Ini
khususnya berlaku untuk bahan restorasi seperti keramik yang mengandung fase
yang lebih keras daripada email gigi dan dentin. Permukaan yang kasar
menyebabkan terjadinya tekanan kontak yang tinggi yang dapat menimbulkan
hilangnya kontak fungsional dan stabilisasi antara gigi-gigi. Akhirnya, kebutuhan
estetik dapat membuat dokter gigi menangani permukaan restorasi yang tampak
jelas dengan cara berbeda daripada permukaan yang sulit dijangkau. Walaupun
pemolesan yang mirip cermin diinginkan demi alasan di atas, jenis permukaan ini
mungkin secara estetik kurang baik karena tidak cocok dengan gigi-gigi di
sebelahnya bila berada di daerah yang mudah kelihatan seperti permukaan labial
dari gigi-gigi aterior atas. Meskipun demikian, permukaan ini tidak terkena tekanan
kontak yang tinggi dan mudah dibersihkan. Ciri dan corak anatomi yang samar
dapat ditambahkan pada daerah ini tanpa mempengaruhi kesehatan maupun fungsi
rongga mulut (Anusavice, 2003).
Ada beberapa jenis bahan abrasif yang tersedia tetapi hanya yang umum yang
digunakan dalam kedokteran gigi. Abrasif alamiah mencakup batu Arkansas, kapue,
korundum, intan, akik, pumis dll.Abrasif buatan pabrik adalah bahan disintesa yang
umumnya lebih disukai karena mempunyai sifat fisik yang lebih dapat ditebak.
1. Batu Arkansas.
Batu Arkansas adalah batu endapan silika yang berwarna abu-abu muda dan
semitransluler yang ditambang di Arkansas.
2. Kapur.
4
Salah satu bentuk mineral dari calcite disebut kapur. Kapur adalah abrasive putih
yang terdiri atas kalsium karbonat.
3. Korundum.
Bentuk mineral dari oksida aluminium yang biasanya berwarna putih. Sifat
fisiknya lebih rendah daripada oksida alfa-aluminium, yang sudah banyak
menggantikan korundum dalam aplikasi dental
4. Intan.
Intan adalah mineral tidak berwarna, transparan yang terdiri atas karbon.Ini
adalah senyawa yang paling keras.Intan disebut superabrasif karena
kemampuannya untuk mengasah substansi apapun.
5. Amril.
Abrasif ini berupa korundum berwarna hitam keabuan yang dibuat dalam bentuk
butiran halus. Amril digunakan khususnya dalam bentuk disk abrasif dan tersedia
dalam berbagai ukuran kekasaran
6. Akik.
Istilah akik mencakup sejumlah bahan yang berbeda yang mempunyai sifat fisik
dan kristalin yang sama. Mineral ini adalah silika dari aluminium, kobalt, besi,
magnesium, dan mangan.
7. Pumis.
5
1. Silikon karbid
Abrasif yang sangat keras dan merupakan abrasif sintetik yang pertama kali
dibuat. Silikon tersebut sangat keras dan rapuh. Partikel-partikelnya tajam dan
mudah pecah untuk membentuk partikel baru yang tajam. Ini menghasilkan
efesiensi pemotongan yang sangat tinggi untuk berbagai bahan termasuk,
keramik, dan bahan plastik. Silikon karbid tersedia sebagai bahan abrasif pada
disk dan instrumen bonding vitraus serta karet.
2. Oksida Alumunium
Abrasif sintetik kedua yang dikembangkan sesudah silikon karbid. Oksida
aluminium sintetik ( alumina) dibuat berupa bubuk berwarna putih. Dapat lebih
keras daripada korundum (alumina alami) karena kemurnianya. Oksida ini
dipakai untuk oksida bonding, abrasif berbentuk lapisan. White stone dibuat dari
oksida aliminium yang disintering untu merapikan email gigi, logam campur,
maupun bahan keramik.
3. Rouge
Oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan berwarna merah dalam rouge,
bahan ini dipadukan seperti tripoli, dengan berbagai pengikat lunak menjadi
bentuk bedak. Digunakan untuk memoles logam campur mulia yang berkadar
tinggi
4. Oksida timah
Abrasif yang sangat halus ini digunakan sebagai bahan pemoles untuk gigi dan
restorasi logam di dalam mlut. Bahan ini dicampur dengan air, alkohol, atau
gliserin untuk membentuk pasta abrasif ringan.
6
Aksi pada bahan abrasi pada dasarnya merupakan aksi pengasahan. Pada aksi
pengasahan struktur gigi dapat dilakukan dengan sebuah instrumen tangan atau
dengan sejumlah instrumen berputar, sebuah bur gigi dalam sebuah handpiece.
Sumbu bilah bor berkontak dengan gigi menekan permukaan dan memotong
beberapa struktur gigi. Selanjutnya bilah melakukan hal yang sama pada bagian gigi
berikutnya. Jika bilah tajam, permukaan bahan dibuang dengan lebih mudah dan
efisien, tetapi tetap dilakukan dengan hati-hati karena jika tidak akan dapat terjadi
penetrasi yang dalam dan besar. Pola dari pembuangan gigi berhubungan erat dalam
penyusunan bilah bur dengan gigi yang telah dipotong.
Beberapa hal yang di harapkan dari aksi pemotongan:
1. Jumlah faktor yang mempengaruhi tingkat pemotongan
Misalnya: kecepatan perjalanan bur menyilang permukaan gigi, kecepatan
rotasi bur, dan besarnya jumlah pemotongan.
2. Besarnya tekanan yang diberikan oleh bur pada gigi, seperti yang dilakukan
oleh operator, akan menjadi dasar pada besarnya pembuangan struktur gigi.
3. Desain dari bur atau bilah
Pada saat dental bur menjadi tumpul maka sudut ketajaman akan membualat
sehingga akan lama memotong secara efisien.
Dalam menggosok logam, struktur kristal dari permukaan dapat menjadi rusak.
Butiran-butiran yang tidak diharapkan dan tekanan yang kuat dapat terjadi, dan abrasi
yang berlebihan seperti ini tidak diinginkan. Namun tekanan yang terlalu kuat kadang
juga diharapkan karena dapat menyebabkan kekerasan superfisial dari permukaan
bertambah dan beberapa pecahan atau fraktur kristal dan partikel kemungkinan juga
masih tertinggal. Partikel yang kecil dan banyak tersebut disingkirkan dengan sabun
dan air.Tindakan pembersihan yang demikian itu selalu dilakukan sebelum
pemolesan.Pada gigi tiruan resin, abrasi yang terlalu keras dapat menimbulkan stres.
7
Proses abrasi disini dipengaruhi oleh penambahan fisik dan mekanis dari bahan
yang mengabrasi. Penambahan seperti kekerasan, kekuatan, kelenturan dan
penghantaran panas adalah penting. Panas yang dihasilkan dari karena abrasi
sebagian besar dapat mengurangi tekanan, tetapi bila terlalu panas dapat mengurangi
proses penekanan sehingga menyebabkan pelengkungan atau pembengkokan, dan
akhirnya terjadi pemuaian resin karena itu kadang-kadang dibutuhkan pendinginan,
misal:
1. Pada pengasahan jaringan gigi dengan kecepatan tinggi, dibutuhkan semprotan
air.
2. Dalam pengasahan bahan polimer harus dicegah timbulnya panas yang berlebih,
karena dapat menyebabkan lepasnya stres dan terjadi perubahan bentuk.
Selama dilakukannya prosedur abrasi, kemungkinan terjadi luka-luka pada
mukosa mulut akibat kekerasan mekanik dimana ada pemutusan kontinuitas membran
mukosa.
Dalam polishing, finishing, dan cleaning menggunakan bahan abrasif.
Permukaan yang tidak teratur akan dibuang dengan bahan abrasif yang lebih kasar
dan selanjutnya menggunakan bahan abrasif yang semakin halus menyesuaikan
dengan keteraturan permukaan yang diabrasi.
8
c. Besar partikel bahan abrasif
Partikel abrasif yang lebih besar akan mengabrasif permukaan lebih cepat
daripada partikel yang lebih kecil.
d. Sifat-sifat mekanis bahan abrasif
Bila bahan abrasif pecah, hendaknya dihasilkan tepi baru yang tajam. Jadi
kerapuhan suatu bahan abrasif dapat merupakan suatu keuntungan.
e. Kecepatan gerak menggosok
Gerakan partikel abrasif yang perlahan menghasilkan goresan yang lebih dalam.
f. Tekanan yang diberikan sewaktu menggosok
Lebih banyak tekanan yang diberikan maka goresan akan semakin dalam.
Tekanan yang terlalu besar dapat membuat partikel abrasif pecah dan
meningkatkan panas yang tImbul karena gesekan.
g. Sifat – sifat bahan yang akan digosok
Bahan yang rapuh dapat digosok dengan cepat, sedangkan bahan yang lunak
dan kenyal (misal, emas murni) akan mengalir dan bukannya terasah oleh bahan
abrasif.
2.1.6 Kelebihan dan kekurangan abrasif
kelebihan kekurangan
9
4. Risiko silikosis pernapasan
2.2.2 Fungsi
10
Bahannya harus bisa membersihkan dan memolish permukaan tanpa
menyebabkan efek samping. Penghalusan pertama dilakukan dengan alat
abrasif yang lebih kasar atau dapat pula dilakukan dengan alat bur. Pemilihan
alat abrasif yang lebih kasar pada proses penghalusan pertama dimaksudkan
untuk mempercepat pengikisan. Selanjutnya goresan-goresan yang masih
tersisa dihilangkan dengan menggunakan alat abrasif yang lebih halus.Semakin
halus alat abrasif, semakin kecil partikel yang dilepaskan atau dipotong dari
permukaan dan goresan yang dihasilkan lebih halus.Kunci dari kesuksesan
polishing dan finishing terdapat pada mengikuti prosedur penggunaan bahan
dan alat yang sesuai.
2.2.3 Aplikasi bahan abrasif dan polishing yang di aplikasikan untuk melicinkan resin
akrilik
Aplikasi dan Bahan Abrasif dan Polish pada Resin Akrilik menurut
Anusavice tahun 2004 yaitu :
1. Batu Arkansas
Batu endapan silika warna abu-abu muda dan semitranslusen yg
ditambang di Arkansas. Mengandung quartz mikrokristal. Corak
padat,keras, seragam. Potongan kecil dicekatkan pd batang logam lalu
ditruin keberbagai bentuk untuk mengasah email gigi dan logam campur.
2. Pasir
Campuran partikel mineral kecil terutama silika. Berwarna warni
sehingga punya penampilan yg khas. Bentuk bulat atau
angular.Diaplikasikan dengan tekanan udara untuk menghilangkan bahan
tanamdari logam campur pengecoran. Dapat dilapiskan pada disk kertas
untuk mengasah logam campur dan bahan plastik.
3. Pumis
Silika abu-abu muda. Dalam bentuk pasir atau abrasif karet. Untuk
bahan plastik. Bubuknya adalah derivat batu vulkanik yg sangat halus
11
dariitalia dan digunakan memoles email, lempeng emas, amalgam, dan
resin akrilik.
Ada 2 versi dalam apalikasi bahan abrasive dan polish
1. Kelebihan atau tonjolan akrilik dihilangkan dengan menggunakan
Arkansas stone yang telah dipasang pada mini drill. Kemudian,
permukaan akrilik bagian luar dihaluskan dengan Arkansas stone, lalu
diratakan dengan rempelas kasar dan halus. Permukaan akrilik bagian
dalam (fitting surface) yang menempel pada gusi pasien tidak boleh
dihaluskan karena akan mengakibatkan protesa longgar.Selanjutnya Vilt
cone dipasang pada minidrill, ambil pumice yang telah dicampur dengan
air, oleskan pada vilt cone dan digosokkan ke seluruh permukaan luar
resinakrilik. Setelah tampak halus, permukaan digosok dengan kain wol
atau flannel sampai terlihat mengkilat tinggi (hooglans) atau seperti
permukaan kaca (Tim Pengajar Teknologi Kedokteran Gigi, 2010).
2. Finishing Dan Polishing Resin Akrilik
a. Finishing :
1. Pasang bur Arkansas di mini drill.
2. Kerjakan finishing pada resin akrilik, mata bur akan
menggerus tonjolan atau permukaan kasar pada resin akrilik.
3. Lakukan finishing dengan bur Arkansas hingga tidak ada lagi
permukaan kasar.
4. Setelah tidak ada permukaan kasar ataupun tonjolan, basahi
ampelas halus dengan air lalu perhalus lagi permukaan resin
akrilik dengan ampelas halus tersebut.
b. Polishing :
1. Setelah proses finishing, lakukan polishing untuk membuat
resin akrilik semakin halus dan mengkilat.
2. Tahap awal polishing adalah dengan menggunakan pumice
(yang dicampur dengan air). Pumice perbandingannya lebih
12
banyak dari air. Poleskan pumice pada permukaan mata brush
atau dengan menggunakan mesin brush
3. Lakukan polishing secara perlahan, yaitu memoles area
permukaan resin akrilik hingga terlihat halus dan terasa halus
ketika diraba.
4. Untuk membuat resin akr ilik menjadi mengkilat, gunakan kain
wol atau kain flannel yang sudah dibasahi air. Gosok
permukaan resin akrilik dengan kain tersebut (USU, 2012).
2.2.4 Aplikasi bahan abrasif dan polishing yang di aplikasikan untuk melicinkan
tumpatan semen
Aplikasi dan Bahan Abrasif dan Polish pada Resin Komposit menurut
Anusavice 2004 yaitu :
1. Intan
Mineral tidak berwarna, transparan yang terdiri atas karbon.
Senyawa paling keras, disebut super abrasif karena dapat
mengasah substansi apapun. Digunakan pada bahan keramik
dan resin komposit
2. Abrasif intan sintetik
Digunakan khusus sebagai abrasif dan dibuat 5 kali lebih besar
dari tingkat abrasif intan alami. Digunakan pada gergaji intan,
roda, dan bur intan. Blok yang ditanami partikel intan
digunakan untuk mengasah jenis abrasi yang lain. Pasta
pemoles intan juga dibuat dari partikel yang diameternya lebih
kecil dari 5 um dan digunakan untuk memoles bahan keramik.
Abrasive intan sintetik digunakan terutama untuk struktur gigi,
bahan keramik, dan bahan resin komposit.
3. Instrument Poles : abrasif karet, disk dengan partikel halus atau
amplas, dan pasta poles dengan partikel halus.
Ada 2 versi dalam apalikasi bahan abrasive dan polish.
13
1. Finishing Dan Polishing Resin Komposit
Finishing dapat dilakukan 5 menit setelah dicuring. Finishing
dilakukan dengan menggunakan pisau atau diamond stone.
Finishing yang terakhir dapat dilakukan dengan mengunakan
karet abrasif atau rubber cup dan disertai pasta pemolis atau
disk aluminium oksida.
2. Finishing Dan Polishing Composite
Finishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan
restorasi. Sedangkan polishing digunakan untuk membuat
permukaan restorasi mengkilat. Finishing dapat dilakukan
segera setelah komposit aktivasi sinar telahmengalami
polimerisaasi atau sekitar 3 menit setelah pengerasan awal.
Alat-alat yang biasa digunakan antara lain :
1. Alat untuk shaping : sharp amalgam carvers dan scalpel blades,
seperti 12 atau12b atau specific resin carving instrument yang
terbuat dari carbide, anodized aluminium, atau nikel titanium.
2. Alat untuk finishing dan polishing : diamond dan carbide burs,
berbagai tipe dari flexibe disks, abrasive impregnated rubber
point dan cups, metal dan plastic finishing strips, dan pasta
polishing.
a. Diamond dan carbide burs
Digunakan untuk menghaluskan ekses-ekses yang besar pada
resin komposit dan dapat digunakan untuk membentuk anatomi
pada permukaan restorasi.
b. Discs
Digunakan untuk menghaluskan permukaan restorasi.Bagian
yang abrasive dari disk dapat mencapai bagian embrasure dan
area interproksimal.Disk terdiri dari beberapa jenis dari yang
14
kasar sampai yang halus yang bisa digunakan secara berurutan
saat melakukan finishing dan polishing.
c. Impregnated rubber points dan cups
Digunakan secara berurutan seperti disk.Untuk jenis yang
paling kasar digunakan untuk mengurangi ekses-ekses yang
yang besar sedangkan yang halus efektif untuk membuat
permukaan menjadi halus dan berkilau. Keuntungan yang
utama dari penggunaan alat ini adalah dapat membuat
permukaan yang terdapat ekses membentuk groove,
membentuk bentuk permukaan yang diinginkan serta
membentuk permukaan yang konkaf pada lingual gigi anterior.
d. Finishing stips
Digunakan untuk mengcontur dan memolish permukaan
proksimal margin gingival untuk membuat kontak
interproksimal. Tersedia dalam bentuk metal dan plastik. Untuk
metal biasa digunakan untuk mengurangi ekses yang besar
namun dalam menggunakan alat ini kita harus berhati-hati
karena jika tidak dapat memotong enamel, cementum, dan
dentin. Sedangkan plastic strips dapat digunakan untuk
finishing dan polishing. Juga tersedia dalam beberapa jenis dari
yang kasar sampai halus yang dapat digunakan secara
berurutan.
Prosedur finishing dan polishing resin komposit:
1. Sharp-edge hand instrument digunakan untuk menghilangkan
ekses-ekses di area proksimal, dan margin gingival dan untuk
membentuk permukaan proksimal dari resin komposit.
2. 12b scalpel blade digunakan untuk menghilangkan flash dari resin
komposit pada aspek distal
15
3. Alumunium oxide disk digunakan untuk membentu kontur dan
untuk polishing permukaan proksimal dari restorasi resin
komposit.
4. Finishing diamond digunakan untuk membentuk anatomi oklusal
5. Impregnated rubber points dengan aluminium oxide digunakan
untuk menghaluskan permukaan oklusal restorasi
6. Aluminum oxide finishing strips untuk conturing atau finishing
atau polishing permukaan proksimal untuk membuat kontak
proksimal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Untuk membuat contur yang baik, kita harus menyesuaikan
bentuk restorasi sesuai dengan anatomi gigi yang benar dan tepat
agar diperoleh hasil yang maksimal.
2. Kita harus berhati-hati dan senantiasa memperhatikan hal-hal
seperti tactil, kontak dengan gigi di samping nya, serta kontak
oklusal dengan gigi antagonisnya.
2.2.5 Aplikasi bahan abrasif dan polishing yang di aplikasikan untuk melicinkan
tumpatan semen
2.3 Klasifikasi :
Tipe I (konvensional) sebagai bahan perekat restorasi. Tipe II
sebagai bahan restorasi
Ada 4 macam : Ionomer Kaca konvensional, Ionomer Kaca hybrid,
Kaca tricure Ionomer, Kaca metal
Komposisi :
Liquid : Terdapat cairan asam tartaric yang dapat meningkatkan
stabilitas material, poliakrilik acid.
16
Powder : Kaca kalsium fluoro aluminosilikat yang larut dalam asam
(poliakrilik acid).
2.4 Manipulasi :
Ada 2 Mekanis : Menggunakan amalgamator Manual : Ada 3 cara
(sircular motion , figure eight, fold and press motion) Menggunakan
alat (semen spatel untuk mengaduk), plastis instrument (untuk
memasukkan ke dalam cavitas) Powder :Liquid = 1,3 : 1 atau sesuai
anjuran pabrik Pencampurannya hingga tampak glossy (mengkilat)
tidak boleh hingga buram.
1. Tekstur permukaan yang halus yang akan memantulkan cahaya dengan cara
yang sama pada enamel gigi yang berdekatan
17
2. Kontur atau bentuk suatu restorasi secara psikologi cocok untuk menyangga
jaringan
3. Hubungan oklusal yang memperkecil penggunaan stress dalam semua fungsi
pergerakan mandibula
4. Ketepatan batas adaptasi dan resin pada batas cavosurface
5. Bentuk umum yang serasi dengan bentuk gigi sehingga meningkatkan estetis
1. Alat-alat polis harus di bersihkan dari semua partikel abrasif yang lebih besar
2. Bahan yang digunakan merupakan tingkatan yang paling halus dan juga
sangat efektif dari pumice
1. Disk carborundum
2. Brush
18
3. Stone
4. Rubber cup (Naibaho, 2004)
Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap
sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi
berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies,
membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau
mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva.
(Ramadhani, 2010).
Adapun fungsi lain pasta gigi
1. Fungsi Kosmetik
Menyingkirkan materi alba, plak, sisa makanan dan pewarnaan pada
permukaan gigi serta untuk penyegaran pernafasan.
19
2. Fungsi Therapeutik
Dengan pemakaian obat-oabatan dalam pasta gigi hasil nya terlihat dalam
pengurangan plak, kalkulus, karies dan penyakit gingiva. Adapun pasta gigi
therapeutik dibagi dalam dua kelompok yaitu pasta gigi therapeutik yang
tidak mengandung fluor seperti pasta gigi yang mengandung klorofil,
antibiotik ammonium dan enzim hibitor dan pasta gigi therapeutik yang
mengandung fluor untuk mencegah terjadinya karies gigi seperti :
a. Sodium fluoride 0,22%
b. Stannous fluoride 0,4%
c. Monofloro phospatase 0,76% (Syamsdfuni, 2006).
20
Berfungsi untuk membantu aksi agen polishing dengan membasahi gigi
dan partikel makanan yang tertinggal di gigi juga berfungsi untuk
mengemulsikan mukus (lendir). Jumlah deterjen yang digunakan bervariasi
antara 1.5 – 5 % dari total berat pasta gigi. Bahan deterjen yang paling sering
digunakan adalah : sodium lauril sulfat dan magnesium lauril sulfat. Berfungsi
untuk membantu aksi agen dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang
tertinggal di gigi juga berfungsi untuk mengemulsikan lemak.Jumlah deterjen
yang digunakan bervariasi antara 1.5 – 5 % dari total berat pasta gigi. Bahan
deterjen yang paling sering digunakan adalah : sodium lauril sulfat dan
magnesium lauril sulfat (Syamsuni, 2006).
4. Agen Pengikat
Agen ini sangat esensial untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan
pasta. Yang lazim digunakan adalah:
- Pati (Starch)
- Gum tragacanth.
- Sodium alginat (Manucol SA).
- Modified Irish Moss (Sangat bagus dan menjadikan pasta sangat stabil).
- Sintetik seperti : Propilen glukol (Syamsuni, 2006).
5. Pemanis
Untuk memberikan rasa manis pada pasta. Yang sering digunakan adalah
sakarin dengan konsentrasi antara 0.1 – 1.3 %.Gula juga dapat digunakan
namun sayangnya cenderung mengkristal (Syamsuni, 2006).
6. Flavour(Pemberi rasa)
21
Untuk memberikan aroma atau rasa pada pasta dan menghindarkan
terjadinya rasa eneg atau mual.Selain itu juga untuk menambah kesegaran
pasta.Yang sering digunakan adalah minyak peppermint (Syamsuni, 2006).
7. Pengawet
Bahan pengawet haruslah bersifat non toksik dan berfungsi untuk
menjaga struktur fisik, kimiawi dan biologi pasta.Misalnya adalah sodium
benzoat atau sodium hidroxibenzoat (Syamsuni, 2006).
8. Bahan abrasif
Komponen bahan abrasif pada pasta dan pasta gigi berbentuk gel adalah
50-75% lebih rendah dari bubuk. Oleh karena itu, bubuk lebih jarang
digunakan dan digunakan dengan lebih hati-hati oleh pasien (khususnya bila
sementum dan dentin terbuka) untuk menghindari terabrasinya dentin dan
sensitivitas pulpa.
Definisi Abrasif
Daya Abrasi
22
disukai untuk mengevaluasi daya abrasi pembersih gigi adalah
menggunakan potongan dentin yang sudah diradiasi dan di sikat selama
beberapa menit dengan bahan pembersih yang diuji dan bahan pembersih
acuan.
9. Baking soda
Baking soda atau natrium bikarbonat adalah kristal putih halus yang tidak
berbau, bersifat abrasif dan alkalis. Penggunaan baking soda pada pasta gigi
karena mampu menyerap bau, dan juga mempunyai sifat antibakteri dengan
cara membentuk air dan oksigen yang dapat melepaskan perlekatan bakteri
plak. baking soda dalam pasta gigi akan terhidrolisa menghasilkan basa yang
dapat menetralisir asam dalam mulut (Syamsuni, 2006).
10. Fluor
Secara detail, fluor merupakan salah satu bahan pasta gigi berfungsi
memberikan efek deterjen sebagai satu dari tiga bahan utamanya disamping
bahan abrasi sebagai pembersih mekanik permukaan gigi dan pemberi rasa
segar pada mulut (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
Penambahan fluor pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan cara
membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk
memproduksi asam. Jenis fluor yang terdapat dalam pasta gigi adalah stannous
fluoride, Sodium fluoride dan sodium monofluorofosfat. Stannous fluoride
atau tin fluor merupakan fluor yang pertama ditambahkan dalam pasta gigi
yang digunakan secara bersamaan dengan bahan abrasif (kalsium fosfat). Fluor
ini bersifat antibakterial namun kelemahannya dapat membuat stein abu-abu
23
pada gigi. Sodium fluoride atau NaF merupakan fluor yang paling sering
ditambahkan dalam pasta gigi, tapi tidak dapat digunakan bersamaan dengan
bahan abrasif (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
a. Manfaat flour
Pra Erupsi
1. Selama pembentukan gigi, fluor melindungi enamel dari
pengurangan sejumlah matriksyang dibentuk
2. Pembentukan enamel yang lebih baik dengan kristal yang lebih
resisten terhadap asam
3. Pemberian yang optimal, kristal lebih besar, kandungan karbonat
lebih rendah kelarutan terhadap asam berkurang
4. Pengurangan jumlah dan ukuran daerah yang menyebabkan
akumulasi makanan dan plak (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
Setelah Erupsi
Fluoroapatit menurunkan kelarutan enamel dalam asam
Fluoroapatit lebih padat dan membentuk kristal sedangdaerah
permukaan yang bereaksi dengan asam lebihsedikit
Pembentukan kalsium fluorida pada permukaan kristal (lapisan
pelindung karena sedikit larutdalam asam)
Fluor menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. Kristal
apatit dg karbonat rendah lebih stabil dan kurang larut
dibanding karbonat tinggi
Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan
terhadap enzim yang terlibat dalam pembentukan asam serta
pengangkutan dan penyimpanan glukosa dalam streptokokus
oral dan juga membatasipenyediaan bahan cadangan untuk
pembuatan asam dalam sintesa polisakarida (Herdiyati dan
Sasmita, 2010).
24
b. Penggunaan Fluor secara Topikal
Tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi darikaries,
fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang
dapatmemfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit
pada enamel menjadi fluor apatityang lebih stabil dan lebih tahan
terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia: Ca10(PO4)6(OH)2+F
→Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam
sehingga dapat menghambatproses demineralisasi dan meningkatkan
remineralisasi (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit
dengan cara penempatanmineral anorganik pada permukaan gigi yang
telah kehilangan mineral tersebut. Demineralisasi adalah proses
pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yangterutama disusun oleh
mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH
plaksampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan
asam (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan
sejak lama dan telah terbuktimenghambat pembentukan asam dan
pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkanpeningkatan yang
signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies
(Herdiyati dan Sasmita, 2010).
Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi,
dilakukan dengan beberapa cara:
1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor
Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan
langsung fluorpada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu
dibiarkan kering selama 5 menit, dan selama 1 jam tidak boleh
makan, minum atau berkumur.
2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor.
25
3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor (Herdiyati dan
Sasmita, 2010).
Pasta gigi yang beredar dipasaran umumnya mengandung fluor dalam bentuk
Natrium fluoride (NaF), Stanium Fluoride (SnF) dan Sodium
monofluorofosfat (NaMNF). Pasta gigi fluoride efektif dalam mencegah dan
mengendalikan karies gigi. Fluor dapat menghambat demineralisasi enamel
dan meningkatkan remineralisasi. Flour sangat berperan penting terhadap
peningkatan kesehatan gigi.
26
membentuk plak. Anti mikroba ini terabsorbsi ke permukaan oral tetapi tidak
menimbulkan stein.
27
5. Pasta gigi herbal merupakan pasta gigi yang mengandung bahan-bahan alami
pilihan. Penelitian klinis tentang pasta gigi yang mengandung herbal telah
banyak dilakukan oleh para ahli.
28
5.5.7 Kelebihan dan kekurangan pasta gigi
a. Kekurangan pasta gigi
1. Pemakaian satu macam pasta gigi dalam waktu lama.
2. Pemutihan gigi juga tidak bersifat permanen.
b. Kelebihan pasta gigi
1. Memiliki beragai macam rasa
2. Menyehatkan gigi,
3. Membersihkan gigi dari plak, jamur , karang gigi, dan juga karies .
4. Memutihkan gigi
5. Memberikan rasa segar pada mulut.
5.6 Fluor
5.6.1 Pengertian fluor
Fluor adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang F
dan nomor atom 9.Namanya berasal dari bahasa Latin fluere, berarti "mengalir".
Fluor merupakan gashalogen univalen beracun berwarna kuning-hijau yang
paling reaktif secara kimia dan elektronegatif dari seluruh unsur.Dalam bentuk
murninya dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah
begitu berhubungan dengan kulit (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
Secara detail, fluor merupakan salah satu bahan pasta gigi berfungsi memberikan
efek deterjen sebagai satu dari tiga bahan utamanya disamping bahan abrasi
sebagai pembersih mekanik permukaan gigi dan pemberi rasa segar pada mulut
(Herdiyati dan Sasmita, 2010).
Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap
sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi
berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies,
29
membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau
mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gingiva.
(Ramadhani, 2010).
Adapun fungsi lain pasta gigi
1. Fungsi Kosmetik
Menyingkirkan materi alba, plak, sisa makanan dan pewarnaan pada
permukaan gigi serta untuk penyegaran pernafasan.
2. Fungsi Therapeutik
Dengan pemakaian obat-oabatan dalam pasta gigi hasil nya terlihat dalam
pengurangan plak, kalkulus, karies dan penyakit gingiva. Adapun pasta gigi
therapeutik dibagi dalam dua kelompok yaitu pasta gigi therapeutik yang
tidak mengandung fluor seperti pasta gigi yang mengandung klorofil,
antibiotik ammonium dan enzim hibitor dan pasta gigi therapeutik yang
mengandung fluor untuk mencegah terjadinya karies gigi seperti :
a. Sodium fluoride 0,22%
b. Stannous fluoride 0,4%
c. Monofloro phospatase 0,76% (Syamsdfuni, 2006).
Penambahan fluor pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan cara
membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk
memproduksi asam. Adapun macam- macam fluor yang terdapat dalam pasta
gigi adalah sebagai berikut:
1. Stannous fluor
Tin fluor merupakan fluor yang pertama ditambahkan dalam pasta gigi
yang digunakan secara bersamaan dengan bahan abrasif (kalsium
fosfat).Fluor ini bersifat antibakterial namun kelemahanya dapat
membuat stein abu-abu pada gigi (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
30
2. Sodium fluoride
NaF merupakan fluor yang paling sering ditambahkan dalam pasta gigi,
tapi tidak dapat digunakan bersamaan dengan bahan abrasif (Herdiyati
dan Sasmita, 2010).
3. Sodium monofluorofosfat (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
31
Kelebihan dan kekurangan terapi flour
Fluor adalah Elemen yang mutlak diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi.
Menurut Djuita . Fluor adalah salah satu mineral esensial pembentukan gigi dan
tulang, Fluor mempunyai sifat anti bakteri sehingga dapat menghambat terbentuknya
enzim.
Terapi fluor dalam rongga mulut adalah sebuah mekanisme perlindungan melalui
aplikasi fluor dengan cara topikal (pengolesan) atau sistemik (menyeluruh) yang
berfungsi mencegah terjadinya lubang gigi (karies). Kebanyakan terapi fluor dalam
bentuk pemolesan kepada gigi melalui gel, pernis, pasta gigi/tapal gigi, atau obat
kumur. Cara aplikasi sistemik melalui penggunaan suplemen fluor melalui air,
garam, tablet, atau obat tetes yang dikonsumsi.
Indikasi :
Munculnya banyak bintik putih pada gigi.
Pasien dengan resiko tinggi atau telah mengidap karies yang ganas dan luas.
Pasien dengan perawatan orthodontik (kawat gigi).
Untuk perlindungan gigi anak-anak.
Untuk gigi sensitif.
32
Melindungi permukaan akar.
Keuntungan :
Fluor merangsang terjadinya remineralisasi (pembentukan kembali zat mineral
penyusun email) dalam rongga mulut
Fluor memperkokoh susunan email gigi dengan pembentukan fluorapatite, sehingga
gigi lebih tahan terhadap invasi bakteri mulut
Fluor dapat menghambat pembentukan asam bakteri pada gigi.
Konsumsi berlebihan sampai batas 45 mililiter larutan fluor 2 % dapat menyebabkan
kematian.
Terjadinya dental fluorosis. Tetapi dengan menghindari pemaparan yang terlalu lama
dan sigap dalam pembilasan akhir(kumur-kumur) dapat mencegah terjadinya dental
fluorosis.
B. Kontraindikasi
1. pasien anak dengan resiko karies rendah
2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor
3. ada kavitas besar yang terbuka
33
Fluor pada orang hamil (Rasinta, 2013) :
Pada anak yang lahir didaerah yang kadar fluornya tinggi, kadar fluor yang
terlalu tinggi akan menyebabkan gangguan pada tulang, juga gangguan mineralisasi
pada pembentukan gigi.
5.6.6 Fluorosis
Fluorosis gigi adalah kerusakan enamel secara kualitatif yang merupakan hasil dari
peningkatan konsentrasi fluor selama pembentukan gigi yang dapat menyebabkan perubahan
warna pada gigi.
Tanda-tanda paling awal dari fluorosis gigi adalah adanya suatu garis putih yang
berjalan menyilang di permukaan gigi atau di enamel permukaan,tetapi tidak
mencakup lebih dari 25% permukaan gigi. Garis ini paling mudah terlihat pada
bagian insisal yang tidak ada dentinnya atau hanya selapis tipis di bawah enamel.
Pada beberapa kasus bisa juga terjadi fenomena snow cap dimana puncak cusp,
insisal edge dan marginal Bridge terlihat berwarna opak putih dan tidak lebih dari 1-2
34
mm, yang sering dimasukkan dalam kelompok ini adalah gigi premolar atau molar
kedua yang menunjukkan adanya opasitas pada puncak cusp.
Mild (ringan)
Pada gigi yang terserang fluorosis gigi sedikit lebih parah dari sebelumnya (bentuk
ringan), nampak garis putih yang lebih luas dan lebih menonjol tetapi tidak sana-sini,
sehingga menimbulkan gambaran bercak-bercak kecil, tidak teratur dan permukaan
gigi nampak suram seperti berkabut.
Moderate (sedang)
Keparahan fluorosis pada tingkat ini ditandai dengan daerah opak yang tidak teratur
berfusi sampai ke seluruh permukaan gigi sehingga gigi nampak putih seperti kapur
(chalky white). Setelah gigi erupsi ke dalam mulut, gigi ini menunjukkan kerusakan
pada permukaannya sehingga apabila daerah yang putih dan porus tersebut di probe
dengan kuat, maka sebagian dari enamel itu akan terlepas.
Severe (berat)
Pada tingkat keparahan fluorosis gigi yang berat atau parah, seluruh permukaan gigi
nampak opak dan menunjukkan hipoplasia yang sangat jelas atau lepasnya
permukaan enamel terluar yang mengakibatkan terbentuknya pit-pit atau bercak-
bercak pada permukaan. Daerah yang sering terjadi adalah di tengah insisal atau
oklusal gigi. Gigi yang mengalami fluorosis yang parah juga bisa menunjukkan
hilangnya hampir seluruh enamel permukaan sehingga bentuk gigi sangat berubah.
Bagian dari gigi dimana permukaan enamelnya telah hilang, sering berwarna cokelat
tua sebagai akibat dari stain yang terserap. Pewarnaan cokelat ini menyebar dan pada
gigi sering terjadi kerusakan seperti karatan.
35