Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara metalografi, polishing adalah proses terakhir dari bagian preparasi
spesimen untuk mendapatkan permukaan benda kerja yang halus dengan
menggunakan mesin poles metalografi yang terdiri dari piringan yang berputar
dan didalamnya menggunakan gaya abrasif. Polishing sering digunakan untuk
meningkatkan benda kerja tampak mengkilap, halus , mencegah kontaminasi
peralatan medis, menghilangkan oksidasi.
Restorasi gigi diselesaikan sebelum dipasang di dalam rongga mulut untuk
mendapatkan tiga manfaat dari perawatan gigi : kesehatan mulut, fungsi, dan
estetika. Restorasi dengan kontur dan pemolesan yang baik akan
meningkatkan kesehatan mulut dengan jalan mencegah akumulasi sisa
makanan dan bakteri patogen. Ini diperoleh melalui reduksi daerah permukaan
total dan mengurangi kekasaran permukaan restorasi. Permukaan yang lebih
mulus akan lebih mudah dijaga kebersihannya dengan tindakan pembersihan
preventif yang biasa dilakukan sehari-hari karena benang gigi dan sikat gigi
akan mendapat jalan masuk yang lebih baik ke semua permukaan dan daerah
tepi. Dengan beberapa bahan gigi tertentu, aktivitas karat dan korosi dapat
dikurangi cukup besar jika seluruh restorasi dipoles dengan baik. Fungsi
rongga mulut akan meningkat jika restorasi dipoles dengan baik karena
makanan akan meluncur lebih bebas pada permukaan oklusal dan embrasur
selama mastikasi. Yang lebih penting lagi, daerah kontak restorasi yang halus
akan mengurangi tingkat keausan pada gigi tetangga maupun antagonisnya.
Ini khususnya berlaku untuk bahan restorasi seperti keramik yang
mengandung fase yang lebih keras daripada email gigi dan dentin. Permukaan
yang kasar menyebabkan terjadinya tekanan kontak yang tinggi yang dapat
menimbulkan hilangnya kontak fungsional dan stabilisasi antara gigi-gigi.
Akhirnya, kebutuhan estetik dapat membuat dokter gigi menangani
permukaan restorasi yang tampak jelas dengan cara berbeda daripada
permukaan yang sulit dijangkau. Walaupun pemolesan yang mirip cermin

1
diinginkan demi alasan di atas, jenis permukaan ini mungkin secara estetik
kurang baik karena tidak cocok dengan gigi-gigi di sebelahnya bila berada di
daerah yang mudah kelihatan seperti permukaan labial dari gigi-gigi aterior
atas. Meskipun demikian, permukaan ini tidak terkena tekanan kontak yang
tinggi dan mudah dibersihkan. Ciri dan corak anatomi yang samar dapat
ditambahkan pada daerah ini tanpa mempengaruhi kesehatan maupun fungsi
rongga mulut. (Anusavice, 2003)

1.2 Skenario
Setelah semua mahasiswa peserta praktikum skill lab sudah mendapatkan
basis gigi tiruan akrilik dan alloy/logam tuang dalam bentuk yang masih kasar,
mahasiswa diminta untuk merapikan sesuai bentuk yang diinginkan. Basis gigi
tiruan akrilik dirapikan dibentuk sesuai dengan model rahang yang ada (bisa
model rahang atas maupun model rahang bawah). Sedangkan hasil tuangan
logam/alloy dirapikan membentuk setengah lingkaran. Tahap selanjutnya adalah
melakukan polishing sampai hasilnya rata, halus, dan mengkilap.

STEP 1

Polishing : Membuat resin akrilik lebih mengkilap dan halus,


kemudian gas gas agar tidak melukai rongga mulut
(RM), pengabrasian/pengikisan menjadi halus

STEP 2
1. Apa saja alat dan bahan pollishing?
2. Bagaimana cara polishing ?
3. Mengapa perlu adanya polishing?
4. Faktor apasajakah yang mempengaruhi polishing?
5. Apa saja tipe tipe bahan abrasive?
6. Apa saja fungsi bahan abrasive?
7. Apa saja aplikasi dalam bidang kedokteran gigi?

2
STEP 3
1. Alat dan bahan pollishing

Alat : mikromotor, matabor, mesin poles, sikat putar hitam

o Matabor : Stainless steel (murah,mudah aus), karbid wolfram


(merusak matabur, kecepatan tinggi).

Bahan :

o Kapur : mineral dari calcium karbonat untuk enamel gigi,


amalgam dan bahan plastic.
o Pumice : silica abu abu muda.
o Cuttie : bubuk putih dari bagian dalam ruman kerang laut.
o Amril : corundum hitam keabuan, butiran halus untuk memoles
logam campurr dan bahan plastis.
o Quart : berbahan yang kasarkasar, tidak berwarna untuk
merapikan logam campur.
o Tripoli : berbahan endapan batu silica ringan rapuh untuk memoles
logam campur.
o Rouge : bersenyawa abrasiv, digunakan untuk memoles logam
campur mulia.
o Oksida timah : untuk pemoles gigi dan restorasi logam di dalam
rongga mulut.
o Diamond : transparan, tersusun atas karbon, memiliki daya
abrasive yang besar.
o Silicon karbid : untuk logam campuran, porcelain dan bahan
plastic.
o Emery : tersusun dari ammonium oxide (bauksit, aluminium
oxide).

2. Cara/Proses pollishing
- Merapikan dan disesuaikan model kasar dipoles dengan avkansas stone
agar tekstur halus. Kemudian dengan menggunakan rubber merah struktur
menjadi halus dan mengilap. Selanjutnya dipotong dengan menggunakan

3
diamond disk lalu dirapikan dan dipoles pada bagian struktur bekas
potongan, logam akan menjadi halus dan mengkilap.
- Dilepas dari model kerja dikurangi dengan straight HP. Pemolesan gigi
tiruan dengan pumice, pemolesan gigi tiruan dengan bubuk batu apung
3. Mengapa diperlukan pollishing
- Mencegah adanya mikroorganisme, menghambat terjadinya korosi,
meghilangkan bagian struktur yang kasar, meningkatkan kesehatan mulut.
Restorasi yang baik dapat meningkatkan fungsi rongga mulut.
- Mendapat anatomi gigi tiruan yang diinginkan/oklusi tepat, mengurangi
kekerasan

4. Faktor polishing
Bentuk yang iregulerakan menyebabkan abrasi yang besar
Sifat sifat bahan yang hendak digosok
Gerakan menggosok material akan mimbulkan panas
Tekanan berlebih menyebabkan potonngan lebih dalam dan kasar
Semakin cepat menggosok material maka abrasi lebih banyak

5. Tipe tipe bahan abrasiv


- Alamiah :
- Buatan : silicon karbid, aluminium oxide, rouge, oxide timah.
- Finishing abrasiv : material awal untuk membentuk kontur.
- Polishing abrasiv : memiliki ukuran partikel yang lebih halus untuk
memperhalus permukaan.
- Cleaning abrasiv : bahan lunak untuk menghilangkan yang sudah
dihaluskan deposit lunak yang menempel pada enamel dan material
tambal.

4
6. Fungsi Bahan Abrasif

- Kapur : pasta abrasiv ringan, memoles amalgam dan bahan plastis


- Purmice : memoles email gigi, lempeng emas, amalgam gigi, resin akrilik
- Cuttle : bur abrasi yang halus tepi
- Tripoli : memoles logam campur dan bahan plastis
- Amril : memoles logam campur
- Aluminium oxide : membuat abrasiv bonders, merapikan logam campur
- Corundum : mengasah logam campur dalam bentuk abrasiv bonders
- Quartz : merapikan logam campur
- Rouge : memoles logam campur mulia

7. Aplikasi pollishing K6

Apalikasi tahapan
- Menggunakan batu yang baik untuk pemolesan akhir diaplikasikan
dengan silex. Silex yaitu selapis tipis oksida timah kemudian
restorasi dijaga kelembabanya untuk menceagh suhu terlalu tinggi.
Resin akrilik
- Permukaan akrilik luar dihaluskan dengan Arkansas
- Diratakan dengan amplas kasar dan halus
- Akrilik bagian dalam tidak boleh dihaluskan karena
mengakibatkan
- Filkon dipasang diminidrill
- Pumice ditambah air kemudian diolekan di Filkon
- Setelah halus ditambahkan kain wol sampai mengkilat.

5
STEP 4

Basis gigi tiruan akrilik Logam/alloy tuang

Model Kasar

Pollishing

Bahan abrasif

Tipe/macam Sifat dan syarat komposisi Fungsi

6
STEP 5

1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan


tentang bagaimana cara merapikan basis gigi tiruan akrilik dan
alloy tuang kasar sesuai bentuk yang diinginkan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan
pengertian, komposisi, dan tipe/macam bahan abrasive.
3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan
perbedaan alat dan bahan yang digunakan untuk menghaluskan dan
mengkilatkan basis gigi tiruan akrilik kasar dengan alloy tuang
kasar.
4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan
mekanisme proses pollishing

7
BAB II

PEMBAHASAN

STEP 7

1. Proses merapikan basis gigi tiruan akrilik dan alloy tuang kasar sesuai
dengan bentuk yang diinginkan.

Bahan yang digunakan :


a. Bubuk batu apung (purmice)
b. Bubuk batu kapur (whitting)

Cara kerja :
a. Gigi tiruan RA dan RB dilepas dari model kerja. Kemudian bila terdapt
kelebihan resin akrilik mka dikurangi dengan straight hand-piece.
b. Kemudian dilakukan pemulasan gigi tiruan dengan menggunakan felt-cone
dengan bubuk batu apung.
c. Selanjutnya dilakukan pemulasan menggunakan sikat putar hitam dengan
bubuk batu apung.
d. Tahap akhir penyelesaian dilakukan pemulasan dengan menggunakan
sikat putar putih dan bubuk batu kapur.

(Sumber: Kristiana, D., dkk. 2015. Petunjuk Praktikum Ilmu Gigi Tiruan
Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan). Bagian Prostodonsia FKG UNEJ)

Cara merapikan basis gigi tiruan akrilik kasar


Penghalusan pertama dilakukan dengan alat abrasif yang lebih kasar atau
dapat pula dilakukan dengan alat bur. Pemilihan alat abrasif yang lebih kasar
pada proses penghalusan pertama dimaksudkan untuk mempercepat
pengikisan. Selanjutnya goresan-goresan yang masih tersisa dihilangkan
dengan menggunakan alat abrasif yang lebih halus. Semakin halus alat abrasif

8
semakin kecil partikel yang dilepaskan atau dipotong dari permukaan dan
goresan yang dihasilkan lebih halus.
Prosedur pemulasan kerangka logam gigi tiruan secara mekanik:
(Manappalill, 2003)

1. Sisa bahan tanam yang melekat pada hasil casting kerangka logam
dibersihkan dengan alat sandblasting menggunakan Aluminium Oxide 250
m dengan tekanan 2-3 bars
2. Setelah dilakukan sandblast, sprue dan ventilasi pada kerangka logam
dipotong dengan carborondum disk. Pemotongan dilakukan pada bagian
yang sedekat mungkin dengan rangka logam .
3. Bagian kerangka logam yang tajam pada permukaan dihilangkan dengan
stone (abrassive stone)
4. Selanjunya permukaan kerangka logam yang kasar dihaluskan dengan
ceramic bonded carborondum yang warna coklat dan merah muda.
5. Seteah permukaan kerangka logam yang kasar dihaluskan, kerangka
logam dipulas dengan rubber yang berwarna coklat atau hijau.
6. Kemudia untuk menghilangkan guratan pada kerangka logam digunakan
brush dengan menggunakan bahan polyethylene glycol sedangkan untuk
menghasilkan permukaan yang berkilau pada kerangka logam digunakan
softbrush dengan polishing.
7. Setelah permukaan berkilau, sisa residu pada kerangka logam dibersihkan
dengan ultrasonic cleaner.
8. Selanjutnya kerangka logam siap dicoba pada model.

2. Pengertian, komposisi dan tipe/macam bahan abrasive

Pengertian :
Abrasi adalah suatu proses untuk pelepasan suatu bahan yang
dikenakan pada permukaan suatu bahan oleh bahan yang lain dengan

9
penggosokan, pencungkilan, pemahatan, pengasahan atau dengan caxra
mekanis lainnya secara berulang ulang oleh suatu gesekan (Anusavice, 2004).

Bahan abrasif merupakan bahan yang menyebabkan abrasi yang


digunakan untuk mengikis, mengasah atau menggosok. (Dorland, W. A.
2006. Kamus Kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta : EGC)

Komposisi :

Kieselguhr
dikomposisi dari siliceous dari tumbuhan air yaitu tanah diatom digunakan
untuk abrasif mild.
Pasta Abrasif
berisi alkumunium oksida atau partikel diamon. Memiliki beberapa
kekurangan speerti ketebalan dan membutuhkan pendingin yang cukup
banyak. (Joseph, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran Bandung,
2014)

Garnet: mineral-mineral yang terkandung adalah alumunium silikat cobalt,


besi, magnesiun dan mangan (OBrien, 2002).

No Bahan Abrasif Komposisi


1. Batu Arkansas Silica dengan quartz mikrokristal
2. Kapur CaCO3(Kalsium Karbonat)
3. Pasir Silica
4. Tripoli Silika
5. Kiesel guhr Sisa-sisa Silica
6. Oksida alumuniun Alumina (oksida sintetik dari
alumunium)
7. Intan/Diamond Karbon

10
8. Rouge Oksida dari besi
9. Pumis (batu apung dalam bentuk serbuk) Silika abu-abu muda
(Kenneth J. Annusavice, 2004)

Macam-macam Bahan Abrasif

Ada beberapa jenis bahan abrasifyang tersedia tetapi hanya yang


umum yang digunakan dalam kedokteran gigi. Abrasif alamiah
mencakup batu Arkansas, kapur, korundum, intan, akik, pumis
dll.Abrasif buatan pabrik adalah bahan disintesa yang umumnya lebih
disukai karena mempunyai sifat fisik yang lebih dapat ditebak
(Naibaho, 2004).

Bahan Abrasif Alami

Bahan Abrasif Alami menurut Anusavice tahun 2004 yaitu :

1. Batu Arkansas.
Batu Arkansas adalah batu endapan silika yang berwarna abu-abu
muda dan semi transluler yang ditambang di Arkansas.

2. Kapur.
Salah satu bentuk mineral dari calcite disebut kapur.Kapur adalah
abrasif putih yang terdiri atas kalsium karbonat.

3. Korundum.
Bentuk mineral dari oksida aluminium yang biasanya berwarna
putih.Sifat fisiknya lebih rendah daripada oksida alfa-aluminium,
yang sudah banyak menggantikan korundum dalam aplikasi dental.

11
4. Intan.
Intan adalah mineral tidak berwarna, transparan yang terdiri atas
karbon.Ini adalah senyawa yang paling keras.Intan disebut super
abrasif karena kemampuannya untuk mengasah substansi apapun.

5. Amril.
Abrasif ini berupa korundum berwarna hitam keabuan yang dibuat
dalam bentuk butiran halus.Amril digunakan khususnya dalam
bentuk disk abrasif dan tersedia dalam berbagai ukuran kekasaran.

6. Akik.
Istilah akik mencakup sejumlah bahan yang berbeda yang
mempunyai sifat fisik dan kristalin yang sama. Mineral ini adalah
silika dari aluminium, kobalt, besi, magnesium, dan mangan.

7. Pumis.
Aktivitas gunung berapi menghasilkan bahan silica berwarna abu-
abu muda.Digunakan terutama dalam bentuk pasir tetapi juga dapat
ditemukan pada abrasif karet.

12
Jenis Bahan Abrasif Buatan

Bahan Abrasif Buatan menurut Anusavice tahun 2004 yaitu :

1. Silikon karbid
Abrasif yang sangat keras dan merupakan abrasif sintetik yang
pertama kali dibuat. Silikon tersebut sangat keras dan
rapuh.Partikel-partikelnya tajam dan mudah pecah untuk
membentuk partikel baru yang tajam. Ini menghasilkan efesiensi
pemotongan yang sangat tinggi untuk berbagai bahan termasuk,
keramik, dan bahan plastik. Silikon karbid tersedia sebagai bahan
abrasif pada disk dan instrumen bonding vitraus serta karet.

2. Oksida Alumunium
Abrasif sintetik kedua yang dikembangkan sesudah silikon karbid.
Oksida aluminium sintetik ( alumina) dibuat berupa bubuk
berwarna putih. Dapat lebih keras daripada korundum (alumina
alami) karena kemurnianya. Oksida ini dipakai untuk oksida
bonding, abrasif berbentuk lapisan. White stone dibuat dari oksida

13
aliminium yang disintering untu merapikan email gigi, logam
campur, maupun bahan keramik.

3. Rouge
Oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan berwarna
merah dalam rouge, bahan ini dipadukan seperti tripoli, dengan
berbagai pengikat lunak menjadi bentuk bedak. Digunakan untuk
memoles logam campur mulia yang berkadar tinggi.

4. Oksida timah
Abrasif yang sangat halus ini digunakan sebagai bahan pemoles
untuk gigi dan restorasi logam di dalam mlut. Bahan ini dicampur
dengan air, alkohol, atau gliserin untuk membentuk pasta abrasif
ringan.

5. Abrasif intan sintetik

14
Intan buatan digunakan khusus sebagai bahan abrasif yang
memiliki lima kali tingkat abrasif dibandingkan intan alami.
Digunakan pada gergaji intan, bur intan(Anusavice, 2004).

Macam-MacamBahan Abrasif Berdasarkan Kegunaannya:

a. Bahan Abrasif Finishing


Merupakan bahan abrasif yang umumnya keras, kasar yang
digunakan pada permulaan untuk menghasilkan suatu
kontur/bentuk dari sebuah restorasi tau preparasi gigi dan untuk
membuang segala komponen permukaan yang tidak teratur.
Contoh : sand/pasir, carbides, zirconium silikat, emery.
b. Bahan Abrasif Polishing
Mempunyai ukuran partikel yang lebih halus dan bahan abrasi yang
digunakan umumnya kurang kekerasannya daripada bahan abrasi
yang digunakan untuk finishing. Bahan abrasi polishing ini digu
nakan untuk permukaan yang lebih halus yang telah diasah terlebih
dahulu oleh bahan abrasi finishing.
Contoh : aluminium oksid, garnet, pumice, kalsit, dll.
c. Bahan Abrasif Cleansing
Merupakan bahan yang halus dengan partikel yang berukuran kecil,
dan diharapkan mampu menghilangkan deposit-deposit halus yang
melekat di enamel atau pada suatu bahan restorasi.

15
Contoh : kaolin, kieselguhr (Naibaho, 2004)..
1. Berdasarkan Jenis dan Komposisi yang Dinilai Menurut Kekerasan
dan Ukuran dari Partikel Bahan Abrasif
a. Bahan Abrasif Keras
1. Diamond
2. Carbides : boron, tungsten, silikon
3. Oxide : aluminium, cornundum
b. Bahan Abrasif Sedang
1. Silikat : magnesium, pumice, tripoli
2. Zircates : zirconium silikat
3. Kieselguhr (Naibaho, 2004).

Berdasarkan bentuknya, abrasive dibedakan menjadi :

a. Abrasive paste

Yakni pasta yang biasanya berisi karbida silicon dan dipakai bagi
penggerindaan oklusal gigi. Contoh : kapur dan pumice.

b. Abrasive Strip

Berbentuk lembaran logam, kain/plastik yang dilapisi oleh suatu bahan


abrasive pada salah satu atau kedua sisinya. Dipakai untuk
memodifikasi dan memoles permukaan gigi atau restorasi. Contoh :
oksida alumunium untuk abrasive bonding, silica karbid, intan, dan
korundum.

c. Abrasive Wheel

Yaitu instrumen rotatif atau putar yang berbentuk roda dan berisi bahan
abasive yang tertanam dalam bahan dari karet dan digunakan bagi
pembentukan dan pemolesan suatu restorasi dan protesa. Contoh :
quartz, amril, intan dan pasir. (F.J Harty & R. Ogston. Kamus
Kedokteran Gigi)

16
3 Perbedaan alat dan bahan yang digunakan untuk menghaluskan dan
mengkilapkan basis gigi tiruan akrilik kasar dan alloy tuang kasar

Gold alloy

Bahan polish : tripoli, rouge atau bubuk pumice


Alat : rag wheels, stone wheel, dan rubber wheel

Acrylic resin

Bahan polish : bubuk pumice, tripoli, atau tin oxide


Alat : rag wheel
Impregnated rupper points dan cups
Digunakan secara berurutan seperti disk. Untuk jenis yang paling
kaar digunakan untuk mengurangi ekses-ekses yang besar
sedangkan yang halus untuk membuat permukaan menjadi halus
dan berkilau. Keuntungan dari penggunaan alat ini adalah dapat
membentuk permukaan yang diinginkan.
Finishing stips
Digunakan untuk mengcontur dan memolish permukaan proksimal
margin gingival untuk membuat kontak interproksimal.
(Manappallil, 2003):

Alat untuk finishing dan polishing: diamond dan carbide burs, berbagai tipe
dari flexible disks, abrasive impregnated rubber point dan cups, metal dan plastic
finishing strips dan pasta polishing (Manappalil, 2003)

1. Diamond dan rubber burs


Digunakan untuk menghaluskan ekses-ekses yang besar pada resin
komposit dan dapat digunakan membentuk anatomi pada permukaan
restorasi.

17
2. Disc
Digunakan untuk menghaluskan permukaan restorasi. Bagian yang abrasif
dari disc dapat mencapai bagian emrasure dan area interproksimal. Disk
terdiri dari beberapa jenis dari yang kasar sampai yang halus yang bisa
digunakan secara berurutan saat melakukan finishing dan polishing.

4. Proses pollishing

a. melakukan tahap finishing dengan merapikan basis akrilik


menggunakan straight hand piece dan fraser atau stone bur membentuk basis
sesuai outline dan membebaskan daerah mukosa bergerak tidak bergerak.
b. Tahap selanjutnya adalah meratakan permukaan lempeng akrilik
dengan menggunakan kertas gosok (amplas) hingga benar-benar halus.
Gunakan dari yang kasar terlebih dahulu kemudian diganti amplas yg lebih
halus. Kemudian dilakukan polishing. Pemolesan gigi tiruan
(polishing) bertujuan untuk menghaluskan dan mengkilapkan gigi tiruan
tanpamengubah konturnya. Pada tahap ini digunakan rag wheel (putih) dan
pumis halus untuk memoles tepi permukaan lingual dan palatal gigi tiruan.
Pada permukaan fasial yang masih kasar dapat digunakan brush wheel putih
dan bubuk pumis halus yang basah dengan tekanan dan putaran bur serendah

Finishing Dan Polishing Resin Akrilik


a. Finishing :
Pasang bur Arkansas di mini drill.
Kerjakan finishing pada resin akrilik, mata bur akan menggerus tonjolan atau
permukaan kasar pada resin akrilik.
Lakukan finishing dengan bur Arkansas hingga tidak ada lagi permukaan
kasar.
Setelah tidak ada permukaan kasar ataupun tonjolan, basahi ampelas halus
dengan air lalu perhalus lagi permukaan resin akrilik dengan ampelas halus
tersebut.
b. Polishing :

18
Setelah proses finishing, lakukan polishing untuk membuat resin akrilik
semakin halus dan mengkilat.
Tahap awal polishing adalah dengan menggunakan pumice (yang dicampur
dengan air). Pumice perbandingannya lebih banyak dari air. Poleskan pumice
pada permukaan mata brush atau dengan menggunakan mesin brush
Lakukan polishing secara perlahan, yaitu memoles area permukaan resin
akrilik hingga terlihat halus dan terasa halus ketika diraba.
Untuk membuat resin akr ilik menjadi mengkilat, gunakan kain wol atau kain
flannel yang sudah dibasahi air. Gosok permukaan resin akrilik dengan kain
tersebut (USU, 2012).
Proses Polishing mencakup beberapa proses :

1. Proses penyelesaian
Proses ini mengubah bahan dari bentuk kasar ke bentuk yang lebih rapi.
Hasil penyelesaiannya dapat berarti diperolehnya akhir atau diaplikasikannya
permukaan bahan tersebut. Proses penyelesaiannya biasa :
a. Menghilangkan bahan-bahan seperti noda permukaan dan ketidaksempurnaan
b. Bahan dibentuk ke bentuk ideal
c. Permukaan paling luar dari bahan dibuat ke bentuk yang diinginkan
instrumen putar, bilah bur karbid atau ujung batu karbid memindahkan
tekanan ke substrat.
2. Proses pemotongan
Proses ini biasanya mengacu pada penggunaan instrument berlebih atau
instrument apapun yang bentuknya seperti bilah. Substrat dapat terbelah menjadi
potongan besar yang terpisah karena aksi pemotongan. Bur tungsten karbid
dengan kecepatan tinggi mempunyai banyak bilah yang tersusun teratur, yang
menghilangkan potongan-potongan kecil substrat sewaktu bur berotasi.
3. Prosedur pengasahan
Dengan menghilangkan partikel-partikel kecil dari subtstrat melalui aksi
instrument abrasif (jenis bonding maupun pelapisan). Instrument pengasah
mengandung partikel abrasive yang tersusun acak. Contoh instrumen putar yang

19
dilapisi intan dapat beratus-ratu partikel yang tajam berjalan diatas gigi selama
setiap putaran instrument.

4. Proses pemolesan

Menghasilkan partikel yang paling halus, bekerja pada region permukaan


substrat yang sangat tipis, pemolesan menghasilkan goresan yang sangat halus
sehingga tidak terlihat kecuali sangat diperbesar. Permukaan yang dipoles dengan
baik secara anatomi halus tanpa kekasaran permukaan.
Contoh instrument poles adalah abrasif karet, disk dengan partikel halus
menghasilkan partikel yang paling halus. (Annusavice, 2004)

Faktor yang berpengaruh dalam Polishing di bidang kedokteran gigi


a. Kekerasan partikel abrasif; misalnya, diamond adalah bahan yang paling keras,
sedangkan batu apung, batu akik, dan lain-lain relatif lebih lunak
b. Bentuk partikel bahan abrasif; partikel yang mempunyai tepi tajam akan lebih
efisien daripada partikel yang bersudut tumpul.
c. Besar partikel bahan abrasif; partikel yang lebih besar sanggup menghasilkan
goresan yang lebih dalam.
d. Sifat-sifat mekanis bahan abrasif; bila bahan abrasif pecah, hendaknya dihasilkan
tepi baru yang tajam. Jadi kerapuhan suatu bahan abrasif dapat merupakan suatu
keberuntungan.
e. Kecepatan gerakan menggosok; gerakan partikel abrasif yang perlahan
menghasilkan goresan yang lebih dalam.
f. Tekanan yang diberikan sewaktu menggosok, tekanan yang terlalu besar dapat
membuat partikel abrasif pecah dan meningkatkan panas yang timbul karena
gesekan.
g. Sifat-sifat bahan yang hendak digosok; bahan yang rapuh dapat digosok dengan
cepat, sedangkan bahan yang lunak dan kenyal (misalnya, emas murni) akan
mengalir dan bukannya terasah oleh abrasif (Syafiar L, 2011).

20
BAB III
KESIMPULAN

1. Bahan abrasif merupakan bahan yang menyebabkan abrasi yang digunakan


untuk mengikis, mengasah atau menggosok
2. Ada beberapa jenis bahan abrasifyang tersedia tetapi hanya yang umum
yang digunakan dalam kedokteran gigi. Abrasif alamiah mencakup batu
Arkansas, kapur, korundum, intan, akik, pumis dll.Abrasif buatan pabrik
adalah bahan disintesa yang umumnya lebih disukai karena mempunyai
sifat fisik yang lebih dapat ditebak.
3. Alat untuk finishing dan polishing: diamond dan carbide burs, berbagai
tipe dari flexible disks, abrasive impregnated rubber point dan cups, metal
dan plastic finishing strips dan pasta polishing.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, 2003, Philips Dental Material 11th ed., Elsevier, USA, p: 247.

Dorland, W. A. 2006. Kamus Kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta : EGC

F.J Harty & R. Ogston. Kamus Kedokteran Gigi

Joseph, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran Bandung, 2014

Kristiana, D., dkk. 2015. Petunjuk Praktikum Ilmu Gigi Tiruan Pembuatan Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan.. Bagian Prostodonsia FKG UNEJ.

Manappallil, J.J. (ed.), 2003, Basic Dental Materials, 2nd ed., Jaypee Brothers,
New Delhi, pp. 55-64.

OBrien, James. A. and George M. Marakas(2002). Introduction to Information


Systems: Essential for E-Business Enterprise. 11th edition. Mc Graw
Hill.Boston

Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan Ajar
Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran gigi. 1st ed, Medan. USU Press,
2011: 239-44.

22

Anda mungkin juga menyukai