Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM BIOMATERIAL II

SEMEN IONOMER KACA TIPE I dan II

NAMA : BRAMANTIO
NIM : 10618019
KELOMPO :2/B
K

PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019/2020
A. Tanggal Praktikum
Praktikum skill lab manipulasi Semen Seng Fosfat dilaksanakan pada:
Hari : Selasa dan Rabu
Tanggal : 17 dan 18 Maret 2020

Pukul : 12.40 – 15.30

B. Alat dan Bahan


a. Alat
1) Nearbeken
2) Diagnostic set
3) Glass lab
4) Stopwatch
5) Agate Spatula
6) Cetakan akrilik diameter 5 mm kedalaman 2 mm
b. Bahan
1) Handscoon
2) Masker
3) Powder dan Liquid GIC Tipe I
4) Powder dan Liquid GIC Tipe II
5) Vaselin
6) Paper pad

C. Prosedur kerja
 Prosedur Kerja GIC Tipe Sebagai Luting
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Menggunakan masker dan handscoon
3) Mengambil powder dan liquid yang diletakkan di atas paper pad pada glass plate.
Ratio powder-liquid menyesuaikan petunjuk pabrik atau gambar takaran yang tertera
pada tutup botolnya atau rasio powder-liquid 1 : 3.
Gambar 1. Semen Ionomer Kaca Tipe I

4) Menyiapkan stopwatch, saat pencampuran dimulai stopwatch dinyalakan


5) Membagi powder menjadi dua bagian, bagian pertama powder ditambahkan ke
liquid dengan gerakan cepat menggunakan agate spatula dan kemudian dilanjutkan
powder bagian kedua dengan gerakan cepat, melipat dan memutar meluas (mixing
time 5-15 detik) sampai campuran homogen dan mengkilap.
6) Campuran GIC tipe I yang bisa ditarik 12 sampai 19 mm tanpa putus menandakan
campuran sudah siap untuk luting.

 Produr Kerja GIC Tipe II Sebagai Restotasi


1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Menggunakan masker dan handscoon
3) Cetakan diolesi vaselin dan diletakkan di atas glass lab
4) Mengambil powder dan liquid yang diletakkan di atas paper pad pada glass plate.
Ratio powder-liquid menyesuaikan petunjuk pabrik atau gambar takaran yang tertera
pada tutup botolnya.

Gambar 2. Semen Ionomer Kaca Tipe II

5) Menyiapkan stopwatch, saat pencampuran dimulai stopwatch dinyalakan


6) Membagi bubuk menjadi dua bagian, bagian pertama bubuk ditambahkan ke cairan
dengan gerakan cepat menggunakan agate spatula dan kemudian dilanjutkan bubuk
bagian kedua dengan gerakan cepat dan melipat (mixing time 5-15 detik) sampai
campuran homogen dan mengkilap. Saat pencampuran dimulai stopwatch
dinyalakan.

D. Hasil Praktikum
Pada skill lab kali tidak ada hasil dikarenakan praktikum dilakukan melalui metode
daring atau online.

E. Pembahasan

1. Definisi Semen Ionomer Kaca/ Glass Ionomer Cement (GIC)


Semen Ionomer Kaca merupakan salah satu bahan restorasi plastis di bidang
kedokteran gigi yang perkembangannya sangat menarik. Semen ini pertama kali
digunakan karena merupakan bahan pertama yang paling praktis, semen ini juga
mempunyai warna yang hampir sama dengan gigi (Mc Cabe, 2014).

2. Klasifikasi Semen Glass Ionomer Cement(GIC)

Klasifikasi Semen(GIC)menurut Combe 1986 terdapat 3 jenis semen:


Tipe I : Bahan Lutting cements

Tipe II : Bahan restorasi

Tipe III : Bahan lining dan fissure sealant

di dalam perkembangannya, Semen Ionomer Kaca merk tertentu


diklasifikasikan menjadi:
Tipe I : Lutting Cement

Tipe II : Restorative Cement

Tipe III : Liner and Basis Cement

Tipe IV : Fissure sealants

Tipe V : Orthodontic Cements


Tipe VI : Core build up

Tipe VII : Fluoride releasing

Tipe VIII : ART(atraumatic restorative treatment)

Type IX : Deciduous teeth

3. Komposisi Semen Ionomer Kaca


a) Komposisi Bubuk / powder
Bubuk Semen Ionomer Kaca adalah kaca alumina-silikat. Walaupun
memiliki karakteristik yang sama dengan silikat tetapi perbandingan alumina-
silikat lebih tinggi pada semen silikat (Anusavice, 2003).

Kimiawi Persen Berat (%)

Silica (SiO2) 29,0

Alumina (Al2O3) 16,6

Alumunium Fluorida (AlPO4) 5,3

Sodium Fluorida 5,0

Calcium Fluorida 34,3

Alumunium Phospate (AlPO4) 9,8

b) Komposisi Cairan / liquid


Cairan yang digunakan semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam
poliakrilat dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental
cenderung membentuk gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar
semen, cairan asam poliakrilat adalah dalam bentuk kopolimer dengan
asamitikonik, maleic atau asam trikarbalik. Asam-asam ini cenderung
menambah resktifitas dari cairan, mengurangi kekentalan dan mengurangi
kecenderungan membentuk gel (Anusavice, 2003).
Ketika bubuk dan cairan semen ionomer kaca dicampurkan, cairan
asam akan memasuki permukaan partikel kaca kemudian bereaksi dengan
membentuk lapisan semen tipis yang akan mengikuti inti. Selain cairan asam,
kalsium, aluminium, sodium sebagai ion-ion fluoride pada bubuk semen
ionomer kaca akan memasuki partikel kaca yang akan membentuk ion
kalsium (Ca2+) kemudian ion aluminium (Al3+) dan garam fluor yang
dianggap dapat mencegah timbulnya karies sekunder. Selanjutnya partikel-
partikel kaca lapisan luar membentuk lapisan (Anusavice, 2003).

4. Sifat Semen Ionomer Kaca


Sifat ikatan Semen Ionomer Kaca adalah adhesive yang mengikat enamel dan
dentin. Ikatan ini terjadi karena interaksi antara ion-ion golongan karboksil dan
semen dan ion-ion kalsium dari gigi, ikatan ke enamel lebih besar daripada ikatannya
ke dentin.
Beberapa sifat dari Semen Ionomer Kaca yang lain akan diuraikan sebagai
berikut :
1) Sifat Fisis Semen Ionomer Kaca

a. Translusensi dan warna menyerupai struktur gigi.

b. Anti karies.

c. Thermal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel.

2) Sifat Mekanis Semen Ionomer Kaca

a. Compressive strength: 150 MPa, lebih rendah dari silikat.

b. Tensile strength: 6,6 MPa, lebih tinggi dari silikat.

c. Hardness: 49 KHN, lebih lunak dari silikat.

d. Frakture toughness: Beban yang kuat, mudah menyebabkan fraktur

3) Sifat Kimia Semen Ionomer Kaca

Semen Ionomer Kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin,


perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi
dan ion COOH dari Semen Ionomer Kaca. Ikatan dengan enamel dua kali

lebih besar daripada ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka
kebocoran tepi tambalan dapat dikurangi.Semen Ionomer Kaca tahan terhadap
suasana asam, oleh karena adanya ikatan silang diantara rantai- rantai semen
ionomer kaca.

4) Sifat Biologi semen Ionomer Kaca

Semen Ionomer Kaca memiliki sifat biokompatibilitas yang cukup


baik artinya tidak mengiritasi jaringan pulpa sejauh ketebalan sisa dentin
ke arah pulpa tidak kurang dari 0,5 mm.
5. Kelebihan dan Kekurangan Semen Ionomer Kaca

 Kelebihan semen Ionomer Kaca, diantaranya adalah sebagai berikut:

5) Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam air setelah


mengeras.
6) Kemampuan berikatan dengan email dan dentin tinggi.

7) Biokompatibilitas baik.

8) Estetika tinggi.

9) Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi.

10) Berikatan secara adhesi (fisikokimia).

11) Tidak iritatif.

12) Mengandung fluor sehingga mampu mencegah karies lebih lanjut.

13) Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikit.

14) Daya larut yang rendah.

15) Bersifat translusent atau tembus cahaya

 Kekurangan Semen Ionomer Kaca, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar.

2) Tidak tahan terhadap keausan.

3) Daya lekat pasta lebih kecil terhadap dentin.

4) Setelah restorasi butuh proteksi (varnish).

5) Kekerasan kurang baik.

6) Rapuh dan sensitive terhadap air pada waktu manipulasi pengerasan


6. Indikasi dan Kontraindikasi pemakaian bahan Semen Ionomer kaca

Indikasi

a. Digunakan pada gigi sulung.

b. Kekuatan kunyah relatif tidak besar.

c. Pada insidensi karies tinggi.

d. Gigi yang belum tumbuh sempurna.

e. Area yang sulit dihindarkan dari kontaminasi.

f. Pasien kurang kooperatif.

Kontraindikasi
a. Kavitas-kavitas yang ketebalannya kurang
b. Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi
c. Lesi karies kelas IV atau fraktur insisal
d. Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan faktor
estetika (Craig, 2012).

7. Kesimpulan
Glass ionomer cement atau Semen Ionomer Kaca (GIC atau SIK) memiliki
komposisi yang terdiri dari powder alumina–silikat dan liquid asam poliakrilat.
Glass Ionomer Cement (GIC) semen ionomer kaca tipe I merupakan tipe luting
sedangkan tipe II merupakan tipe restorasi. GIC tipe I ini memiliki viskositas
yang rendah dibandingkan GIC tipe II, sehingga memiliki daya alir yang baik.
Semen ini dipergunakan untuk perekat inlay, onlay, mahkota, gigi tiruan
jembatan,dan pasak endodontik. Selain itu juga dipergunakan untuk perekat
mahkota dan gigi tiruan jembatan berbahan keramik.. sedangkan GIC tipe II
karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup memuaskan,
digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang seperti abrasi servikal.
Abrasi awalnya diakibatkan dari iritasi kronis seperti kebiasaan menyikat gigi
yang terlalu keras.
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, et al. 2003. Phillip’s Science of Dental Material. Missouri: Elsevier

Craigh, Robert G., Powers, John M. Wataha, John C. 2012. Restorative Dental Materials 11th
ed. United States of America : Mosby
Mc.Cabe J.F, Walls A.W.G. 2014. Applied Dental Materials 9th edition. UK : Blackwell
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai