite dan sebagian
denaturated collagen, dan dekalsifikasi dari intertubular dentin pada kedalaman 1 hingga 5
m. Bonding agent memasuki kolagen yang terpapar dan tidak seperti perlekatan pada
enamel, membentuk sebuah hybrid layer (4-8). Formasi dari hybrid layer memberikan retensi
mikromekanikal terhadap dentin. Karena morfologi dari dentin beraneka macam tergantung
lokasinya, seperti jumlah dan ukuran dari tubulusm perlekatan juga akan berbeda-beda,
khususnya pada area high tubule density (dentin dalam) dan dentin sklerosis.
Aplikasi dari bonding agent memerlukan sebuah langkah pengeringan untuk menguapkan
larutan. Sebuah bonding agent yang berbahan dasar aseton lebih cepat kering setelah
diaplikasikan pada gigi daripada sebuah water-based system. Ethanol-based bonding agents
memerlukan sebuah waktu lanjutan untuk menguapkan pelarut alkohol. Akhir-akhir ini,
beberapa bonding agent telah diperkenalkan bebas pelarut dan tidak memerlukan pengeringan
sebelum curing.

https://taufiksenjaya.wordpress.com/2012/06/13/resin-komposit/

Anda mungkin juga menyukai