Anda di halaman 1dari 23

Teknologi mekanik II

BAB 5. MESIN GERINDA


Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat mengetahui tentang proses
pemotongan/penggerindaan benda kerja dengan bermacam-macam mesin
gerinda
Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menyebutkan dan menjelaskan fungsi beberapa jenis mesin gerinda
2. Membedakan alat-alat pencekam batu gerinda datar / silinder
3. Menjelaskan proses balancing roda gerinda
4. Menghitung waktu penggerindaan

1.

Pendahuluan
Penggerindaan adalah operasi pemotongan, benda kerja yang telah dikeraskan
(pada umumnya) agar diperoleh permukaan yang halus dengan menggunakan
batu gerinda sebagai alat potong, yang melakukan gerak utama berputar.
Batu gerinda dibuat dari butir asahan/ serbuk abrasif yang keras dan tajam,
dicampur bahan perekat dicetak menjadi bermacam-macam bentuk.
Pemotongan terjadi akibat gesekan butiran tajam di bagian permukaan batu
gerinda yang berputar dengan permukaan benda kerja.
Agar mampu melaksanakan pemotongan, batu gerinda harus mempunyai
persyaratan sebagai berikut :
1. Lebih keras dari pada benda kerja yang digerinda
2. Tahan temperatur tinggi
3. Butiran yang tumpul dapat terlepas dari permukaan batu gerinda, agar
permukaan batu gerinda selalu tajam.
Proses gerinda pada umumnya mempunyai ciri sebagai berikut :
1. Kehalusan permukaan produk yang tinggi dapat dicapai dengan cara yang
relatif mudah
2. Toleransi geometrik yang sempit dapat dicapai dengan mudah
3. Kecepatan penghasilan geram yang rendah
4. Dapat digunakan untuk menghaluskan permukaan benda kerja yang telah
dikeraskan

1 / 23

Teknologi mekanik II
2.

Jenis mesin gerinda


Berdasarkan penggunaannya mesin gerinda dapat dibedakan menjadi
1. Gerinda tangan

Gambar 5. 1 Gerinda tangan


2. Gerinda berdiri

Gambar 5. 2 Gerinda berdiri

2 / 23

Teknologi mekanik II
3. Gerinda duduk

Gambar 5. 3 Gerinda duduk


4. Gerinda sabuk

Gambar 5. 4 Gerinda sabuk


5. Gerinda pahat

Gambar 5. 5 Gerinda pahat


6. Gerinda rata vertikal
3 / 23

Teknologi mekanik II
Keterangan gambar :
Roda tangan penggerak motor &
batu gerinda
Tutup poros penggerak motor &
batu gerinda
Skala gerakan batu gerinda
Motor penggerak batu gerinda
Pemegang motor
Batu gerinda
Pelat pelindung
Meja magnetik
Kaki
K
Gambar 5. 6 Gerinda rata vertikal
7. Gerinda permukaan horizontal

Gambar 5. 7 Gerinda permukaan horizontal

8. Gerinda silindris
4 / 23

Teknologi mekanik II

Gambar 5. 8 Gerinda silindris


3.

Batu gerinda
Batu gerinda dibuat dari dua elemen dasar yakni butir asahan/ serbuk abrasif dan
bahan pengikat, dari kedua elemen tersebut batu gerinda dibuat menjadi
bermacam-macam bentuk dan ukuran.
A. Butir asahan/ serbuk abrasif
Ada 5 jenis serbik abrasif yakni :
1. Aluminium axide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
Penggerindaan pengasaran bagi material yang tidak tahan panas
Penggerindaan baja paduan yang keras dan tidak tahan panas
2. Silicon carbide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
Penggerindaan pengasaran bagi material yang tidak tahan panas
dengan kekuatan tarik rendah (nonferrous)
Penggerindaan besi cor
3. Campuran aluminium oxide dan silikon carbide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
penggerindaan material khusus (special alloys)
4. Cubic boron nitride
5 / 23

Teknologi mekanik II
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
Penggerindaan umum dan proses penghalusan
Penggerindaan baja perkakas yang telah dikeraskan
5. Intan
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
penggerindaan karbida baik kondisi kering maupun dengan cairan
pendingin.
B. Bahan pengikat
Jenis bahan pengikat butir asahan/ serbuk abrasif sangat menentukan
karakteristik batu gerinda dalam kaitannya dengan keberhasilan
penggerindaan.
Ada 5 jenis bahan pengikat yakni :
1. Keramik
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Ikatannya kuat sampai temperatur kerja yang cukup tinggi
Menghasilkan batu gerinda yang berpori-pori
Tidak tahan beban kejut
Tidak tahan terhadap fluktuasi temperatur yang besar
2. Silika
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Ikatannya kurang kuat bila dibanding keramik
Tidak menimbulkan panas yang berlebihan
3. Karet
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Elastisitasnya melebihi keramik
Tahan beban kejut
Menghasilakn permukaan yang halus
Menimbulkan panas yang tinggi bila kondisi penggerindaan berat
Dapat digabung/dicampur serat penguat

4. Plastik
6 / 23

Teknologi mekanik II
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Elastisitasnya melebihi keramik
Tahan beban kejut
Ikatannya kuat sampai pada temperatur yang cukup tinggi
5. Shellac
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Elastisitasnya melebihi keramik
Menghasilkan permukaan yang halus
6. Metal
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Ikatannya kuat sampai temperatur yang cukup tinggi
Menghasilkan batu gerinda yang bersifat penghantar arus listrik
Cocok untuk mengikat butir asahan/ serbuk abrasif dari intan
5.3.1

Ukuran butir asahan/ serbuk abrasif


Ukuran butir asahan/ serbuk abrasif dinyatakan dengan bilangan. Bilangan
tersebut adalah jumlah lubang tiap luas satu inch persegi, dari saringan yang
digunakan untuk meloloskan butir asahan/ serbuk abrasif batu gerinda.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan ukuran butir asahan/
serbuk abrasif :
1. Kualitas permukaan yang dihasilkan
Butiran kasar sesuai untuk proses pengasahan kasar, yaitu pengasahan
yang memakan waktu penyelesaian tugas sesingkat mungkin, kurang
memperhatikan kualitas hasil asahan. Sedangkan butiran halus cocok
untuk menghasilkan permukaan halus dan teliti.
2. Bahan yang diasah
Butiran kasar digunakan untuk mengasah bahan lunak dan bahan keras
diasah menggunakan butir asahan/ serbuk abrasif halus.
3. Volume bahan yang harus dihilangkan
Bila volume yang harus dihilangkan cukup besar dan kehalusan
permukaan hasil penggerindaan tidak penting, pengasahan dilakukan
dengan menggunakan batu gerinda dengan butir asahan/ serbuk abrasif
kasar, sebaliknya bila bagian yang harus dihilangkan tipis, penggerindaan
menggunakan butir asahan/ serbuk abrasif halus.

4. Bidang singgung benda kerja dengan batu gerinda


7 / 23

Teknologi mekanik II
Bila bidang singgungnya luas, penggerindaan dilakukan dengan menggunakan butir asahan/ serbuk abrasif kasar, Butir asahan/ serbuk abrasif
halus digunakan untuk menggerinda dengan bidang singgung sempit.
Ukuran butir asahan/ serbuk abrasif diklasifikasikan sebagai berikut :
Sangat kasar

10

12

Kasar

14

16

20

24

Sedang

30

36

46

54

60

Halus

70

80

90

100

120

Sangat halus

150

180

220

240

280

320

400

Ukuran tepung

5.3.2

500

600

Struktur batu gerinda


Struktur batu gerinda adalah kerapatan butir asahan/ serbuk abrasif yang
tertabur di dalam batu gerinda. Struktur batu gerinda dinyatakan dengan
angka : 1 15.
Angka 1 untuk struktur paling rapat (tertutup) dan angka 15 untuk struktur
paling renggang (terbuka).
Pemilihan struktur batu gerinda tergantung kepada tugas yang dilaksanakan.
Batu gerinda struktur tertutup dapat dipakai lebih awet, tidak banyak menimbulkan pnas, permukaan yang dihasilkan halus, tetapi tidak banyak
menghasilkan beram.
Pemilihan struktur batu gerinda dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Macam bahan yang digerinda
Bahan lunak digerinda menggunakan batu gerinda dengan struktur
terbuka.
2. Bidang kontak
Makin luas bidang kontak penggerindaan, makin terbuka struktur batu
gerinda yang digunakan.
3. Kualitas permukaan yang dihasilkan
Makin tertutup struktur batu gerinda, makin halus dan makin teliti
permukaan hasil penggerindaan.
4. Proses pendinginan
Batu gerinda struktur terbuka lebih banyak menimbulkan panas, maka
lebih memerlukan pendinginan

5.3.3

Kekerasan batu gerinda


8 / 23

Teknologi mekanik II
Kekerasan batu gerinda adalah tingkat kekuatan bahan perekat dalam mengikat butir asahan/ serbuk abrasif, Kuat tidaknya bahan perekat
mempengaruhi mudah atau sulit lepasnya butiran di permukaan batu gerinda.
Batu gerinda keras adalah batu gerinda yang bahan pengikatnya sangat kuat
memegang butir asahan/ serbuk abrasif, sehingga butir asahan/ serbuk abrasif
yang terletak di permukaan sangat sulit terlepas.
Batu gerinda lunak adalah batu gerinda yang bahan pengikatnya kurang kuat
memegang butir asahan/ serbuk abrasif, sehingga butir asahan/ serbuk abrasif
yang terletak di permukaan mudah lepas.
Tingkat kekerasan batu gerinda dinyatakan dengan huruf, dari huruf A
(sangat lunak) sampai huruf Z (sangat keras).
Pemilihan kekerasan batu gerinda dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Kekerasan bahan yang digerinda
Menggerinda bahan yang keras menyebabkan butir asahan/ serbuk abrasif
yang terletak di permukaan batu gerinda cepat menjadi tumpul. Bila
menggunakan batu gerinda keras, kecepatan tumpul butiran-butiran asah
di permukaan lebih tinggi dari pada kecepatan pembuangannya (lepasnya
butir asahan dari permukaan batu gerinda), akibatnya batu gerinda
menjadi licin tidak mampu melakukan pemotongan. Dengan demikian
untuk mengasah bahan yang keras, sebaiknya digunakan batu gerinda
yang lunak.
Sebaliknya untuk menggerinda bahan lunak butir asah dipermukaan tidak
cepat tumpul. Bila menggunakan batu gerinda lunak kecepatan
pembuangan butir batu asah dipermukaan lebih tinggi dari pada kecepatan
tumpul butir batu asah, akibatnya terjadi pemborosan (karena banyak
butir asahan/ serbuk abrasif yang masih tajam sudah terbuang/terlepas
dari batu gerinda). Maka untuk mengasah bahan lunak sebaiknya
menggunakan batu gerinda keras.
2. Bidang kontak
Bila antara batu gerinda dengan benda kerja mempunyai bidang kontak
luas, penggerindaan dilaksanakan menggunakan batu gerinda lunak. Batu
gerinda keras digunakan untuk penggerindaan dengan bidang kontak
sempit.
3. Kecepatan batu gerinda dan benda kerja
Bila kecepatan relatif antara batu gerinda dengan benda kerja rendah,
butir asahan/ serbuk abrasif mudah lepas dari permukaan batu gerinda,
maka untuk kecepatan rendah cocok menggunakan batu gerinda keras.
Sebaliknya untuk menggerinda dengan kecepatan tinggi sebaiknya
menggunakan batu gerinda lunak.

4. Kondisi
9 / 23

Teknologi mekanik II
Batu gerinda lunak dianjurkan digunakan pada mesin yang kokoh, mesin
ringan dianjurkan menggunkan batu gerinda keras.

5.3.4

Kecepatan potong batu gerinda

Kecepatan potong batu gerinda dinyatakan dalam satuan m/s. Makin tinggi
kecepatan potong, makin tinggi bahaya kemungkinan pecahnya batu gerinda
akibat gaya sentrifugal. Untuk keamanan ditentukan batas maksimal kecepatan potong bagi setiap bahan perekat dan setiap macam penggerindaan.
Tabel 5. 1. Kecepatan keliling batu gerinda (sebagai alat iris)
Kecepatan
Mesin gerinda
Benda kerja
Bahan perekat
(m/s)
Baja perkakas

Tembikar

15 25

HSS
Gerinda iris /
gerinda
tangan Karbida
(portable)
Baja, logam ringan

Tembikar

15 25

Organik

45

Tembikar

15 30

Besi cor, kuningan

Tembikar

15 30

Tabel 5. 2. Kecepatan keliling penggerindaan produk


Gerinda luar
Gerinda dalam
Gerinda datar
Benda kerja
(m/s)
(m/s)
(m/s)
Baja lunak

30

25

25

Besi cor

25

20

25

Karbida

Logam ringan

35

25

20

Tabel 5. 3. Kecepatan pemakanan


Gerinda luar
Gerinda dalam
Benda kerja

Lebar batu gerinda


Putaran batu gerinda

Lebar batu gerinda


Putaran batu gerinda

Kasar

Halus

Kasar

Halus

Baja

2/3 - 3/4

1/4 - 1/3

1/2 - 3/4

1/5 - 1/4

Besi cor

3/4 - 5/6

1/3 - 1/2

2/3 - 3/4

1/4 - 1/3

5.3.5

Identifikasi batu gerinda


10 / 23

Teknologi mekanik II
Identitas batu gerinda ditulis pada kertas label yang ditempelkan pada bagian
roda gerinda dimana tidak akan hilang walaupun batu gerinda tersebut telah
digunakan. Identitas tersebut terdiri dari huruf dan angka.
Menurut ANSI (American National Standards Institute), khususnya (ANSI
Standards) nomor B74.13-1977
Identitas tersebut merupakan informasi mengenai batu gerinda, yakni :
A. Spesifikasi komposisi batu gerinda
Spesifikasi ini mencakup informasi mengenai :
1. Bahan butir asahan/ serbuk abrasif
2. Ukuran butir
3. Kekerasan batu gerinda
4. Struktur batu gerinda
5. Jenis bahan perekat
Contoh penulisannya seperti bagan nomor 1

Bagan 1. Kodifikasi batu gerinda


B. Spesifikasi bentuk/ ukuran batu gerinda
Spesifikasi ini mencakup informasi mengenai :
11 / 23

Teknologi mekanik II
1. Tipe batu gerinda

2. Bentuk ujung tepi batu gerinda

12 / 23

Teknologi mekanik II

Gambar 5. 9. Bentuk ujung tepi batu gerinda


3. Ukuran batu gerinda (diameter dan tebal)
4. Ukuran lubang poros
5. Kecepatan putar maksimum

Gambar 5. 10. Penandaan pada batu gerinda


5.3.6

Pemilihan batu gerinda


Pemilihan batu gerinda dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Macam penggerindaan (datar, silindris atau penggerindaan dalam)
2. Bahan yang digerinda
3. Volume bahan yang harus dibuang
4. Kualitas permukaan yang ingin dicapai (kekasaran permukaan)
5. Luas bidang kontak antara batu gerinda dengan benda kerja
6. Kecepatan putaran batu gerinda
7. Kecepatan putaran benda kerja
8. Kondisi mesin (kapasitas dan kekakuannya)
9. Penggerindaan kering atau basah
10. Jenis butir asahan/ serbuk abrasif dan jenis bahan pengikat
11. Struktur, ukuran butir asahan/ serbuk abrasif dan kekerasan batu gerinda.

5.3.7

Mengangkat dan menyimpan batu gerinda


Batu gerinda pada umumnya rapuh (mudah pecah), maka pengangkutan dan
penyimpanannya perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Batu gerinda yang
13 / 23

Teknologi mekanik II
retak sangat berbahaya bila digunakan. Karena itu, pengangkatan dan
penyimpanannya perlu memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Pada saat mengangkut/ membawa batu gerinda jangan sampai membentur
benda keras lain atau menjatuhkannya.
2. Simpan batu gerinda pada rak atau peti khusus
Batu gerinda berbentuk keping disimpan dengan posisi miring
Batu gerinda berbentuk mangkok dan cincin disimpan dengan posisi datar
Diantara batu gerinda harus diberi batas agar tidak terjadi benturan ketika
sedang meletakkan atau pada saat mengambil.
3. Batu gerinda tipis, dengan bahan pengikat resin atau karet, disimpan
dengan posisi permukaan bagian yang rata pada posisi horizontal dan
hindari temperatur yang tinggi, agar bagian permukaan rata tersebut tidak
melengkung
4. Batu gerinda mangkuk kecil dan batu gerinda-dalam kecil disimpan di
dalam kotak atau laci tersendiri (terpisah)
5.3.8

Penyetimbangan
Tujuan penyetimbangan
Penyetimbangan (balancing) roda gerinda dilakukan agar massa batu gerinda
beserta alat pencekamnya setimbang terhadap sumbu poros pemutarnya.
Penyebab ketidak seimbangan batu gerinda
1. Struktur butiran batu gerinda yang tidak seragam.
2. Batu gerinda basah akibat memberhentikan putaran gerinda pada saat
cairan pendingin masih mengalir.
3. Adanya cacat pada batu gerinda akibat benturan.
Akibat yang timbul karena ketidak seimbangan batu gerinda
1. Kwalitas permukaan hasil penggerindaan tidak rata.
2. Mempercepat keausan bantalan poros batu gerinda.

Perlengkapan penyetimbangan
1. Dudukan poros batu gerinda.

14 / 23

Teknologi mekanik II

Gambar 5. 11. (a) Dudukan menggunakan roll


(b) Dudukan dengan permukaan rata
2. Poros penyetimbangan.

Gambar 5. 12. (a) Poros penyetimbang tanpa ulir


(b) Poros penyetimbang menggunakan ulir
3. Pencekam batu gerinda

Gambar 5. 13. (a) Pencekam dengan 3 bobot penyetimbang yang dapat dilepas
(b) Pencekam dengan 3 bobot penyetimbang yang tidak dapat dilepas
(c) Pencekam dengan 2 bobot penyetimbang yang dibelah

Langkah-langkah penyetimbangan
1. Lepas seluruh bobot penyetimbang dari pencekam batu gerinda, pada
jenis yang tidak dapat dilepas tempatkan (posisikan) ketiga bobot
penyetimbang pada jarak yang sama antara satu dengan yang lain.
15 / 23

Teknologi mekanik II

a
b
Gambar 5. 14. (a) Bobot penyetimbang yang dapat dilepas
(b) Posisi bobot penyetimbang jenis yang tidak bisa dilepas
2. Dressing batu gerinda agar permukaan batu gerinda satu pusat (sesumbu)

Gambar 5. 15. (a) Dressing permukaan batu gerinda


(b) Permukaan batu gerinda yang tidak sepusat
3. Tempatkan dudukan penyetimbang pada tempat yang rata agar stabil
4. Pasang poros penyetimbang pada pencekam batu gerinda

Gambar 5. 16. Poros penyetimbang dipasang pada pencekam


5. Letakkan poros penyetimbang (beserta pencekam dan batu gerinda) pada
dudukan penyetimbang dengan posisi di tengah-tengah dan tegak lurus
(antara poros penyetimbang dengan permukaan dudukan penyetimbang)

16 / 23

Teknologi mekanik II

Gambar 5. 17. Posisi poros penyetimbang pada permukaan penyetimbang


6. Biarkan batu gerinda bergulir ke kiri atau ke kanan dengan sendirinya
sampai berhenti. (ingat bagian yang terberat selalu berada dibawah)

Gambar 5. 18. Bagian yang berat dari batu gerinda akan berada di bawah
7. Tandai dengan kapur pada bagian teratas batu gerinda

Gambar 5. 19. Pemberian tanda silang menggunakan kapur

8. Pasang salah satu bobot penyetimbang pada arah segaris dengan sumbu
poros dan tanda kapur

17 / 23

Teknologi mekanik II

Gambar 5. 20. Posisi salah satu bobot penyetimbang


9. Pasang dua bobot penyetimbang lainnya berlawanan arah dengan posisi
bobot penyetimbang pertama, dan berjarak masing-masing sama dengan
bobot penyetimbang pertama.

Gambar 5. 21. Posisi dua bobot penyetimbang


10. Latakkan kembali batu gerinda pada dudukannya dengan posisi seperti
gambar 5. 22

Gambar 5. 22. Posisi batu gerinda

11. Bila batu gerinda bergulir seperti arah panah maka dua bobot
penyetimbang harus digeser menjauhi bobot penyetimbang pertama,
tetapi bila bergulir dengan arah kebalikan yang pertama, maka dua bobot
penyetimbang digeser mendakati bobot penyetimbang pertama.

18 / 23

Teknologi mekanik II

Gambar 5. 23. Penggeseran dua bobot penyetimbang


12. Batu gerinda dianggap setimbang bila bisa berhenti disetiap posisi

Gambar 5. 24. Posisi batu gerinda dalam keadaan setimbang


5.3.9

Pemasangan batu gerinda


1. Pemasangan batu gerinda untuk penggerindaan luar
Batu gerinda dipasang pada poros mesin dengan perantaraan pencekam
batu gerinda, kemudian mur pengencang diputar kearah kebalikan jarum
jam untuk mengencangkan batu gerinda (karena biasanya ulir pada poros
mesin menggunakan ulir kiri).

Gambar 5. 25. Pemasangan batu gerinda pada poros mesin


2. Pemasangan batu gerinda untuk penggerindaan dalam
a. Batu gerinda berlubang
Batu gerinda dipasang pada adaptor menggunakan baut, kemudian
adaptor dipasang pada poros mesin.

19 / 23

Teknologi mekanik II

Gambar 5. 26. (a). Batu gerinda dipasang pada adaptor


(b). Adaptor dipasang pada poros mesin
b. Batu gerinda bertangkai
Tangkai batu gerinda dicekam menggunakan kolet (collet), dan kolet
adaptor, kemudian kolet adaptor dipasang pada poros mesin.

b
c

Gambar 5. 27. (a). Batu gerinda bertangkai,(b). kolet


(c). Batu gerinda bertangkai terpasang pasang pada kolet adaptor

4.

Macam-macam penggerindaan
1. Penggerindaan datar

20 / 23

Teknologi mekanik II

c
Gambar 5. 28. (a). Benda kerja dicekam dengan ragum
(b). Benda kerja dicekam dengan blok penghantar magnit
(c). Benda kerja dicekam dengan blok penghantar magnit beralur V
2. Penggerindaan silindris
Penggerindaan silindris luar

a
b
Gambar 5. 29. (a). Benda kerja dicekam diantara dua senter tetap
(b). Benda kerja dicekam menggunakan chuck.
Penggerindaan silindris dalam

Gambar 5. 30. Benda kerja dicekam menggunakan chuck.


3. Penggerindaan tirus
Penggerindaan tirus luar

21 / 23

Teknologi mekanik II

Gambar 5. 31. (a). Benda kerja dicekam diantara dua senter tetap
(b). Benda kerja dicekam menggunakan chuck.
Penggerindaan tirus dalam

Gambar 5. 32. Benda kerja dicekam menggunakan chuck.

5.

Waktu penggerindaan
1. Penggerindaan datar

Gambar 5. 33. Penggerindaan datar


Waktu penggerindaan t m

l b x
v 1000
s

Keterangan :
l = panjang benda kerja

[mm]

b = lebar benda kerja

[mm]

x = jumlah penurunan batu gerinda


v = kecepatan meja

[mm/min]

s = kecepatan penggeseran meja

[mm/langkah]
22 / 23

Teknologi mekanik II

2. Penggerindaan silindris

Gambar 5. 34. Penggerindaan silindris


Waktu penggerindaan t m

l x
n s

Keterangan :
l = panjang benda kerja

[mm]

x = jumlah pemakanan (penambahan kedalaman)


n = putaran benda kerja
s = kecepatan penggeseran meja

[rpm]
[mm/putaranbenda kerja]

23 / 23

Anda mungkin juga menyukai