1.
Pendahuluan
Penggerindaan adalah operasi pemotongan, benda kerja yang telah dikeraskan
(pada umumnya) agar diperoleh permukaan yang halus dengan menggunakan
batu gerinda sebagai alat potong, yang melakukan gerak utama berputar.
Batu gerinda dibuat dari butir asahan/ serbuk abrasif yang keras dan tajam,
dicampur bahan perekat dicetak menjadi bermacam-macam bentuk.
Pemotongan terjadi akibat gesekan butiran tajam di bagian permukaan batu
gerinda yang berputar dengan permukaan benda kerja.
Agar mampu melaksanakan pemotongan, batu gerinda harus mempunyai
persyaratan sebagai berikut :
1. Lebih keras dari pada benda kerja yang digerinda
2. Tahan temperatur tinggi
3. Butiran yang tumpul dapat terlepas dari permukaan batu gerinda, agar
permukaan batu gerinda selalu tajam.
Proses gerinda pada umumnya mempunyai ciri sebagai berikut :
1. Kehalusan permukaan produk yang tinggi dapat dicapai dengan cara yang
relatif mudah
2. Toleransi geometrik yang sempit dapat dicapai dengan mudah
3. Kecepatan penghasilan geram yang rendah
4. Dapat digunakan untuk menghaluskan permukaan benda kerja yang telah
dikeraskan
1 / 23
Teknologi mekanik II
2.
2 / 23
Teknologi mekanik II
3. Gerinda duduk
Teknologi mekanik II
Keterangan gambar :
Roda tangan penggerak motor &
batu gerinda
Tutup poros penggerak motor &
batu gerinda
Skala gerakan batu gerinda
Motor penggerak batu gerinda
Pemegang motor
Batu gerinda
Pelat pelindung
Meja magnetik
Kaki
K
Gambar 5. 6 Gerinda rata vertikal
7. Gerinda permukaan horizontal
8. Gerinda silindris
4 / 23
Teknologi mekanik II
Batu gerinda
Batu gerinda dibuat dari dua elemen dasar yakni butir asahan/ serbuk abrasif dan
bahan pengikat, dari kedua elemen tersebut batu gerinda dibuat menjadi
bermacam-macam bentuk dan ukuran.
A. Butir asahan/ serbuk abrasif
Ada 5 jenis serbik abrasif yakni :
1. Aluminium axide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
Penggerindaan pengasaran bagi material yang tidak tahan panas
Penggerindaan baja paduan yang keras dan tidak tahan panas
2. Silicon carbide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
Penggerindaan pengasaran bagi material yang tidak tahan panas
dengan kekuatan tarik rendah (nonferrous)
Penggerindaan besi cor
3. Campuran aluminium oxide dan silikon carbide
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
penggerindaan material khusus (special alloys)
4. Cubic boron nitride
5 / 23
Teknologi mekanik II
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
Penggerindaan umum dan proses penghalusan
Penggerindaan baja perkakas yang telah dikeraskan
5. Intan
Batu gerinda dari butir asahan/ serbuk abrasif ini digunakan untuk
penggerindaan karbida baik kondisi kering maupun dengan cairan
pendingin.
B. Bahan pengikat
Jenis bahan pengikat butir asahan/ serbuk abrasif sangat menentukan
karakteristik batu gerinda dalam kaitannya dengan keberhasilan
penggerindaan.
Ada 5 jenis bahan pengikat yakni :
1. Keramik
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Ikatannya kuat sampai temperatur kerja yang cukup tinggi
Menghasilkan batu gerinda yang berpori-pori
Tidak tahan beban kejut
Tidak tahan terhadap fluktuasi temperatur yang besar
2. Silika
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Ikatannya kurang kuat bila dibanding keramik
Tidak menimbulkan panas yang berlebihan
3. Karet
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Elastisitasnya melebihi keramik
Tahan beban kejut
Menghasilakn permukaan yang halus
Menimbulkan panas yang tinggi bila kondisi penggerindaan berat
Dapat digabung/dicampur serat penguat
4. Plastik
6 / 23
Teknologi mekanik II
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Elastisitasnya melebihi keramik
Tahan beban kejut
Ikatannya kuat sampai pada temperatur yang cukup tinggi
5. Shellac
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Elastisitasnya melebihi keramik
Menghasilkan permukaan yang halus
6. Metal
Bahan pengikat jenis ini mempunyai sifat
Ikatannya kuat sampai temperatur yang cukup tinggi
Menghasilkan batu gerinda yang bersifat penghantar arus listrik
Cocok untuk mengikat butir asahan/ serbuk abrasif dari intan
5.3.1
Teknologi mekanik II
Bila bidang singgungnya luas, penggerindaan dilakukan dengan menggunakan butir asahan/ serbuk abrasif kasar, Butir asahan/ serbuk abrasif
halus digunakan untuk menggerinda dengan bidang singgung sempit.
Ukuran butir asahan/ serbuk abrasif diklasifikasikan sebagai berikut :
Sangat kasar
10
12
Kasar
14
16
20
24
Sedang
30
36
46
54
60
Halus
70
80
90
100
120
Sangat halus
150
180
220
240
280
320
400
Ukuran tepung
5.3.2
500
600
5.3.3
Teknologi mekanik II
Kekerasan batu gerinda adalah tingkat kekuatan bahan perekat dalam mengikat butir asahan/ serbuk abrasif, Kuat tidaknya bahan perekat
mempengaruhi mudah atau sulit lepasnya butiran di permukaan batu gerinda.
Batu gerinda keras adalah batu gerinda yang bahan pengikatnya sangat kuat
memegang butir asahan/ serbuk abrasif, sehingga butir asahan/ serbuk abrasif
yang terletak di permukaan sangat sulit terlepas.
Batu gerinda lunak adalah batu gerinda yang bahan pengikatnya kurang kuat
memegang butir asahan/ serbuk abrasif, sehingga butir asahan/ serbuk abrasif
yang terletak di permukaan mudah lepas.
Tingkat kekerasan batu gerinda dinyatakan dengan huruf, dari huruf A
(sangat lunak) sampai huruf Z (sangat keras).
Pemilihan kekerasan batu gerinda dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Kekerasan bahan yang digerinda
Menggerinda bahan yang keras menyebabkan butir asahan/ serbuk abrasif
yang terletak di permukaan batu gerinda cepat menjadi tumpul. Bila
menggunakan batu gerinda keras, kecepatan tumpul butiran-butiran asah
di permukaan lebih tinggi dari pada kecepatan pembuangannya (lepasnya
butir asahan dari permukaan batu gerinda), akibatnya batu gerinda
menjadi licin tidak mampu melakukan pemotongan. Dengan demikian
untuk mengasah bahan yang keras, sebaiknya digunakan batu gerinda
yang lunak.
Sebaliknya untuk menggerinda bahan lunak butir asah dipermukaan tidak
cepat tumpul. Bila menggunakan batu gerinda lunak kecepatan
pembuangan butir batu asah dipermukaan lebih tinggi dari pada kecepatan
tumpul butir batu asah, akibatnya terjadi pemborosan (karena banyak
butir asahan/ serbuk abrasif yang masih tajam sudah terbuang/terlepas
dari batu gerinda). Maka untuk mengasah bahan lunak sebaiknya
menggunakan batu gerinda keras.
2. Bidang kontak
Bila antara batu gerinda dengan benda kerja mempunyai bidang kontak
luas, penggerindaan dilaksanakan menggunakan batu gerinda lunak. Batu
gerinda keras digunakan untuk penggerindaan dengan bidang kontak
sempit.
3. Kecepatan batu gerinda dan benda kerja
Bila kecepatan relatif antara batu gerinda dengan benda kerja rendah,
butir asahan/ serbuk abrasif mudah lepas dari permukaan batu gerinda,
maka untuk kecepatan rendah cocok menggunakan batu gerinda keras.
Sebaliknya untuk menggerinda dengan kecepatan tinggi sebaiknya
menggunakan batu gerinda lunak.
4. Kondisi
9 / 23
Teknologi mekanik II
Batu gerinda lunak dianjurkan digunakan pada mesin yang kokoh, mesin
ringan dianjurkan menggunkan batu gerinda keras.
5.3.4
Kecepatan potong batu gerinda dinyatakan dalam satuan m/s. Makin tinggi
kecepatan potong, makin tinggi bahaya kemungkinan pecahnya batu gerinda
akibat gaya sentrifugal. Untuk keamanan ditentukan batas maksimal kecepatan potong bagi setiap bahan perekat dan setiap macam penggerindaan.
Tabel 5. 1. Kecepatan keliling batu gerinda (sebagai alat iris)
Kecepatan
Mesin gerinda
Benda kerja
Bahan perekat
(m/s)
Baja perkakas
Tembikar
15 25
HSS
Gerinda iris /
gerinda
tangan Karbida
(portable)
Baja, logam ringan
Tembikar
15 25
Organik
45
Tembikar
15 30
Tembikar
15 30
30
25
25
Besi cor
25
20
25
Karbida
Logam ringan
35
25
20
Kasar
Halus
Kasar
Halus
Baja
2/3 - 3/4
1/4 - 1/3
1/2 - 3/4
1/5 - 1/4
Besi cor
3/4 - 5/6
1/3 - 1/2
2/3 - 3/4
1/4 - 1/3
5.3.5
Teknologi mekanik II
Identitas batu gerinda ditulis pada kertas label yang ditempelkan pada bagian
roda gerinda dimana tidak akan hilang walaupun batu gerinda tersebut telah
digunakan. Identitas tersebut terdiri dari huruf dan angka.
Menurut ANSI (American National Standards Institute), khususnya (ANSI
Standards) nomor B74.13-1977
Identitas tersebut merupakan informasi mengenai batu gerinda, yakni :
A. Spesifikasi komposisi batu gerinda
Spesifikasi ini mencakup informasi mengenai :
1. Bahan butir asahan/ serbuk abrasif
2. Ukuran butir
3. Kekerasan batu gerinda
4. Struktur batu gerinda
5. Jenis bahan perekat
Contoh penulisannya seperti bagan nomor 1
Teknologi mekanik II
1. Tipe batu gerinda
12 / 23
Teknologi mekanik II
5.3.7
Teknologi mekanik II
retak sangat berbahaya bila digunakan. Karena itu, pengangkatan dan
penyimpanannya perlu memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Pada saat mengangkut/ membawa batu gerinda jangan sampai membentur
benda keras lain atau menjatuhkannya.
2. Simpan batu gerinda pada rak atau peti khusus
Batu gerinda berbentuk keping disimpan dengan posisi miring
Batu gerinda berbentuk mangkok dan cincin disimpan dengan posisi datar
Diantara batu gerinda harus diberi batas agar tidak terjadi benturan ketika
sedang meletakkan atau pada saat mengambil.
3. Batu gerinda tipis, dengan bahan pengikat resin atau karet, disimpan
dengan posisi permukaan bagian yang rata pada posisi horizontal dan
hindari temperatur yang tinggi, agar bagian permukaan rata tersebut tidak
melengkung
4. Batu gerinda mangkuk kecil dan batu gerinda-dalam kecil disimpan di
dalam kotak atau laci tersendiri (terpisah)
5.3.8
Penyetimbangan
Tujuan penyetimbangan
Penyetimbangan (balancing) roda gerinda dilakukan agar massa batu gerinda
beserta alat pencekamnya setimbang terhadap sumbu poros pemutarnya.
Penyebab ketidak seimbangan batu gerinda
1. Struktur butiran batu gerinda yang tidak seragam.
2. Batu gerinda basah akibat memberhentikan putaran gerinda pada saat
cairan pendingin masih mengalir.
3. Adanya cacat pada batu gerinda akibat benturan.
Akibat yang timbul karena ketidak seimbangan batu gerinda
1. Kwalitas permukaan hasil penggerindaan tidak rata.
2. Mempercepat keausan bantalan poros batu gerinda.
Perlengkapan penyetimbangan
1. Dudukan poros batu gerinda.
14 / 23
Teknologi mekanik II
Gambar 5. 13. (a) Pencekam dengan 3 bobot penyetimbang yang dapat dilepas
(b) Pencekam dengan 3 bobot penyetimbang yang tidak dapat dilepas
(c) Pencekam dengan 2 bobot penyetimbang yang dibelah
Langkah-langkah penyetimbangan
1. Lepas seluruh bobot penyetimbang dari pencekam batu gerinda, pada
jenis yang tidak dapat dilepas tempatkan (posisikan) ketiga bobot
penyetimbang pada jarak yang sama antara satu dengan yang lain.
15 / 23
Teknologi mekanik II
a
b
Gambar 5. 14. (a) Bobot penyetimbang yang dapat dilepas
(b) Posisi bobot penyetimbang jenis yang tidak bisa dilepas
2. Dressing batu gerinda agar permukaan batu gerinda satu pusat (sesumbu)
16 / 23
Teknologi mekanik II
Gambar 5. 18. Bagian yang berat dari batu gerinda akan berada di bawah
7. Tandai dengan kapur pada bagian teratas batu gerinda
8. Pasang salah satu bobot penyetimbang pada arah segaris dengan sumbu
poros dan tanda kapur
17 / 23
Teknologi mekanik II
11. Bila batu gerinda bergulir seperti arah panah maka dua bobot
penyetimbang harus digeser menjauhi bobot penyetimbang pertama,
tetapi bila bergulir dengan arah kebalikan yang pertama, maka dua bobot
penyetimbang digeser mendakati bobot penyetimbang pertama.
18 / 23
Teknologi mekanik II
19 / 23
Teknologi mekanik II
b
c
4.
Macam-macam penggerindaan
1. Penggerindaan datar
20 / 23
Teknologi mekanik II
c
Gambar 5. 28. (a). Benda kerja dicekam dengan ragum
(b). Benda kerja dicekam dengan blok penghantar magnit
(c). Benda kerja dicekam dengan blok penghantar magnit beralur V
2. Penggerindaan silindris
Penggerindaan silindris luar
a
b
Gambar 5. 29. (a). Benda kerja dicekam diantara dua senter tetap
(b). Benda kerja dicekam menggunakan chuck.
Penggerindaan silindris dalam
21 / 23
Teknologi mekanik II
Gambar 5. 31. (a). Benda kerja dicekam diantara dua senter tetap
(b). Benda kerja dicekam menggunakan chuck.
Penggerindaan tirus dalam
5.
Waktu penggerindaan
1. Penggerindaan datar
l b x
v 1000
s
Keterangan :
l = panjang benda kerja
[mm]
[mm]
[mm/min]
[mm/langkah]
22 / 23
Teknologi mekanik II
2. Penggerindaan silindris
l x
n s
Keterangan :
l = panjang benda kerja
[mm]
[rpm]
[mm/putaranbenda kerja]
23 / 23