Anda di halaman 1dari 13

Disusun Oleh :

ABRASIVE
Kelompok VIII
Pararel A

Monita Nanda K (1631010002)


Alvin Hariyanto (1631010019)
Luluk Nofitasari (1631010034)
Thareq Muhammad F (1631010037)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAWA TIMUR
2017
SEJARAH ABRASIVE

Penggunaan bahan abrasif sudah dimulai sejak jaman prasejarah. Ketika itu, alat-alat dan senjata dari batu
dibuat dengan pengasahnya pada batu yang lebih keras. Dalam sejarah selanjutnya, para pandai besi
menggunakan bebatuan yang dibentuk menajadi gerinda atau balok untuk mengasah parang, pisau, kapak, dan
peralatan dari kayu. Barang abrasive berupa bubuk juga sudah digunakan oleh orang Mesir kuno untuk
memperhalus sebagian barang kerajinan.
Sampai pada Abad ke19, bahan-bahan abrasive batu itu masih memegang perana yang sangat dalam
industri manusia. Selanjutnya mulai banyak digunakan bahan abrsive logam yang lebih keras dan mempunyai
daya penghalus yang tinggi.
Pada abad ke 20 berbagai bahan sintetik telah dibuat. Bahan abrasive sintetik mempunyai sifat abrasi
yanglebih baik dan lebih seragam. Bahan sintetik itu antara lain silikon karbida (dipasarkan sebagai
carborundum, crystalon, dan carbolon), intan sintetik, boron karbida, dan alumunium oksida buatan.
DEFINISI ABRASIVE

Abrasive merupakan bahan alami atau sintetik yang relatif keras untuk
mengasah atau menggosok bahan lain yang lebih lunak dan mengakibatkan
bagian dari benda kerja semakin pudar.
Abrasive merupakan bahan yang digunakan untuk menghaluskan
permukaan benda lain dengan cara menggosokan bahan abrasive
kepermukaan yang akan dihaluskan sehingga terjadi pengikisan.
ABRASIVE

Bahan yang digunakan abrasive adalah mineral keras dan batu sintetis, beberapa
diantaranya secara kimia dan fisika
Contoh dari abrasive : Gerinda, kikir, amplas, krem poles, serta balok asah adalah
bahan abrasive
Gerinda dan kikir digunakan untuk menciptakan komponen mesin yang
memerlukan ketelitian tinggi untuk memperhalus bagian yang kasar. Amplas
sdigunakan oleh tukang besi dan tukang kayu untuk menghaluskan permukaan
benda yang akan di cat. Krem poles dapat membuat permukaan sangat halus dan
mengkilap.
Pada dunia industri, bahan abrasive mula-mula dibuat bubuk kemudian dicampur
dengan cairan atau pasta untuk dibentuk menjadi batangan, gerinda putar, atau
piringan. Bubuk abrasif juga dapat ditempelkan pada permukaan kertas atau kain
dengan bahan perekat, menjadi amplas.
Jenis-Jenis Bahan Pembuatan Abrasive

1. Alumunium Oxide

Alumunium Oxide merupakan jenis


yang paling banyak digunakan sebagai
bahan pembuatan roda/ batu gerinda. Bahan
ini dipergunakan untuk menggerinda benda
yang mempunyai tegangan tarik tinggi.
Misalnya baja carbon dan baja paduan.
Alumunium Oxide berasal dari bauksit
2.Silicon Carbida

Silicon carbida merupakan bahan yang sangat keras,


kekerasannya mendekati intan. Digunakan untuk menggerinda
benda kerja bertegangan tarik rendah. Misalnya, besi tuang
kelabu, grafit, aluminium, kuningan, dan carbida. Silicon
Carbida diproses dengan cara pemanasan sillicone dan baron
pada temperatur tinggi sehingga dapat bersatu dengan carbon.

3. Intan
Intan adalah bahan asah yang sangat keras, digunakan untuk
menggerinda benda kerja dengan kekerasan sangat tinggi.
Contohnya carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer,
batu permata.
4. Boron nitride
Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja yang sangat keras. Kristal
bahan ini berbentuk kubus. Contoh: baja perkakas dengan kekerasan di atas 65
HRC, karbida.

5. Arkansas
Batu arkansas adalah batu endapan silika yang berwarna abu-abu muda dan semi
translusen yang ditambang di Arkansas. Mengandung quartz mikrokristal dan
mempunyai corak yang padat, keras, serta seragam. 17 Potongan kecil dari mineral
ini dicekatkan pada batang logam dan ditruing ke berbagai bentuk untuk mengasah
email gigi dan logam campur.
6. Chalk
Chalk Salah satu bentuk mineral dari calcite disebut kapur. Kapur adalah abrasif putih yang terdiri
atas kalsium karbonat. Digunakan sebagai pasta abrasif ringan untuk memoles email gigi, lembaran
emas, amalgam, dan bahan plastis.

7.Corondum
Corundum Bentuk mineral dari oksida alumunium yang biasanya berwarna putih.
Sifatnya lebih rendah daripada oksida alfa-alumunium. Digunakan untuk
mengasah logam campur dan paling umum digunakan pada instrumen yang
disebut white stone.

8. Emery
Emery Mengandung bahan utama aluminium oksida
Bahan lain yang terkandung adalah magnetite, hematite,
magnesia, titania, silika Digunakan dalam cakram abrasif dalam
berbagai ukuran untuk menyelesaikan restorasi logam atau
protesa akrilik.
9. Garnet
Garnet Merupakan bahan abrasif keras sehingga digunakan untuk menggerinda bahan logam maupun plastik
(akrilik) Termasuk kelompok mineral silikat Tersedia dalam bentuk ampelas maupun cakram.

10. Purnice
Purnice Berasal dari batu vulkanik mengandung silika 60-70% Bubuk pumice merupakan
bahan abrasif untuk memoles material halus Aksi abrasi meningkat sesuai dengan ukuran
partikelnya, tapi mudah rusak jika digunakan untuk memoles material keras Merupakan
bahan abrasif pilihan untuk memoles akrilik dan logam emas
Kekerasan

Kecepatan
Ukuran

FAKTOR_FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ABRASIVE

Bentuk Pelumas

Tekanan
Kekerasan
Untuk mendapatkan abrasi maksimal maka partikel abrasif harus lebih keras dibandingkan permukaan yang akan diabrasi. Bahan abrasif biasanya terbuat dari bahan yang
sangat keras.

Ukuran
Semakin besar partikel abrasif maka goresan yang ditimbulkan juga semakin dalam. Semakin dalam goresan maka sejumlah besar permukaan bahan akan hilang.

Bentuk
Bentuk partikel dapat berupa spherical ataupun irreguler. Bentuk irreguler dipahami dapat lebih meningkatkan abrasi dibandingkan bentuk spherical, karena tepi bentuk
irreguler cenderung untuk menggerus permukaan dibandingkan bentuk bulat yang hanya berputar pada permukaan bahan. Oleh karena itu bentuk spherical kurang
mengabrasi dibandingkan bentuk irreguler.

Tekanan
Tekanan yang berlebih pada saat finishing dan poles akan meningkatkan abrasi pada permukaan restorasi/material. Hal ini juga dapat meningkatkan suhu material yang
dipoles.

Kecepatan
Semakin tinggi kecepatan putar yang digunakan maka abrasi yang terjadi semakin besar, dan juga meningkatkan suhu.

Pelumas
Air merupakan pelumas yang sering digunakan. Air digunakan bersamaan dengan bur untuk mendinginkan gigi saat preparasi kavitas. Pada saat finishing dan polishing,
pelumas juga disarankan untuk digunakan sebagai pembawapanas yang timbul padasaat pengabrasian.
Fungsi Abrasive

1. Mengurangikorosi
Restorasi logam yang dipoles dengan baik akan terhindar dari tarnis
dan korosi sehingga akan lebih tahan lama.
2. Meningkatkan estetis
Permukaan yang halus dan mengkilapakan lebih terlihat estetis
3. Membuat permukaan terasa lebih halus
4. Mengurangi perlekatan
6. Permukaan yang halus pada restorasi akan menyebabkan stain, plak, dan
sulit lengket.

Anda mungkin juga menyukai