Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................4
BAB I..........................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................8
2.1 Pengertian..........................................................................................................................................8
2.2 Komposisi..........................................................................................................................................8
BAB V.......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dental Material merupakan suatu ilmu tentang bahan kedokteran gigi yang
mempelajari jenis bahan, komposisi, sifat, kegunaan dan cara penggunaannya. Tujuan
mempelajari dental material dan teknik memanipulasi adalah untuk mengetahui kriteria
pemilihan bahan-bahan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
Awalnya semen ini dirancang untuk tambalan estetik pada gigi anterior dan
dianjurkan untuk penambalan gigi dengan preparasi kavitas kelas III dan V. Semen ini
menghasilkan ikatan adhesi yang sangat kuat dengan struktur gigi, akan sangat berguna
untuk restorasi konservatif pada daerah yang tererosi. Kebutuhan akan retensi mekanis
melalui preparasi kavitas menjadi berkurang atau ditiadakan. (Anusavice, 2004).
Ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang menggunakan
bubuk kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini mendapatkan namanya dari
formulanya yaitu sutu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil.
Juga disebut sebagai semen polialkenoat. (Anusavice, 2004)
Penggunaan semen ionomer kaca telah meluas antara lain sebagai bahan perekat,
pelapik, bahan restoratif untuk restorasi konservatif kelas I dan II, sebagai penutup pit dan
fisura. Meskipun demikian, semen ionomer kaca tidak dianjurkan untuk restorasi kelas II
dan IV karena sampai saat ini formulanya masih kurang kuat dan lebih peka terhadap
keausan penggunaan jika dibandingkan dengan komposit. (Anusavice, 2004)
Semen ionomer kaca adalah material yang tersusun dari kalsium, bubuk kaca
strontium aluminosilikat, dan digabungkan dengan cairan polymer (acid) (P., Uphadaya,
2005)
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Glass ionomer cement adalah istilah dalam kedokteran gigi yang menunjukkan
sekelompok bahan gigi yang menggunakan tepung kaca silikat dan larutan asam
poliakrilat. (Hamzah et al, 2010)
Semen ionomer kaca merupakan bahan restorasi yang berupa serbuk dan cairan.
Rasio serbuk/cairan dirokemendasikan sekitar 3 gram : 1 gram. Setting time semen
ionomer kaca menurut ISO 9917 untuk restorative semen antara 2 – 6 menit sedangkan
untuk bahan luting 2.5-8 menit. Untuk working time kurang lebih 2 menit pada suhu 23
derajat Celcius. (Mc Cabe, 2008)
Semen ionomer kaca adalah bahan tambal sewarna gigi, likuid merupakan gabungan
air dengan polyacid (Asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat) dan bubuk berupa
fluoroaluminosilicate glass. Setelah gigi ditumpat, bahan GI tersebut mengeluarkan fluor
yang bermanfaat untuk mencegah terjadinya karies di sekitar gigi yang ditumpat. GI bisa
digunakan untuk menumpat gigi depan maupun belakang yang karies gigi belum mencapai
pulpa.
2.2 Komposisi
a. Bubuk
Bubuk : yaitu larutan dasar asam kalsium aluminosilikat glass yang mengandung
fluoride. Ini dibuat dengan mencampur silika + alumina + kalsium fluoride, metal oksida
dan metal fosfat pada 1100o -1500o C kemudian tuangkan lelehan ke pelat logam atau ke
dalam air. Glass yang terbentuk dihancurkan, digiling dan ditumbuk menjadi bubuk 20-50.
Ukuran tergantung kebutuhan. Campuran dapat terurai oleh asam karena adanya ion Al +3
yang bisa dengan mudah dapat masuk ke dalam jaringan silika. Ini adalah sifat yang
memungkinkan pembentukan semen.
Fungsi dari masing-masing komponen diantaranya adalah :
b. Cairan
Cairan yang digunakan pada GIC adalah asam poliakrilik dengan konsentrasi sekitar
10%. (Anusavice, 2004)
Bahan tambahan : Asam tartar, metal oksida dan polifosfat. ( Mahesh et al, 2011)
Reaksi Setting : Pada pencampuran bubuk dan cairan atau bubuk dan air asam secara
lambat merendahkan lapisan luar partikel kaca melepaskan ion Ca+2 dan Al+3. selama
fase setting awal, Ca+2 dilepaskan lebih cepat terutama bertanggung jawab untuk reaksi
dengan poliacid untuk membentuk produk reaksi seperti yang ditunjukkan dalam gambar
2.5. Al+3 dilepaskan lebih lambat dan terlibat dalam setting fase selanjutnya sehingga
sering disebut sebagai reaksi fase sekunder. Bahan terdiri dari ini kaca yang tidak bereaksi
tertanam dalam matriks silang poliacid. Fase setting digambarkan pada gambar 24.6.
(McCabe, 2008)
a) Sifat Fisik
Sifat yang sangat menonjol dari penggunaan semen ionomer kaca sebagai bahan
restorative adalah kekuatannya terhadap fraktur. Semen ionomer kaca tipe II jauh lebih
inferior daripada komposit. Juga lebih rentan terhadap keausan terhadap dibanding
komposit bila dikenai uji abrasi dengan sikat gigi secara in vitro dan uji keausan
oklusal. Namun, semen ionomer kaca cukup menarik karena mempunyai kecocokan
biologis, dapat melekat pada email dan dentin, dan bersifat antikariogenik. (Anusavice,
2004)
Seperti banyaknya sifat dental cement, sifat glass ionomer tergantung padda
rasio bubuk:cairan. Sayangnya hand mixing dengan rasio bubuk:cairan yang optimal
akan menghasilkan campuran yang kering dan tampak rapuh yang kurang disukai oleh
dokter gigi. Oleh karena itu ada kecenderungan untuk dokter gigi untuk menambahkan
lebih banyak cairan untuk memberikan konsistensi yang lebih basah dengan efek yang
merugikan pada sifat fisik materi. Masalah ini diatasi oleh penggunaan enkapsulasi dan
mekanik pencampuran. (Mccabe et al, 2008)
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Glass Ionomer Cement (GIC) merupakan semen gigi yang paling banyak digunakan
untuk bahan restorasi gigi. GIC terdiri dari dua komponen utama yaitu powder gelas ionomer
dan liquid asam poliakrilat. Powder yang digunakan adalah silika (SiO2), alumina (Al2O3),
kalsium fluorida (CaF2), dan aluminium fosfat (AlPO4).