Anda di halaman 1dari 4

Learning Task :

Penggunaan antibiotika untuk mengatasi infeksi sering kali menimbulkan resistensi antibiotika.
Tentukan proses belajar mandiri untuk mendapatkan antibiotic yang tepat.
 Definisi antibiotic
Antibiotika pertama kali ditemukan oleh paul ehlrich 1910, sampai saat ini masuh
menjadi andalan dalam penanganan infeksi tertentu. Antibiotic merupakan zat biokimia
yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang mana dalam jumlah yang kecil, zat ini bisa
menghambat pertumbuhan atau bahkan membunuh pertumbuhan mikroorganisme
lainya.(Harmita&Radji 2008)
 Bahan untuk pembuatan antibiotic
Antibiotic biasanya terbuat dari bakteri atau mikro
 Definisi resistensi
Resistensi artinya kekebalan terhadap sesuatu
Resistensi Antibiotika artinya suau keaadan atau kondisi dimana bakteri atau virus sudah
kebal terhadap obat, akibat pemakaian antibiotic secara tidak benar.
 Konsekwensi resistensi
Resistensi antibiotik terhadap mikroba
menimbulkan beberapa konsekuensi yang
fatal. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang gagal berespon terhadap
pengobatan mengakibatkan perpanjangan
penyakit (prolonged illness), meningkatnya
resiko kematian (greater risk of death)dan
semakin lamanya masa rawat inap di rumah
sakit (length of stay).
Ketika respon terhadap
pengobatan menjadi lambat bahkan
gagal,pasien menjadi infeksius untuk beberapa
waktu yang lama (carrier). Hal ini memberikan
peluang yang lebih besar bagi galur resisten
untuk menyebar kepada orang lain. Kemudahan
transportasi dan globalisasi sangat
memudahkan penyebaran bakteri resisten antar
daerah, negara, bahkan lintas benua. Semua hal
tersebut pada akhirnya meningkatkan jumlah
orang yang terinfeksi dalam komunitas
(Deshpande et al, 2011)
Ketika infeksi menjadi resisten
terhadap pengobatan antibiotika lini pertama,
maka harus digunakan antibiotika lini kedua
atau ketiga, yang tentu harganya lebih mahal
dan kadang kala pemakaiannya lebih toksik. Di
negara-negara miskin, dimana antibiotika lini
pertama maupun kedua tidak tersedia,
menjadikan potensi resistensi terhadap
antibiotika lini pertama menjadi lebih besar.
Antibiotika di negara miskin, didapatkan dalam
jumlah sangat terbatas, bahkan antibiotika yang
seharusnya ada untuk mengatasi penyakit
infeksi yang disebabkan bakteri pathogen
resisten, tidak terdaftar dalam daftar obat
esensial (Bisht et al, 2009)
Konsekuensi lainnya adalah dari segi
ekonomi baik untuk klinisi, pasien, health care
administrator, perusahaan farmasi, dan
masyarakat. Biaya kesehatan akan semakin
meningkat seiring dengan dibutuhkannya
antibiotika baru yang lebih kuat dan tentunya
lebih mahal. Sayangnya, tidak semua lapisan
masyarakat mampu menjangkau antibiotika
generasi baru tersebut.Semakin mahal
antibiotik, semakin masyarakat tidak bisa
menjangkau, semakin banyak carrier di
masyarakat, semakin banyak galur baru bakteri
yang bermutasi dan menjadi resisten terhadap
antibiotika.
 Penyebab resistensi
Penggunaannya yang kurang tepat dijumpai di masyarakat. Pasien
(irrasional): terlalu singkat, dalam dengan
dosis kemampuan finansial yang baik akan
yang terlalu rendah, diagnosa awal meminta diberikan terapi antibiotik
yang yang
salah, dalam potensi yang tidak paling baru dan mahal meskipun tidak
adekuat. diperlukan. Bahkan pasien membeli
2. Faktor yang berhubungan dengan antibiotika sendiri tanpa peresepan
pasien. dari
Pasien dengan pengetahuan yang dokter (self medication). Sedangkan
salah akan pasien
cenderung menganggap wajib dengan kemampuan finansial yang
diberikan rendah
antibiotik dalam penanganan seringkali tidak mampu untuk
penyakit menuntaskan
meskipun disebabkan oleh virus, regimen terapi.
misalnya 3. Peresepan: dalam jumlah besar,
flu, batuk-pilek, demam yang banyak meningkatkan unnecessary health
care
expenditure dan seleksi resistensi 7. Penggunaannya untuk hewan dan
terhadap binatang
obat-obatan baru. Peresepan ternak: antibiotik juga dipakai untuk
meningkat mencegah dan mengobati penyakit
ketika diagnose awal belum pasti. infeksi
Klinisi pada hewan ternak. Dalam jumlah
sering kesulitan dalam menentukan besar
antibiotik yang tepat karena antibiotik digunakan sebagai
kurangnya suplemen rutin
pelatihan dalam hal penyakit infeksi untuk profilaksis atau merangsang
dan pertumbuhan hewan ternak. Bila
tatalaksana antibiotiknya. dipakai
4. Penggunaan monoterapi : Eka Rahayu Utami
dibandingkan 194
dengan penggunaan terapi kombinasi, dengan dosis subterapeutik, akan
penggunaan monoterapi lebih mudah meningkatkan terjadinya resistensi.
menimbulkan resistensi. 8. Promosi komersial dan penjualan
5. Perilaku hidup sehat: terutama bagi besar besaran oleh perusahaan
tenaga farmasi serta didukung pengaruh
kesehatan, misalnya mencuci tangan globalisasi, memudahkan terjadinya
setelah pertukaran barang sehingga jumlah
memeriksa pasien atau desinfeksi antibiotika yang beredar semakin
alat-alat luas. Hal ini memudahkan akses
yang akan dipakai untuk memeriksa masyarakat luas terhadap antibiotika.
pasien. 9. Kurangnya penelitian yang
6. Penggunaan di rumah sakit adanya Dilakukan para ahli untuk
infeksi menemukan
endemik atau epidemik memicu Antibiotika baru(bisht et al,2009)
penggunaan 10. Lemahnya pengawasan yang
antibiotika yang lebih massif pada dilakukan pemerintah dalam
bangsalbangsal distribusi dan
rawat inap terutama di intensive pemakaian antibiotika.Misalnya,
care unit. Kombinasi antara pasien
pemakaian dapat dengan mudah mendapatkan
antibiotik yang lebih intensif dan antibiotika meskipun tanpa peresepan
lebih lama dari
dengan adanya pasien yang sangat dokter. Selain itu juga kurangnya
peka komitmen dari instansi terkait baik
terhadap infeksi, memudahkan untuk
terjadinya meningkatkan mutu obat maupun
infeksi nosokomial. mengendalikan penyebaran infeksi
(Kemenkes RI, 2011).
 Mekanisme kerja antibiotika
Menghambat sintesis dinding sel bakteri.
Menghambat fungsi membran plasma.
Menghambat sintesis asam nukleat.
Menghambat sintesis protein melalui penghambatan pada tahap
translasi dan transkripsi meterial genetik.
Menghambat metabolisme folat

Anda mungkin juga menyukai