Anda di halaman 1dari 4

LO 2

Interpretasi Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengidap hepatitis dilakukan untuk
memastikan diagnosis, mengetahui penyebab hepatitis dan menilai fungsi organ hati (liver).
Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi hepatitis terdiri dari atas tes serologidan tes
biokimia hati
o Tes serologi adalah pemeriksaan kadar antigen maupun antibodi terhadap virus penyebab
hepatitis. Tes ini bertujuan untuk mengetahui jenis virus penyebab hepatitis.
o Tes biokimia hati adalah pemeriksaan sejumlah parameter zat-zat kimia maupun enzim yang
dihasilkan jaringan hati (liver). Dari tes biokimia hati inilah dapat diketahui derajat
keparahan atau kerusakan sel dan selanjutnya fungsi organ hati (liver) dapat
dinilai.Beberapa jenis parameter biokimia yang diperiksa adalah AST (aspartat
aminotransferase), ALT (alanin aminotransferase), alkalin fosfate, bilirubin, albumin dan
waktu protrombin. Pemeriksaan ini biasa dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi
perkembangan penyakit maupun perbaikan sel dan jaringan hati (liver).
Pemeriksaan HbsAg. Yakni untuk mendeteksi adanya antigen virus dalam tubuh,
sebagai penanda awal terjadinya infeksi Hepatitis B.
1) HBsAg(+)
HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) Yaitu suatu protein yang merupakan selubung
luar partikel VHB. HBsAg yang positif menunjukkan bahwa pada saat itu yang
bersangkutan mengidap infeksi VHB.
Mekanisme: Virus hepatitis B masuk ke dalam tubuh secara parenteral, dari
peredaran darah partikel Dane masuk ke dalam hati dan terjadi proses replikasi virus.
Selanjutnya sel-sel hati akan memproduksi dan mensekresi partikel Dane utuh,
partikel HbsAg bentuk bulat dan tubuler dan HBeAg yang tidak ikut membentuk
partikel virus.

Pemeriksaan antiHBs. Untuk mendeteksi adanya kekebalan atau antibodi terhadap virus
Hepatitis B.
1) Anti HBs(-)
Antibodi terhadap HBsAg. Antibodi ini baru muncul setelah HBsAg menghilang.
Anti HBsAg yang positif menunjukkan bahwa individu yang bersangkutan telah
kebal terhadap infeksi VHB baik yang terjadi setelah suatu infeksi VHB alami atau
setelah dilakukan imunisasi hepatitis B.
Sedangkan pada kasus, Anti HBs (-) yang berarti menunjukkan belum terbentuknya
kekebalan terhadap virus Hepatitis B.

Pemeriksaan IgM antiHBc. Untuk mendeteksi antibodi terhadap HbcAg. (penanda


pernah terinfeksi hepatitis B).
Pemeriksaan HbeAg dan Anti Hbe. Untuk mendeteksi apakah sedang terjadi replikasi
virus aktif atau tidak dalam tubuh penderita.
1) HBeAg (-)
Interpretasi : pada pasien hepatitis pre core mutant (seperti pada kasus ) walaupun
HBeAg negative, virus masih dalam fase replicant.
Mekanisme abnormal :
Ada 4 fase perjalanan penyakit hepatitis B kronik, yaitu fase imunotolerens,
imunoklirens, inactive carrier state, dan fase reaktivasi. Pada fase imunoklirens,
tubuh mulai memberikan respon terhada hepatitis B dan akan mengubah HBeAg
yang positif menjadi negative dan anti-HBe menjadi positif. Setelah itu, pasien
masuk ke fase inactive carrier state dimana HBeAg yang positif menjadi negative
dan anti-HBe menjadi positif, biasanya tidak ada gejala klinis dan transaminase
normal.
Akan tetapi, pada pasien-pasien hepatitis kronik pre core mutant, HBeAg negative
menandakan masih tetap terjadi replikasi virus. Karena pada pasien hepatitis kronik
pre core mutant, virus telah mengalami mutasi sehingga virus hepatitis tidak dapat
menghasilkan HBeAg tetapi anti-HBe tetap dihasilkan oleh host karena pada tingkat
sel T respon imunologik terhadap HBcAg dan HBeAg sama.

Pemeriksaan HBV DNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar proses replikasi
virus sedang terjadi di dalam tubuh. Tetapi hanya dilakukan bila penderita terinfeksi
Hepatitis B, sehingga dapat ditemukan pada tipe mutant.
Tabel Pemeriksaan Penunjang Infeksi Hepatitis
Pada pemeriksaan darah, terdapat kenaikan LED, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
infeksi yang meluas

Anda mungkin juga menyukai