Anda di halaman 1dari 35

GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

PROSES ABRASIF
Proses abrasif adalah proses yang digunakan untuk
melepas/memotong bagian benda kerja dengan cara
menggesekkan bahan yang keras.
Proses abrasif yang paling banyak digunakan dalam proses
pengerjaan logam adalah penggerindaan.
Proses abrasif yang lain adalah :
• pengasah (honing),
• pengasah halus (lapping),
• pengasah super halus (superfinishing),
• pemolesan (polishing), dan
• pengkilapan (buffing).

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Keunggulan Proses Abrasif, dibandingkan dengan


proses pemesinan yang lain adalah :
• Dapat digunakan untuk semua jenis material, dari logam
yang lunak sampai baja dan material non logam yang keras
seperti keramik dan silikon;

• Beberapa proses ini dapat digunakan untuk menghasilkan


permukaan yang sangat halus;

• Untuk beberapa proses, dapat menghasilkan dimensi yang


sangat presisi.

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

PROSES PENGGERINDAAN
Proses penggerindaan adalah proses pelepasan material
dengan menggunakan partikel abrasif yang disatukan
dengan pengikat menjadi struktur roda gerinda, dan
bekerja dengan kecepatan permukaan yang sangat tinggi.

Proses penggerindaan sangat mirip dengan proses freis,


dengan beberapa persamaan, yaitu :
• Pemotongnya terletak pada keliling atau permukaan roda;
• Memiliki gigi potong yang banyak (gigi potong gerinda
berupa partikel abrasif);

• Gerakan makan untuk menghasilkan pelepasan material


dilakukan oleh bendakerja.

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Perbedaannya :
• Butir abrasif pada roda gerinda jauh lebih kecil
dibandingkan dengan gigi pemotong freis;

• Kecepatan potong pada penggerindaan jauh lebih tinggi


dibandingkan dengan kecepatan potong freis;

• Butiran partikel abrasif pada gerinda arahnya acak, sedang


gigi frais mempunyai sudut garuk tertentu;

• Roda gerinda melakukan penajaman sendiri (bila terjadi


keausan pada roda maka partikel abrasif menjadi tumpul
dan terpecah sehingga membentuk sudut potong yang
baru, atau partikel terlepas dari permukaan roda dan
muncul butir-butir yang baru), sedang gigi freis biasanya
ditajamkan dengan menggunakan gerinda.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Roda gerinda
Roda gerinda terdiri dari partikel abrasif dan material pengi-
kat; material pengikat memegang partikel-partikel agar
tetap pada tempatnya, membentuk ketajaman dan struktur
roda.

Beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam


membuat roda gerinda adalah :
• material abrasif,
• ukuran butir,
• material pengikat,
• struktur dan kelas roda gerinda.

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Material Abrasif
Material abrasif yang digunakan untuk membuat roda
gerinda harus memiliki sifat-sifat umum, yaitu :
• kekerasan tinggi,
• tahan aus,
• ketangguhan tinggi, dan
• friabilitas tinggi.
Kekerasan, tahan aus, dan ketangguhan adalah sifat-sifat
yang harus dimiliki oleh setiap material perkakas potong,
sedang friabilitas adalah sifat khusus yang harus dimiliki
oleh material abrasif, yaitu sifat yang menunjukkan
kemampuan pecah material abrasif bila sudut potong butir
menjadi tumpul, sehingga menghasilkan sudut potong yang
baru.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Material abrasif yang biasa digunakan untuk membuat roda


gerinda adalah :

• Oksida aluminium (Al2O3); merupakan material abrasif yang paling


banyak digunakan, terutama untuk menggerinda baja dan logam
besi yang lain, serta logam-logam paduan yang memiliki kekuatan
tinggi;

• Karbida silikon (SiC); lebih keras dibandingkan Al2O3 tetapi


ketangguhannya lebih rendah, digunakan untuk meng-
gerinda logam yang ulet seperti aluminium, kuningan, dan
baja tahan karat, dan juga untuk logam yang rapuh seperti
besi tuang dan beberapa jenis keramik;
• Nitrida boron kubik (cubic boron nitride / CBN); dikenal
dengan nama dagang borazon, banyak digunakan untuk
menggerinda material yang keras seperti baja perkakas
yang dikeraskan dan logam paduan untuk pesawat terbang;
• Intan (diamond); dapat berupa intan alam atau intan
sintetis, digunakan untuk menggerinda material abrasif
yang keras seperti keramik, karbida sementit, dan gelas.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Ukuran Butir
Ukuran butir partikel abrasif merupakan parameter penting
dalam menentukan kehalusan permukaan akhir dan laju
pelepasan material.
• Ukuran butir kecil, menghasilkan permukaan akhir yang
halus, laju pelepasan material rendah, dan baik digunakan
untuk benda kerja yang keras;

• Ukuran butir kasar, menghasilkan permukaan akhir yang


kasar, laju pelepasan material cepat, dan baik digunakan
untuk benda kerja yang lunak.

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA
Material Pengikat
Fungsi material pengikat adalah sebagai pemegang/pengikat
butiran abrasif sehingga berbentuk struktur roda yang
memiliki ketajaman.
Material pengikat harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
• kuat,
• tahan terhadap temperatur tinggi,
• tangguh, dan
• keras.
Jadi material pengikat harus mampu menahan gaya
sentrifugal dan temperatur tinggi yang dialami oleh roda
gerinda, tahan pecah terhadap beban kejut serta dapat
memegang butir abrasif dengan kaku (rigid) sehingga dapat
digunakan untuk memotong, sementara bila beberapa butir
mengalami keausan akan terlepas dari tempatnya dan
digantikan dengan butir yang baru.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Jenis Material Pengikat yang sering digunakan :


• Pengikat kaca (vitrified bond); terutama terdiri dari tanah
liat yang dibakar dan material keramik, banyak digunakan
karena kuat dan kaku, tahan terhadap temperatur berubah-
ubah, tidak terpengaruh oleh air dan minyak;
• Pengikat silikat (silicate bond); terdiri dari sodium silikat
(misalnya Na2SO3), digunakan pada penggerindaan perka-
kas pemotong;
• Pengikat karet (rubber bond); memiliki fleksisibilitas tinggi,
digunakan sebagai material pengikat roda gerinda potong;
• Pengikat resin (resinoid bond); dibuat dari berbagai jenis
material termoset, sangat kuat, digunakan untuk peng-
gerindaan kasar dan operasi pemotongan;
• Pengikat sirlak (shellac bond); merupakan pengikat yang
relatif kuat tetapi tidak kaku, biasa digunakan untuk
penyelesaian permukaan yang halus;
• Pengikat logam (metallic bond); biasanya digunakan
perunggu sebagai pengikat material abrasif seperti intan
dan nitrida boron kubik menjadi struktur roda STT
gerinda.
YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Struktur dan Kelas Roda Gerinda


Struktur roda gerinda :

Gambar 20.1 Struktur roda gerinda


Proporsi volumetrik butir-butir, material pengikat, dan pori-
pori dapat dinyatakan dengan persamaan :
Vg + Vb + Vp = 1,0
dimana : Vg = proporsi butir abrasif,
Vb = proporsi material pengikat, dan
Vp = proporsi celah udara (pori-pori).STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Struktur roda gerinda :


Struktur renggang : bila Vp relatif besar dan Vg relatif
kecil, yang berarti terdapat lebih banyak pori-pori dan lebih
sedikit butir per unit volume dalam roda, digunakan bila
diperlukan ruang bebas untuk serpihan;
Struktur rapat : bila Vp relatif kecil danVg relatif besar
yang berarti terdapat lebih banyak butir per unit volume dan
lebih sedikit pori-pori dalam roda, digunakan bila diperlukan
penyelesaian permukaan dan pengendalian dimensi yang
lebih baik.

Kelas roda gerinda :


Roda lunak : bila butir abrasif mudah terlepas dari dalam
roda, digunakan bila diperlukan laju pelepasan material
rendah dan material benda kerja keras ;
Roda keras : bila butir abrasif tidak mudah terlepas dari
dalam roda, digunakan bila diperlukan laju pelepasan
material tinggi dan material benda kerja relatif lunak.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Keausan Roda Gerinda


Terdapat tiga mekanisme yang dikenal sebagai penyebab
keausan roda gerinda, yaitu :
• pecah butir (grain fracture),
• aus terkikis (attritious wear),
• pecah ikatan (bond fracture).

Pecah butir, terjadi bila sebagian butir terpecah, tetapi


sisanya masih melekat pada roda dan ujung pecahan
tersebut menjadi mata potong yang baru. Kecendrungan
butir menjadi pecah disebut friabilitas. Butir-butir dalam
roda gerinda dikatakan memiliki friabilitas tinggi bila gaya
potong yang dialami mengakibatkan butir terpecah dengan
cepat.

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Aus terkikis, yaitu penumpulan butir yang menghasilkan


ujung datar/bulat. Mekanisme keausan ini hampir sama
dengan mekanisme keausan yang terjadi pada perkakas
biasa. Keausan ini juga disebabkan karena gesekan, difusi,
dan juga karena reaksi kimia antara material abrasif dengan
material benda kerja yang diawali oleh temperatur tinggi.

Pecah ikatan, terjadi bila butir-butir abrasif terlepas dari


material pengikat. Pecah ikatan biasanya terjadi karena
butir telah menjadi tumpul sehingga gaya potong meningkat
dan menyebabkan butir terlepas dari struktur ikatannya.
Butir yang tajam memotong lebih efisien dengan gaya
potong yang lebih rendah, sehingga tetap melekat pada
struktur ikatan.

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Kurve volume keausan roda gerinda sebagai fungsi dari


volume pelepasan material benda kerja, yang dipengaruhi
oleh ketiga mekanisme keausan :
• Daerah pertama, butir
yang semula tajam, me-
ngalami keausan dengan
aselerasi tinggi karena bu-
tir pecah ;
• Daerah kedua, keausan
hampir konstan, mengha-
silkan hubungan linear an-
tara volume keausan roda
dengan volume logam yang
dilepaskan (daerah ini di-
Gambar 20.2 Kurve keausan roda gerinda
pengaruhi oleh mekanisme
aus terkikis dan beberapa oleh pecah butir dan pecah ikatan);
• Daerah ketiga, butir akan menjadi tumpul sehingga gesekan
bertambah, beberapa lubang/pori-pori roda akan tersumbat
oleh serpihan. STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Roda gerinda pada daerah ketiga kurve keausan dalam


gambar 20.2, dapat ditajamkan kembali dengan prosedur
yang disebut dressing, yaitu :
• melepaskan butir yang telah tumpul pada permukaan luar
roda gerinda agar timbul butir baru yang tajam, dan;
• melepaskan serpihan yang telah menyumbat pori-pori roda
gerinda.
Rasio penggerindaan (grinding ratio) adalah istilah yang
digunakan untuk menunjukkan kemiringan kurve keausan
roda, dinyatakan dengan persamaan :

GR = Vw/Vg

dimana : GR = rasio penggerindaan,


Vw = volume material benda kerja yang dilepaskan,
Vg = volume roda gerinda terkait yang aus dalam
proses.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Rasio penggerindaan yang terpenting adalah daerah


keausan linear gambar 20.2. Gambar 20.3 menunjukkan
rasio penggerindaan dan penyelesaian permukaan sebagai
fungsi kecepatan roda.
Pengoperasian dengan ke-
cepatan tinggi merupakan
cara yang menguntungkan
karena semakin tinggi ke-
cepatan, ukuran geram yg.
terbentuk semakin kecil,
sehingga :
• GR akan bertambah
karena jumlah butir yang
terpecah berkurang, dan
Gambar 20.3 Rasio penggerindaan dan penye-
lesaian permukaan sebagai fungsi kecepatan roda •
permukaan akhir lebih
halus.
Catatan : kecepatan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
keausan dan kenaikan temperatur permukaan, sehingga GR
berkurang dan kehalusan permukaan akhir menurun. STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

OPERASI PENGGERINDAAN DAN MESIN GERINDA


Jenis operasi penggerindaan yang dapat dilakukan dengan
mesin gerinda adalah sebagai berikut :
• penggerindaan permukaan (surface grinding),
• penggerindaan bentuk silinder (cylindrical grinding),
• penggerindaan tidak terpusat (centerless grinding),
• penggerindaan hantaran lambat (creep feed grinding),
• operasi penggerindaan yang lain.
Penggerindaan permukaan; untuk menggerinda permu-
kaan bidang datar dapat dilakukan dengan menggunakan :
• permukaan keliling roda gerinda dengan putaran spindel
pada sumbu horisontal, atau
• permukaan datar roda gerinda dengan putaran spindel pada
sumbu vertikal.

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Terdapat empat jenis kombinasi pengoperasian mesin


gerinda, yaitu :

Gambar 20.4 Empat jenis penggerindaan permukaan

a) spindel horisontal dengan gerakan meja kerja bolak-balik,


b) spindel horisontal dengan gerakan meja kerja yang
berputar,
c) spindel vertikal dengan gerakan meja kerja bolak-balik,
d) spindel vertikal dengan gerakan meja kerja yang berputar.

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Diantara keempat jenis pengoperasian tersebut yang paling


sering digunakan adalah mesin spindel horisontal dengan
gerakan meja kerja bolak-balik seperti ditunjukkan dalam
gambar 20.5.
Penggerindaan dilakukan de-
ngan menggerakkan benda
kerja bolak-balik secara lo-
ngitudinal di bawah roda ge-
rinda, sedang kedalaman po-
tong (infeed) biasanya sangat
dangkal dan pemakanan di-
lakukan dengan mengge-
Gambar 20.5 Gerinda permukaan dengan rakkan meja kerja melintang
spindel horisontal mejakerja bolak-balik terhadap roda gerinda.
Dalam pengoperasian ini biasanya lebar roda gerinda lebih
kecil daripada lebar benda kerja.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Penggerindaan bentuk silinder; digunakan untuk meng-


gerinda benda kerja yang berputar.
Operasi penggerindaan ini dibagi atas dua jenis utama, yaitu :

Gambar 20.6 Dua jenis penggerindaan silinder

a) penggerindaan permukaan luar silinder, dan


b) penggerindaan permukaan dalam silinder.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Penggerindaan permukaan luar silinder, digunakan untuk ope-


rasi yang sangat mirip dengan
operasi pembubutan dimana
posisi perkakas bubut diganti-
kan dengan motor kecepatan
tinggi untuk memutar roda
gerinda. Proses pemotongan
dihasilkan dengan memutar
benda kerja berbentuk silinder
diantara kedua titik pusatnya
dengan kecepatan permukaan
60 s/d 100 ft/menit, sedang roda
gerinda berputar dengan kecepatan 4000 s/d 6500 ft/menit.

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Dua jenis gerakan makan yang mungkin dilakukan, yaitu :

a) makan-melintang (tra-
verce feed), dan
b) potong-benam (plunge-
cut).

Gambar 20.7 Dua jenis penggerindaan silinder

Makan-melintang; roda gerinda dihantarkan dalam arah


paralel terhadap sumbu putar benda kerja.
Potong-benam; roda gerinda dihantarkan secara radial ke
dalam benda kerja.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Penggerindaan tidak terpusat, yaitu penggerindaan dimana


benda kerja tidak dipegang diantara pusatnya, dengan
tujuan untuk mengurangi waktu penangan benda kerja,
terutama untuk proses produksi tinggi. Penggerindaan tidak
terpusat dapat digunakan untuk permukaan luar maupun
permukaan dalam silinder.
Penggerindaan tidak terpusat untuk permukaan luar silinder :
Bendakerja diletakkan
diantara dua buah roda
yaitu roda gerinda dan
roda pengatur yang
membentuk sudut I un-
tuk mengendalikan ge-
Gambar 20.8 Penggerindaan tidak terpusat rakan makan benda
permukaan luar silinder silinder kerja. Bendakerja ditun-
jang oleh batang tumpuan dan diletakkan diantara dua roda.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Penggerindaan tidak terpusat untuk permukaan dalam silinder :


Sebagai pengganti batang
tumpuan digunakan dua buah
rol untuk menjaga posisi
bendakerja. Roda pengatur
dipasang sedikit condong
untuk mengendalikan gera-
Gambar 20.9 Penggerindaan tidak terpusat
kan makan benda kerja lewat
permukaan dalam silinder silinder roda gerinda.
Karena roda gerinda juga memerlukan tumpuan, maka
gerakan makan seperti pada penggerindaan tidak terpusat
permukaan luar silinder tidak dimungkinkan, sehingga laju
produksi lebih lambat dibandingkan dengan pengerindaan
tidak terpusat permukaan luar silinder tersebut.
Keuntungan dari cara penggerindaan ini adalah dapat
menghasilkan titik pusat yang sangat dekat antara diameter
luar dan diameter dalam silinder. STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Penggerindaan pemakanan lambat, dikembangkan tahun


1958. Penggerindaan pemakanan lambat dilakukan dengan
kedalaman potong sangat besar tetapi dengan laju makan
sangat lambat, sehingga disebut penggerindaan pemakanan
lambat.
Perbandingan dengan penggerindaan permukaan konven-
sional ditunjukkan dalam gambar 20.10.
Penggunaan da-
lam penggerin-
daan permuka-
an antara lain
untuk pembua-
tan celah dan
profil, sedang
Gambar 20.10 Penggerindaa npemakanan lambat penggunaan da-
lam bentuk silinder antara lain untuk pembuatan ulir, roda
gigi, komponen silinder yang lain.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Operasi penggerindaan yang lain, misalnya :


• piringan gerinda,
• penggerinda sabuk abrasif,
• dan lain-lainnya.

Piringan gerinda, adalah mesin penggerinda dengan piringan


abrasif yang besar, dipasang
pada ujung spindel horisontal.
Bendakerja ditempatkan di atas
meja kerja, biasanya dipegang
secara manual dan dihantarkan
kepermukaan datar gerinda.
Beberapa mesin piringan gerin-
Gambar 20.11 Piringan gerinda
da memiliki spindel ganda, se -
hingga dapat melakukan penggerindaan dalam waktu yang
bersamaan.
STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Penggerinda sabuk abrasif, menggunakan partikel abrasif


yang dilekatkan pada sabuk (kain) fleksibel, seperti
ditunjukkan dalam gambar 20.12.
Dibutuhkan penunjang sabuk
bila benda kerja ditekan
terhadapnya. Penunjang sabuk
tersebut bisa dalam bentuk rol
atau pelat yang ditempatkan
dibelakang sabuk. Pelat datar
digunakan untuk benda kerja
yang memiliki permukaan datar.
Pelat yang lunak dapat
digunakan untuk benda kerja
yang memiliki bentuk umum.
Gambar 20.12 Penggerinda sabuk abrasif
Kecepatan sabuk tergantung
dari material yang akan digerinda, yaitu berkisar antara 2500
sampai dengan 5500 ft/menit. STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

PROSES ABRASIF YANG LAIN


Proses abrasif yang lain adalah honing, lapping,
superfinishing, polishing, dan buffing, digunakan secara
eksklusif dalam operasi penyelesaian.
Geometri benda kerja yang umum dikerjakan dengan proses
ini dapat dilihat dalam tabel 20.1.
Tabel 20.1 Geometri yang umum untuk honing, lapping, superfinishing,
polishing, dan buffing

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Penyelesaian permukaan dan nilai kekasaran permukaan


untuk proses penggerindaan ditunjukkan dalam gambar
20.13.

Gambar 20.13 Nilai kekasaran permukaan yang dapat dicapai dalam


proses-proses abrasif STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Honing adalah proses abrasif yang dilakukan dengan


menggunakan sejumlah batang abrasif.
Proses honing untuk penyelesaian permukaan dalam silinder
ditunjukkan dalam gambar 20.14.

Gambar 20.14 Proses honing


Jumlah batang abrasif tergantung dari ukuran lubang. Dua
sampai empat batang digunakan untuk lubang yang kecil,
dan duabelas atau lebih batang digunakan untuk lubang
dengan diameter yang lebih besar. STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Lapping adalah proses abrasif yang dilakukan untuk


menghasilkan penyelesaian permukaan dengan akurasi dan
kehalusan tinggi.
Lapping menggunakan suspensi cairan partikel abrasif yang
sangat kecil diantara benda kerja dan perkakas lapping.
Proses ini ditunjukkan dalam gambar 26.20 yang digunakan
untuk pembuatan lensa.

Perkakas lapping biasa


disebut lap, bentuknya me-
rupakan kebalikan dari ben-
tuk bendakerja, pengopera-
Gambar 20.15 Proses lapping siannya dapat dilakukan se -
cara manual atau dengan mesin lapping agar diperoleh
konsistensi dan efisiensi yang lebih baik.

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Superfinishing, adalah proses abrasif yang hampir sama


dengan honing, yaitu sama-sama menggunakan batang
abrasif, digerakkan bolak-balik dan ditekan terhadap
permukaan yang akan diselesaikan.
Perbedaannya, superfinishing memiliki panjang langkah yang
lebih pendek, frekuensinya lebih tinggi, dan tekanan yang
digunakan antara perkakas dan permukaan lebih rendah,
serta ukuran butir lebih kecil dibandingkan dengan honing.

Prosesnya ditunjukkan dalam gambar 20.16 berikut ini.

Gambar 20.16 Proses superfinishing


STT YBS Internasional
Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

Polishing dan Buffing


Polishing digunakan untuk menghilangkan goresan dan
menghaluskan permukaan yang kasar dengan menggunakan
butir abrasif yang diikatkan pada roda pemolesan, berputar
dengan kecepatan sekitar 7500 ft/menit. Roda dibuat dari
kanvas, kulit, dan bahkan kertas, sehingga rodanya agak
fleksibel.
Buffing penampilannya hampir sama dengan polishing, tetapi
fungsinya berbeda. Buffing digunakan untuk membuat
permukaan yang menarik dan mengkilat. Roda buffing dibuat
dari material yang hampir sama dengan polishing tetapi roda
buffing umumnya lebih lembut. Perbedaannya dengan
polishing, disini butir abrasif ditempelkan pada permukaan
roda, dan harus diisi kembali secara periodik. Buffing
umumnya dilakukan dengan kecepatan berkisar antara 8000
sampai dengan 17.000 ft/menit.

STT YBS Internasional


Tasikmalaya
GERINDA DAN PROSES ABRASIF LAINNYA

SELESAI
TERIMA KASIH

STT YBS Internasional


Tasikmalaya

Anda mungkin juga menyukai