PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bonding agent merupakan bahan yang digunakan untuk melekatkan bahan
restorasi pada permukaan enamel dan dentin, sehingga restorasi tersebut memiliki retensi
terhadap permukaan gigi. Retensi didapatkan dari bahan bonding yang berpenetrasi
terhadap permukaan enamel dan dentin dan bereaksi secara kimia sehingga membentuk
micromechanical retention. Tujuan utama penggunaan bonding agent adalah untuk
meningkatkan kekuatan perlekatan antara resin dan permukaan gigi, meningkatkan
retensi bahan restorasi, dan mengurangi terjadinya kebocoran mikro antara permukaan
resin dan dentin. Bonding agent tidak hanya digunakan untuk restorasi komposit, tetapi
juga dapat digunakan sebagai bahan bonding orthodontic bracket, periodontal splint, pit
dan fissure sealant, dan lain-lain. Bonding agent memiliki 3 komponen, yaitu etsa,
primer, dan adhesive.
B. Rumusan Masalah
1. Bahan adhesive bonding pada dentin dan email.
2. Mekanisme perlekatan bahan tersebut.
C. Tujuan
1. Mengetahui bahan bonding agent apa saja yang terdapat pada dentin dan email.
2. Memahami mekanisme perlekatan bahan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Campuran primer memiliki kisaran pH yang luas karena variasi dalam gugus
fungsional monomer yang sesuai. Peringkat gugus fungsional dalam keasamannya
adalah sebagai berikut: asam sulfonat > fosfon > fosfat > karboksilat > alkohol. Jika
konsentrasi monomer asam meningkat dalam basa HEMA, formulasi primer dapat
mencapai pH yang cukup rendah untuk menghilangkan smear layer dan etsa dentin
yang mendasarinya.
c. Inisiator
Sistem inisiator yang serupa digunakan pada adesif dan komposit restoratif.
Polimerisasi dapat diinisiasi melalui:
1. Sistem Photoinitiator yang terdiri dari:
a) Photosensitizer, misal: Camphorquinone
b) Initiator, misal: Tertiary Amine
2. Sistem Self-cure yang menyertakan inisiator kimia seperti Benzoyl Peroxide
3. Sistem Dual-cure terdiri dari dua pasta yang dapat digunakan dengan light-cure
a) Benzoyl Peroxide
b) Aromatic Tertiary Amine Accelerator
d. Solvents/ Pelarut
Pelarut juga memainkan peran penting dalam sistem priming. Pelarut yang paling
umum digunakan adalah air, etanol, dan aseton. Selain peningkatan pembasahan dari
hidrofilik dentin, masing-masing pelarut memiliki kontribusi khusus untuk
meningkatkan adhesi ikatan. Air dapat mengionisasi monomer asam serta
memperluas kembali jaringan kolagen yang collapsed.
e. Adhesif/ Pengikat
Untuk ikatan dentin, tujuan utama perekat adalah untuk mengisi ruang
interfibrillar dari jaringan kolagen, membuat lapisan hybrid dan label resin untuk
memberikan retensi mikromekanis pada polimerisasi. Selain itu, lapisan perekat juga
harus mencegah kebocoran cairan di sepanjang margin material restoratif, karena
mereka membentuk bagian utama dari lapisan perantara antara dentin dan / atau
enamel dan komposit restoratif.
f. Partikel Filler
Partikel nanometer silika ditambahkan ke beberapa adhesive materials untuk
menghasilkan kekuatan ikat yang lebih tinggi. Namun, efek dari partikel filler ini
masih belum jelas, karen masih belum diketahui apakah partikel filler ini bisa
menembus ke dalam jaringan kolagen yang terdemineralisasi, karena ruang
interfibrillar dari kolagen berukuran 20 nm sedangkam partikel filler memiliki ukuran
kurang lebih 40 nm. Selain itu, penambahan partikel filler adalah untuk memodifikasi
viskositas adhesive menjadi konsistensi yang lebih kental. Ketika bahan adhesive
dipakai pada permukaan gigi yang telah di etsa, maka akan menghasilkan lapisan
ikatan yang lebih tebal yang akan meningkatkan kekuatan ikatan dengan cara
mencegah penghambatan oksigen. Selain itu, lapisan adhesive yang tebal akan
mengurangi shringkage stress, karena lebih sesuai dibandingkan dengan komposit
restoratif.
g. Bahan Lainnya
Sejumlah bahan tambahan digunakan dengan zat pengikat dentin untuk berbagai
tujuan khusus. Beberapa contoh yang termasuk sebagai berikut: glutaraldehyde
(Probond, Dentsply, York, PA) ditambahkan sebagai desensitizer. Monomer 12-
methacryloyloxydodecylpyridinium bromide, MDPB (Clearfil Protect Bond, Kuraray
America, New York, NY) dan parabene (Adper Prompt-L-Pop, 3M ESPE, St. Paul,
MN) digunakan sebagai antimikroba. Fluoride (Prime & Bond NT, Dentsply, York,
PA) ditambahkan untuk mencegah karies sekunder. Benzalkonium klorida (mis., Etch
37, Bisco, Schamburg, IL) dan klorheksidin (mis., Peak LC Bond Resin, Ultradent
Products, Jordon Selatan, UT) digunakan untuk mencegah degradasi kolagen. Produk
terakhir baru-baru ini telah ditunjukkan dalam studi laboratorium untuk mencegah
enzim protease (enzim matrix metalloprotease atau protein [MMPs]) agar tidak
diaktifkan dan kemudian mendenaturasi kolagen lapisan hibrida. Sayangnya, hanya
tahap awal dari hasil uji klinis jangka panjang yang tersedia saat ini untuk
menunjukkan apakah aditif tersebut pada akhirnya efektif.
b. Email-Etching
BAB III
KESIMPULAN
Bahan adhesive bonding pada dentin dan email adalah etsa, primer, filler, inisiator,
pelarut/solvent, pengikat/adhesif, dan bahan lainnya yang saling berikatan dan menghasilkan
bahan bonding yang baik.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA