Anda di halaman 1dari 17

Prog.

Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Keselamatan Kerja
1. Pemeriksaaan dan pemeliharaan minyak pendingin
Minyak pendingin berfungsi untuk :
a) Mendinginkan benda kerja
b) Mendinginkan pahat
c) Membantu dalam proses pemotongan
d) Menjaga agar benda tidak mengembang karena meningkatnya panas selama proses
pemotongan
2. Pemeriksaan pelepas tatal
Untuk mesin gerinda datar dan silinder, tatal yang terjadi berupa serbuk, dengan menggunakan
oli pendingin, dapat membantu untuk mengurangi bunga api akibat pemotongan dan membantu
meredam serta mengalirkan bram ke container.
3. Identifikasi alat keselamatan kerja
a) Pakaian
Adalah baju kerja yang dalam keadaan rapi dan baik
b) Kacamata pengaman
Sebagai pelindung mata selama bekerja,
c) Alat pelindung telinga
Melindungi telinga dari gemuruh mesin
d) Kaca pengaman
Di pasang pada mesin gerinda untuk mencegah loncatan bubuk logam yang diasah mengenai
mata
e) Masker
Untuk melindungi hidung dari debu

B.

Pengertian Mesin Gerinda


adalah sebuah mesin yang sumbu utamanya dipasang sebuah batu asah dan berfungsi untuk
menggerinda atau mengasah permukaan benda kerja hingga menjadi rata dan halus.
Macam mesin gerinda adalah
1. Mesin Gerinda Bangku / Duduk
2. Mesin Gerinda Khusus
a. Mesin Gerinda Permukaan rata
b. Mesin Gerinda Silindris
c. Gerinda Alat - alat Potong
Mesin Gerinda Bangku / Duduk adalah mesin gerinda yang pemasangannya diikatkan pada
meja dan banyak digunakan dalam perbengkelan karena dapat digunakan untuk memotong atau
mengasah alat potong secara manual. Seperti : pahat bubut, mata bor atau benda yang dapat
dipegang dengan tangan.
Mesin gerinda permukaan rata adalah mesin yang mengerjakan benda kerja dengan sisi
berbentuk datar atau rata baik mendatar atau saling tegak lurus. Mesin gerinda Permukaaan rata
dapat dibedakan menurut letak sumbunya yaitu :
a. Mesin gerinda sumbu mendatar
b. Mesin gerinda sumbu tegak.

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~1

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

Mesin Gerinda Silindris adalah mesin yang mengerjakan benda kerja dengan bentuk
silinder. Mesin gerinda silindris dapat dibedakan yaitu :
a. Mesin gerinda silindris sederhana.
b. Mesin gerinda silindris universal
Mesin Gerinda Alat-alat Potong adalah mesin yang dirancang presisi sebagai pengasahan
alat potong, seperti : pisau frais, pahat bubut, mata bor dsb.
C.

Bagian Utama Mesin Gerinda


1.
Bagian utama mesin gerinda meja / duduk.
1
2
3

4
5

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Retainer plate
Motor
Canopy Glass
Grindstone / abrasive wheel
Grindstone cover plat
Base

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Vertical column
Grinding head / wheelhead
Controller unit
Table
Support
Engine base

6
2.

Bagian utama Mesin gerida permukaan rata.


2
1
3
4
5

6
3.

Bagian utama Mesin Gerinda Silindris.


3
1
2
4

5
7
4.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Controller unit
Spindle
Grinding head / wheelhead
Tailstock
Engine base
Support
Table

1.
2.
3.
4.

Motor
Grinding head / wheelhead Table
Collet
Support

6
Bagian utama Mesin Gerinda Alat-alat Potong
1

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~2

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

D.

Roda Gerinda.
Roda Gerinda adalah komponen mesin gerinda yang digunakan untuk memotong / mengasah
benda kerja. Roda gerinda ini terdiri dari : Butiran pemotong / abrasive sebagai pemotong dan jenis
bahan perekat / bond sebagai pengikat atau penguat butiran sehingga dapat dibentuk.
1. Jenis Butiran Pemotong / Abrasive
Jenis butiran bahan asah dapat dibedakan menjadi :
a. Aluminium Oksida / Aluminium Oxida ( Al2O3 )
Bahan asah ini terbuat dari bahan bouksit. Bahan asah ini merupakan batu asah yang
digunakan untuk menggerinda bahan : baja, besi kasar , besi tempa , baja perkakas, bronze
dan bahan-bahan lainnya yang sejenis.
Tingkat kekerasan butiran batu asah aluminium oksida termasuk bahan yang paling lunak
dibandingkan dengan bahan batu asah lainnya.
Bahan aluminium Oksida dibedakan menurut kode yaitu :
Kode
Kegunaan
A
Roda gerinda untuk menggerinda / mengasah alat-alat potong
32A dan Roda gerinda untuk menggerinda baja kenyal dan menggerinda / mengasah
25A
alat-alat potong
Roda gerinda untuk menggerinda ringan dan bahan-bahan sensitive
38A
terhadap panas, untuk menggerinda/mengasah pisau frais dari bahan HSS
pada mesin gerinda silindris maupun mesin gerinda permukaan
57A
Roda gerinda khusus untuk menggerinda bahan lunak dan liat .
Roda gerinda paduan antara kode A dan 38A untuk menggerinda luar pada
19A
mesin gerinda permukaan , silindris maupun mesin gerinda alat potong.
Roda gerinda untuk menggerinda dengan hasil ukuran yang presisi sekali.
23A
Penggerindaan ini dilakukan pada mesin gerinda silindris, gerinda
permukaan dan gerinda alat potong.
b. Silikon Karbida ( Si C )
Bahan asah Silikon Karbida merupakan bahan asah yang sangat keras bila dibandingkan
dengan bahan aluminiun oksida. Bahan asah terdiri dari pasir silica dan batu arang serta
memiliki sifat yang sangat tajam tetapi sangat rapuh. Bahan ini baik digunakan untuk
menggerinda bahan-bahan : besi tuang, kuningan, perunggu, tembaga, aluminium, batu,
karet, plastik, baja putih, karbida semen.
Pada umumnya silikon karbida dapat dibedakan menurut kode :
Kegunaan / Utility
Kode
Warna abu-abu , digunakan untuk menggerinda bahan-bahan selain karbida
37C
semen.
Warna Hijau, digunakan untuk menggerinda / mengasah alat-alat potong
39C
yang terbuat dari karbida semen.
c. Boron Nitrida / Boron nitride ( BN )
Boron nitrida digunakan untuk bahan yang sangat keras seperti Baja perkakas dengan
kekerasan diatas 65 HRc dan Karbida. Boron Nitrida ini memiliki kode CBN.
d. Diamond atau Intan
Diamond merupakan bahan batu asah yang paling keras. Bahan ini dapat digunakan untuk
menggerinda bahan-bahan : Karbida semen, keramik, kaca, granit, kuarsa, marmer,dan
batu-batu permata. Bahan ini harganya sangat mahal sehingga dalam pembentukan sebagai
Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~3

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

roda gerinda untuk diameter kurang dari 13 mm dapat dipasang pada seluruh roda gerinda
sedangkan untuk yang diatas diameter 13 mm dipasang hanya pada permukaan roda
gerinda saja. Ketebalan intan yang terpasang pada roda gerinda berkisar pada 1,5 mm, 3
mm dan 6 mm. Sedangkan prosentase kandungan intan pada roda gerinda menunjukkan
tinggi rendahnya konsentrasi intan. Konsentrasi rendah 25 %, Konsentrasi sedang 50 %
dan Konsentrasi tinggi 100 % atau semakin tinggi angka konsentrasi maka semakin
banyak kandungan intannya.
e. Amril dan Karborundum
Roda gerinda yang butirannya dari bahan amril dan karborundum digunakan dalam
pembuatan kertas pengasah dan kain pengasah . Tingkatan kehalusan butiran dinyatakan
dengan nomor kertas / kain pengasah. Semakin tinggi angka maka tingkat kehalusan
butiran semakin tinggi.
2. Ukuran Butiran Asah / Grit Size
Serbuk abrasive dibuat dalam banyak ukuran dan dikelompokkan berdasarkan ukuran saringan
yang digunakan. Butiran asah dilewatkan dalam saringan yang mempunyai mata jala per inchi
linier atau butiran asah akan lewat pada saringan dengan jumlah lubang lebih sedikit dan akan
tertahan pada penyaring dengan jumlah mata jala setingkat lebih rapat.
Misalnya : Butiran asah 30 , berarti butiran asah akan lolos pada penyaring dengan jumlah
mata jala 24 per inchi dan akan tertahan pada penyaring dengan jumlah mata jala 30 per inchi.
No.
Ukuran Butiran
Tingkat Kekasaran
1.
6 - 12
Sangat Kasar
2.
12 - 24
Kasar
3.
30 - 60
Sedang
4.
70 - 120
Halus
5.
150 - 240
Sangat Halus
Klasifikasi ukuran butiran asah
3. Tingkat Kekerasan / Grade
Tingkat kekerasan adalah kemampuan perekat dalam mengikat butiran / abrasive pemotong
melawan pelepasan butiran akibat adanya tekanan pemotongan.
Adapun tingkat kekerasan roda gerinda adalah :
a. Roda gerinda Lunak ( Soft Emery Wheel )
Roda gerinda lunak adalah jumlah prosentase perekat pada roda gerinda sedikit sehingga
pelepasan butiran sangat mudah di bawah tekanan tertentu pada saat penggerindaan. Roda
gerinda lunak digunakan pada penggerindaan material yang keras.
b. Roda gerinda Keras ( Hard Emery Wheel )
Roda gerinda keras adalah jumlah prosentase perekat pada roda gerinda banyak, sehingga
memiliki sifat sulit dalam pelepasan butiran di bawah tekanan pemotongan tertentu. Roda
gerinda keras digunakan pada penggerindaan material yang lunak
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kekerasan roda gerinda adalah :
a. Kecepatan potong roda gerinda.
b. Kecepatan potong benda kerja.
c. Konstruksi mesin .
No
Tingkat Kekerasan
Kode
1.
Lunak Sekali ( Very Soft )
E-F- G - H
2.
Lunak ( Soft )
J-K
3.
Sedang ( Medium )
L-M-N
4.
Keras ( Hard )
O-P
5.
Sangat Keras ( Stringent )
Q-R-S
Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~4

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

4. Struktur ( Structural )
Struktur roda gerinda ditentukan oleh pori-pori atau jarak antara butiran asah yang terdapat
pada suatu batu gerinda. Pori-pori ini berfungsi sebagai ruang yang lebih luas untuk bram dan
memperbaiki proses pendinginan. Agar tidak keliru serta memudahkan dalam pengecekan ,
maka ukuran kerenggangan ditunjukkan dengan kode nomor.

Nomor berkisar 0 sampai

dengan 12 , untuk menunjukkan dari tingkat rapat nol ( 0 ) sampai tingkat renggang dua
belas ( 12 )

a. Struktur terbuka / renggang

Butiran

Bram

Perekat

Pori-pori

Struktur terbuka adalah roda gerinda yang


mempunyai ruang antara butiran pemotong lebar.
Struktur ini sangat baik digunakan untuk
pemotongan pengasaran.

b. Struktur Padat / rapat


Struktur padat adalah roda gerinda yang
mempunyai ruang butiran pemotong kecil.
Struktur ini digunakan untuk proses finishing /
penghalusan.

c. Struktur Pori-pori / sedang


Struktur pori-pori adalah roda gerinda yang
memiliki pori-pori besar dan jarak antara butiran
kecil. Roda gerinda ini digunakan untuk proses
pemotongan.

5.

Jenis Bahan Perekat ( Bond )


a. Keramik / Tembikar ( Vitrified )
Hampir 80 % roda gerinda menggunakan bahan perekat ini karena memiliki keunggulan
yaitu tahan terhadap air, oli , asam, dan panas dar semua itu juga memiliki sifat rapuh, dan
kasar. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut maka roda gerinda tidak boleh tipis.
b. Silikat ( Silicate )
Perekat ini khusus digunakan untuk roda gerinda asah alat potong karena roda gerinda
dengan bahan perekat ini mudah melepaskan butiran / pulder acting.
c. Embalau ( Shellac )
Bahan perekat ini khusus digunakan pada pengerjaan halus dengan ketahanan terhadap
panas yang rendah sehingga ketebalan roda gerinda dapat dibuat 3 mm.
Menggerinda Pahat dan Alat Potong
~5

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

d. Karet ( Gum )
Bahan perekat ini digunakan pada roda gerinda sillinder datar tanpa senter
e. Resinoid (bakelit)
Roda gerinda ini memiliki sifat ulet dan elastis dan digunakan untuk menggerinda dengan
kecepatan putar tinggi, missal penggerindaan baja, besi tuang dll.
f. Logam / Metal
Perekat ini digunakan pada roda gerinda dengan bahan asah / abrasive boron nitride dan
intan.
6. Bentuk Roda Gerinda ( Form Of Emery wheel )
Bentuk roda gerinda disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan digerinda atau diasah.
Bentuk tersebut adalah :
a. Roda gerinda lurus. ( Straight emery wheel.)
Bentuk roda gerinda lurus
digunakan untuk
penggerindaan datar, silinder luar dan gerinda bangku.

b. Roda gerinda silinder. ( Platen emery wheel ).


Roda gerinda silinder digunakan untuk penggerindaan
datar dengan spindle vertical atau horizontal.

c. Roda gerinda tirus kedua ujungnya. ( Second taper emery wheel of its(the nose ).
Roda gerinda ini digunakan untuk penggerindaan terak
hasil pekerjaan las atau pengecoran.
d. Roda gerinda dengan pengurangan satu sisi. ( Emery wheel with decrement of one sides)
Roda gerinda jenis ini digunakan untuk penggerindaan
dalam, penggerindaan datar dan penggerindaan alat
potong.
e. Roda gerinda mangkuk lurus. ( Straight bucket emery wheel )
Roda gerinda mangkuk lurus digunakan untuk
penggerindaan datar dengan spindle vertical atau
horizontal.
f.

Roda gerinda mangkuk kerucut ( Taper bucket emery wheel )


Roda gerinda mangkuk kerucut digunakan untuk
mengasah / menggerinda alat potong.

g. Roda gerinda piring ( Disc emery wheel )


Roda gerinda piring digunakan untuk mengasah /
menggerinda alat potong

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~6

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

h. Roda gerinda gergaji / bentuk piring kecil ( Saw emery wheel)


Roda gerinda gergaji digunakan untuk mengasah /
menggerinda pisau gergaji
i.

Roda gerinda pemotong. ( Chopper emery wheel ).


Roda gerinda ini digunakan untuk memotong alat-alat
potong. Butiran pemotong ini biasanya menggunakan
bahan boron nitride atau intan yang dilekatkan
menggunakan perekat metal.

7. Sistem Penandaan. ( Stamping System ).


Pada roda gerinda terdapat suatu standar untuk menentukan identitas roda gerinda. Identitas
tersebut tertulis pada kertas label roda gerinda yang berisi :
a.
Jenis bahan asah.
b.
Ukuran butiran asah
c.
Tingkat kekerasan
d.
Susunan butiran asah
e.
Jenis bahan perekat

Kode Batu Gerinda


Misalnya pada label roda gerinda tertulis 32A 46 H8 V G.
Dari label tersebut dapat dijelaskan :
32A
: Alundum
( Abrasive )
46
: Ukuran butiran Kasar ( Grit Size )
H
: Tingkat kekerasan Keras ( Grade )
8
: Struktur Sedang ( Structure )
V
: Perekat Keramik ( Bond type )
G
: Kode Industri / Perusahaan ( Symbol )
Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~7

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

E.

BALANCING, DRESSING dan TRUING RODA GERINDA


1. Balancing.
Pemasangan roda gerinda harus balans sehingga putaran dan hasil permukaan benda kerja
dapat terpotong sama. Langkah-langkah dalam balancing adalah :
a. Pasang roda gerinda pada mesin dan lepas beban beseimbangannya.
b. Bersihkan bagian luar dan bagian dalamnya
c. Tempatkan roda gerinda pada spindle dengan dikeraskan, ulir pada spindle adalah ulir
kiri sehingga mur pengunci diputar berlawanan dengan arah jarum jam.
d. Tempatkan ring penahan batu gerinda dan putar batu gerinda sampai berputar dengan
normal.
e. Jika diameter roda gerinda lebih besar dari 250 mm haluskan bagian sisinya dengan
pemakanan halus menggunakan DRESSER DIAMOND sehingga permukaan menjadi
halus dan rata.
Langkah-langkah dalam mencari titik keseimbangan batu gerinda adalah :

e.
f.
g.
h.

a. Kedudukan poros dengan batu gerinda harus membentuk


sudut tegak lurus. Putar perlahan sampai berhenti sendiri
dan tandai pada titik atau terberat.
b. Putar kekiri atau kekanan untuk meyakinkan titik terberat
tersebut.
c. Pindahkan titik terberat tersebut pada posisi 90 0
d. Bila titik terberat yang ditandai tersebut bergerak cepat
berarti roda gerinda tidak dalam keadaan seimbang.
Geser dengan posisi 3 mme. dan ulangi seperti tadi sampai keadaan tidak seimbangnya
terlihat jelas.
Lepas roda gerinda dari alat pemeriksa dan pasang pada mesin
Ratakan dengan menggunakan alat perata atau dresser
Periksa kembali pada alat pemeriksa

2. Dressing ( Pengasahan)
Pengasahan ini dilakukan bila roda gerinda sudah tidak dapat memotong dengan baik. Hal
ini diakibatkan oleh LOADING dan GLAZING.

Kotoran

Loading adalah tumpulnya roda gerinda yang


diakibatkan oleh kotoran yang menutup sisi
potong butiran roda gerinda.
Glazing adalah tumpulnya roda gerinda yang
diakibatkan oleh ausnya sisi potong butiran
pemotong.

Butiran tumpul

Loading dan glazing ini biasanya terjadi pada roda gerinda keras

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~8

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

3. Truing ( Mempertahankan bentuk )


Proses mempertahankan bentuk roda gerinda
meliputi pekerjaan memperbaiki atau meratakan
permukaan roda gerinda dari permukaan yang
tidak rata.

Adapun alat untuk dressing dan truing berupa :


a. Pengasah dari intan yang diberi pemegang (cluster).
b. Pengasah dengan roda - roda karborundum
c. Pengasah dengan batang karborundum
d. Pengasah dengan roda - roda besi tuang keras

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~9

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

BAB II
MELAKSANAKAN PENGGERINDAAN ALAT POTONG
A. Peralatan Menggerinda
1. Kepala Pembagi
Kepala pembagi digunakan untuk mengasah
alat potong yang mata potongnya lebih dari satu
dengan jarak alur yang sama. Misalnya Pisau
Frais

2. Pengasah roda gerinda / Dresser

Pengasah roda gerinda digunakan untuk memelihara ketajaman , bentuk, dan putaran yang
konsentris
3. Cermin
Digunakan unutuk melihat hasil penggerindaan yang sulit diamati secara langsung.
4. Perlengkapan kemiringan sudut heliks
Digunakan untuk mengatur sudut kemiringan dan memutar pisau frais sesuai dengan kemiringan
heliks.
5. Collet
Collet digunakan untuk memegang alat potong yang
bertangkai silindris.

6. Sarung Pengurang
Sarung pengurang digunakan untuk memegang alat potong
yang bertangkai konis.
7. Poros Pemegang
Poros pemegang digunakan untuk memegang alat potong yang berlubang.
8. Ragum

Ragum digunakan untuk menjepit alat potong yang bertangkai segi empat.
Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~10

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

9. Meja Rata
Meja rata digunakan sebagai alat atau dudukkan pada pengasahan alat pada mesin gerinda pisau
10. Tangkai pengasah gigi
a.
Tangkai pengasah dengan pegas
Tangkai ini digunakan sebagai alat bantu pengasahan sisi pisau frais yang besarnya
pergeseran dilakukan oleh skala pada mesin.
b.
Tangkai pengasah gigi dengan skala
Pada dasarnga sama dengan tangkai pengasah dengan pegas tetapi besar pergeseran diatur
oleh alat itu sendiri.
11. Alat Pengukur kisar
Besarnya kisar suatu alat dapat diukur dengan tepat dan hasil pengukuran dapat dilihat dengan
jelas melalui teropong.
12. Pengatur ketinggian
Pengatur ketinggian digunakan untuk mengatur ketinggian gigi terhadap pisau frais
13. Penyangga universal
Penyangga ini digunakan sebagai tempat dudukan meja denga posisi sudut dapat diatur pada tiga
posisi.
14. Dudukan bulat
Dudukan bulat digunakan untuk menambah ketinggian posisi kepala pembagi.
15. Dudukan rata dengan alur T
Digunakan untuk memperpanjang alas dudukan kepala pembagi
16. Dudukan kepala pembagi untuk posisi horizontal
17. Alat bantu penggerindaan radius
Alat ini digunakan untuk penggerindaan pisau frais bentuk radius dan besar radius dapat diatur
pada skala eretan
18. Poros V
Poros V merupakan alat bantu untuk menempatkan
sumbu pada penggunaan alat bantu penggerindaan
radius.

19. Senter Kepala lepas

Senter ini digunakan untuk menyangga dan mengatur


ketinggian pusat ( standard )

B. Cara Mengasah Alat Potong


1. Cara Menggerinda Pahat Bubut Rata
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggerinda pahat bubut rata adalah :
a. Besarnya sudut pahat tepi rata dan pahat kasar ditentukan oleh benda kerja.
b. Sisi potong turun dari garis benda atau Sisi potong tetap segaris dengan garis benda
c. Kerusakan kecil pada bagian ujung pahat dapat diatasi dengan cara menggerinda ulang pada
bidang bebas ujung
d. Kerusakan pada sisi potong pahat dapat diatasi dengan cara menggerinda ulang pada bidang
bebas ujung dan bidang buang.
e. Untuk pahat bubut kasar gerinda ulang pada bidang bebas ujung

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~11

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

2. Cara mengasah pahat bubut kasar

72
12-20

6-12

6- 12

10- 13

a. Gambar besar sudut pahat :


Sudut bebas sisi = 60 -120
Sudut bebas ujung = 100 -130
Sudut pembuangan = 120 - 200
Sudut baji / mata potong 720
b. Asah bagian sudut bebas sisi kiri = 60 120
c. Bentuk sudut baji sebesar 720 pada batu gerinda muka
d. Asah dan ratakan bidang tersebut pada bidang datar batu gerinda sebelah kanan sampai
membentuk sudut bebas ujung / muka = 100 130
e. Ukur kerataan dan besar sudutnya dengan menggunakan protector
f. Asah bagian sudut pembuangan sisi atas = 120 200
3. Cara mengasah pahat alur / potong

3
12

10-13

12
3

10-13

a. Gambar besar sudut pahat :


Lebar / tebal pahat alur ( misal 3 mm )
Sudut bebas sisi = 30
Sudut bebas ujung = 100 -130
Sudut pembuangan = 120
b. Bentuk lebar / tebal pahat sebesar ( 3 mm ) pada batu gerinda muka
c. Asah bagian sudut bebas sisi kiri dan kanan = 30
d. Asah dan ratakan bidang tersebut pada bidang datar batu gerinda sebelah kanan dan kiri
sampai membentuk sudut sisi = 30
e. Ukur kerataan dan besar sudutnya dengan menggunakan protector
f. Asah bagian sudut bebas ujung / muka = 120 200
g. Asah bagian sudut pembuangan sisi atas = 120

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~12

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

4. Cara mengasah pahat Ulir Metris / Withworth

55

60

10

12

10

12

a. Gambar besar sudut pahat :


Lebar / tebal pahat ulir ( misal 3 mm )
Sudut bebas sisi = 60
Sudut puncak ulir = 600 atau 550
Sudut pembuangan = 100
Sudut bebas ujung = 120
b. Bentuk lebar / tebal pahat sebesar ( 3 mm ) pada batu gerinda muka
c. Asah bagian sudut bebas sisi kiri atau kanan = 60
d. Asah dan ratakan bidang tersebut pada bidang datar batu gerinda sebelah kanan dan kiri
sampai membentuk sudut puncak ulir = 600 atau = 550
e. Ukur kerataan dan besar sudutnya dengan menggunakan protector
f. Asah bagian sudut pembuangan sisi atas = 100
5. Cara mengasah pahat Ulir Segi Empat

3
10

10

a. Gambar besar sudut pahat :


Lebar / tebal pahat ulir ( misal 2 mm )
Sudut bebas sisi = 30
Sudut bebas puncak ulir = 100
Sudut pembuangan = 100
b. Bentuk lebar / tebal pahat sebesar ( 2 mm ) pada batu gerinda muka
c. Asah bagian sudut bebas sisi kiri atau kanan = 30
d. Asah dan ratakan bidang tersebut pada bidang datar batu gerinda sebelah kanan dan kiri
sampai membentuk sudut puncak ulir
e. Ukur kerataan dan besar sudutnya dengan menggunakan protector
f. Asah bagian sudut pembuangan sisi atas = 100

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~13

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

6. Cara mengasah pahat Ulir Trapesium


29

10

10

a. Gambar besar sudut pahat :


Sudut bebas sisi = 30
Sudut puncak = 290
Sudut bebas puncak ulir = 100
Sudut pembuangan = 100
b. Asah bagian sudut bebas sisi kiri atau kanan = 30
c. Asah dan ratakan bidang tersebut pada bidang datar batu gerinda sebelah kanan dan kiri
sampai membentuk sudut puncak ulir = 290
d. Ukur kerataan dan besar sudutnya dengan menggunakan protector
e. Asah bagian sudut pembuangan sisi atas = 100
7. Cara mengasah Mata Bor
Pengasahan mata bor dapat dilakukan apabila pada saat digunakan timbul gejala berikut :
a. Terdengar suara menderit
b. Bor sangat panas
c. Penekanan pengeboran terasa sangat berat
d. Sayatan menyerbuk atau tidak mengalur panjang
e. Mata bor tidak bergerak maju atau mengebor.
Hal yang harus diperhatikan dalam mengasah mata bor adalah :
d
b
e
a

a. Besar sudut puncak mata bor


Sudut puncak dibentuk oleh kemiringan dua bibir mata potong. Besar kedua sudut ini harus
sama bila tidak sama akan menyebabkan mata bor berputar tidak pada sumbunya sehingga
akan menghasilkan lubang yang tidak bulat / lonjong.

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~14

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

Besar sudut puncak tergantung dari bahan yang akan dibor yaitu
No.
Bahan
Besar sudut puncak
1.
Aluminium dan logam ringan
1400
2.
Baja keras
1360
Baja, Besi, Besi tuang, Baja
3.
1180
Tuang
4.
Besi lunak
1050
5.
Kuningan dan Perunggu
500 - 800
6.
Plastik
600
b. Panjang mata potong
Panjang mata potong dari kedua sisi harus sama , bila mengalami perbedaan panjang maka
mata potong hanya akan memotong satu sisi saja sehingga mata bor akan cepat tumpul.
c. Sudut mata silang atau kemiringan inti/web
Besar sudut mata silang harus membuat sudut 550 terhadap bibir mata potong.
d. Sudut Bebas mata bor
Sudut bebas mata bor akan membentuk sudut heliks puncak bor sehingga akan terbentuk
mata potong. Besar sudut bebas berkisar 80 - 120 dengan ketentuan semakin keras bahan
yang akan dibor maka sudut bebas semakan kecil misalnya akan mengebor bahan baja maka
besar sudut puncak 118 0 dan besar sudut bebas 90.
e. Permukaan sudut bebas
Pemukaan sudut bebas harus berbentuk cembung agar sayatan dapat mengalur panjang atau
mudah keluar dari alur mata bor.
50
Langkah Pengasahan mata bor
50
136
9

105

118
10

10

Cutting
Edge

Cutting
Edge

Centre
Web

a.
b.
c.
d.
e.

Gunakan bagian batu gerinda bagian muka dengan permukaan roda harus rata.
Pasang landasan pada ketinggian yang sesuai dengan diameter mata bor
Sejajarkan posisi bibir pemotong dengan permukaan gerinda
Miringkan mata bor dari sudut puncak mata bor.
Pegang tangkai mata bor dengan tangan kanan dan telunjuk tangan kiri terletak pada
landasan.
f. Tangkai digerakkan ke bawah dengan posisi bibir pemotong horizontal terhadap muka batu
gerinda.
g. Ayunkan tangkai dan putar searah jarum jam sehingga ujung mata bor bergerak ke atas
beberapa millimeter dari kedudukan semula.
h. Gerinda kedua sisi bidang sehingga ujung mata bor sentris.
i. Periksa dengan mal bor atau protactor.

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~15

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

Pengasahan sempurna penyayat hanya dapat dicapai dengan mesin asah bor atau perlengkapan asah .
Keuntungannya, kehilangan bahan perkakas akibat pengasahan minimal dan ketepatan sudut penyayat
semakin akurat. Mesin ini dapat disetel sesuai dengan sesuai garis tengah bor dan panjang bor. Dengan
memiringkan bor ata perlengkapan asah, maka setiap sudut ujung dan sudut bebas yang dikehendaki
atau koreksi bor tertentu, dapat diasah secara tepat.

Jika bor diasah dengan menggunakan tangan (secara cara manual), maka dibutuhkan banyak latihan,
pengetahuan, dan konsentrasi. Pada pengasahan secara manual, mata bor harus didinginkan secara
intensif dengan cara mencelupkan mata bor ke cairan pendingin. Jika dalam keadaan terpaksa/darurat
dilakukan pengasahan kering, maka bor tidak boleh dipanasi melebihi daya tahan panas tangan, karena
ini dapat mengakibatkan hangus dan bahaya retak pengasahan.

Penera/mal asahan digunakan untuk memeriksa kebenaran hasil pengasahan yang diperiksa ialah sudut
pucuk, sudut asah relief dan sudut penyayat lintang. Penera yang digunakan ialah penera tetap dan
penera yang dapat disetel untuk macam-macam sudut pucuk. Pengujian dilakukan menurut metode
celah cahaya. Penera asah harus diletakkan dengan benar pada bor.

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

~16

Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri

Kesalahan yang dapat ditimbulkan akibat pengasahan dengan tangan adalah :


1. Sudut pucuk tidak sama. Pucuk bor memang berada di tengah, namun yang melaksanakan penyayatan
hanya satu penyayat. Akibatnya, bor dibebani sepihak, penyayat cepat aus, bor melenceng, sehingga
lubang bor menjadi tidak tepat dan kasar.
2. Panjang penyayat tidak sama, namun kedua sudut pucuknya sama besar, pucuk bor tidak terletak di
tengah. Akibatnya, garis tengah lubang lebih besar dari pada garis tengah bor.
3. Sudut pucuk dan panjang penyayat tidak sama, bor dibebani sepihak. Akibatnya, lubang lebih besar
dan tidak bersih, bor cepat tumpul, dan penyayat bisa retak.
4. Pengasahan relief terlalu kecil. Akibatnya, bor dapat tersandung dalam lubang, sehingga diperlukan
tekanan laju yang lebih besar.
5. Pengasahan relief terlalu besar. Akibatnya, bor bisa tersangkut dan patah.
Pedoman dasar : Kedua penyayat harus senantiasa sama panjang dan memiliki sudut yang sama besar.

Kesalahan pengasahan;
(a) sudut pucuk tidak sama,
(b) panjang penyayat tidak sama,
(c) sudut pucuk dan panjang penyayat tidak sama,
(d) pembentukan serpih merata pada penyayat yang panjangnya sama dan sudut pucuk yang sama

8) Cara Mengasah Penitik


Hal hal yang harus di perhatikan :
a) Sudut sudut penggerindaan penitik, sudut puncaknya di gerinda dengan sudut 300,60 0,dan 900
b) Sudut baji 600 untuk benda kerja kuningan, baja, St 37 50
c) Sudut baji 800 untuk benda kerja baja liat dan keras
Langkah kerja :
a) Tempatkan telunjuk tangan kanan pada landasan
b) Posisi penitik membentuk sudut 450 terhadap roda gerinda
c) Sentuhkan bidang yang akan diasah pada roda gerinda
d) Putar penitik serta gerakan kekanan dan kekiri sampai ujungnya tajam dan permukaannya
sebidang
e) Periksa sudutnya.

Menggerinda Pahat dan Alat Potong

tHe End
by :

~17

JO IR

Anda mungkin juga menyukai