Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GLASS IONOMER CEMENT

Oleh :

Rheisa maulida

I1D109201

Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas kedokteran


Universitas Lambung Mangkurat
BANJARMASIN
Juni, 2013
BAB I
PENDAHULUAN

G.V Black mengklasifikasikan karies berdasarkan lokasi permukaan karies.

Klasifikasi GV Black juga menjadi acuan dalam melakukan preparasi gigi yang

sesuai. Jenis karies kelas V bisa ditambal dengan GIC dan juga komposit tapi dengan

jenis komposit tertentu saja. 1

Klasifikasi Lokasi dan deskripsi

Kelas 1 Karies yang terjadi pada pit dan fisur pada permukaan oklusal

molar dan premolar serta pit pada bagian lingual gigi

insisivus.

Kelas 2 Karies yang telah melibatkan bagian proksimal gigi premoral

dan molar, pemeriksaan radiografi sangat penting untuk

mendeteksi karies kelas 2.

Kelas 3 Karies yang hanya melibatkan permukaan proksimal gigi


insisivus dan kaninus

Kelas 4 Karies yang terjadi pada bagian proksimal dan telah

melibatkan bagian insisal gigi insisiv dan kaninus.

Kelas 5 Karies yang terjadi pada sepertiga gingival pada permukaan

fasial dan lingual pada semua gigi

Kelas 6 Karies yang terjadi pada tonjol gigi posterior atau pada insisal

gigi anterior.

Semen glass ionomer merupakan bahan restorasi berupa bubuk dan cairan.
Bubuk semen glass ionomer adalah calcium fluoroaluminosilicate glass dengan
formula SiO2-Al2O3-CaF2-Na3AlF6-AlPO4. Sedangkan cairan adalah larutan
polyacrylic acid / itaconic acid copolymer dalam air. Hal yang perlu diperhatikan
pada manipulasi glass ionomer adalah :

1. Rasio bubuk / cairan harus tepat,

2. Mixing time 30-60 detik (tergantung produk)

3. Harus segera diaplikasikan karena working time setelah mixing time 2


menit.

Perlekatan glass ionomer adalah secara kimia pada enamel dan dentin selama proses
pengerasan, Mekanisme perlekatan adalah ionic interaction dengan calcium dan /
atau phosphate ion dari permukaan enamel atau dentin.2
BAB II
ISI

A. Restorasi Glass Ionomer Cement (GIC)

Glass ionomer semen diperkenalkan oleh Wilson pada tahun 1972, gic adalah

nama generic dari kelompok bahan yang menggunakan bubuk kaca silikat dan larutan

asam poliakrilat. Glass ionomer cement memiliki warna yang lebih opaque bila

dibandingkan dengan warna email gigi asli. GIC memiliki sifat translusen yang

belum baik, maka belum dapat memberikan tampilan yang alami pada gigi. Materi

GIC terbukti aman dengan sedikit kecenderungan iritasi terhadap jaringan lunak.

Sensitifitas gic setelah penambalan sangat kecil dan jarang bila dihubungkan dengan

teknik penambalan dan reaksi langsung dari material.3

Bahan ini terdiri dari power dan liquid. Powdernya merupakan kalsium

fluoroaluminosilikat yang larut dalam asam dan liquidnya adalah turunan asam

poliakrilat, tartaric acid dan air. Komposisi :3

- Powder: Silica 41,9%

Alumina 28,6%

Aluminium fluoride 1,6%

Kalsium Fluoride 15,7%

Sodium Fluoride 9,3%

Aluminium Fosfat 3,8%


- Liquid:

Asam poliakrilik 50% dalam bentuk kopolimer dengan asam itakonik

maleik atau trikarboksilik yang berfungsi meningkatkan reaktivitas

dari liquid, mengurangi kekentalan dan mengurangi kecenderungan

untuk menjadi gel

Tartaric acid, berfungsi memudahkan manipulasi dan menigkatkan

waktu kerja (memperpendek waktu pengerasan).

Air, merupakan bagian yang terpenting di dalam cairan semen.

Berperan sebagai media reaksi dan kemudian perlahan-lahan

menghidrasi matriks ikatan silang, dan dengan demikian menambah

kekuatan dari bahan.

Berdasarkan penggunaannya, GIC dibagi menjadi: 1

• Tipe I, digunakan sebagai bahan perekat (luting)

• Tipe II, digunakan sebagai bahan bahan restorasi

• Tipe III, digunakan sebagai basis atau pelapis (lining/base)

• Tipe IV, digunakan sebagai bahan fissure sealant

• Tipe V, digunakan sebagai semen ortodonsi

• Tipe VI, digunakan untuk core build up

• Tipe VII, digunkan untuk Flourid release


• Tipe VIII, digunakan untuk ART

• Tipe IX, digunakan untuk decidui restoration.

Ada dua sifat utama SIK yang menjadikan bahan ini diterima sebagai salah satu

bahan kedokteran gigi yaitu karena kemampuannya melekat pada enamel dan dentin

dan karena kemampuannya dalam melepaskan fluoride. Salah satu karakteristik dari

GIC adalah kemampuannya untuk berikatan secara kimiawi dengan jaringan

mineralisasi melalui mekanisme pertukaran ion. Mekanisme perlekatan dengan

struktur gigi terjadi oleh karena adanya peristiwa difusi dan absorbs yang dimulai

oleh ketika bahan berkontak dengan jaringan gigi. 4

Semen ionomer kaca menggabungkan kualitas adhesif dari semen zinc

polikarboksilat dan dengan sifat melepas fluoride dari semen silikat. SIK memiliki

kemampuan untuk melekat secara fisikokimia pada enamel dan dentin, biokompatibel

dengan jaringan dentin, melepaskan ion-ion fluorida yang memiliki kontribusi dalam

penghambatan karies sekunder dalam struktur gigi dan semen ini memiliki koefisien

thermal ekspansi yang rendah serupa dengan yang dimiliki jaringan gigi. Secara

invitro bahan restorasi ini ditemukan untuk memberikan pengaruh pada remineralisasi

enamel dan mengurangi demineralisasi enamel.4

Beberapa peneliti telah membuktikan sifat antikariogenik SIK dalam melawan

mikroorganisme kariogenik. Penelitian yang dilakukan oleh Forss dkk membuktikan


bahwa ternyata tidak hanya fluorida yang dilepas tetapi juga aluminium, sodium,

silikon, kalsium dan strontium.2

Beberapa faktor kimia dan fisik mempengaruhi karakteristik pengerasan

bahan semen ionomer kaca. Meskipun telah disepakati bahwa setting semen ionomer

kaca dengan reaksi asam-basa namun sebenarnya begitu kompleks. Hal ini

berpengaruh kepada pelepasan dan pengendapan ion-ion kalsium dan aluminium

dikarenakan ion-ion fluorida dan tartar. Sedangkan beberapa faktor lainnya seperti

temperatur, ukuran partikel dari powder, hanya mempercepat atau memperlambat

reaksi, tentu saja bahan kimia fluorida dan asam tartar sangat memberikan pengaruh

dan memiliki peranan penting dalam memodifikasi reaksinya sendiri.5

Mekanisme pengikatan ionomer kaca dengan struktur gigi belum dapat

diterangkan dengan jelas. Meskipun demikian, perekatan ini diduga terutama

melibatkan proses perlekatan gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium di kristal

apatit pada enamel dan dentin. Ikatan antara semen dengan enamel selalu lebih besar

daripada ikatan semen dengan dentin, mungkin karena kandungan anorganiknya

enamel yang lebih banyak dan homogenitasnya lebih besar.5

Indikasi penggunaan semen ionomer kaca sebagai berikut:6

a. Digunakan pada geligi sulung

b.Kekuatan kunyah relatif tidak besar

c. Pada insidensi karies tinggi

d.Pasien kurang kooperatif


Kontraindikasi : pengganti tambalan amalgam, restorasi kavitas kelas II, IV & VI.6

B. Prosedur restorasi dengan GIC

Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah kaca mulut, pinset, sonde,

eskavator, handfises, Bur, Glass plate, Spatula semen, Spatula agate, chip blower,

pitta seluloid, vasellin, plastik filling instrument, finishing & polhsing instrument,

GIC, dentin kondesioner, cotton roll & cotton pellet. Prinsip – prinsip Black untuk

preparasi kavitas ada tujuh, yaitu outline form, removal of caries (membuang

jaringan karies), resistance form (membuat bentuk resistensi), Retention form

(membuat bentuk retensi), convenience form, finishing the enamel margin

(menghaluskan dinding / tepi kavitas), toilet of the cavity (membersihkan kavitas dari

debris).7

Prosedur yang harus dilakukan yaitu:

a. Isolasi gigi

Isolasi memerlukan pemasangan isolator yang tepat. Alat ini akan mengisolasi ruang

pulpa dari saliva dan darah serta melindungi gingival dari instrument.

b. Preparasi kavitas:

- Membuka kavitas dengan round bur, bersihkan jaringan kariesnya dengan

ekskavator.
- Dengan bur fissure bentuk dinding-dinding kavtas sesuai dengan outline form yaitu

bentuk ginjal.

- Beri retensi berupa undercut di seluh tepi kavitas dengan inverted/ round bur yang

kecil.

c. Aplikasi dentin conditioning yaitu asam poliakrilat 25% selama 10 detik

Dentin kondisioner merupakan bahan yang digunakan untuk meningkatkan

perlekatan bahan glass ionomer dan dentin, dengan cara menghilangkan smear layer

dentin bagian luar untuk membantu ikatan bahan restorasi adhesif seperti bahan

bonding dentin. Hal ini berperan dalam mencegah penetrasi mikroorganisme atau

bahan-bahan kedokteran gigi yang dapat mengiritasi jaringan pulpa. Bahan yang

biasanya digunakan adalah asam poliakrilat 25% yang diaplikasikan selama 10-20

detik. Kemudian dilakukan pembilasan, pembilasan merupakan hal penting untuk

mendapatkan hasil yang diinginkan, setelah itu kavitas dikeringkan.4

d. Manipulasi glass ionomer cement

Ada beberapa cara untuk memanipulasi SIK, antara lain:5

1. Mekanis, untuk SIK pada sediaan kapsul, menggunakan amalgamator.

2. Manual, ada 3 cara yaitu circular motion (gerakan memutar berlawanan arah

jarum jam), figure eight motion (gerakan membentuk angka 8 biasanya untuk

sediaan pasta), dan fold and press motion (diusapkan ke arah tengah kemudian

ditekan).
e. Masukan semen yg telah diaduk kedalam kavitas dan tempatkan matrik/ celluloid

strip yang sesuai

f. Biarkan mengeras sesuai petunjuk pabrik (umumnya 4-6 menit)

g. Lepaskan matrik & secepatnnya ulaskan varnish

h. Potong kelebihan semen dengan menggunakan eskavator

i. Finishing & polishing setelah 24 jam, dengan menggunakan grinding strip/paper

disk yang diberi vaselin/ bur alpine putih yang diberi vaselin.

C. Komposit yang digunakan Untuk kelas V

Selain menggunakan GIC dapat juga digunakan bahan komposit untuk

menambal tambalan kelas 5 yaitu menggunakan komposit. Komposit adalahsuatu

campuran dari dua material atau lebih, masing-masing materialnya memberikan

kontribusi pada sifat resin komposit. Ada tiga komponen utama pada resin komposit,

yaitu: matriks resin organic, filler dan coupling agent. Sifat-sifat resin komposit

antara lain adaptasi tepi baik, resistensi terhadap abrasi, ekspansi termal rendah,

pengkerutan selama polimerisasi, perlekatan secara mikromekanis dan hidrofobik.

Jenis komposit yang dapat digunakan untuk kelas 5 adalah All-purpose composite,

Nanofilled composite, dan Flowable composite.1


Daftar penggunaan komposit dapat dilihat pada table berikut :1

Tipe/bahan Penggunaan

All-purpose composite Kelas 1,2,3,4,5, dan pasien dengan resiko karies rendah

Microfilled composite Kelas 3, 4

Nanofilled composite Kelas 1,2,3,4,5

Packable composite Kelas 1,2,6

Flowable composite Lesi servikal, restorasi gigi desidui, kavitas kecil,

tekanan kunyah rendah

D. Cairan Sulkus Gingiva

Didalam gingival sendiri terdapat cairan yang membantu mencegah karies yaitu

cairan sulkus gingival. Cairan sulkus gingival berasal dari serum darah yang terdapat

dalam sulkus gingival baik dalam keadaan sehat maupun meradang. Menurut

Goldberg dan cimasoni CSG adalah eksudat peradangan. Alfano menyatakan bahwa

kedua teori tersebut benar. Hipotesa Alfano membuktikan bahwa CSG dapat berasal

dari jaringan gingiva yang sehat, melalui mekanisme perubahan tekanan osmosis

sebab adanya makromolekul. Komponen dalam CGS normal biasanya materi darah,

elektrolit, protein plasma, Sistem Fibrinosis, endotoksin bakteri dan sel epitel

deskuamasi. Pada cairan gingival yang meradang jumlah polimorfonuklear leukosit,

makrofag, limfosit, monosit ion elektrolit, protein plasma dan endotoksin bakteri
bertambah banyak sedangkan jumlah urea menurun. Cairan sulkus gingival adalah

suatu produk proliferasi fisiologis dari pembuluh darah yang termodofikasi.8,9,10

Cairan sulkus gingiva memiliki fungsi yang baik bagi rongga mulut, seperti sifat

antimikroba yang ditiliti dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai keadaan

jaringan periodontal secara objektif dan juga sebagai pencegahan terhadap karies.2

Klavan, Tylman, Malone menyatakan aliran CSG dari sulkus gingiva dapat

digunakan sebagai indikator terhadap respon dini dari aktifitas antigen bakteri. Cairan

gingiva sangat peka terhadap rangsangan kimiawi maupun mekanis serta sangat

berhubungan dengan keadaan mikrosirkulasi jaringan setempat. Cairan sulkus

gingival mempunyai aksi mekanis dan pertahanan terhadap bakteri dan benda asing

lainnya dengan cara membersihkan sulkus dari materi-materi pathogen. 8,9,10

Cairan sulkus gingiva dengan aliran yg sangat lambat, 0,24-1,56 μl/menit

pada daerah yg tidak mengalami inflamasi. Aliran akan meningkat pada gingivitis

dan periodontitis karena adanya pertambahan permebilitas pembuluh vaskuler.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengukur CSG, salah satunya dengan

menggunakan paper strips yang diletakan di pada bagian atas dari sulkus untuk

membuat iritasi minimum, biarkan selama 30 detik lalu ukur paper strips dengan

periotron (alat elektronik pengukur paper strips yang lembab)* lalu dengan cepat

merubahnya menjadi angka-angka digital dan volume. Dengan angka 0-20

mengindikasi jaringan dalam keadaan sehat dan tidak ada radang, angka 20-60
mengindikasi radang ringan tapi bukan periodontitis, angka 60-150 mengindikasi

radang sedang, sedangkan angka >150 mengindikasi radang sangat berat.8,910


BAB III

KESIMPULAN

G.V Black mengklasifikasikan karies berdasarkan lokasi permukaan karies.

Klasifikasi GV Black juga menjadi acuan dalam melakukan preparasi gigi yang

sesuai. Karies gigi kelas 5 maksudnya adalah karies yang terjadi pada sepertiga

gingival pada permukaan fasial dan lingual pada semua gigi . Jenis karies kelas V

bisa ditambal dengan GIC dan juga komposit tapi dengan jenis komposit tertentu

saja. Glass ionomer cement adalah nama generik dari kelompok bahan yang

menggunakan bubuk kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. SIK memiliki

kemampuan untuk melekat secara fisikokimia pada enamel dan dentin, biokompatibel

dengan jaringan dentin, melepaskan ion-ion fluorida yang memiliki kontribusi dalam

penghambatan karies sekunder dalam struktur gigi dan semen ini memiliki koefisien

thermal ekspansi yang rendah serupa dengan yang dimiliki jaringan gigi. Jenis

komposit yang dapat digunakan untuk kelas 5 adalah All-purpose composite,

Nanofilled composite, dan Flowable composite.

Cairan sulkus gingival berasal dari serum darah yang terdapat dalam sulkus

gingival baik dalam keadaan sehat maupun meradang. Komponen dalam CGS normal

biasanya materi darah, elektrolit, protein plasma, Sistem Fibrinosis, endotoksin

bakteri dan sel epitel deskuamasi. Pada cairan gingival yang meradang jumlah

polimorfonuklear leukosit, makrofag, limfosit, monosit ion elektrolit, protein plasma

dan endotoksin bakteri bertambah banyak sedangkan jumlah urea menurun.


DAFTAR PUSTAKA

1. Bakar drg. Abu. Kedokteran gigi klinis edisi 2. Yogyakarta: Quantum sinergis
media. 2011.

2. Anusavice, Kenneth J. 1996. Phillips’ Science of Dental Materials.


Pennsylvania: W.B. Saunders Company.

3. Hidayat ihmad. Material restorasi direk yang sering dipakai pada bidang
kedokteran gigi. USU Press: Sumatra utara, 2006.

4. Batubara F. klasifikasi dan evaluasi klinis GIC. Medan : USU Press.2011

5. Craig, Robert G., John M. Powers. 2002. Restorative Dental Materials : 11th
edition. Missouri: Mosby Inc. 2000.

6. Adiana Ika Devi. Semen ionomer kaca sebagai bahan pelapik pada restorasi
sandwich. USU press: Sumatra Utara.2004.

7. Roberson TM, heymman OH, and Swift EJ. Sturdevant’s art & science of
operative dentistry 4th edition. London: Mosby Inc. 2002.
8. Puteri nadia Tiara. Peranan cairan sulkus bagi keadaan jaringan periodontal.
Universitas sriwijaya. 2011.

9. Vindani Dewi. Cairan sulkus gingival dan peranannya dalam bidang


kedokterang gigi. Usu press: Sumatra Utara. 2007.

10. Newman, Michael G., Henry H. Takei, Fermin A. Carranza. Carranza’s


Clinical Periodontology 9th Ed. WB Saunders: Philadelphia, 2002.

Anda mungkin juga menyukai