DISUSN OLEH :
ISNA WAHYUNI ( 20183123031 )
MEME ANGRAINI ( 20183123039 )
PEBRIKA CAHIRUNNISA ( 20183123048 )
PUTRI ANDINI ( 201831230489 )
RANGGA DWI PUTRA ( 20183113053 )
DOSEN PENGAMPU:
NIKE HARYANI, S.Si.T,MDSc
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
2
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Mayarakat
1.4.2 Bagi Peneliti
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SIK Modifikasi Resin Nano
2.2 Pengetian
2.3 Komponen Bubuk
2.4 Bahan Tambalan
2.5 Sifat
2.6 Mekanisme Adhesi
2.7 Klarifikasi
2.8 Indifikasi
2.9 kontra indikasi
BAB III BAHAN , ALAT DAN METODE PRATIKUM
3.1 Bahan dan alat
3.2 Metode pratikum
BAB IV PENUTUP
DAFTAR ISI
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
gigi yang mengalami karies menggunakan bahan restorasi.
Pemilihan bahan dengan sifat agresi minimal ke struktur gigi
dan kariostatik, adhesif serta biokompatibel harus dijadikan
prioritas saat dibutuhkannya suatu restorasi, salah satu bahan
restorasi yang memiliki sifat tersebut merupakan glass ionomer
cement .
Glass ionomer cement (GIC) adalah salah satu bahan
restorasi di kedokteran gigi yang pertama kali diperkenalkan
oleh Wilson dan Kent pada 2 tahun 1971. Glass ionomer
cement merupakan gabungan dari semen silikat dan semen
polikarboksilat dengan tujuan untuk mendapatkan sifat
translusen, pelepasan fluor dari semen silika, dan kemampuan
melekat secara kimia pada struktur gigi dari semen
polikarboksilat.
Penggunaan GIC menjadi kurang menguntungkan karena sifat
mekanisnya yang rendah, yaitu: kekuatan fraktur, kekerasan,
dan kekasaran yang rendah serta pemakaian yang terbatas di
kedokteran gigi sebagai bahan tambal pada daerah yang
mendapat tekanan kunyah besar. Di daerah posterior gigi, glass
ionomer cement seringkali digunakan sebagai bahan tambalan
sementara. Pasien dengan risiko karies tinggi diindikasikan
untuk ditambal menggunakan GIC mengingat sifatnya yang
melepaskan fluorida (Lohbaeur, 2010; Noort, 2013).
6
1.2 RUMUSAN MASALAH
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SIK Modifikasi Resin Nano
SIK modifikasi resin nano merupakan perkembangan dari
SIK modifikasiresin dan SIK Modifikasi Resin, yang dikenal
dengan glass ionomer hybrid cements, merupakan bagian dari
perkembangan SIK pada tahun 1980-an.20,26 Pengerasan SIK
modifikasi resin merupakan kombinasi dari reaksi asam basa dan
polimerisasi photochemical.27 Resin modified menggantikan
SIK dengan tambahan reaksi polimerisasi dengan cahaya (light
cure). Untuk mencapai keberhasilan bahan ini, ditambahkan
monomer yang larut dalam air, seperti HEMA (hidroxyethyl
methacrylate) ke cairan asam poliakrilat yang larut air.25 Ukuran
partikelnya sekitar 15 m atau lebih kecil.4 Pertama kali, SIK
modifikasi resin dikembangkan sebagai lining tetapi kemudian
dikembangkan sebagai bahan restorasi. Keuntungan yang
diberikan SIK modifikasi resin adalah kemudahan dalam
memanipulasi, meningkatkan ketahanannya terhadap sensitivitas
air, dan mampu melepaskan ion fluor sehingga dapat mencegah
karies kambuhan.25,27 Ciri utama semen SIK modifikasi resin
adalah ketika bubuk dan cairan dicampur akan terjadi reaksi
pengerasan dengan bantuan sinar (light cure). Tahap-tahap
reaksinya sebagai berikut:25,27
1) Reaksi pengerasan dengan terjadinya reaksi asam-basa antara
bubuk
alumino silikat dengan asam poliakrilat.
2) Reaksi polimerisasi dari partikel-partikel resin yang ada di
dalam semen.
8
3) Reaksi antara garam logam poliakrilat dengan resin hingga
menbentuk matriks semen yang lebih kuat. sebenarnya semen
SIK modifikasi resin mengeras dengan system “Dual Cure”
yaitu reaksi penggaraman (asam-basa) yang terjadi secara kimia
(auto setting) dan polimerisasi yang terjadi akibat penyinaran
(light cured). Kedua reaksi ini memberikan sifat-sifat yang
lebih baik bagi SIK.Contoh bahan SIK modifikasi resin yang
dikenal sebagai bahan restorasi adalah Fuji II LC, Namun
sekarang ini SIK modifikasi resin masih terus dikembangkan.
Pada tahun 2007, dikeluarkan SIK modifikasi resin nano
yang pertama yaitu Ketac Nano (Ketac N100) yang menggunakan
nano teknologi.26 Nanoteknologi atau nanoteknologi molekuler
merupakan penghasil bahan fungsional dengan struktur yang
berukuran antara 0,1 hingga 100 nanometer dengan metode fisika
ataupun kimia. Ketac Nano merupakan pasta SIK modifikasi resin
pertama yang dibuat dengan teknologi nanofiller dan nanocluster
dengan ukuran partikel 5-25 nm. Ketac™ Nano Light Curing
Glass Ionomer Restorative dan Ketac™ Nano Primer merupakan
perkembangan terakhir dari teknologi SIK modifikasi resin yang
saat ini digunakan dalam bidang kedokteran gigi.11,26 SIK
modifikasi resin nano mempunyai kemampuan melepaskan fluor
dari SIK modifikasi resin dan ikatan nanofillers yang
meningkatkan kekuatan dan estetisnya. Jenis SIK modifikasi resin
nano, Ketac Nano light curing11 Perkembangan teknologi SIK
modifikasi resin nano diarahkan pada pengabungan antara
keuntungan dari SIK modifikasi resin light cure dan teknologi
ikatan nanofiller dan nanocluster.11 Keuntungan dari kedua
teknologi ini adalah tersedianya SIK modifikasi resin nano
dengan peningkatan polis dan estetik.11,26 Teknologi nano filler
dapat memperkecil jarak antar partikel, sehingga meningkatkan
sifat mekanik dan estetisnya.28 Rumus kimia dari SIK modifikasi
resin nano ini didasarkan pada metakrilat yang dimodifikasi
9
dalam asam polialkenoat dari gugus.SIK modifikasi resin
konvensional. Keunikan SIK modifikasi resin nano adalah
kombinasi dari ikatan nanofiller, nanocluster, dan partikel kaca
FAS, sehingga lebih estetis dan mudah dipolis, sejalan dengan
pelepasan ion fluoride. Selain itu, compressive strength SIK
modifikasi resin nano lebih tinggi dibandingkan SIK
konvensional dan juga menunjukkan pelepasan.fluoride yang
lebih tinggi.11,26 Pada penelitian Waleed et al (2007) dikatakan
bahwa penambahan nano filler kedalam SIK modifikasi resin
hanya meningkatkan ikatannya ke dentin, akan tetapi flexural dan
compressive strength tidak meningkat jika dibandingkan dengan
SIK konvensional.13 Kemampuan adhesi SIK modifikasi resin
nano ke struktur gigi diperkuat dengan pengunaan primer sebagai
bahan etsa dan bonding sama halnya dengan komposit resin.
Ketac nano primer digunakan untuk adhesi ke struktur gigi secara
adekuat. SIK modifikasi resin nano juga mudah dipolis, dapat
dengan penyelesaian restorasi SIK konvensional secara umum
2.2 Pengertian
10
2.3 KomposisiBubuk
11
2.4 Bahan tambahan
12
2.5 Sifat
13
2.6 Mekanisme Adhesi
2.7 Klasifikasi
Berasarkan aplikasinya :
Tipe I : Luting pada mahkota, jembatan dan bracket
Tipe II a : Semen restorasi untuk estetika
Tipe II b : Semen restorasi untuk kekuatan
Tipe II dapat juga digunakan sebagai fissure sealant, restorasi
untuk gigi sulung
Tipe III : Lining cement dan base
Tipe IV : meliputi light cure dan dual cure GI
14
2.7 Indikasi
15
BAB III
BAHAN, ALAT DAN METODE PRAKTIKUM
d. Paper pad
16
e. Celluloid strip
f .Lempeng kaca
g .Cetakan plastik ukuran diameter 10 mm, tebal 1mm
17
18
f. Sonde
19
dimulai awal pengadukan sampai1,5 menit.
20
2. Kekurangan GIC Selain memiliki kelebihan, glass
ionomer cement juga memiliki beberapa kekurangan.
Kekurangan tersebut diantaranya adalah ketahanan
terhadap fraktur dan jangka pemakaian rendah apabila
dibandingkan dengan komposit atau amalgam, GIC
tradisional untuk penggunaan preparasi perbaikan
oklusal memiliki kekuatan yang rendah pada bagian
dengan GIC yang tipis, hal ini dapat mengakibatkan
marginal chipping (Garg and Garg, 2013). GIC
tradisional cenderung lebih opaque dibandingkan
dengan RMGIC ( Resin modified glass ionomer
cement ). Umumnya pada GIC tradisional dapat muncul
noda yang berasal dari eksogen. (Noble, 2012) GIC
lebih rapuh dan juga rentan terhadap elastic
deformation. GIC memiliki initial setting yang lambat
dan dapat menyebabkan iritasi pulpa, untuk itu perlu
diberi varnish terlebih dahulu (Koudi and Patil, 2007).
Ketika ion dari logam berat digunakan, hasil akhir dari
material GIC akan tampak radiopaque jika dilihat
dengan sinar-x. Permukaan glass ionomer cement
sensitif terhadap kelembaban. (Craig, 2002) GIC
memiliki kekurangan mudah larut / solubility (Poor
abrasion resistance). Dengan kelarutan yang tinggi,
mengalami banyak kehilangan material dalam mulut.
Kehilangan banyak material dai GIC ini dapat
diklasifikasikan pada
21
3 kategori utama (Van Noort, 2002):
22
BAB IV
PENUTUPAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
DAFTAR PUSAKA
23