PENDAHULUAN
1
diinginkan demi alasan di atas, jenis permukaan ini mungkin secara estetik
kurang baik karena tidak cocok dengan gigi-gigi di sebelahnya bila berada di
daerah yang mudah kelihatan seperti permukaan labial dari gigi-gigi aterior
atas. Meskipun demikian, permukaan ini tidak terkena tekanan kontak yang
tinggi dan mudah dibersihkan. Ciri dan corak anatomi yang samar dapat
ditambahkan pada daerah ini tanpa mempengaruhi kesehatan maupun fungsi
rongga mulut. (Anusavice, 2003)
1.2 Skenario
Setelah semua mahasiswa peserta praktikum skill lab sudah mendapatkan
basis gigi tiruan akrilik dan alloy/logam tuang dalam bentuk yang masih kasar,
mahasiswa diminta untuk merapikan sesuai bentuk yang diinginkan. Basis gigi
tiruan akrilik dirapikan dibentuk sesuai dengan model rahang yang ada (bisa
model rahang atas maupun model rahang bawah). Sedangkan hasil tuangan
logam/alloy dirapikan membentuk setengah lingkaran. Tahap selanjutnya adalah
melakukan polishing sampai hasilnya rata, halus, dan mengkilap.
STEP 1
STEP 2
1. Apa saja alat dan bahan pollishing?
2. Bagaimana cara polishing ?
3. Mengapa perlu adanya polishing?
4. Faktor apasajakah yang mempengaruhi polishing?
5. Apa saja tipe tipe bahan abrasive?
6. Apa saja fungsi bahan abrasive?
7. Apa saja aplikasi dalam bidang kedokteran gigi?
2
STEP 3
1. Alat dan bahan pollishing
Bahan :
2. Cara/Proses pollishing
- Merapikan dan disesuaikan model kasar dipoles dengan avkansas stone
agar tekstur halus. Kemudian dengan menggunakan rubber merah struktur
menjadi halus dan mengilap. Selanjutnya dipotong dengan menggunakan
3
diamond disk lalu dirapikan dan dipoles pada bagian struktur bekas
potongan, logam akan menjadi halus dan mengkilap.
- Dilepas dari model kerja dikurangi dengan straight HP. Pemolesan gigi
tiruan dengan pumice, pemolesan gigi tiruan dengan bubuk batu apung
3. Mengapa diperlukan pollishing
- Mencegah adanya mikroorganisme, menghambat terjadinya korosi,
meghilangkan bagian struktur yang kasar, meningkatkan kesehatan mulut.
Restorasi yang baik dapat meningkatkan fungsi rongga mulut.
- Mendapat anatomi gigi tiruan yang diinginkan/oklusi tepat, mengurangi
kekerasan
4. Faktor polishing
Bentuk yang iregulerakan menyebabkan abrasi yang besar
Sifat sifat bahan yang hendak digosok
Gerakan menggosok material akan mimbulkan panas
Tekanan berlebih menyebabkan potonngan lebih dalam dan kasar
Semakin cepat menggosok material maka abrasi lebih banyak
4
6. Fungsi Bahan Abrasif
7. Aplikasi pollishing K6
Apalikasi tahapan
- Menggunakan batu yang baik untuk pemolesan akhir diaplikasikan
dengan silex. Silex yaitu selapis tipis oksida timah kemudian
restorasi dijaga kelembabanya untuk menceagh suhu terlalu tinggi.
Resin akrilik
- Permukaan akrilik luar dihaluskan dengan Arkansas
- Diratakan dengan amplas kasar dan halus
- Akrilik bagian dalam tidak boleh dihaluskan karena
mengakibatkan
- Filkon dipasang diminidrill
- Pumice ditambah air kemudian diolekan di Filkon
- Setelah halus ditambahkan kain wol sampai mengkilat.
5
STEP 4
Model Kasar
Pollishing
Bahan abrasif
6
STEP 5
7
BAB II
PEMBAHASAN
STEP 7
1. Proses merapikan basis gigi tiruan akrilik dan alloy tuang kasar sesuai
dengan bentuk yang diinginkan.
Cara kerja :
a. Gigi tiruan RA dan RB dilepas dari model kerja. Kemudian bila terdapt
kelebihan resin akrilik mka dikurangi dengan straight hand-piece.
b. Kemudian dilakukan pemulasan gigi tiruan dengan menggunakan felt-cone
dengan bubuk batu apung.
c. Selanjutnya dilakukan pemulasan menggunakan sikat putar hitam dengan
bubuk batu apung.
d. Tahap akhir penyelesaian dilakukan pemulasan dengan menggunakan
sikat putar putih dan bubuk batu kapur.
(Sumber: Kristiana, D., dkk. 2015. Petunjuk Praktikum Ilmu Gigi Tiruan
Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan). Bagian Prostodonsia FKG UNEJ)
8
semakin kecil partikel yang dilepaskan atau dipotong dari permukaan dan
goresan yang dihasilkan lebih halus.
Prosedur pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara mekanik:
(Manappalill, 2003)
1. Sisa bahan tanam yang melekat pada hasil casting kerangka logam
dibersihkan dengan alat sandblasting menggunakan Aluminium Oxide 250
m dengan tekanan 2-3 bars
2. Setelah dilakukan sandblast, sprue dan ventilasi pada kerangka logam
dipotong dengan carborondum disk. Pemotongan dilakukan pada bagian
yang sedekat mungkin dengan rangka logam .
3. Bagian kerangka logam yang tajam pada permukaan dihilangkan dengan
stone (abrassive stone)
4. Selanjunya permukaan kerangka logam yang kasar dihaluskan dengan
ceramic bonded carborondum yang warna coklat dan merah muda.
5. Seteah permukaan kerangka logam yang kasar dihaluskan, kerangka
logam dipulas dengan rubber yang berwarna coklat atau hijau.
6. Kemudia untuk menghilangkan guratan pada kerangka logam digunakan
brush dengan menggunakan bahan polyethylene glycol sedangkan untuk
menghasilkan permukaan yang berkilau pada kerangka logam digunakan
softbrush dengan polishing.
7. Setelah permukaan berkilau, sisa residu pada kerangka logam dibersihkan
dengan ultrasonic cleaner.
8. Selanjutnya kerangka logam siap dicoba pada model.
Pengertian :
Abrasi adalah suatu proses untuk pelepasan suatu bahan yang
dikenakan pada permukaan suatu bahan oleh bahan yang lain dengan
9
penggosokan, pencungkilan, pemahatan, pengasahan atau dengan caxra
mekanis lainnya secara berulang ulang oleh suatu gesekan (Anusavice, 2004).
Komposisi :
Kieselguhr
dikomposisi dari siliceous dari tumbuhan air yaitu tanah diatom digunakan
untuk abrasif mild.
Pasta Abrasif
berisi alkumunium oksida atau partikel diamon. Memiliki beberapa
kekurangan speerti ketebalan dan membutuhkan pendingin yang cukup
banyak. (Joseph, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran Bandung,
2014)
10
8. Rouge Oksida dari besi
9. Pumis (batu apung dalam bentuk serbuk) Silika abu-abu muda
(Kenneth J. Annusavice, 2004)
1. Batu Arkansas.
Batu Arkansas adalah batu endapan silika yang berwarna abu-abu
muda dan semi transluler yang ditambang di Arkansas.
2. Kapur.
Salah satu bentuk mineral dari calcite disebut kapur.Kapur adalah
abrasif putih yang terdiri atas kalsium karbonat.
3. Korundum.
Bentuk mineral dari oksida aluminium yang biasanya berwarna
putih.Sifat fisiknya lebih rendah daripada oksida alfa-aluminium,
yang sudah banyak menggantikan korundum dalam aplikasi dental.
11
4. Intan.
Intan adalah mineral tidak berwarna, transparan yang terdiri atas
karbon.Ini adalah senyawa yang paling keras.Intan disebut super
abrasif karena kemampuannya untuk mengasah substansi apapun.
5. Amril.
Abrasif ini berupa korundum berwarna hitam keabuan yang dibuat
dalam bentuk butiran halus.Amril digunakan khususnya dalam
bentuk disk abrasif dan tersedia dalam berbagai ukuran kekasaran.
6. Akik.
Istilah akik mencakup sejumlah bahan yang berbeda yang
mempunyai sifat fisik dan kristalin yang sama. Mineral ini adalah
silika dari aluminium, kobalt, besi, magnesium, dan mangan.
7. Pumis.
Aktivitas gunung berapi menghasilkan bahan silica berwarna abu-
abu muda.Digunakan terutama dalam bentuk pasir tetapi juga dapat
ditemukan pada abrasif karet.
12
Jenis Bahan Abrasif Buatan
1. Silikon karbid
Abrasif yang sangat keras dan merupakan abrasif sintetik yang
pertama kali dibuat. Silikon tersebut sangat keras dan
rapuh.Partikel-partikelnya tajam dan mudah pecah untuk
membentuk partikel baru yang tajam. Ini menghasilkan efesiensi
pemotongan yang sangat tinggi untuk berbagai bahan termasuk,
keramik, dan bahan plastik. Silikon karbid tersedia sebagai bahan
abrasif pada disk dan instrumen bonding vitraus serta karet.
2. Oksida Alumunium
Abrasif sintetik kedua yang dikembangkan sesudah silikon karbid.
Oksida aluminium sintetik ( alumina) dibuat berupa bubuk
berwarna putih. Dapat lebih keras daripada korundum (alumina
alami) karena kemurnianya. Oksida ini dipakai untuk oksida
bonding, abrasif berbentuk lapisan. White stone dibuat dari oksida
13
aliminium yang disintering untu merapikan email gigi, logam
campur, maupun bahan keramik.
3. Rouge
Oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan berwarna
merah dalam rouge, bahan ini dipadukan seperti tripoli, dengan
berbagai pengikat lunak menjadi bentuk bedak. Digunakan untuk
memoles logam campur mulia yang berkadar tinggi.
4. Oksida timah
Abrasif yang sangat halus ini digunakan sebagai bahan pemoles
untuk gigi dan restorasi logam di dalam mlut. Bahan ini dicampur
dengan air, alkohol, atau gliserin untuk membentuk pasta abrasif
ringan.
14
Intan buatan digunakan khusus sebagai bahan abrasif yang
memiliki lima kali tingkat abrasif dibandingkan intan alami.
Digunakan pada gergaji intan, bur intan(Anusavice, 2004).
15
Contoh : kaolin, kieselguhr (Naibaho, 2004)..
1. Berdasarkan Jenis dan Komposisi yang Dinilai Menurut Kekerasan
dan Ukuran dari Partikel Bahan Abrasif
a. Bahan Abrasif Keras
1. Diamond
2. Carbides : boron, tungsten, silikon
3. Oxide : aluminium, cornundum
b. Bahan Abrasif Sedang
1. Silikat : magnesium, pumice, tripoli
2. Zircates : zirconium silikat
3. Kieselguhr (Naibaho, 2004).
a. Abrasive paste
Yakni pasta yang biasanya berisi karbida silicon dan dipakai bagi
penggerindaan oklusal gigi. Contoh : kapur dan pumice.
b. Abrasive Strip
c. Abrasive Wheel
Yaitu instrumen rotatif atau putar yang berbentuk roda dan berisi bahan
abasive yang tertanam dalam bahan dari karet dan digunakan bagi
pembentukan dan pemolesan suatu restorasi dan protesa. Contoh :
quartz, amril, intan dan pasir. (F.J Harty & R. Ogston. Kamus
Kedokteran Gigi)
16
3 Perbedaan alat dan bahan yang digunakan untuk menghaluskan dan
mengkilapkan basis gigi tiruan akrilik kasar dan alloy tuang kasar
Gold alloy
Acrylic resin
Alat untuk finishing dan polishing: diamond dan carbide burs, berbagai tipe
dari flexible disks, abrasive impregnated rubber point dan cups, metal dan plastic
finishing strips dan pasta polishing (Manappalil, 2003)
17
2. Disc
Digunakan untuk menghaluskan permukaan restorasi. Bagian yang abrasif
dari disc dapat mencapai bagian emrasure dan area interproksimal. Disk
terdiri dari beberapa jenis dari yang kasar sampai yang halus yang bisa
digunakan secara berurutan saat melakukan finishing dan polishing.
4. Proses pollishing
18
Setelah proses finishing, lakukan polishing untuk membuat resin akrilik
semakin halus dan mengkilat.
Tahap awal polishing adalah dengan menggunakan pumice (yang dicampur
dengan air). Pumice perbandingannya lebih banyak dari air. Poleskan pumice
pada permukaan mata brush atau dengan menggunakan mesin brush
Lakukan polishing secara perlahan, yaitu memoles area permukaan resin
akrilik hingga terlihat halus dan terasa halus ketika diraba.
Untuk membuat resin akr ilik menjadi mengkilat, gunakan kain wol atau kain
flannel yang sudah dibasahi air. Gosok permukaan resin akrilik dengan kain
tersebut (USU, 2012).
Proses Polishing mencakup beberapa proses :
1. Proses penyelesaian
Proses ini mengubah bahan dari bentuk kasar ke bentuk yang lebih rapi.
Hasil penyelesaiannya dapat berarti diperolehnya akhir atau diaplikasikannya
permukaan bahan tersebut. Proses penyelesaiannya biasa :
a. Menghilangkan bahan-bahan seperti noda permukaan dan ketidaksempurnaan
b. Bahan dibentuk ke bentuk ideal
c. Permukaan paling luar dari bahan dibuat ke bentuk yang diinginkan
instrumen putar, bilah bur karbid atau ujung batu karbid memindahkan
tekanan ke substrat.
2. Proses pemotongan
Proses ini biasanya mengacu pada penggunaan instrument berlebih atau
instrument apapun yang bentuknya seperti bilah. Substrat dapat terbelah menjadi
potongan besar yang terpisah karena aksi pemotongan. Bur tungsten karbid
dengan kecepatan tinggi mempunyai banyak bilah yang tersusun teratur, yang
menghilangkan potongan-potongan kecil substrat sewaktu bur berotasi.
3. Prosedur pengasahan
Dengan menghilangkan partikel-partikel kecil dari subtstrat melalui aksi
instrument abrasif (jenis bonding maupun pelapisan). Instrument pengasah
mengandung partikel abrasive yang tersusun acak. Contoh instrumen putar yang
19
dilapisi intan dapat beratus-ratu partikel yang tajam berjalan diatas gigi selama
setiap putaran instrument.
4. Proses pemolesan
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, 2003, Philips Dental Material 11th ed., Elsevier, USA, p: 247.
Kristiana, D., dkk. 2015. Petunjuk Praktikum Ilmu Gigi Tiruan Pembuatan Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan.. Bagian Prostodonsia FKG UNEJ.
Manappallil, J.J. (ed.), 2003, Basic Dental Materials, 2nd ed., Jaypee Brothers,
New Delhi, pp. 55-64.
Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan Ajar
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran gigi. 1st ed, Medan. USU Press,
2011: 239-44.
22