DENTAL POLYMER
Oleh :
KELOMPOK SGD 2
Ni Ketut Sinta Rahayu (1802551003)
Yogi Saputra (1802551004)
Dwika Irfan Herianto (1802551017)
Go, Vania Melinda Aprilia (1802551018)
Lady Millenia Natasya (1802551027)
Ni Wayan Ari Wulansari (1802551028)
Marcelinus Albert Limanto (1802551038)
Mhay Chyntha Harlyana (1802551039)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena atas karunia dan izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan student project
dengan topik ‘Dental Polymer’.
Harapan kami semoga dengan pengerjaan student project ini, bisa
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kita semua dalam proses belajar-
mengajar.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, kami
memohon maaf atas kesalahan yang masih terdapat di dalam student project ini.
Karena kami yakin masih banyak kekurangan yang ada di dalam pengerjaan tugas
student project ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesuksesan student project yang kami susun.
Kelompok SGD 2
i
ii
DAFTAR ISI
ii
iii
DAFTAR GAMBAR
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dental polymer, umumnya dikenal sebagai "Resin Gigi" pertama kali Commented [W72]: Agak aneh gak sih, kayanya mending
diganti
digunakan dalam kedokteran gigi pada tahun 1839, dan sejak itu polimer
menjadi bahan yang dipilih baik untuk restorasi gigi yang mati, rusak, atau
kehilangan struktur. Polimer banyak digunakan saat ini untuk berbagai
macam aplikasi kosmetik dan fungsional seperti sealant, dentin bonding
agent, komposit restoratif, bahan cement, basis gigi tiruan, gigi tiruan, liners,
bahan perawatan endodontik, bahan pengisi (komposit, semen, perekat),
produk prostetik maksilofasial, core buildup materials, peralatan ortodontik,
bahan splinting, bahan restoratif sementara, dan veneer. Berbagai aplikasi ini
menjadikan dental polymer sebagai salah satu kelompok bahan terpenting
dalam praktek kedokteran gigi.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Berdasarkan Sumbernya
a. Natural
Polimer alami adalah polimer yang tersedia di alam bersumber dari
tumbuhan dan hewan. Kelebihan penggunaan bahan yang natural
yaitu sifatnya yang biocompatible, biodegradable, dan memiliki
harga yang lebih terjangkau. Contoh polimer alami yaitu protein,
selulosa, pati, dan sutera (Sideridou, 2010).
b. Synthetic
6
Polimer disusun oleh satu jenis monomer atau satu struktur yang sama
dan merupakan polimer yang paling sederhana. Contoh polimer ini yaitu
polystyrene (Hurynava, 2016).
b. Kopolimer
Kopolimer merupakan cara alternatif dalam menggabungkan dua sistem
prosukdi polimer selama proses polimerisasi. Contohnya monomer A
dan monomer B digabungkan sebelum polimerisasi, akan terjadi
kopolimerasi untuk membentuk struktur polymer yang masing-masing
terdiri atas unit monomer A dan B. Contohnya Kopolimer methacrylate
polycarboxylic acid yang digunakan dalam beberapa resin modified glass
ionomer cement (Nort, 2013).
5. Cara polimerisasi
a. Addition
Addition polymerization terjadi ketika reaksi antara dua molekul
homopolmer maupun heteropolymer, membentuk molekul yang lebih
besar tanpa eliminasi molekul yang lebih kecil seperti air dan alkohol.
Cara ini terdiri atas tiga tahap yaitu initiation, propagation, dan
termination.
b. Condensation Polymer
Condensation polymer terjadi ketika dua molekul yang tidak selalu sama
bereaksi untuk membentuk molekul yang lebih besar dengan eliminasi
molekul yang lebih kecil seperti air. Contohnya pada silikon yang
merupakan polymer inorganic dan terbentuk dari konsensasi silanols.
(Noort, 2013)
Sifat dari dental polymer ditentukan oleh berat molekul dari mer
(molekul yang tidak terpolimerisasi) dan dari panjang rantai polimer, derajat
polimerisasi, kekuatan dari cross-linking antar molekul, banyaknya
monomer sisa, dan adanya plasticizer. Plasticizer seperti dibutyl phthalate
(DBP) ditambahkan untuk memproduksi polimer yang lebih halus dan lebih
9
elastis dan dapat memodifikasi suhu dimana bahan dapat berubah dari kaku
menjadi lentur (Fraunhofer, 2013).
Sifat-sifat ideal dental polymer adalah : Commented [W74]: Van coba tambahin sumber lagi1,
atau pake jurnal utama kita di point nmr 6
biokompatiblenya
1. Sifat Mekanik dan Fisik
Dental Polymer harus memiliki kekuatan dan ketahanan yang memadai
untuk mencegah dampak dari tekanan yang disebabkan oleh
pengunyahan. Dental polymer juga harus bersifat tahan terhadap
keretakan dan kelelahan sehingga bentuk dan fungsinya akan tetap sama Commented [W75]: Kayanya lebih baik pake kata yg lain
4. Sifat Estetik
Bahan harus yang digunakan harus dapat menyesuaikan dengan
penampilan jaringan mulut yang digantikannya. Dental polymer harus
tidak berwarna dan mampu diwarnai atau diberi penambahan pigmen.
Selain itu, selama digunakan seharusnya tidak terjadi perubahan warna
atau wujud (Anusavice et al., 2013).
5. Pertimbangan Ekonomis
Biaya dari dental polymer dan metode pengolahannya harus relatif
murah. Selain itu, pemrosesan dari dental polymer sebaiknya tidak
memerlukan peralatan yang rumit dan mahal (Anusavice et al., 2013).
6. Biokompatibel
Polimer yang biokompatibel harus tidak memiliki rasa, tidak berbau,
tidak beracun, dan tidak mengiritasi. Pada intinya, dental polymer tidak
boleh berbahaya dan menyebabkan inflamasi atau reaksi imun setelah
digunakan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, dental polymer harus
benar-benar tidak larut dalam saliva dan berbagai cairan yang
dimasukkan ke dalam mulut (Anusavice et al., 2013).
1. Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi
polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti
oleh adisi dari monomer- monomernya yang membentuk ikatan
tunggal. Pengertian dari adisi adalah penambahan senyawa
terhadap senyawa lain yang dilakukan terus menerus sehingga
terjadi reaksi kimia.
Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi
rantai dimana memiliki arti yaitu suatu reaksi yang berlangsung
spontan dan aktif bersama sama untuk membentuk suatu ikatan.
Mekanisme polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap
yaitu:
1. Sandy stage
Fase saat terbentuknya campuran yang konsistensi adukan masih
kasar atau berbutir. dan belum terjadi polimerisasi. Masih berupa
water and powder.
2. Sticky (stringy) stage
3. Dough stage
Jumlah ikatan polimer mulai terjadi peningkatan, Tahap ini
mempunyai ciri dimana bahan sudah tidak melekat, apalagi
depegang dengan tangan atau spatula, pada saat inilah dilakukan
packing.
4. Rubbery stage :
Fase ini terjadi bila suatu bahan telah berubah menjadi seperti
karet dan mulai mengeras. Pada fase ini juga sudah mulai terjadi
evaporasi dari sisa monomer yang tersisa
5. Stiff stage:
Fase ini ditandai dengan campuran tampak kering dan sudah
tidak bisa dibentuk lagi. Hal ini disebabkan oleh terjadinya
evaporasi monomer sisa (Setyowati dan Anindya, 2015).
1. Prosthodontics:
b. Denture bases and teeth
Merupakan basis gigi tiruan yang terbuat dari akrilik. Fungsi utama
dari basis gigi tiruan resin akrilik adalah untuk mempertahankan gigi
tiruan dalam protesa. Basis gigi tiruan juga berfungsi untuk
mendistribusikan kekuatan pengunyahan di area yang luas sehingga
dapat mengurangi tekanan pada punggung yang mungkin Commented [W78]: Apa kata sebelum di translate?
Menurutku agak aneh kalau pakai kata “pengerutan”
berkontribusi pada resorpsi tulang yang mendasarinya. Selain itu,
basis gigi tiruan dapat menggantikan jaringan yang hilang atau
membangun kembali kontur jaringan yang hilang ketika resorbsi
tulang (Powers et al., 2017).
b. Soft liners
Soft liner adalah bahan yang melapisi permukaan bantalan gigi dari
gigi tiruan lengkap atau sebagian. Sesuai dengan namanya, bahan-
bahan ini lunak atau kenyal dan kecil kemungkinannya untuk
dipadukan dengan resin berkualitas tinggi seperti polimer (Powers Commented [W79]: Artinya dia masuk polymer ata
nggak?
et al., 2017).
c. Custom trays
Custom tray adalah sendok cetak yang dibuat sendiri sesuai dengan
ukuran rahang pasien. Sendok cetak resin sering digunakan dalam
prosedur impresi gigi. Tidak seperti sendok cetak siap pakai, sendok
cetak khusus dibuat untuk memenuhi lengkung rahang masing-
masing pasien. Oleh karena itu, sendok cetak resin biasanya disebut
sendok cetak khusus. Mayoritas sendok cetak khusus dibuat dengan
menggunakan sistem resin yang diaktifkan dengan cahaya dan
diaktifkan secara kimia. Sendok cetak khusus ini terbuat dari
polimer poli (metil metakrilat) (Anusavice et al., 2013).
d. Impression materials
Bahan impresi digunakan oleh dokter gigi untuk secara akurat
membangun hubungan gigi dengan jaringan mulut. Bahan impresi
17
dapat berupa jenis yang kaku seperti plester paris, atau gel polimer
alami semirigid seperti agar dan alginate (Powers et al., 2017).
2. Operative Dentistry:
a. Dentin bonding agents
Bonding agent didefinisikan sebagai sebuah material dengan
viskositas rendah, yang diaplikasikan di atas permukaan gigi dan
membentuk film tipis setelah setting. Sedangkan dentin bonding
agents adalah sebuah lapisan tipis antara dentin dan matriks resin
yang terbuat dari bahan resin komposit (Powers et al., 2017).
b. Glass ionomer cement
Glass ionomer cement adalah polimer gigi yang menggunakan
campuran kaca bubuk dan resin bubuk bersama dengan asam
organik. Ketika terkena sinar UV biru, glass ionomer cement akan
mengeras. Biasanya digunakan sebagai lem untuk mengisi, mahkota
dan prosedur kosmetik lainnya. Merupakan bahan tumpatan yang
mampu melepaskan ion fluor lebih banyak dibandingkan dengan
material lain seperti resin komposit, sehingga dapat mencegah
perkembangan penyakit pada gigi dan rongga mulut yang khususnya
karies (Powers et al., 2017).
c. Pit and fissure sealants
Merupakan salah satu perawatan preventif yaitu dengan meletakan
bahan pada pit dan fissure pada gigi untuk mencegah terjadinya
karies. Sealant berpolimerisasi dalam mulut ketika terpapar pada
cahaya curing untuk menjadi polimer berikatan silang (Powers et
al., 2017).
d. Veneers
Veneer adalah lapisan bahan yang diletakkan di atas gigi, veneer
dapat meningkatkan estetika senyum dan melindungi permukaan
gigi dari kerusakan. Ada dua jenis utama bahan yang digunakan
untuk membuat veneer: komposit dan porselen gigi (Mitchell et al.,
2016).
3. Orthodontics:
18
b. Rubber dams
Lembar lateks kecil atau non-lateks digunakan untuk mengisolasi
gigi atau gigi dari lingkungan mulut dan untuk mencegah migrasi
cairan atau benda asing ke dalam atau keluar dari bidang operasi dan
juga menyediakan bidang operasi yang kering dan terlihat bersih
(Roberson, 2002).
5. Peralatan Penunjang :
a. Mixing bowls
Digunakan sebagai tempat untuk mengaduk dan mecampur bahan
cetakan gigi
b. Spatula bowl
Untuk mengaduk bahan cetakan gigi dalam dental mixing bowl
c. Mouth guards (sports equipment) alat pelindung untuk mulut dan
gigi pada saat olahraga.
Bahan umum yang paling sering digunakan dalam pelindung
buatan adalah polimer poli (vinil asetat) -polietilena, juga disebut
etilen vinil asetat (EVA). Pelindung mulut yang dibuat khusus
biasanya dibentuk dari polimer termoplastik yang prosesnya
reversible (Powers et al., 2017)
d. Protective eyewear (alat pelindung mata).
1. Pemeriksaan in vitro
Pada prinsipnya pemeriksaan in vitro merupakan jenis
pemeriksaan yang dilakukan di dalam tabung reaksi, piring
kultur sel atau di liar tubuh makhluk hidup. Pemeriksaan in vitro
mensyaratkan adanya konyak antara bahan atau suatu komponen
bahan dengan sel, enzim ataupun pada suatu sistem biologis
yang terisolasi. Proses kontak ini dapat terjadi secara langsung
21
2. Pemeriksaan in vivo
Pemeriksaan in vivo biasanya menggunakan uji coba
pada hewan-hewan mamalia seperti tikus, kera, marmot,
ataupun kelinci. Pada pemeriksaan ini akan menimbulkan
banyak interaksi kompleks dalam menimbulkan respon biologik.
Oleh karena itu respon biologik pada pemeriksaan in vivo secara
umum akan lebih relevan dibandingkan dengan pemeriksaan in
vitro. Pemeriksaan in vivo didasarkan pada jaringan hewan yang
nantinya akan menerima implan ataupun injeksi yang diberikan
melalui intramuscular dengan bahan yang diperkirakan
memiliki potensi untuk menyebabkan toksisitas secara sistemik
ataupun lokal, seperti gangguan pernafasan, iritasi kulit dan
sebagainya (Swetha, B. et al., 2015).
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebagai calon dokter gigi, hendaknya perlu melakukan riset dan terus
mengikuti perkembangan dari dental materials terutama dental polymer.
Karena pada dasarnya teknologi dalam kedokteran gigi terus mengalami
pembaharuan. Diperlukan pemahaman tentang sifat-sifat dari dental polymer
terutama biokompatibilitas agar penggunaan dental polymer tidak
menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada rongga mulut pasien.
22
DAFTAR PUSTAKA
Fraunhofer, J.A. 2013. Dental Materials at a Glance 2nd ed. Oxford, UK:
Blackwell
Hurynava, A. 2016. Restorative Dental Polymer Materials. Vitebsk State Medical
University. 7-28.
Kotrogianni. M and Rahiotis. C, 2017, “Resin Composites in Orthodontic
Bonding. A Clinical Guide”, Journal of Dentistry and Oral Biology, vol.2,
no.7, hh 1
McCabe, J.F., dan Walls, A.W.G. 2014. Bahan Kedokteran Gigi (Applied Dental
Materials). Edisi: 9. Jakarta: EGC.
Mitchell, David and Laura (2016). Oxford Handbook of Clinical Dentistry.
OXFORD
Noort, R. V. 2007. Introduction to Dental Material 4th ed. University of Bristol,
Bristol, UK: Mosby Elsevier.
Powers. J.M, Wataha. J. C & Chen. D. W. 2017. Dental Materials Foundations
And Applications 11th ed. USA. Elsevier Saunders.