Anda di halaman 1dari 25

SEMEN IONOMER KACA (GLASS IONOMER CEMENT)

I. Pendahuluan
Semen ionomer kaca dikembangkan pada awal tahun 1970an oleh Wilson dan Kent yang
menggabungkan teknologi zinc polikarboksilat dan semen silikat. Semen polikarboksilat
merupakan material pertama yang memberikan ikatan ke struktur gigi, terutama yang dihasilkan
oleh asam poliakrilik yang dijamin biokompatibel karena merupakan asam lemah dengan
molekul yang berat sehingga tidak menyebar melalui tubulus dentin. Oleh karena itu, semen
polikarboksilat semakin populer sebagai bahan sementasi, akan tetapi tidak dapat digunakan
sebagai bahan restorasi karena tingkat kelarutan yang tinggi, sifat mekanis yang kurang
memuaskan serta estetis yang kurang karena adanya sisa zinc oxide.
Semen ionomer kaca kemudian muncul dari pergantian zinc oxide menjadi ion kaca
reaktif. Kaca reaktif ini mirip dengan semen silikat yang sudah ada. Dengan begitu, diperoleh
material yang lebih tahan lama, daya larut rendah, dan lebih translusen serta disertai ikatan
kimiawi dengan struktur gigi. Ikatan ini terbentuk dengan adanya ikatan ion kalsium dengan
karboksilat radikal yang ada pada enamel, dentin dan sementum. Selain berikatan dengan
struktur gigi, GIC juga berikatan dengan banyak logam seperti baja, timah atau platinum yang
dilapisi timah oxide dan emas, tetapi tidak dapat berikatan dengan porselain, platinum murni atau
emas murni.(1,2,3 referensi gic) Awalnya semen ionomer kaca dikenal dengan nama allumino silicate
polyacrilate (ASPA).
II. Komposisi Semen Ionomer Kaca
a. Bubuk GIC
Semen ionomer kaca terdiri atas bubuk dan cairan. Komposisi bubuk terdiri dari
kaca fluoroaminosilikat yang dapat bereaksi dengan asam yang larut dalam air seperti
asam poliakrilat. Semen ini adalah hasil dari sebuah reaksi asam-basa antara kaca
fluoroaminosilikat dan asam poliakrilat serta kopolimer. Komponen utama dari bubuk
adalah silika (SiO2), alumina (Al2O3), kalsium fluoride (CaF2), sodium fluoride (NaF),
cryolite (Na3AlF6) dan aluminium fosfat (AlPO4).
b. Liquid GIC
Liquid GIC merupakan suatu larutan asam poliakrilat dengan konsentrasi 40-50%.
Cairan ini bersifat sangat kental dan cenderung membentuk gel. Pada sebagian semen,
larutan asamnya berbentuk kopolimer dengan itaconic, maleic, atau tricarboxylic acids.

Asam tartaric yang digunakan untuk mengendalikan sifat setting, juga dimasukkan dalam
komponen liquid oleh beberapa pabrik demi tujuan mempermudah penanganannya yaitu
meningkatkan working time dan memperpendek setting time.
III. Reaksi setting GIC
Reaksi setting semen ionomer kaca digambarkan sebagai reaksi asam-basa. Ketika bubuk
dan likuid dicampur membentuk pasta, asam mengetsa permukaan partikel kaca serta kalsium,
aluminium, sodium dan ion fluor. Rantai asam poliakrilat bertautan dengan ion kalsium yang
digantikan oleh ion aluminium dalam waktu 24 jam berikutnya. Proses ini disebut maturasi.
Ion sodium dan fluor tidak berpartisipasi dalam ikatan silang ini dan tersebar merata dalam
semen yang mengeras. Dengan begitu, semen yang mengeras terdiri darigumpalan partikel
bubuk yang tidak bereaksi dan dikelilingi oleh gel silika dalam sebuah matriks kalsium terhidrasi
dan aluminum polysalt
Reaksi setting GIC melibatkan empat tahapan, yaitu:
1. Dekomposisi bubuk
Ketika bubuk dan likuid dicampur, permukaan partikel-partikel kaca diserang oleh asam.
Kemudian ion-ion Ca2+, Al3+, Sodium dan Fluor dilepas ke medium aqueous dan
membentuk sebuah gel (silica-based hydrogel) di sekitar partikel-partikel kaca.

2. Tahap Gelasi
Seiring dengan peningkatan konsentrasi ion-ion, pH larutan juga meningkat, dan
menghasilkan ionisasi asam karboksilat yang lebih besar dan membentuk gugus

polikarboksilat. Gugus polikarboksilat kemudian berikatan silang dengan rantai polianon.


Ion kalsium adalah yang bereaksi pertama kali dengan rantai polikarboksilat membentuk
kalsium polikarboksilat yaitu pada 5 menit pertama, diikuti reaksi ion aluminium 24 jam
setelahnya. Hal ini menyebabkan semen cenderung rapuh pada tahap awal pengerasan
dan sifat fisiknya akan meningkat seiring dengan terbentuknya aluminium
polikarboksilat. Perkembangan reaksi gugus karboksilat dan kation logam menghasilkan
peningkatan viskositas. Difusi kation-kation ini memberikan pengaruh utama pada reaksi
gelasi dari semen ini.
3. Hardening.
Pembentukan ikatan silang dalam rantai polimer sebagai hasil dari pelepasan kation
logam memicu pengerasan semen. Material akhir terdiri dari partikel-partikel kaca yang
tidak bereaksi dikelilingi oleh matriks polysalt yang mengandung ikatan silang ion-ion.

4. Maturasi.
Reaksi berlanjut setelah setting dan kekuatan ikat (tekanan intermolekul) semakin
meningkat. Walaupun kebanyakan kekuatan ikat diperoleh setelah 24 jam, peningkatan
kekuatan ikat sejalan dengan peningkatan modulus Young tetap berlanjut untuk beberapa
bulan sebagai hasil dari difusi kation ke lokasi rantai asam.
IV. Sifat-sifat GIC
1. Sifat Biologis
1. Biokompatibel
Kebanyakan pihak menganggap bahwa glass ionomer memiliki biokompatibilitas
yang dapat diterima meskipun bersifat asam. Semen yang berbahan dasar polyacid telah
dianggap tidak terlalu berbahaya untuk pulpa daripada asam fosforik dikarenakan dua
alasan. Alasan pertama adalah asam polyacid lebih lemah daripada asam fosforik. Alasan
kedua adalah bahwa rantai asam polyacid lebih besar dan tidak bergerak, cenderung
bergabung dengan kalsium pada gigi sehingga membuatnya sulit untuk berpindah ke
dalam tubulus dentin. Penelitian pada pulpa mengindikasikan bahwa GIC menyebabkan
respon inflamasi ringan yang secara normal dapat teratasi dalam 30 hari. Respon ini tidak
berlebihan berdasarkan ketebalan dentin yang tersisa. Lining hanya digunakan pada
kavitas yang sangat dalam yang memiliki lapisan dentin residual yang tipis.

2. Melepas dan menyimpan fluor (Fluoride Released and Reservoir)


Fase matriks dari GIC yang mengeras mengandung sejumlah penting ion fluoride
yang secara jelas bergerak (mobile) karena tidak terlibat dalam pembentukan garam. Ion
fluor yang bergerak segera menyebar ke permukaan semen dimana bagian ini mungkin
hanyut dengan saliva atau mengalami reaksi dengan substansi gigi sekitarnya. Ion fluor
dapat mengganti grup hidroksi dalam struktur apatit, dan pertukaran ini menjadikan apatit
lebih resisten terhadap serangan asam. Oleh karena itu, GIC dapat mengurani resiko
karies berkembang pada sekitar gigi. Semen dapat dianggap sebagai aplikasi topikal fluor
dengan efek jangka panjang. Selain melepas fluor, GIC juga dapat menyerap fluor dari
media cairan yang memiliki konsentrasi fluor tinggi. Dengan begitu, level fluor dalam
semen dapat diisi ulang karena menyerap ion fluor yang dilepaskan dari pasta gigi, obat
kumur, dan air minum.
2. Sifat Fisik
1. Kekuatan ikat (bond strength)
Salah satu sifat yang paling penting dari material ini adalah kemampuannya untuk
berikatan dengan enamel dan dentin. Menurut Mccabe (2008) molekul polyacid
membentuk ikatan dengan kalsium pada permukaan gigi. Hal ini terjadi karena adanya
proses pertukaran ion dimana asam poliakrilat menggantikan permukaan kalsium dan
fosfat, memasuki struktur hidroksiapatit dan membentuk garam kalsium poliakrilat.
Beberapa teori juga menyatakan bahwa pada dentin, terdapat ikatan antara asam
karboksilat dan kelompok reaktif dalam kolagen, baik dengan ikatan hidrogen maupun
penghubung ion logam.
2. Resistensi terhadap fraktur
Semen ionomer kaca lebih rentan terhadap fraktur dibandingkan dengan komposit
dan amalgam
3. Resistensi terhadap abrasi
Daya tahan semen ionomer kaca terhadap abrasi lebih rendah daripada komposit.
Saat terjadi abrasi, sebagian matriks hilang/terkikis sehingga dapat menimbulkan
kekasaran permukaan.
4. Tampilan

Dalam hal penampilan, GIC menawarkan kecocokan yang tepat dengan gigi asli,
khususnya dengan dentin, walaupun kebanyakan pihak setuju bahwa kecocokan yang
lebih baik diperoleh dengan resin komposit. Translusensi dari semen restorasi diperoleh
melalui adanya inti kaca yang tidak bereaksi yang dapat meneruskan cahaya.
V. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi
1. Atraumatic Restorative Technique (ART)
2. Restorasi gigi desidui
3. Restorasi gigi permanen :
Preparasi Tunnel
Kavitas kelas III
Kavitas kelas V (terutama lesi non-karies)
4. Restorasi akses endodontik kunjungan ulang
5. Restorasi jangka panjang
6. Konstruksi core (menyediakan sisa jaringan gigi yang mencukupi untuk mendukung
material)
7. Restorasi resin preventif
8. sebagai basis atau liner
9. Dressings
10. Fissure sealants
11. Luting crown dan bridge retainer
12. Semen ortodontik

Kontraindikasi
1. Area yang membutuhkan daya kunyah besar. Contohnya kavitas kelas I atau kelas II
2. Kavitas besar pada regio posterior
3. Core dengan sedikit atau tidak ada gigi pendukung
4. Jika estetik merupakan kebutuhan primer

VI. Keuntungan dan Kerugian GIC


Keuntungan :
1. Preparasi minimal
2. Melepas fluor
3. Retensi didapat dari ikatan kimia GIC dan Gigi
4. Biokompatibel

Kerugian

1. Estetik kurang baik dibanding RK


2. Kekerasan rendah
3. Daya tahan thd abrasi rendah

4. Tekstur permukaan kasar dibanding RK


VII. Klasifikasi GIC
Klasifikasi umum berdasarkan penggunaannya adalah:
1. Tipe I luting semen
GIC sangat baik digunakan untuk merekatkan mahkota, jembatan, veneer, dan
facing lainnya. Hal ini dikarenakan sifat GIC yang dapat berikatan kimiawi dengan
enamel dan dentin, logam mulia serta restorasi porselen. Selain itu, karena sifatnya yang
tidak mengiritasi pulpa, GIC juga dapat digunakan sebagai liner di bawah komposit.
Contoh GIC sebagai semen luting adalah :
a. GC Fuji I GC Gold Label (Glass Ionomer Luting Cement)

Rasio powder/liquid
Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan

1,4/1,0
20 detik
2 menit 30 detik
2 menit 50 detik

Indikasi GC Fuji I Gold Label:


Sementasi logam atau porcelaine fused to metal crown, bridge, inlay
Sementasi stainless steel crown atau alat retainer ortodontik dengan mahkota stainless

steel
Sementasi band ortodontik
Basis atau liner

Sediaan GC Gold Label 1


Luting & Lining Cement (35g Powder, 20ml Liquid)
Fuji I Capsule (Box of 50 capsules)
b. GC Fuji PLUS (Radiopaque Reinforce Glass Ionomer Luting Cement)

Rasio powder/liquid
2.0g/1.0 g
Waktu pencampuran
30-40 detik
Waktu kerja
2 menit pada suhu 23oC
Waktu pengerasan
4 menit
Indikasi GC Fuji PLUS :
Sementasi semua jenis logam, porcelain fused to metal, dan mahkota resin, inlay,

Sediaan :

onlay dan bridge


Sementasi inlay porselain
Sementasi segala jenis matrial core

GC Fuji PLUS NO ETCH PACKAGE


GC Fuji PLUS 1 : 1 PACKAGE
GC Fuji PLUS POWDER Refill (15g)
GC Fuji PLUS LIQUID Refill (7mL)
GC Fuji PLUS CONDITIONER (6.5ml)

c. GC Fuji CEM

Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan

15 detik
3 menit
4 menit 30 detik

Kekuatan kompresif

122 MPa

Tensile bond strength

8 MPa (enamel) / 7 MPa


(dentin)

Indikasi GC Fuji CEM:


Sementasi permanen semua jenis metal-, resin-, alumina- and zirconia-based
inlays, onlays, crowns, bridges, dan endodontic posts.
Keunggulan :
Dapat diterima jaringan pulpa dan gusi
Menghilangkan resiko sensitivitas paska perawatan
Menghilangkan sensitivitas terhadap kelembaban secara menyeluruh
Adhesi yang sempurna
Penutupan tepi yang tahan lama
Waktu kerja panjang, pengadukan mudah dan penanganan yang mudah
Partikel kecil mempermudah pengaturan letak restorasi (crown)
Proses pengerasan cepat
Radiopasitas sangat baik
Memudahkan diagnosa paska perawatan
Melepaskan fluor secara kontiniu dalam jangka panjang
Sifat mekanis yang sama dengan semen resin
Melekat pada struktur gigi, metal, resin dan silanated-porcelain
Sediaan :

GC FujiCEM Refill Pack, 13.3g Cartridge

2. Tipe II Restorasi

Karena sifat adhesi dan estetik yang baik, GIC juga digunakan secara luas sebagai
bahan restorasi gigi, baik mahkota maupun akar gigi.
Contoh GIC sebagai bahan restorasi:
1. GC Fuji II / GC Gold Label II (Glass Ionomer Restorative Cement)

Rasio powder/liquid
Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan

2.0g/1.0 g
25-30 detik
2 menit
2 menit 20 detik

2. Light Cured Glass Ionomer Cement/ GC Fuji II LC

Rasio powder/liquid
Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan
Kekuatan kompresif
Tensile bonding

3,2g/1,0g
20-25 detik
3 menit 45 detik
20 detik (LC)
242 MPa
11,3 MPa (enamel) / 8,2 MPa (dentin)

strength
3. GC Fuji IX GP / GC Gold Label IX GP

Rasio powder/liquid
Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan
Kekuatan kompresif
Tensile bond strength

0,4g/0,12g
15 detik
3 menit
4 menit 30 detik
220 MPa
5,9 MPa (enamel) / 4,4
MPa (dentin)

4. GC Fuji IX GP Tipe FAST

Rasio powder/liquid
Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan
Kekuatan kompresif
Tensile bond strength

2.0g/1.0 g
15 detik
3 menit
4 menit 30 detik
268 MPa
6,9 Mpa (enamel) / 5,8
MPa (dentin)

Keunggulan :
Tahan terhadap kelembaban
Stabil dan tahan lama di dalam mulut
Penutupan tepi yang baik
Radiopasitas baik sehingga memudahkan diagnosa paska perawatan
Melekat secara kimiawi pada email dan dentin
Tidak perlu etsa dan bonding
Hidrofilik
Teknik preparasi minimal, memeilhara jaringan sehat sebanyak mungkin
Waktu setting lebih pendek

3. Tipe III Liner dan Basis


GIC digunakan sebagai bahan liner karena kemampuannya berikatan dengan
enamel dan dentin serta melepas fluor yang tidak hanya mencegah karies dan
meminimalisir terjadinya karies sekunder, tetapi juga merangsang pembentukan dentin
sekunder. GIC dapat digunakan sebagai liner di bawah resin komposit dan amalgam.
Contoh GIC sebagai liner dan basis

Keunggulan :
Partikel lebih halus
Filler lebih banyak
Radiopasitas baik
Melekat pada struktur gigi
Melepas fluor
4. Tipe IV Fissure Sealant
GIC dicampur membentuk konsistensi yang cenderung cair sehingga mampu
mengalir ke dalam pit dan fissur gigi posterior. Gic mampu mengalir ke dalam fisur yang
memiliki lebar kurang dari 100m.
Contoh GIC sebagai Fissure sealants:
GC Fuji VII (Command Set-Radioplaque Glass Ionomer Protection Material)

Rasio powder/liquid
Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan

2.0g/1.0 g
20-25 detik
140 (pink) / 210 (yellow)
6 menit (pink) / 7 menit (white)

Sediaan :
GC Fuji VII 1-1 #Pink (15g Powder, 10g Liquid, 6g DENTIN CONDITIONER)
GC Fuji VII 1-1 #White (15g Powder, 10g Liquid, 6g DENTIN CONDITIONER)
GC Fuji VII Capsule, Box of 50 #Pink (0.10mL mixed volume/capsule)
GC Fuji VII Capsule, Box of 50 #White (0.10mL mixed volume/capsule)
Keunggulan :
Pelepasan fluor 6x lebih tinggi dibandingkan glass ionomer lainnya
Konsistensi flowable untuk menjamin pembasahan yang efektif dan adhesi

mendalam pada permukaan gigi


Toleran kelembaban - dapat diterapkan dalam situasi di mana kontrol saliva tidak

memungkinkan
Tersedia dalam warna putih dan warna merah muda khusus
Untuk melindungi permukaan gigi yang sedang erupsi/erupsi sebagian

5. Tipe V Semen Ortodontik

GIC memiliki beberapa kelebihan yaitu GIC berikatan secara langsung dengan
jaringan gigi karena interaksi ion poliakrilat terhadap kristal-kristal hidroksiapatit
sehingga tahapan etsa asam dapat dihindari. GIC juga mempunyai efek antikaries karena
mampu melepas fluor. Akan tetapi penggunaanya dalam melekatkan bracket terbatas
diakibatkan kekuatan perlekatannya yang relatif rendah.

Sediaan
1. GC Fuji Ortho
GC Fuji ORTHO 40g Powder
GC Fuji ORTHO 8g Liquid
2. GC Fuji Ortho Light Cure
GC Fuji ORTHO LC CAPSULE, Box of 50 (0.10mL mixed

volume/capsule)
GC Fuji ORTHO LC INTRODUCTORY PACKAGE
(40g Powder, 8g Liquid, double ended powder scoop, plastic spatula &

mixing pads)
GC Fuji ORTHO LC 40g Powder
GC Fuji ORTHO LC 8g Liquid
3. GC Fuji Ortho BAND PASTE PAK
GC Fuji ORTHO BAND Paste Pak, 2 x 13.3g Cartridge

Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan

GC Fuji Ortho

GC Fuji Ortho

GC Fuji Ortho

20-25 detik
3 menit
5 menit 30 detik

Light Cure
20-25 detik
3 menit
5 menit

BAND PASTE PAK


15-20 detik
3 menit 30 detik
5 menit

Keunggulan :
Berikatan walau dalam lokasi basah

Teknik simpel
Menghemat waktu
Tidak membutuhkan etsa
Melepas dan menyimpan fluor
Tidak menyebabkan dekalsifikasi
Mencegah pembentukan karies

6. Tipe VI - core build up


Contoh : GC Fuji IX GP FAST capsule

Rasio powder/liquid
Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan

0,36/0,10
10 detik
1 menit 15 detik
3 menit

Sediaan:
GC Fuji IX GP FAST Capsule, Box of 50 # A2 (0.14mL mixed volume/capsule)
GC Fuji IX GP FAST Capsule, Box of 50 # A3 (0.14mL mixed volume/capsule)
GC Fuji IX GP FAST Capsule, Box of 50 # A3.5 (0.14mL mixed volume/capsule)
Keuntungan :
Waktu pengerasan lebih pendek
Finihing akhir hanya 3 menit setelah pencampuran
Berikatan secara kimiawi ke struktur gigi
Preparasi minimal
Tidak perlu etsa dan bonding
Melepas fluor
Kekuatan komprsif dan fleksural tinggi
Lebih tahan dalam jangka panjang
Penanganan mudah
Tidak perlu teknik layer dalam penempatan material
Radiopasitas bagus

7. Tipe VII - Fluoride Realase


Contoh :
1. GC Fuji VII (Command Set-Radioplaque Glass Ionomer Protection Material)

Rasio powder/liquid
Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan

2.0g/1.0 g
20-25 detik
140 (pink) / 210 (yellow)
6 menit (pink) / 7 menit (white)

Sediaan :
GC Fuji VII 1-1 #Pink (15g Powder, 10g Liquid, 6g DENTIN CONDITIONER)
GC Fuji VII 1-1 #White (15g Powder, 10g Liquid, 6g DENTIN CONDITIONER)
GC Fuji VII Capsule, Box of 50 #Pink (0.10mL mixed volume/capsule)
GC Fuji VII Capsule, Box of 50 #White (0.10mL mixed volume/capsule)
Keunggulan :
Pelepasan fluor 6x lebih tinggi dibandingkan glass ionomer lainnya
Konsistensi flowable untuk menjamin pembasahan yang efektif dan adhesi

mendalam pada permukaan gigi


Toleran kelembaban - dapat diterapkan dalam situasi di mana kontrol saliva tidak

memungkinkan
Tersedia dalam warna putih dan warna merah muda khusus
Untuk melindungi permukaan gigi yang sedang erupsi/erupsi sebagian

2. GC Gold Label 9 Extra

Rasio powder/liquid
Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan

2.0g/1.0 g
25-30 detik
2 menit
2 menit 20 detik

Keuntungan :

Pelepasan fluor yang ekstra


Setting time ekstra cepat dengan working time yang cukup
Ekstra translusensi untuk peningkatan estetik

Indikasi :
1. Restorasi kelas I dan kelas II yang kecil pada daerah dimana beban kunyah tidak besaar
2. restorasi kelas I dan kelas II gigi desidui
3. Base / core build up
Sediaan :
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1PKG. A2 (15g Powder, 8g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1PKG. A3 (15g Powder, 8g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1PKG. A3.5 (15g Powder, 8g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1 MINI PACK A2 (5g Powder, 3g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1 MINI PACK A3 (5g Powder, 3g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1 MINI PACK A3.5 (5g Powder, 3g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA Powder 15g A2
GC Gold Label HS Posterior EXTRA Powder 15g A3
GC Gold Label HS Posterior EXTRA Powder 15g A3.5
GC Gold Label HS Posterior EXTRA Liquid 8g (6.4mL)
8. Tipe VIII - Atraumatic Restorative Treatment (ART)
Diperkenalkan oleh WHO dan merupakan metode perawatan karies yang awalnya
dikembangkan pada negara-negara ketiga yang memiliki SDM dan fasilitas yang kurang

namun kebutuhan akan perawatan yang tinggi. Teknik ini menggunakan instrumen tangan
untuk membuang jaringan karies dan setelah itu baru dilakukan penumpatan
menggunakan GIC yang telah dimodifikasi untuk dapat meningkatkan kekuatannya agar
mampu menahan beban kunyah.
Contoh GIC sebagai bahan ART:
GC Fuji IX ART (High Strength Glass Ionomer Restorative)

Rasio powder/liquid
Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan

2.0g/1.0 g
20-25 detik
140 (pink) / 210 (yellow)
6 menit (pink) / 7 menit (white)

Sediaan :
Kapsul: Kemasan isi 50 (minimum mixed volume per kapsul: 0.12 ml)
Powder - Liquid: kemasan 1-1 dengan 15 g bubuk dan 6.4 ml likuid
Refill: Bottle of 15 g powder, bottle of 6.4 ml liquid
Shade VITA yang tersedia: A2, A3, A3.5, B2, B3, C4
Keunggulan:
Spesial dibuat untuk teknik ART, teknik perawatan gigi atraumatik dengan biaya

rendah
Cukup dengan hanya menggunakan peralatan instrumen ART yang mudah dibawa

dalam perjalanan, bahkan untuk melakukan perawatan di daerah pedalaman


Viskositas yang sangat bagus
Berikatan secara kimiawi pada struktur gigi
Melepaskan ion fluor sehingga mencegah terjadinya karies

9. Tipe IX - Restorasi pada gigi sulung

Karena sifatnya yang mampu melepas fluor dan membutuhkan preparasi kavitas
yang minimal, GIC dipilih sebagai bahan restorasi gigi sulung. Restorasi gigi sulung
berbeda dengan restorasi gigi permanen oleh karena keterbatasan usia restorasi dan
tekanan kunyah yang lebih kecil pada gigi sulung.
Contoh GIC sebagai bahan restorasi gigi sulung :
1. GC Fuji II LC

Keunggulan :
Partikel lebih halus
Filler lebih banyak
Radiopasitas baik
Melekat pada struktur gigi
Melepas fluor
Tidak membutuhkan etsa dan bonding
2. GC Gold Label 9 Extra

Rasio powder/liquid
Waktu pencampuran
Waktu kerja
Waktu pengerasan

2.0g/1.0 g
25-30 detik
2 menit
2 menit 20 detik

Keuntungan :

Pelepasan fluor yang ekstra


Setting time ekstra cepat dengan working time yang cukup
Ekstra translusensi untuk peningkatan estetik

Indikasi :
1. Restorasi kelas I dan kelas II yang kecil pada daerah dimana beban kunyah tidak besaar
2. restorasi kelas I dan kelas II gigi desidui
3. Base / core build up
Sediaan :
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1PKG. A2 (15g Powder, 8g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1PKG. A3 (15g Powder, 8g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1PKG. A3.5 (15g Powder, 8g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1 MINI PACK A2 (5g Powder, 3g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1 MINI PACK A3 (5g Powder, 3g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA 1-1 MINI PACK A3.5 (5g Powder, 3g Liquid)
GC Gold Label HS Posterior EXTRA Powder 15g A2
GC Gold Label HS Posterior EXTRA Powder 15g A3
GC Gold Label HS Posterior EXTRA Powder 15g A3.5
GC Gold Label HS Posterior EXTRA Liquid 8g (6.4mL)
1. GC Fuji IX FAST

SEMEN RESIN
Semen resin telah dikenal sebagai bahan luting karena perkembangan resin direct-filling
dengan sifat yang lebih ditingkatkan, keuntungan dari teknik etsa asam untuk mengikat resin ke
enamel, dan kemampuan untuk berikatan dengan dentin kondisioner dengan asam organik

maupun anorganik. Semen resin merupakan bahan adhesif yang paling banyak digunakan untuk
merekatkan inlay, onlay, veneer, crown yang terbuat dari material keramik maupun indirek resin
komposit. Material semen resin saat ini semakin sering digunakan karena menghasilkan sifat
fisik yang serupa dengan warna gigi dan mampu berikatan dengan baik secara mekanis dan
kimiawi pada dentin maupun restorasi (Papazouglou dkk., 2006; Capa dkk., 2009).
Komposisi
Komposisi dari kebanyakan semen resin sama dengan bahan tumpatan komposit resinbased yaitu matriks resin dengan filler anorganik silane-treated. Bahan pengisi ini merupakan
yang digunakan dalam komposit, yaitu silika atau partikel kaca dan/atau silika koloidal yang
digunakan dalam resin mikrofil. Kebanyakan semen resin membutuhkan bahan adesif agar dapat
berikatan dengan dentin atau struktur gigi. Monomer adesif yang tergabung dalam bahan
bonding dan semen resin termasuk HEMA, 4-META, dan organofosfat seperti 10methacryloyloxydecamethylene phosphoric acid (MDP). 4-META merupakan cairan adesif yang
memperoleh konsistensi semen dengan memasukkan polimer-polimer. Polimerisasi diperoleh
dengan cara konvensional kimiawi atau dengan aktivasi sinar. Beberapa cara yang menggunakan
keduanya dikenal dengan dual-cure system.
Indikasi Semen Resin:
1.
2.
3.
4.

Sementasi mahkota tiruan logam konvensional


Sementasi GTJ, resin-bonded bridge
Inlay, onlay dan crown terbuat dari all-ceramic
Orthodontic bracket
Keuntungaan:
1. Berikatan dengan struktur gigi
2 Kekuatan lebih baik
3. Dapat mengurangi fraktur pada struktur keramik
4. Tidak larut
Kerugian:
1. Biaya mahal
2. Sulit penanganannya dan susah membuang ekses

3 Mengiritasi pulpa
4. Film thickness yang beragam antar produk
Jenis-jenis Semen Resin
1. Self-cured resin cement
Resin semen jenis ini polimerisasinya secara kimiawi. Contohnya:
1. Panavia 21 (J. Morita USA)

Waktu pencampuran
Waktu kerja
Setting time
Compressive strength
Flexural strength
Film thickness
Indikasi :
1.
2.
3.
4.
5.

20-30 detik
4 menit
3 menit
290 MPa
77 MPa
19 microns

Sementasi adesi jembatan atau splint


Sementasi mahkota logam, jembatan dan inlay/olay
Sementasi porcelain silanated dan mahkota komposit atau inlay/onlay
Sementasi post dan core
Restorasi amalgam

2. Bisco C& B (Bisco Dental Products)

Keunggulan:
1. Viskositas rendah untuk kemudahan pencampuran.
2. Kekuatan tinggi memberikan retensi dan ketahanan terhadap kekuatan tekan.
3. Bonds untuk logam, porselen, dan struktur gigi bila digunakan dengan ALL-BOND 2
atau SATU-LANGKAH.
2. Light-cure resin cement
Semen resin ini digunakan jika restorasi dapat dipenetrasi sempuran oleh sinar.
Contoh : Insure (Cosmedent Inc.), Nexus (Kerr Corp.) dan Variolink II (Ivoclar North
America), tanpa tambahan katalis.
Manipulasi :
Waktu paparan sinar yang dibutuhkan untuk polimerisasi semen resin tergantung

pada transmisi sinar yang melewati restorasi


Waktu paparan >40 detik

3. Dual-cured resin cement


Semen resin tipe ini digunakan untuk restorasi yang cukup translusen menerima penetrasi
sinar, tetapi tidak terlalu tebal karena polimerisasi penuh tidak diperoleh hanya dengan light
curing saja. Contohnya : Nexus dan Variolink II.
Manipulasi :

Aktivasi kimia lambat dan memberikan perpanjangan waktu kerja hingga semen
terekspos selama curing dengan sinar, dimana tujuan utama adalah semen memadat

dengan cepat.
Kemudian berlanjut memperoleh kekuatan melalui periode yang panjang karena
plimerisasi aktivasi secara kimiawi.

Referensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

http://www.biscocanada.com/en/products.php?pid=20
http://kuraraydental.com/product/cements/panavia-21
http://www.gcamerica.com/products/operatory/GC_Fuji_II/
http://www.gceurope.com/pid/4/leaflet/en_Leaflet.pdf
http://www.gcamerica.com/products/operatory/GC_Fuji_IX_GP_FAST/
http://sea.gcasiadental.com
Rizzante, Fabio Antonio Piola, et al. "Indications and restorative techniques for glass

ionomer cement." South Brazilian Dentistry Journal 1.12 (2015): 79-87


8. Bonsor, Stephen J., and Gavin J. Pearson. A Clinical Guide to Applied Dental Materials1: A
Clinical Guide to Applied Dental Materials. Elsevier Health Sciences, 2012.
9. Sherwood, I. Anand. Essentials of operative dentistry. Boydell & Brewer Ltd, 2010.
10. McCabe JF, Walls AWG. Applied dental materials. Oxford: Blackwell; 2008.
11. Annusavice KJ. Phillips science of dental materials. 11th ed. Missouri : Saunders, 2003 :
471-9.
12. Garg, Nisha, and Amit Garg. Textbook of operative dentistry. Boydell & Brewer Ltd, 2010.
13. Mulder, Riaan, and Naeemah Noordien. "Comparison of the degree of powder to liquid ratio
variation in capsulated glass ionomer restorative cements." (2015).

14. Powers, JM, Sakaguci RL. Craigs Restorative dental materials. 12th ed. Mosby, 2006: 484-6.

Anda mungkin juga menyukai