Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 22 Mei 2022


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................4
BAB I..........................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................8
2.1 Pengertian..........................................................................................................................................8
2.2 Komposisi..........................................................................................................................................8
BAB V.......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dental Material merupakan suatu ilmu tentang bahan kedokteran gigi yang
mempelajari jenis bahan, komposisi, sifat, kegunaan dan cara penggunaannya. Tujuan
mempelajari dental material dan teknik memanipulasi adalah untuk mengetahui kriteria
pemilihan bahan-bahan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
Awalnya semen ini dirancang untuk tambalan estetik pada gigi anterior dan
dianjurkan untuk penambalan gigi dengan preparasi kavitas kelas III dan V. Semen ini
menghasilkan ikatan adhesi yang sangat kuat dengan struktur gigi, akan sangat berguna
untuk restorasi konservatif pada daerah yang tererosi. Kebutuhan akan retensi mekanis
melalui preparasi kavitas menjadi berkurang atau ditiadakan. (Anusavice, 2004).

Ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang menggunakan
bubuk kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini mendapatkan namanya dari
formulanya yaitu sutu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil.
Juga disebut sebagai semen polialkenoat. (Anusavice, 2004)

Penggunaan semen ionomer kaca telah meluas antara lain sebagai bahan perekat,
pelapik, bahan restoratif untuk restorasi konservatif kelas I dan II, sebagai penutup pit dan
fisura. Meskipun demikian, semen ionomer kaca tidak dianjurkan untuk restorasi kelas II
dan IV karena sampai saat ini formulanya masih kurang kuat dan lebih peka terhadap
keausan penggunaan jika dibandingkan dengan komposit. (Anusavice, 2004)

Semen ionomer kaca adalah material yang tersusun dari kalsium, bubuk kaca
strontium aluminosilikat, dan digabungkan dengan cairan polymer (acid) (P., Uphadaya,
2005)

1.2 Rumusan Masalah


1. apa itu ionemer cement ?
2. bagaimana komposisi Glass iononer cement ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Glass ionomer cement adalah istilah dalam kedokteran gigi yang menunjukkan
sekelompok bahan gigi yang menggunakan tepung kaca silikat dan larutan asam
poliakrilat. (Hamzah et al, 2010)

Semen ionomer kaca merupakan bahan restorasi yang berupa serbuk dan cairan.
Rasio serbuk/cairan dirokemendasikan sekitar 3 gram : 1 gram. Setting time semen
ionomer kaca menurut ISO 9917 untuk restorative semen antara 2 – 6 menit sedangkan
untuk bahan luting 2.5-8 menit. Untuk working time kurang lebih 2 menit pada suhu 23
derajat Celcius. (Mc Cabe, 2008)

Semen ionomer kaca adalah bahan tambal sewarna gigi, likuid merupakan gabungan
air dengan polyacid (Asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat) dan bubuk berupa
fluoroaluminosilicate glass. Setelah gigi ditumpat, bahan GI tersebut mengeluarkan fluor
yang bermanfaat untuk mencegah terjadinya karies di sekitar gigi yang ditumpat. GI bisa
digunakan untuk menumpat gigi depan maupun belakang yang karies gigi belum mencapai
pulpa.

2.2 Komposisi
a. Bubuk
Bubuk : yaitu larutan dasar asam kalsium aluminosilikat glass yang mengandung
fluoride. Ini dibuat dengan mencampur silika + alumina + kalsium fluoride, metal oksida
dan metal fosfat pada 1100o -1500o C kemudian tuangkan lelehan ke pelat logam atau ke
dalam air. Glass yang terbentuk dihancurkan, digiling dan ditumbuk menjadi bubuk 20-50.
Ukuran tergantung kebutuhan. Campuran dapat terurai oleh asam karena adanya ion Al +3
yang bisa dengan mudah dapat masuk ke dalam jaringan silika. Ini adalah sifat yang
memungkinkan pembentukan semen.
Fungsi dari masing-masing komponen diantaranya adalah :

1. Alumina : meningkatkan opasitas


2. Silika : meningkatkan translusensi
3. Fluoride : meningkatkan to fusi, antikariogenesitas, meningkatkan translusensi,
meningkatkan waktu kerja, meningkatkan kekuatan
4. Ca- Fluoride : meningkatkan opasitas, berperan sebagai pencair/pengalir
5. Al-Fosfat : meningkatkan to leleh, meningkatkan translusensi
6. Cryolite : meningkatkan translusensi, sebagai pencair/pengalir (Mahesh et al, 2011)

b. Cairan
Cairan yang digunakan pada GIC adalah asam poliakrilik dengan konsentrasi sekitar
10%. (Anusavice, 2004)
Bahan tambahan : Asam tartar, metal oksida dan polifosfat. ( Mahesh et al, 2011)

Reaksi Setting : Pada pencampuran bubuk dan cairan atau bubuk dan air asam secara
lambat merendahkan lapisan luar partikel kaca melepaskan ion Ca+2 dan Al+3. selama
fase setting awal, Ca+2 dilepaskan lebih cepat terutama bertanggung jawab untuk reaksi
dengan poliacid untuk membentuk produk reaksi seperti yang ditunjukkan dalam gambar
2.5. Al+3 dilepaskan lebih lambat dan terlibat dalam setting fase selanjutnya sehingga
sering disebut sebagai reaksi fase sekunder. Bahan terdiri dari ini kaca yang tidak bereaksi
tertanam dalam matriks silang poliacid. Fase setting digambarkan pada gambar 24.6.
(McCabe, 2008)

a) Sifat Fisik
Sifat yang sangat menonjol dari penggunaan semen ionomer kaca sebagai bahan
restorative adalah kekuatannya terhadap fraktur. Semen ionomer kaca tipe II jauh lebih
inferior daripada komposit. Juga lebih rentan terhadap keausan terhadap dibanding
komposit bila dikenai uji abrasi dengan sikat gigi secara in vitro dan uji keausan
oklusal. Namun, semen ionomer kaca cukup menarik karena mempunyai kecocokan
biologis, dapat melekat pada email dan dentin, dan bersifat antikariogenik. (Anusavice,
2004)

Seperti banyaknya sifat dental cement, sifat glass ionomer tergantung padda
rasio bubuk:cairan. Sayangnya hand mixing dengan rasio bubuk:cairan yang optimal
akan menghasilkan campuran yang kering dan tampak rapuh yang kurang disukai oleh
dokter gigi. Oleh karena itu ada kecenderungan untuk dokter gigi untuk menambahkan
lebih banyak cairan untuk memberikan konsistensi yang lebih basah dengan efek yang
merugikan pada sifat fisik materi. Masalah ini diatasi oleh penggunaan enkapsulasi dan
mekanik pencampuran. (Mccabe et al, 2008)

Kelebihan: Adhesi/Dapat berikatan secara kimiawi dengan gigi, dapat berikatan


pula dengan email dan dentin, Dapat melepaskan fluoride sehingga dapat mencegah
karies lebih lanjut, Tidak  Dental Material  62 iritasi, Mempunyai sifat
biokompatibilitas yaitu mempunyai efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan
gigi dan pulpa, sifat penyebaran panas sedikit, daya larut yang rendah, bersifat
translucent atau tembus cahaya, perlekatan bahan secara fisika dan kimiawi terhadap
jaringan dentin dan enamel, mempunyai sifat anti bakteri terutama terhadap koloni
streptococcus mutant,
Kekurangan Mudah terpengaruh oleh air, mudah terjadi dehidrasi, kurang kuat
melekat pada porselein dan emas murni, manipulasi dan teknik memasukkan ke dalam
cavitas cukup sulit, Perbandingan ukuran bubuk dan cairan kurang tepat, Warna kurang
stabil atau tidak persis sama dengan gigi, mudah berubah bentuk,
b) Mekanisme Adhesi
Mekanisme pengikatan ionomer kaca dengan struktur gigi belum dapat
diterangkan dengan jelas. Meskipun demukian, sepertinya tidak diragukan bahwa
perlekatan ini terutama melibatkan proses relasi dari gugus karboksil dari poilasam
dengan kalsium di Kristal apatit email dan dentin. Meskipun ini berlaku untuk semen
polikarboksilat, mekanisme adhesi dari semen ionomer kaca juga setara, karena
keduanya berdasar pada poliasam. Ikatan dengan email selalu lebih besar daripada
ikatan dengan dentin, ini dikarenakan kandungan anorganik dari email lebih banyak dan
homogenitasnya lebih besar dilihat dari sudut pandang morfologi. (Anusavice, 2004)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Glass Ionomer Cement (GIC) merupakan semen gigi yang paling banyak digunakan
untuk bahan restorasi gigi. GIC terdiri dari dua komponen utama yaitu powder gelas ionomer
dan liquid asam poliakrilat. Powder yang digunakan adalah silika (SiO2), alumina (Al2O3),
kalsium fluorida (CaF2), dan aluminium fosfat (AlPO4).

Fungsi dari masing-masing komponen diantaranya adalah :


1. Alumina : meningkatkan opasitas
2. Silika : meningkatkan translusensi
3. Fluoride : meningkatkan to fusi, antikariogenesitas, meningkatkan translusensi,
meningkatkan waktu kerja, meningkatkan kekuatan
4. Ca- Fluoride : meningkatkan opasitas, berperan sebagai pencair/pengalir
5. Al-Fosfat : meningkatkan to leleh, meningkatkan translusensi
6. Cryolite : meningkatkan translusensi, sebagai pencair/pengalir (Mahesh et al,
2011
Cairan yang digunakan pada GIC adalah asam poliakrilik dengan konsentrasi sekitar
10%. (Anusavice, 2004)
a) Sifat Fisik Sifat yang sangat menonjol dari penggunaan semen ionomer kaca sebagai
bahan restorative adalah kekuatannya terhadap fraktur.
b) Mekanisme Adhesi
Mekanisme pengikatan ionomer kaca dengan struktur gigi belum dapat diterangkan
dengan jelas. Meskipun demukian, sepertinya tidak diragukan bahwa perlekatan ini
terutama melibatkan proses relasi dari gugus karboksil dari poilasam dengan kalsium di
Kristal apatit email dan dentin
DAFTAR PUSTAKA

Mc Cabe, J. W. (2014). Bahan Kedokteran Gigi (Edisi 9 ed.).

Sulastri, s. (2017). Buku Dental material (Edisi 2017 ed.).

Anda mungkin juga menyukai