Polishing
Oleh Kelompok Tutorial VIII :
Tutor
Anggota
(Nim:151610101080)
(Nim:151610101081)
(Nim:151610101086)
Rizqi Apriliani
(Nim:151610101092)
Asmaradita N.
(Nim:151610101093)
(Nim:151610101094)
(Nim:151610101096)
Yolanda Eka P.
(Nim:151610101098)
Sita Amelia
(Nim:151610101099)
Alifia Wandansari
(Nim:151610101101)
(Nim:151610101103)
KATA PENGANTAR
rahmat dan
Tim Penyusun
STEP 1
STEP 3
1. Manfaat Polishing
a. Meningkatkan nilai estetika
b. Menambah kenyamanan pasien
c. Mencegah penempelan plak
d. Menghilangkan bagian yang kasar
e. Menjaga kesehatan rongga mulut
f. Mengurangi keausan gigi antagonisnya
g. Mengurangi resiko gangguan atau iritasi pada TMJ atau
jaringan lunak rongga mulut
h. Menghilangkan noda atau pewarnaan
i. Mengurangi resiko korosi dari bahan restorasi
2. Perbedaan Finishing dan Polishing
a. Finishing
:
Proses
menghilangkan
setelah
meningkatkan
proses
resiko
manipulasi
kerusakan
karena
bahan
restorasi
didasarkan
kromium oksida
pada
elektrolisis
5. Tahapan polishing
a. Resin akrilik
- Melakukan pemolesan hingga halus ketika diraba
yang diawali dengan pemolesan pumice.
- Mengkilapkan dengan kain flanel.
b. Alloy (rubber)
- Model alloy dipoles rubber warna merah
- Dilanjutkan dengan rubber warna hijau
6. Hasil polishing yang baik
Finishing
Polishing
Tujuan
Bahan
Keuntungan,
Kerugian Serta
Biokopabilitas
Bahan
Abrasif
Proses
Bentuk
Kompsisi
Faktor
Indikasi
STEP 5
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan:
1.
2.
3.
4.
5.
STEP 7
LO 1. Tujuan Finishing dan Polishing
Restorasi di dalam mulut diselesaikan sebelum dipasang di dalam RM untuk
mendapatkan tiga manfaat dari perawatan gigi :
1
Kesehatan mulut
alloy.
Korundum (Batu Putih) : Terbentuk dari aluminium oksida warna putih.
akrilik.
Garnet : Mineral berbentuk kristalin. Berisi silikat aluminium, cobalt, besi,
magnesium, dan mangan. Berwarna merah gelap. Berfungsi untuk grinding alloy
Merupakan salah satu bentuk mineral dari calcite. Kapur adalah abrasif putih yang
terdiri atas kalsium karbonat. digunakan sebagai pasta abrasif ringan untuk memoles
email gigi, lembaran emas, amalgam, dan bahan plastis (Mac Cabe, 2008).
Pumice
Merupakan bahan silika yang berwarna abu-abu muda yang dihasilkan dari aktivitas
gunung berapi. Digunakan terutama dalam bentuk pasir tetapi juga dapat ditemukan
pada abrasif karet. Kedua bentuk ini digunakan pada bahan plastik. Tepung pumis adalah
derivat batu volakanik yang sangat halus dari Italia dan digunakan untuk memoles email
gigi, lempeng emas, amalgam gigi, dan resin akrilik (Mac Cabe, 2008).
Kapur
Merupakan salah satu bentuk mineral dari calcite. Kapur adalah abrasif putih yang terdiri
atas kalsium karbonat. digunakan sebagai pasta abrasif ringan untuk memoles email gigi,
Cuttle
Cuttlefish, cuttle bone, atau cuttle adalah nama yang umum untuk abrasif ini. Merupakan
bubuk putih calcareus yang terbuat dari bagian dalam rumah kerang laut Mediterania dari
genus Sepia. Merupakan bubuk putih calcareus yang digunakan untuk prosedur abrasi
yang halus seperti memoles tepi logam dan restorasi amalgam gigi (Mac Cabe, 2008).
Aluminium oxide
Adalah abrasif sintetik kedua yang dikembangkan setelah silikon karbid. Aluminium
oxide berupa bubuk berwarna putih. Dapat lebih keras daripada korundum (alumina
alami) karena kemurniannya. Aluminium oxide banyak digunakan untuk merapikan email
gigi, logam campur, maupun bahan keramik. Emery yang merupakan suatu aluminium
oxide alam yang sering disebut corundum,aluminium oxide adalah bahan abrasive murni
dari berbentuk emery,garnet dibentuk dari sejumlah mineral digunakan pada polishing
gigi (Mac Cabe, 2008).
Amril.
Abrasif ini berupa korundum berwarna hitam keabuan yang dibuat dalam bentuk butiran
halus. Amril digunakan khususnya dalam bentuk disk abrasif dan tersedia dalam berbagai
ukuran kekasaran. Dapat digunakan untuk memoles logam campur atau bahan plastis
(Mac Cabe, 2008).
Quartz.
Bentuk quartz yang paling sering digunakan adalah yang sangat keras, tidak berwarna,
dan transparan. Ini adalah bentuk mineral yang sangat banyak dan tersebar luas. Partikelpartikel kristalin quatrz dilumatkan untuk membentuk partikel angular yang tajam yang
bermanfaat dalam membuat disk abrasif. Abrasif quartz digunakan terutama untuk
merapikan logam campur dan dapat digunakan untuk mengasah email gigi (Mac Cabe,
2008).
Tripoli.
Abrasif ini berasal dari endapan batu silika yang ringan dan rapuh. Berwarna putih, abuabu, pink, merah, atau kuning. Jenis yang berwarna abu-abu dan merah adalah yang
paling sering digunakan dalam kedokteran gigi. Batu ini digiling menjadi partikel yang
sangat halus dan dibentuk dengan pengikat lunak menjadi batang-batang senyawa
pemoles. Digunakan untuk memoles logam campur dan beberapa bahan plastik (Mac
Cabe, 2008).
Rouge.
Oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan berwarna merah dalam rouge. Bahan
ini dipadukan seperti tripoli, dengan berbagai pengikat lunak menjadi bentuk bedak.
Digunakan untuk memoles logam campur mulia yang berkadar tinggi (Mac Cabe, 2008).
Oksida Timah.
Abrasif yang sangat halus ini digunakan secara luas sebagai bahan pemoles untuk gigi
dan restorasi logam di dalam mulut. Bahan ini dicampur dengan air, alkohal, atau gliserin
untuk membentuk pasta abrasif ringan (Mac Cabe, 2008).
yaitu :
Batu Arkansas
Batu endapan silika warna abu-abu muda dan semitranslusen yg ditambang di
Arkansas. Mengandung quartz mikrokristal. Corak padat,keras, seragam. Potongan kecil
dicekatkan pd batang logam lalu ditruin keberbagai bentuk untuk mengasah email gigi
dan logam campur.
Pasir
Campuran partikel mineral kecil terutama silika. Berwarna warnisehingga punya
penampilan yg khas. Bentuk bulat atau angular.Diaplikasikan dengan tekanan udara untuk
menghilangkan bahan tanamdari logam campur pengecoran. Dapat dilapiskan pada disk
kertas untuk mengasah logam campur dan bahan plastik.
Pumis
Silika abu-abu muda. Dalam bentuk pasir atau abrasif karet. Untuk bahan plastik.
Bubuknya adalah derivat batu vulkanik yg sangat halus dariitalia dan digunakan memoles
email, lempeng emas, amalgam, dan resin akrilik.
dan mengkilat.
Tahap awal polishing adalah dengan menggunakan pumice (yang dicampur dengan air).
Pumice perbandingannya lebih banyak dari air. Poleskan pumice pada permukaan mata
10
11
b. Logam
1. Rapikan model kasar logam yang sudah jadi disesuaikan dengan ukuran yang
dikehendaki, kemudian dipulas. Pertama menggunakan arkansas stone sampai
permukaan model terlihat halus, dilanjutkan dengan rubber warna merah dan
terakhir dengan rubber warna hijau. Setelah permukaan logam terlihat halus dan
mengkilat potong sprue dengan menggunakan diamond disc kemudian bekas
potongan dirapikan dan dipulas.
2. Hasil maksimal adalah model logam dengan permukaan halus dan mengkilat,
tidak porus dan sesuai dengan ukuran.
LO 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Finishing Dan Polishing
1
Kekerasan
Semakin keras bahan abrasive maka semakin tinggi daya abrasi yang dihasilkan.
Penggunaan kekerasan bahan abrasive ini harus disesuaikan dengan bahan yang akan
diberi perlakuan dengan ketentuan bahan abrasive harus lebih keras dan index
kekerasannya tidak terlalu jauh dengan bahan yang akan diberi perlakuan
Ukuran
Semakin besar bahan abrasive maka goresan yang diberikan akan semakin dalam.
Penggunaan ukuran bahan abrasive ini sebaiknya disesuaikan dengan bagian-bagian
anatomi gigi yang tepat
Tekanan
Semakin tinggi tekanan semakin dalam goresan yang dihasilkan sehingga daya abrasi
tinggi.
Bentuk
12
Terdapat 2 bentuk bahan abrasive yaitu spherical dan irregular. Sperichal berbentuk
membulat yang menjadikannya memiliki daya abrasi yang lebih rendah dari bentuk
irregular yang berbentuk tidak beraturan/kasar.
5
Kecepatan
Kecepatan tinggi menyebabkan peningkatan suhu di sekitar perlakuan akibat besarnya
gaya gesek yang terjadi, hal inilah yang menyebabkan semakin tinggi kecepatan daya
abrasi semakin tinggi pula.
Waktu
Semakin lama waktu yang digunakan untuk prses abrasi maka semakin tinggi abrasi yang
terjadi.
Posisi
Khusunya untuk perlakuan di dalam rongga mulut, posisi gigi menentukan tingkat
kesulitan bahan abrasive dalam menjangkau bagian gigi utamanya bagian gigi posterior
13
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K. J. 2004. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10. Jakarta:
EGC.
Craig, R. G., OBrien, W. J., dan Powers, J. M. 2006. Dental Materials, Properties and
Manipulation. USA: Mosby.
Manappallil, J. J. 2003. Basic Dental Materials, second Edition. New Delhi: Jaypee Brothers.
Vanable, E. D. dan LoPresti, L. R. 2004. Using Dental Materials. New Jersey: Pearson.
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/23893/062ae53d56be71a06401d6ed7ff3
6339 (diakses tanggal 11 Mei 2016 pukul 21.08 WIB)
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125498-R23-DM-131%20Surveu%20bahanLiteratur.pdf (diakses tanggal 11 Mei 2016 pukul 21.34 WIB)