DISUSUN OLEH :
SANDRIA APRILANO
1811111310006
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya lah
maka penyusun dapat menyelesaikan makalah praktikum dental material yang
berjudul ” Glass Ionomer Cement (GIC)” dengan dosen pembimbing praktikum
drg. Muhammad Yanuar Ichrom Nahzi, Sp.KG. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaian makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada drg. Muhammad Yanuar Ichrom
Nahzi, Sp.KG selaku pembimbing praktikum yang membimbing kami sehingga
praktikum berjalan baik dan lancar.
Pembuatan makalah ini bertujuan memenuhi tugas praktikum dental
material. Dengan selesainya makalah ini semoga dapat menjadi referensi baik
pada institusi pendidikan dokter gigi guna kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Penyusun menyadari keterbatasan akan literatur dan sumber informasi terkait
kajian dalam makalah, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan Praktikum.............................................................................1
1.4 Manfaat Praktikum...........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................3
2.1 Definisi GIC.....................................................................................3
2.2 Komposisi GIC.................................................................................3
2.3 Sifat GIC...........................................................................................4
2.4 Klasifikasi GIC ................................................................................4
2.5 Kelebihan dan Kekurangan GIC......................................................6
2.6 Manipulasi GIC................................................................................6
2.7 Mekanisme Polimerisasi GIC...........................................................7
BAB III METODE PRAKTIKUM...........................................................9
3.1 Bahan ...............................................................................................9
3.2 Alat...................................................................................................9
3.3 Cara Kerja.......................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................12
4.1 Hasil Percobaan.............................................................................12
4.2 Hasil Pengamatan..........................................................................12
4.3 Pembahasan...................................................................................12
BAB V PENUTUP....................................................................................13
5.1 Kesimpulan.....................................................................................13
5.2 Saran...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semen ionomer kaca pertama diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada
tahun 1971, yang merupakan gabungan dari semen silikat dan semen
polikarboksilat dengan tujuan untuk mendapatkan sifat translusen, pelepasan flour
dari semen silikat dan kemampuan untuk melekat secara kimia pada struktur gigi
dari semen polikarboksilat. Semen ionomer kaca ialah bahan restorasi yang paling
akhir berkembang dan mempunyai sifat perlekatan yang baik. Sifat utama semen
ionomer kaca adalah kemampuan utama untuk melekat pada email dan dentin
tanpa ada penyusutan atau panas yang bermakna, mempunyai sifat
biokompatibilitas dengan jaringan periodontal dan pulpa, ada pelepasan flour
yang berfungsi sebagai antimikroba dan kariostatik, kontraksi volume pada
pengerasan sedikit, koefesien ekspansi termal sama dengan struktur gigi
(Annusavice, 2003).
Ada dua sifat utama Semen Ionomer Kaca yang menjadikan bahan ini
diterima sebagai salah satu bahan kedokteran gigi yaitu karena kemampuannya
melekat pada enamel dan dentin dank arena kemampuannya dalam
melepaskan fluoride. Salah satu karakteristik dari Semen Ionomer Kaca adalah
kemampuannya untuk berikatan secara kimiawi dengan jaringan mineralisasi
melalui mekanisme pertukaran ion. Mekanisme perlekatan dengan struktur gigi
terjadi oleh karena adanya peristiwa difusi dan absorbs yang dimulai ketika bahan
berkontak dengan jaringan gigi. Beberapa penelitian telah membuktikan sifat
antikariogenik Semen Ionomer Kaca dalam melawan kariogenik. Penelitian yang
dilakukan oleh Forss membuktikan bahwa ternyata tidak hanya fluoride yang
dilepas tetapi juga aluminium, sodium, kalsium dan strontium (Craig, 2004).
b. Komposisi Cairan
Cairan ( liqud ) yang digunakan semen Ionomer Kaca adalah larutan dari
asam poliakrilat dalam konsentrasi kira-kira 40%-50%. Cairan ini cukup kental
cenderung membentuk gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen,
cairan asam poliakrilat adalah dalam bentuk kopolimer dengan asamitikonik,
maleic atau asam trikarbalik. Asam-asam ini cenderung menambah resktifitas dari
cairan, mengurangi kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk
gel.
Asam tartarik juga terdapat dalam cairan yang memperbaiki karakteristik
manipulasi dan meningkatkan waktu kerja, tetapi memperpendek pengerasan.
Terlihat peningkatan yang berkesinambungan secara perlahan pada kekentalan
semen yang tidak mengendung asam tartaric. Kekentalan semen yang
mengandung asam tartaric tidak menunjukkan kenaikan kekentalan.
Ketika bubuk dan cairan semen ionomer kaca dicampurkan, cairan asam
akan memasuki permukaan partikel kaca kemudian bereaksi dengan membentuk
lapisan semen tipis yang akan mengikuti inti. Selain cairan asam, kalsium,
aluminium, sodium sebagai ion-ion fluoride pada bubuk semen ionomer kaca
akan memasuki partikel kaca yang akan membentuk ion kalsium (Ca2+)
kemudian ion aluminium (Al3+) dan garam fluor yang dianggap dapat mencegah
timbulnya karies sekunder. Selanjutnya partikel-partikel kaca lapisan luar
membentuk lapisan (Anusavice, 2013).
2.3 Sifat GIC
a. Sifat Fisik.
1) Anti karies ion fluor yang dilepaskan terus menerus membuat gigi lebih tahan
terhadap karies.
2) Termal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel
3) Tahan terhadap abrasi, ini penting khususnya pada penggunaan dalam
restorasi dari groove.
b. Sifat Mekanis.
1) Compressive strength: 150 Mpa, lebih rendah dari silikat
2) Tensile strength : 6,6 Mpa, lebih tinggi dari silikat
3) Hardness : 4,9 KHN, lebih lunak dari silikat
4) Frakture toughness : beban yang kuat dapat terjadi fraktur.
c. Sifat Kimia.
Semen ionomer kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin,
perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion
COOH dari semen ionomer kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar
daripada ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi tambalan
dapat dikurangi. Semen ionomer kaca tahan terhadap suasana asam, oleh karena
adanya ikatan silang diantara rantai-rantai semen ionomer kaca. Ikatan ini terjadi
karena adanya polyanion dengan berat molekul yang tinggi (Philips, 2003)
d. Sifat Biologis
Semen ionomer kaca tidak mengiritasi pulpa atau jaringan lunak lainnya,
maka semen ini merupakan bahan yang biokompatibilitas dan tahan terhadap
asam yaitu:
1) Kontinuitas antar semen ionomer kaca dengan permukaan luar gigi baik
dan dapat mencegah terbentuknya micro leakage dan plak.
2) Toleransi pulpadentinal organ terhadap semen ionomer kaca (Anusavice,
2013).
b. Tipe II – Restorasi
Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup memuaskan,
GIC juga digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang seperti abrasi
servikal. Abrasi awalnya diakibatkan dari iritasi kronis seperti kebiasaan menyikat
gigi yang terlalu keras (Craig, 2004).
3.1 Bahan
A. Bubuk dan cairan glass ionomer cement tipe II
3.2 Alat
A. Pengaduk plastik
B. Papper pad
C. Lempeng kaca
D. Cetakan plastik
E. Plastic filling instrument
F. Sonde
e. Hitung setting time dengan cara menusuk permukaan adonan pada cetakan
menggunakan sonde sampai adonan tidak dapat ditusuk lagi, hitung waktu
dari awal pencampuran sampai adonan tidak dapat ditusuk lagi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Glass Ionomer Cement (GIC) merupakan bahan restoratif dalam
kedokteran gigi yang komposisinya terdiri dari bubuk dan cairan. Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan dari masing- masing hasil percobaan
menghasilkan perbedaan setting time karena adanya perbedaan rasio antara bubuk
dan cairan. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio
bubuk dibandingkan cairan maka semakin pendek setting time dari GIC, tetapi
jika rasio cairannya lebih besar dari bubuk, maka setting time GIC akan semakin
pendek.
5.2 Saran
Melalui penyusunan makalah ini diharapkan kita dapat memahami tentang
Glass Ionomer Cement (GIC), dan kita dapat menerapkan pengetahuan yang
didapat dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA