Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DENTAL MATERIAL

“Glass Ionomer Cement”

Dosen Pengajar :
Siti Sab’atul Habibah, SKM, M.Kes
NIP. 19670304 198803 2002

Program Studi Diploma IV


DISUSUN OLEH :
Aldi Santoso P07125219003
Anis Rizqi Sulistiowati P07125219004
Anita Maulidya Sari P07125219005
Annisa Diyani P07125219006
Ano Aulia Sari P07125219007
Lailatul Mubarokah P07125219019
Lily Eka Putri P07125219020
Novi Sarita P07125219026
Nurus Suraya P07125219031
Rahmadiniyah P07125219033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Dengan segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang senantiasa memberikan curahan kasih rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Glass Ionomer Cement”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh ibu Siti Sab’atul Habibah, SKM, M.Kes. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam proses pembuatan
makalah ini, khususnya kepada Ibu Siti Sab’atul Habibah, SKM, M.Kes selaku
dosen pengajar mata kuliah Dental Material.
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sungguh – sungguh. Kami
selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini belum dapat dikatakan sempurna.
Untuk itu kami menerima kritik dan saran agar makalah ini dapat menjadi lebih
baik lagi. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi
penulis. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Banjarbaru, 3 Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan Makalah............................................................................... 2
1.4 Manfaat Makalah............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Pengertian Glass Ionomer Cement................................................... 3
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Glass Ionomer Cement........................ 3
2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi Glass Ionomer Cement...................... 4
2.4 Bahan-bahan Glass Ionomer Cement............................................... 5
2.5 Klasifikasi Glass Ionomer Cement................................................... 6
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang penting bagi setiap manusia khususnya

dalam kesehatan gigi dan mulut. Dewasa ini, masyarakat banyak terserang

kerusakan kesehatan gigi dan mulut yang disebabkan kurangnya kesadaran

masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Indonesia merupakan

salah satu negara yang memiliki kerusakan gigi yang cukup tinggi, yang

digambarkan oleh indeks DMF-T yaitu sebesar 4,6 berarti tiap 100 orang

penduduk Indonesia memiliki 460 buah kerusakan gigi. Karies merupakan

salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang merusak struktur email dan

dentin dari gigi.

Penanganan terbaik untuk kasus karies difokuskan pada metode yang

dapat meningkatkan proses remineralisasi jaringan keras gigi, upaya

penanggulangannya adalah dengan menumpat gigi yang mengalami karies

menggunakan bahan restorasi. Pemilihan bahan dengan sifat agresi minimal

ke struktur gigi dan kariostatik, adhesif serta biokompatibel harus dijadikan

prioritas saat dibutuhkannya suatu restorasi, salah satu bahan restorasi yang

memiliki sifat tersebut merupakan glass ionomer cement (Cabral et al, 2015;

Sumolang et al, 2013).

Glass ionomer cement memiliki beberapa klasifikasi dan masing-masing

klasifikasi tersebut memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing, Oleh

1
karena itu penting untuk mengetahui macam-macam klasifikasi glass ionomer

cement juga keuntungan dan kerugiannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Glass Ionomer Cement?

2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Glass Ionomer Cement?

3. Apa saja indikasi dan kontra indikasi dari Glass Ionomer Cement?

4. Bahan-bahan apa saja yang terdapat dalam Glass Inomer Cement?

5. Apa saja klasifikasi dalam Glass Ionomer Cement?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari Glass Ionomer Cement

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Glass Ionomer Cement

3. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari Glass Ionomer Cement

4. Untuk mengatahui bahan-bahan dalam Glass Ionomer Cement

5. Untuk mengetahui klasifikasi dalam Glass Ionomer Cement

1.4 Manfaat Makalah

1. Dapat mengetahui pengertian dari Glass Ionomer Cement

2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan Glass Ionomer Cement

3. Dapat mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari Glass Ionomer Cement

4. Dapat mengetahui bahan-bahan dalam Glass Ionomer Cement

5. Dapat mengetahui klasifikasi dalam Glass Ionomer Cement

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Glass Ionomer Cement

Glass ionomer cement (GIC) adalah salah satu bahan restorasi di

kedokteran gigi yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada

tahun 1971. Glass ionomer cement merupakan gabungan dari semen silikat

dan semen polikarboksilat dengan tujuan untuk mendapatkan sifat translusen,

pelepasan fluor dari semen silika, dan kemampuan melekat secara kimia pada

struktur gigi dari semen polikarboksilat (Meizarini et al, 2005; Noort, 2013).

Glass ionomer cement telah diaplikasikan dalam cakupan yang luas secara

klinis karena memiliki kemampuan untuk memodifikasi sifat fisiknya dengan

cara mengubah rasio bubuk atau cairan dan pembentukan kimiawi. Beberapa

sifat yang menguntungkan pada GIC dibandingkan bahan restorasi resin

komposit berupa perlekatan dengan struktur gigi tanpa membutuhkan bonding

agent, sifat antikariogenik karena melepaskan fluorida, kompatibilitas termal

dengan enamel gigi, biokompabilitas yang baik, dan toksisitas yang rendah

(Lohbaeur, 2010; Noort, 2013).

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Glass Ionomer Cement

a. Kelebihan Glass Ionomer

1. Potensi antikariogenik

2. Translusen

3. Biokompatibel

3
4. Melekat secara kimia dengan struktur gigi

5. Sifat fisik yang stabil

6. Mudah dimanipulasi (Craig, 2004).

b. Kekurangan Glass Ionomer

1. Water in and water out

2. Compressive strenght kurang baik

3. Resistensi terhadap abrasi menurun

4. Estetik kurang baik

5. Warna tambalan lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas

antara tambalan dengan gigi asli (Craig, 2004).

2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi Glass Ionomer Cement

a. Indikasi Glass Ionomer Cement

1. Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa preparasi kavitas

2. Penumpatan pit dan fisura oklusal

3. Restorasi gigi sulung

4. Restorasi lesi karies kelas V

5. Restorasi lesi karies kelas III lebih diutamakan yang pembukaannya

arah lingual

6. Reparasi kerusakan tepi restorasi mahkota (Craig, 2004).

b. Kontra Indikasi Glass Ionomer Cement

1. Kavitas-kavitas yang ketebalannya kurang

4
2. Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan

tinggi

3. Lesi karies kelas IV atau fraktur insisal

4. Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan

faktor estetika (Craig, 2004).

2.4 Bahan-bahan Glass Ionomer Cement

1. GIC Powder

Bubuknya merupakan sebuah acid-soluble calcium

flouroaluminosilicate glass yang hampir sama dengan bubuk semen silikat,

namun memiliki kandungan alumina-silicate yang lebih banyak sehingga

mempercepat reaksinya terhadap asam. Flour-nya berperan sebagai

“ceramic flux”. Penambalan Lanthanum, Strontium, Barium atau Zinc

Oxyde dilakukan untuk memberi sifat radioopak. Bahan-bahan dasarnya

disatukan dengan cara dipanaskan dengan suhu 1.100-1500°C untuk

membentuk suatu glass yang homogeny. Glass kemudian dihancurkan

sehingga menjadi bubuk dengan ukuran 15 – 50 μm. Rasio bahan dasarnya

adalah :

a. Silica 41,9%

b. Alumina 28,6%

c. Aluminium Flour 1,6%

d. Calcium Flour 15,7%

e. Sodium Flour 9,3%

5
f. Aluminium Phosphate 3,8%

2. GIC Liquid

Merupakan suatu larutan asam poliakrilat dengan konsentrasi 40-50%.

Cairan ini bersifat sangat kental dan cenderung membuat bentukan gel.

Pada sebagian semen akhir-akhir ini, larutan asamnya berbentuk

kopolimer dengan itaconic, maleic, atau tricarboxylic acids. Asam

digunakan untuk meningkatkan reaktivitas cairan, mengurangi kekentalan

dan kecenderungan untuk membentuk gel. Tartaric acid juga terdapat di

dalam cairan yang berfungsi untuk memperpanjang working time, akan

tetapi memperpendek setting time. Bagaimanapun juga, perubahan

kekentalan dapat terjadi bila semen telah kadaluarsa.

2.5 Klasifikasi Glass Ionomer Cement

1. Tipe I - Luting Semen

GIC tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen

mahkota, jembatan,veneer dan lainnya. Dapat digunakan sebagai liner

komposit. Secara kimiawi berikatan dengan dentin enamel, logam mulia

dan porselen. Memiliki translusens iyang baik dan warna yang baik,

dengan kekuatan tekan tinggi. GIC yang diberikan pada dasar kavitas akan

menghasilkan ion fluorida serta berkurangnya sensitifitas gigi,

perlindungan pulpa dan isolasi. Hal ini mengurangi timbulnya kebocoran

mikro ( micro-leakage) ketika digunakan sebagai semen inlay komposit

atau onlay (Craig, 2004).

6
Contoh GIC sebagai luting :

1. GC Fuji I / GC Gold Label I (Glass Ionomer Luting Cement)

2. GC Fuji PLUS (Radiopaque Reinforce Glass Ionomer Luting Cement)

3. GC FujiCEM

2. Tipe II – Restorasi

Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup

memuaskan, GIC juga digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang

hilang seperti abrasi servikal. Abrasi awalnya diakibatkan dari iritasi

kronis seperti kebiasaan menyikat gigi yang terlalu keras (Craig, 2004).

Contoh GIC sebagai restorasi :

1. GC Fuji II/ GC Gold Label II (Glass Ionomer Restrorative Cement)

2. Light Cured Glass Ionomer Cement GC Fuji II LC

3. GC Fuji IX/ GC Gold Label IX GP

4. GC Fuji IX GP Tipe Fast

3. Tipe III – Liners dan Bases

GIC memiliki beberapa kelebihan sebagai liner oleh karena

kemampuannya berikatan dengan dentin dan enamel serta melepas Flour

yang tidak hanya mencegah karies dan meminimalisir terbentuknya karies

sekunder, tetapi juga merangsang pembentukan dentin sekunder. GIC

dapat digunakan senagai liner di bawah resin komposit dan amalgam. Pada

teknik sandwich, GIC dilibatkan sebagai pengganti dentine, dan komposit

sebagai pengganti enamel. Bahan-bahan lining dipersiapkan dengan cepat

untuk kemudian menjadi reseptor bonding pada resin komposit (kelebihan

7
air pada matriks GIC dibersihkan agar dapat memberikan kekasaran

mikroskopis yang nantinya akan ditempatkan oleh resin sebagi pengganti

enamel (Anusavice, 2009).

Contoh Bahan GIC : Light Cured Glass Ionomer Cement GC Fuji II LC

4. Tipe IV – Fissure Sealent

Tipe IV GIC dapat digunakan juga sebagai fissure sealant.

Pencampuran bahan dengan konsistensi cair, memungkinkan bahan

mengalir ke lubang dan celah gigi posterior yang sempit (Powers, 2008).

Contoh GIC sebagai Fissure Sealent : GC Fuji VII (Command Set-

Radioplaque Glass Ionomer Protection Material)

5. Tipe V – Orthodontic Cement

GIC memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki ikatan langsung

ke jaringan gigi oleh interaksi ion Polyacrylate dan kristal hidroksiapatit,

dengan demikian dapat menghindari etsa asam. Selain itu, SIK memiliki

efek antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor (Powers, 2008)

Contoh GIC sebagai Orthodontic Cement yaitu : GC Fuji ORTHO™

LC( Light-Cured Resin Reinforced Orthodontic Cement)

6. Tipe VI – Core Build Up

Beberapa dokter gigi menggunakan GIC sebagai inti (core),

mengingat kemudahan GIC dalam jelas penempatan, adhesi, fluor yang

dihasilkan, dan baik dalam koefisienekspansi termal. Logam yang

mengandung GIC (misalnya cermet, Ketac perak, EspeGMbH, Germanyn)

atau campuran GIC dan amalgam telah populer. Saat ini, banyak SIK

8
konvensional yang radiopaque lebih mudah untuk menangani daripada

logam yang mengandung bahan-bahan lain. Namun demikian, banyak yang

menganggap GIC tidak cukup kuat untuk menopang inti (core). Maka

direkomendasikan bahwa gigi harus memiliki minimal dua dinding utuh

jika menggunakan SIK (Powers, 2008).

Contoh bahan GIC : GC Fuji IX GP Tipe Fast & GC Fuji IX/ GC Gold

Label IX GP.

7. Tipe VII – Flouride Release

Banyak laboratorium percobaan telah mempelajari fluorida yang

dihasilkan SIK dibandingkan dengan bahan lainnya. Namun, tidak ada

review sistematis dengan atau tanpa meta-analisis yang telah dilakukan.

Hasil dari satu percobaan, dengan salah satu tindak lanjut periode

terpanjang, menemukan bahwa SIK konvensional menghasilkan fluorida

lima kali lebih banyak daripada kompomer dan 21 kali lebih banyak dari

resin komposit dalam waktu 12 bulan. Jumlah fluorida yang dihasilkan,

selama 24 jam periode satu tahun setelah pengobatan, adalah lima sampai

enam kali lebih tinggidari kompomer atau komposit yang mengandung

fluor (Craig, 2004).

8. Tipe VIII – ART

  ART adalah metode manajemen karies yang dikembangkan untuk digunakan

dinegara-negara dimana tenaga terampil gigi dan fasilitas terbatas namun

kebutuhan penduduk tinggi. Hal ini diakui oleh organisasi kesehatan

dunia. Teknik menggunakan alat-alat tangan sederhana (seperti pahat dan

9
excavator) untuk menerobos enamel dan menghapus karies sebanyak

mungkin. Ketika karies dibersihkan,rongga yang tersisa direstorasi dengan

menggunakan SIK viskositas tinggi. SIK memberikan kekuatan beban

fungsional (Craig, 2004).

Contoh GIC sebagai bahan ART : GC Fuji IX ART (High Strengrh Glass

Ionomer Restorative)

9. Tipe IX – Decidui Restoration

Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena

kekuatan kunyah dan usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan bahwa

glass ionomer cement dapat memberikan keuntungan restoratif bahan

dalam gigi susu karena kemampuan GIC untuk melepaskan fluor dan

untuk menggantikan jaringan keras gigi, serta memerlukan waktu yang

cepat dalam mengisi kavitas. Hal ini dapat dijadikan keuntungan dalam

merawat gigi pada anak-anak. Namun, masih diperlukan tinjauan klinis

lebih lanjut (Craig, 2004).

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang berjudul Glass Ionomer Cement, maka dapat
disimpulkan bahwa glass ionomer cement adalah suatu bahan restorasi yang
memiliki dua komposisi yaitu berupa powder dan liquid. Glass ionomer
cement juga di klasifikasikan menjadi sembilan macam tipe, adapun sembilan
macam tipe tersebut yaitu :
1. Tipe I-Luting Semen
2. Tipe II-Restorasi
3. Tipe III-Liners dan Bases
4. Tipe IV-Fissure Sealants
5. Tipe V-Orthodontic Cements
6. Tipe VI-Core Buid Up
7. Tipe VII-Fluoride Releasing
8. Tipe VIII-ART (Atraumatic Restorative Technique)
9. Tipe IX-Decidui Restoration

3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan kepada pembaca adalah agar semua
pembaca mengetahui tentang glass ionomer cement baik dari keuntungan dan
kelebihannya maupun komposisi dari glass ionomer cement serta indikasi,
kontra indikasi dan macam macam klasifikasi dari glass ionomer cement
tersebut, agar memudahkan para pembaca yang bekerja dilingkungan
kesehatan gigi ataupun untuk para pembaca umum.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anomim. 2010. Glass Ionomer Cement. http://en.wikipedia.org/wiki/. Wikimedia


Foundation, Inc.
Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillip’s Science of  Dental Materials 11th Edition.
Saunders Company, Pennsylvania.
Cabral M.F.C, Roberto Luiz D.M.M et al (2015). Do conventional glass ionomer
cement release more fluoride than resin modified glass ionomer cement?.
(jurnal elektronik), diakses 3 Agustus 2020;
http://dx.doi.org/10.5395/rde.2015.40.3.209
Craig, Robert G., Powers, John M., Wataha, John C. 2004. Dental Materials
Properties and Manipulation 9th Edition. Mosby Elsevier: Missouri.
http://denstistrylibrary.blogspot.com/2014/11/glass-ionomer-cement-gic.html?
m=1
http://fitrident.blogspot.com/2014/11/restorasi-gic.html?m=1
http://scholar.unand.ac.id/5625/2/BAB%201.pdf
Lohbauer, Ulrich (2010). Dental Glass Ionomer Cements as Permanent Filling
materials. (jurnal elektronik), diakses 3 Agustus 2020;
http://www.mdpi.com/journal/materials/
Noort R.V (2013). Introduction to dental materials. Fourth Edition. Elsevier;95-
103
Powers, JM., Wataha, JC. 2008. Dental Materials: Properties and Manipulation
9th edition. Missouri: Mosby.

12

Anda mungkin juga menyukai