Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malam dalam kedokteran gigi digunakan untuk pencatatan cetakan rahang
tidak bergigi, malam mempunyai sifat fisis yang berbeda sesuai dengan tujuan dan
kegunaannya. Malam merupakan bahan termoplastik yang terdiri dari bahan
organik dan alami yang berasal dari mineral, hewan (serangga), dan tumbuhan.
Contoh wax yang berasal dari mineral ialah paraffin wax dan microcristalin wax,
sedangkan malam yang berasal dari serangga ialah beeswax, dan malam yang
berasal dari tumbuhan ialah carnauba wax dan candelila wax. Pembuatan wax
dilakukan dengan cara pengambilan lemak hewan atau nabati dan basa kuat.1
Malam atau wax atau lilin dipergunakan sejak pertama kali di dunia
kedokteran gigi sekitar abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang
tidak bergigi. Pada hakikatnya malam atau wax atau lilin merupakan salah satu
bahan yang memegang peranan penting di dalam ilmu bidang kedokteran gigi.
Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya, malam masih digunakan
dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan pekerjaan laboratorium.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicmpur dari bahan
alami dan sintesis.2
Karena penggunaan malam dalam kedokteran gigi ini maka perlu untuk
mengetahui segala aspek dalam malam atau wax terutama sifat-sifatnya sehingga
akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi
yang maksimal. Dan untuk lebih memahaminya maka perlu dilakukan suatu
percobaan yang akan memperlihatkan cara manipulasi malam yang benar serta
pengaruh sifat-sifatnya terhadap hasil manipulasi.3
Pada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar digunakan
dalam proses laboraturaium, meskipun masih ada sebagian dari malam dental
yang digunakan langsung pada rongga mulut penderitanya misalnya malam onlay
untuk mencetak atau mengecek hasil dari preparasi sebuah gigi.4

1.2 Rumusan Masalah

1
1. Apa definisi dari malam kedokteran gigi (wax)?
2. Apa fungsi dari malam kedokteran gigi (wax)?
3. Apa saja komposisi dari malam kedokteran gigi (wax)?
4. Apa saja klasifikasi dari malam kedokteran gigi (wax) ?
5. Bagaimana cara memanipulasi malam kedokteran gigi (wax)?
6. Apa saja sifat dari malam kedokteran gigi (wax)?
7. Apa saja faktor dari distorsi malam kedokteran gigi (wax)?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari malam kedokteran gigi (wax).
2. Mengetahui fungsi dari malam kedokteran gigi (wax).
3. Mengetahui komposisi dari malam kedokteran gigi (wax).
4. Mengetahui klasifikasi dari malam kedokteran gigi (wax) .
5. Mengetahui cara memanipulasi malam kedokteran gigi (wax).
6. Mengetahui sifat dari malam kedokteran gigi (wax).
7. Mengetahui faktor dari distorsi malam kedokteran gigi (wax).
1.4 Manfaat Penulisan
1. Diketahuinya definisi dari malam kedokteran gigi (wax).
2. Diketahuinya fungsi dari malam kedokteran gigi (wax).
3. Diketahuinya komposisi dari malam kedokteran gigi (wax).
4. Diketahuinya klasifikasi dari malam kedokteran gigi (wax) .
5. Diketahuinya cara memanipulasi malam kedokteran gigi (wax).
6. Diketahuinya sifat dari malam kedokteran gigi (wax).
7. Diketahuinya faktor dari distorsi malam kedokteran gigi (wax).

BAB II

2
METODE PERCOBAAN

2.1 Bahan
a. Malam inlay
b. Air

2.2 Alat

a. Mangkuk Karet
b. Spiritus brander
c. Jangka sorong

2.3 Cara Kerja

a. Isi mangkuk karet dengan 100ml air


b. Lunakkan malam inlay di atas api spiritus brander sampai lunak merata
c. Bengkokkan malam inlay hingga berbentuk tapal kuda
d. Biarkan malam inlay menjadi dingin di udara terbuka, ukur jarak kedua
ujungnya dengan jangka sorong (sebagai jarak awal)
e. Masukkan malam inlay tersebut ke dalam mangkuk karet yang telah diisi
air
f. Amati perubahan bentuk malam inlay setelah 24 jam
g. Ukur jarak antara 2 ujung malam inlay dengan jangka sorong (sebagai
jarak akhir)

Persentase distorsi bentuk yang terjadi dihitung dengan rumus :

Jarak akhir – jarak awal x 100%


Jarak awal

3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan

Percobaan Panjang Awal (cm) Panjang Akhir (cm) Persentase Distorsi

1 1 1,2 20%

2 1,1 1,1 0%

3.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, inlay wax yang sudah dipanaskan kemudian dibentuk
seperti tapal kuda untuk menjadi pedoman dalam percobaan distorsi yang akan
diamati setelah direndam dalam air dengan suhu normal. Setelah itu, malam akan
mengalami distorsi.
Dari data di atas, terlihat wax pertama dengan jarak awal 1 cm dan jarak
akhir 1,2 cm, memiliki persentase distorsi 20%. Wax kedua dengan jarak awal 1,1
cm dan jarak akhir 1,1 cm, memiliki persentasi distorsi 0%.
Percobaan di atas menunjukkan bahwa inlay wax tidak selalu terus
menerus distorsi, ada saatnya distorsi berhenti sesaat atau sedang tidak distorsi
yang bisa berujung pada penurunan panjang.
Factor elastic memory yang ditunjukkan terjadi lebih besar selama
pengukuran ekspansi termal pada malam yang dibiarkan pada udara bebas
daripada malam yang didiamkan dalam air.1

3.2.1 Malam Kedokteran Gigi (wax)

Wax adalah material termoplastik, berbentuk padat pada suhu kamar tetapi
meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental pada suhu
yang lebih tinggi. Dental wax terdiri dari campuran dari material termoplastik
yang dapat dilunakkan dengan pemanasan dan dikeraskan dengan pendinginan.
Komponen utama komposisi dental wax adalah natural, dan sintetis. Malam yang

4
digunakan di kedokteran gigi terdiri dari dua atau lebih komponen, bisa berupa
natural atau sintesis, resins, oil, fat, dan pigments.1

Natural wax berasal dari mineral, sayur-sayuran, atau hewan. Sedangkan


sintetis wax berasal dari sintesis kimia dari molekul natural wax. Pada dasarnya,
sintetis wax lebih homogen dan lebih murni dari natural wax. Pewarnaan juga
ditambahkan untuk menambah keestetikan. Beberapa juga terkandung filler yang
kompatibel untuk mengontrol ekspansi dan shrinkage dari produk.1

Prosedur pertama dalam pengecoran inlay atau mahkota untuk proses lost-
wax adalah membuat model malam. Dilakukan preparasi kavitas pada gigi dan
kemudian model malam diukir, baik langsung pada gigi maupun pada die yang
merupakan reproduksi gigi dan kavitas. Jika model malam langsung dibuat pada
gigi, maka dibuat dengan teknik langsung (direct wax technique). Jika dibuat pada
die, maka prosedur ini disebut teknik tidak langsung (indirect wax technique).1

Distorsi wax adalah masalah yang serius yang dapat terjadi selama
pembentukan dan penghapusan pola FIOM mulut atau die. Distorsi ini merupakan
hasil dari perubahan termal dan relaksasi stlesses yang disebabkan oleh kontraksi
pada pendingin, udara tersumbat, molding, ukiran, penghapusan, waktu, dan suhu
penyimpanan.1

3.2.2 Fungsi Malam Kedokteran Gigi (wax)

Malam gigi (dental wax) pada mulanya digunakan di kedokteran gigi sejak
awal abad 18 sebagai bahan cetak. Dalam perkembangan selanjutnya, malam
digunakan untuk berbagai prosedur klims dan laboratoris. Sebagai contoh, untuk
membuat pola malam gigi tiruan cekat (wax pattern), mereposisi gigi tiruan
sebagian yang patah (sticky wax), dan membatasi cetakan sebelum diisi gips
(boxingin wax).1

3.2.3 Komposisi Malam Kedokteran Gigi (wax)

5
Malam adalah bahan termoplastis, berbentuk padat pada suhu kamar tetapi
meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental pada suhu
yang lebih tinggi. Malam yang berasal dari alam (natural waxes) ataupun sintetis
(synthetic waxes) memiliki sifat fisis dan kimawi yang berbeda-beda.2

Perlu dilakukan pencampuran beberapa jenis malam untuk mendapatkan


malam gigi dengan sifat yang sesuai dengan kebutuhan. Malam gigi biasanya
terdiri dari dua atau lebih komponen, dapat berupa malam alami atau sintetis,
resin, minyak (oils), lemak (fats), dan pigmen. Komponen utama malam gigi
berupa malam alami atau sintetis.3

Dahulu, malam dikiasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu : mineral,


turnbuhan, insekta, dan binatang. Kiasifikasi yang lebih baik wialah berdasarkan
komposisi kimiawinya. Dua kelompok utama bahan organik yang terkandung
dalam malam adalah hidrokarbon dan ester. Malam terdiri dan kombiriasi bahan
organic yang kompleks dan mempunyai berat molekul yang tinggi. Komposisi
setiap jenis malam sangat bervariasi, tergantung sumbernya dan saat
pengambilannya.1

1. Malam alami

6
a. Parafin (Paraffin)

Asal : fraksi petroleum (minyak bumi) dengan suhu tinggi.

Komposisi : hidrokarbon jenuh rantai lurus, mengandung 26 - 30 atom


karbon (C).

Titik lebur : 40 - 71 °C. Akan meningkat bila berat molekul (BM)


bertambah dan akan menurun bila mengandung minyak. Parafin
kedokteran gigi mengandung minyak 0,5%.

Sifat : Beberapa hidrokarbon mengalami perubahan kristal saat


pendinginan. Bentuk kristal berubah dan jarum ke plat pada suhu 5 - 8 °C
di bawah titik lebur. Selama pemadatan dan pendinginan terjadi kontraksi
volumetrik 11-15%.

b. Mikrokristalin (Microcrystalline)

Asal : fraksi petroleum

Komposisi : Hidrokarbon rantai bercabang, dengan atom karbon 41 - 50.

Titik lebur : 60-91°C.

Sifat : Hampir sama dengan parafin, tetapi lebih tough (tegar) dan
fleksibel. Perubahan volume selama pengerasan lebih kecil daripada
parafin. Memiliki afinitas terhadap minyak. Kekerasan dan kelekatannya
dapat diubah dengan menambahkan minyak.

c. Ceresin

Asal : Destilasi petroleum alami yang dimumikan

Komposisi : Hidrokarbon rantai lurus dan bercabang.

Sifat : Memiliki BM dan kekerasan yang lebih tinggi dan yang tidak
dimurnikan.

7
Fungsi : Meningkatkan titik lebur parafin.

d. Carnauba

Komposisi : Campuran ester rantai lurus, alkohol, asam dan hidrokarbon

Titik lebur : Carnauba 84 -91 °C, Ouricury 79- 84°C

Sifat : keras, getas, dan titik lebur tinggi.

Fungsi : Memiliki kualitas yang baik dalam meningkatkan titik lebur dan
kekerasan parafin. Carnauba lebih efektif daripada ouricury. Contoh :
parafin bila ditambah 10% carnauba wax maka titik leburnya akan
meningkat dari 20 ke 46°C.

e. Candelilla

Komposisi : 40-60% hidrokarbon parafin yang mengandung 29-33 atom


C, alkohol, asam, ester, dan lactones.

Titik lebur : 68-75°C

Fungsi : Mengeraskan parafin. Tidak efektif untuk meningkatkan titik


lebur parafin.

f. Japan wax & Cocoa butter

Komposisi : Japan wax terdiri dan glisenda asam palmitat dan stearat,
asam dengan BM tinggi. Cocoa butter berupa lemak yang terdiri dan
gliserida asam stearat, palmitat, oleat, dan laurat dan asam lemak rendah
lainnya.

Sifat : Japan wax bersifat tough, malleable, dan lekat. Titik lebur 5 1°C.
Cocoa butter bersifat getas pada suhu kamar.

Fungsi : Japan wax bila dicampur parafin akan memperbaiki tackiness dan
emulsifying ability. Cocoa butter untuk proteksi terhadap dehidrasi

8
janngan lunak. proteksi temporer semen ionomer kaca dan kelembaban
selama pengerasan dan kekeringan setelah mengeras.

g. Beeswax

Malam insekta yang terutama digunakan di kedokteran gigi.

Komposisi : Campuran ester kompleks, terutama mengandung mirisil


palmitat, hidrokarbon jenuh dan tak jenuh, serta asam organik dengan BM
tinggi.

Titik lebur : 63 -70 °C

Sifat : Getas pada suhu kamar, plastis pada suhu tubuh.

Fungsi : memodifikasi sifat paraffin dan komponen utama sticky wax.

2. Malam Sintetis

Banyak digunakan di kedokteran gigi, tetapi malam alami masih


menupakan komponen utama. Malam sintetis berupa bahan organik kompleks
dengan komposisi kimiawi yang berfariasi. Meski secara kimiawi berbeda dengan
malam alami, sifat fisisnya seperti malam alami. Kemurnian malam sintetis Iebih
tinggi dari malam alami. Contohnya:

o
Polietilena

o
Polioksietilena glikol

o
Hidrokarbon halogenasi

o
Hidrogenasi

o
Ester hasil reaksi asam dan fatty alcohol.2

9
3.2.4 Klasifikasi Malam Kedokteran Gigi (wax)
Malam gigi dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, seperti tampa
pada Tabel II.

Malam pola digunakan untuk membuat model restorasi gigi dengan bentuk
dan ukuran yang ditentukan, kemudian dibuat cetakan dan corlcasting dengan
bahan aloi emas, aloi mkel kromium, atau resin. Malam pemrosesan terutama
digunakan sebagai alat tambahan pada pembuatan alat restorasi gigi, baik di klinik
maupun laboratorium. Malam sebagai bahan cetak sekarang digunakan secara
terbatas untuk mencetak rahang yang tidak bergigi dan undercut, umumnya
dikombinasikan dengan bahan cetak lain seperti zink oksida eugenol.2

A. Malam Pola

1. Inlay pattern wax

Guna : malam pola untuk restorasi gigi inlay, mahkota dan jembatan.

Komposisi : Komponen utamanya adalah parafin, mikrokristalin, ceresin,


carnauba, candelilla, dan beeswax. Contoh : parafin 60%, carnauba 25%,
ceresin 10%, beeswax 5%.

Jenis : hard, medium/regular, dan soft, menunjukkan daya alirnya. Daya


alir dapat dikurangi dengan menambahkan carnauba atau parafin dengan
titik lebur tinggi. Daya alir dapat juga diatur dengan menambahkan 1%
resin.

10
Sediaan : warna biru tua, hijau, dan ungu sehingga kontras dengan warna
gigi. Bentuk batang/tongkat panjang 7,5 cm dan diameter 0,64 cm. Ada
juga bentuk pelet dan konus.

Sifat : akurasi dan kualitas casting sangat tergantung pada akurasi dan detil
pola malam, dengan demikian malam perlu memiliki sifat-sifat fisis yang
penting. Spesifikasi ANSI/ADA no. 4 untuk inlay direct dan indirect.
Malam bila dipanaskan akan mencair dan menguap, diharapkan tidak ada
sisa, sehingga akan menghasilkan casting yang sempurna. Residu
maksimum malam inlay adalah 0,10%. Ekspansi termal limer maksimal
pada suhu 25 -30 °C adalah 0,2% dan suhu 25-37 adalah 0,6%. Inlay
pattern bertendensi mengalami warp atau distorsi. Malam inlay terdiri dan
2 tipe, Tipe I Hard untuk direct technic, dan Tipe II yang lebih lunak untuk
indirect technic.

2. Casting wax

Fungsi : pola kerangka logam gigi tiruan.

Komposisi : komposisi yang tepat tidak diketahui, tetapi hampir sama


dengan inlay wax.

Sediaan : berbentuk lembaran (tebal 0,32 - 0,4 mm), bentuk jadi, dan
gumpalan (bulk).

Sifat : lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu 40 - 45 °C. Agak lengket
dan terfiksasi pada model keija gips. Mencetak dengan akurat permukaan
yang dilekatinya. Tidak getas waktu didinginkan. Menguap pada suhu
500°C dan tidak meninggalkan lapisan kecuali karbon.

3. Baseplate war

Fungsi : (1) menentukan dimensi vertikal rahang pada pembuatan gigi


tiruan lengkap, dan (2) malam pola plat dasar gigi tiruan lengkap dan
sebagian, serta alat orthodonsi.

11
Komposisi : Terdiri dan 70 - 80% parafin I ceresin.

Contoh : Ceresin 80%, Beeswax 12%, Carnauba wax 2,5%, Resin 3%, dan
Mikrokristalin 2,5%.

Sediaan : Bentuk lembaran berukuran 7,6 x 15 x 1,3 cm, wama merah atau
merah muda. Ada 3 tipe, tipe I (lunak), tipe II (sedang), dan tipe III
(keras).

Sifat : Syarat yang harus dipenuhi baseplate wax.

a. Ekspansi thermis limer pada suhu 25-40°C lebih kecil dari 0,8%.

b. Tidak mengiritasi jaringan mulut.

c. Tidak flaky / menyerpih dan melekat di jan.

d. Mudah diukir pada suhu 23°C.

e. Permukaan halus setelah di flaming (disentuhkan pada api).

f. Tidak berbekas pada porselen dan gigi tiruan.

g. Tidak mewamai gigi.

Terjadi residual stress pada perlekatan gigi tiruan dan disekitar gigi tiruan,
karena perbedaan suhu, pooling wax dengan spatula panas, dan manipulasi
di bawah suhu transisi. Model malam harus segera di proses agar
akurasinya terjaga.

B. Malam untuk Pemrosesan

1. Boxing wax

Fungsi : boxing ( memberi batas) cetakan pada waktu diisi gips.

Sediaan : batang atau strip berwama hitam atau hijau.

2. Carding wax

12
Fungsi : melekatkan gigi artifisial pada plat display.

3. Utility wax

Fungsi : dilekatkan pada sendok cetak untuk memperbaiki kontur.

Komposisi : Beeswax, petrolatum dan malam lunak lain.

Sediaan : bentuk batang atau lembaran berwama merah ma atau oranye.

4. Sticky wax

Fungsi : Menyambung melekatkan patahan protesa gigi resin (reparasi)


dan logam (soldering).

Komposisi : Rosin, beeswax, pewarna, dan resin alami.

Sediaan : warna gelap atau terang.

Sifat : Pada suhu kamar bersifat getas, kuat dan tidak Iengket. Bila
dicairkan bersifat Iengket dan melekat kuat pada permukaan bahan. Residu
< 0,2%. Pengkerutan < 0,5% dari suhu 43 ke 28°C. Daya alir pada suhu
30°C maksimum 5%, dan pada suhu 43°C minimum 90%.

C. Malam untuk Cetak

1. Corrective impression wax

Fungsi : wax veneer pada cetakan untuk mendapatkan detil jaringan lunak.

Komposisi : malam hidrokarbon (parafin, ceresin, dan beeswax) dan


partikel logam.

Sifat : Daya alir 100% pada suhu 37°C. Distorsi waktu dikeluarkan dari
mulut.

2. Bite registration wax

Fungsi : mendapatkan artikulasi akurat dan rahang atas dan bawah.

13
Komposisi : dibuat dari casting wax sheet atau hard base plate wax.
Terdiri dari beeswax atau malam hidrokarbon (parafin & ceresin).
Beberapa malam jenis ini mengandung aluminium dan copper.

Sifat : Daya alir pada suhu 37°C adalah 2,5% -22%. Distorsi waktu
dikeluarkan dari mulut.2

3.2.5 Cara Memanipulasi Malam Kedokteran Gigi (wax)


Malam sebelum dilakukan pemanasan memiliki sifat yang mudah flaking
atau robek / patah. Hal ini disebabkan karena sebelum pemanasan dilakukan
struktur dari bentuk kristalnya adalah orthorhombik yang menyebabkan kisi
kristalnya dalam keadaan stabil dan pada akhirnya bila dipaksakan dimanipulasi
dengan memberikan tekanan-tekanan pada malam maka malam akan menyerpih,
robek serta terbentuk tegangan dalam (internal stress), sehingga bila pada saat
dipanaskan tegangan yang ada akan dilepaskan dengan disertai distorsi.1
Pada saat dilakukan pemanasan secara merata pada seluruh permukaan
malam, ada lekuk-lekukan pada bagian malam sehingga akan diketahui suhu
transisi dimana malam akan dapat dimanipulasi dengan mudah pada model yang
tesedia. Tujuan dari pemanasan secara merata sendiri relevan dengan sifat fisis
malam yang merupakan konduktor termis yang jelek dan memiliki daya flow
yang baik. Apabila sat dipanaskan hanya sebagian saja yang terkena panas maka
panas tersebut tidak akan disebarkan ke bagian yang lainnya dan pada tempat
yang ter terkonsentrasi oleh pemanasan akan segera mencair. Selain itu dengan
memanaskan secara merata juga akan menghindarkan terjadinya tegangan dalam.2
Besarnya suhu transisi dimana malam akan dapat dimanipulasi dengan
mudah adalah 37°C. Pada suhu transisi padat-padat inilah terjadi perubahan
bentuk struktur kristal yang stabil orthorhombic menjadi heksagonal.2
Setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat, malam siap untuk
diaplikasikan diatas model kerja. Dilakukan penekanan oleh jari-jari tangan
sehingga malam akan dapat membentuk kontur model yang sesuai dengan
kebutuhkan. Penting agar kondisi kuku praktikan rapi sehingga pada hasil

14
manipulasi malam tidak terdapat goresan atau teraan kuku praktikan yang dapat
terjadi saat menekan nekan malam dengan ibu jari.2
1. Merapikan basis model dengan pisau gips, memberi identitas pada
basis model dengan pensil tinta.
2. Gambar outline dengan pensil tinta pada model, perhatikan daerah
frenulum, bebaskan daerah tersebut, jika masih belum terampil
menggambar outline dengan pensil biasa terlebih dahulu, jika
sudah disetujui oleh instruktur tebalkan outline dengan
menggunakan pensil tinta.
3. Bagi dua sama besar baseplate yang ada. Untuk RA dapat langsung
dimanipulasi, tetapi untuk yang RB sebelum dimanipulasi potong
bagian tengah baseplate berbentuk segitiga
4. Siapkan lampu spirtus dengan api yang sedang, kemudian malam
dimulai dengan cara, panaskan di atas lampu spirtus secara merata,
setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat letakkan
lempeng malam di atas model kemudian tekan-tekan dengan
menggunakan ibu jari, perhatikan jangan sampai merobek
lembaran malam menjadi keras panaskan kembali di atas lampu
spirtus.
5. Setelah permukaan malam menempel pada model potong malam
sesuai dengan garis outline dengan menggunakan pisau model dan
pisau malam sesuai dengan kebutuhan.
6. Rapikan seluruh tepi malam.
7. Hasil maksimal adalah seluruh malam dapat diaplikasikan pada
model dengan ketebalan yang sama dan tepi yang rapi sesuai garis
outline, halus dan permukaannya rata.2
Malam gigi dapat dilunakkan dengan 3 cara, yaitu dry heat, waterbath, dan
di atas api.
1. Dry heat
Alat yang digunakan adalah oven atau annealer. Malam
dimasukkan ke dalam alat dengan temperatur tertentu hingga malam

15
menjadi lunak sesuai yang diinginkan. Cara ini menyebabkan pelunakan
malam yang merata sehingga memberikan hasil yang terbaik.4

2. Waterbath
Alat yang digunakan adalah waterbath yang telah diisi air dengan
temperatur tertentu. Malam dimasukkan ke dalam waterbath hingga lunak
sesuai yang diinginkan. Cara ini memiliki 3 kelemahan. Pertama, akan
terbentuk titik-titik air di permukaan malam, sehingga bila malam
dipanaskan kembali akan terjadi percikan air tersebut. Kedua, Akan
terbentuk lapisan malam saat dilakukan pemolesan. Ketiga, Dapat terjadi
distorsi model malam karena adanya perubahan temperatur.4
3. Di atas api
Alat yang digunakan adalah lampu spiritus. Malam diletakkan pada
udara panas di atas nyala api hingga berkilat (shiny) kemudian dijauhkan.
Perlakuan tersebut diulang-ulang untuk bagian demi bagian malam hingga
hangatnya merata dan malam menjadi lunak secara keseluruhan.
Pelunakan malam dengan cara mi sulit menghasilkan malam yang
pelunakannya merata.4

3.2.6 Sifat Malam Kedokteran Gigi (wax)

A. Sifat Malam

1. Rentang lebur (melting range)

Malam kedokteran gigi lebih cenderung mempunyai melting range dan


pada melting point karena malam tersebut terdiri dan molekul yang sama tetapi
berat molekulnya berbeda, atau beberapa tipe molekul yang berbeda dan masing-
masing memiliki variasi berat molekul. Sebagai contoh titik lebur parafin 44 - 62
°C, titik lebur carnauba wax 50 - 90 °C. Campuran parafin 75% dan carnauba
25% memiliki titik lebur yang berbeda.1

2. Suhu transisi padat-padat (solid-solid transition temperature)

16
Bila malam dipanaskan hingga di bawah titik lebur, terjadi transisi padat-
padat yaitu perubahan struktur kristal lattice yang stabil (biasanya orthorombik)
menjadi heksagonal. Pada keadaan tersebut malam dapat dimampulasi tanpa
menyerpih, robek atau stress. Transisi padat-padat ini juga menentukan sifat fisis
dan kesesuaian malam untuk berbagai prosedur klinis dan laboratoris. Malam
yang harus tetap kaku bila ada dalam mulut, harus memiliki suhu transisi padat-
padat di atas 37°C.1

3. Ekspansi termis (thermal expansion)

Seperti bahan lain, malam akan mengembang/ekspansi bila suhu


meningkat dan akan mengkerut/ kontraksi bila suhunya menurun. Koefisien
ekspansi termis malam lebih besar danpada bahan lain di kedokteran gigi. Sifat
ekspansi termis linier bahan malam dapat dijelaskan berdasarkan kekuatan ikatan
valensi sekunder dan titik transisi. Malam yang berasal dari mineral umumnya
mempunyai koefisien ekspansi lebih besar dan malam tumbuhan. Malam mineral
ikatan valensi sekundemya lemah, bila suhu meningkat terjadi pergerakan yang
lebih besar pada komponennya, maka ekspansi termalnya lebih besar. Ekspansi
tennis mi berpengaruh terhadap ketepatan restorasi yang dibuat. Sebagai contoh,
malam dengan koeisien ekspansi tennis 350 x 10 / °C bila didinginkan dan suhu
37 ke suhu 20 derajat celcius akan mengalami pengkerutan linier sebesar hampir
0,6%.1

4. Kekuatan mekanis

Modulus elastisitas, limit proporsional, dan kekuatan kompresi malam


lebih rendah daripada bahan lain. Sifat mekanis tersebut sangat dipengaruhi oleh
suhu.1

5. Daya alir (flow)

Bila malam diberi beban pada waktu tertentu, akan terjadi deformasi atau
perubahan bentuk. Deformasi plastis dan prosentase daya alimya tergantung
temperatur. Di bawah suhu transisi, daya alirnnya rendah. Daya alir im penting

17
untuk malam inlay yang polanya dikerjakan secara direct. Pada suhu 5 derajat di
atas suhu mulut, daya alirnya harus besar, tetapi pada suhu mulut /37 derajat harus
tidak ada daya alirnya.1

6. Stres internal (Internal stress)

Stres internal sering juga disebut residual stress. Malam memiliki


konduktivitas panas rendah, sehingga sukar mencapai pemanasan yang merata.
Bila malam dicetak atau dibentuk tanpa pemanasan yang cukup di atas suhu
transisi padat-padat, maka akan terjadi stress dalam bahan. Bila malam
dipanaskan, terjadi pelepasan stress dan mengakibatkan distorsi.1

3.2.1 Distorsi Malam Kedokteran Gigi (wax)


Distorsi pada malam kemungkinan menjadi masalah yang dapat terjadi
saat pembentukan maupun pelepasan bentukan dari mulut atau die. Distorsi bisa
disebabkan karena perubahan suhu, dan relaksasi dari tegangan yang disebabkan
oleh kontraksi saat pendinginan, udara yang tersumbat, pencetakan, pengukiran,
pelepasan,serta waktu dan suhu penyimpanan. Faktor-faktor yang menyebabkan
distorsi antara lain:
1. Thermal Expansion
Inlay Wax memiliki ekspansi termal yang lebih tinggi dibanding bahan
kedokteran gigi yang lain. Hal ini dapat dilihat dari grafik dibawah.3

18
2. Internal Stress

Wax dimanipulasi tanpa dilakukan pemanasan yang cukup hingga


diatas suhu transisi padat-padat sehingga dapat terjadi tekanan yang
sangat besar pada material. Tekanan ini disebut dengan internal stress.
Stress ini timbul dari kontraksi pada saat pendinginan, udara yang
terjebak mengakibatkan perubahan bentuk(distorsi) selama molding
serta waktu dan suhu selama penyimpanan. Tekanan yang dilepaskan
oleh wax tersebut pada saat didiamkan menimbulkan suatu kontraksi.3

3. Elastic memory

Saat internal stress sudah terlepas dari dalam malam, suhu malam telah
menurun di bawah suhu transisi solid-solid dan bentuk molekul dalam
malam akan menjadi stabil kembali dan akan berhenti mengalami
distorsi dan kembali mengeras atau cenderung ke bentuk semula
sesudah dimanipulasi (elastic memory). Elastic memory yang
ditunjukkan terjadi lebih besar selama pengukuran ekspansi termal
pada malam yang dibiarkan pada udara bebas daripada malam yang
didiamkan dalam air.3

19
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Wax adalah material termoplastik, berbentuk padat pada suhu kamar tetapi
meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental pada suhu
yang lebih tinggi. Dental wax terdiri dari campuran dari material termoplastik
yang dapat dilunakkan dengan pemanasan dan dikeraskan dengan pendinginan.
Malam gigi (dental wax) pada mulanya digunakan di kedokteran gigi sejak
awal abad 18 sebagai bahan cetak. Dalam perkembangan selanjutnya, malam
digunakan untuk berbagai prosedur klims dan laboratoris. Sebagai contoh, untuk
membuat pola malam gigi tiruan cekat (wax pattern), mereposisi gigi tiruan
sebagian yang patah (sticky wax), dan membatasi cetakan sebelum diisi gips
(boxingin wax).
Untuk memanipulasi malam harus dengan benar, yaitu malam diberi panas
yang merata pada seluruh permukaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
distorsi yang terjadi pada inlay wax yaitu pelepasan internal stress, elastic
memory, dan ekspansi termal yang tinggi.
Jarak kedua ujung malam menunjukkan bahwa malam yang telah
dipanaskan dan dibengkokkan akan cenderung kembali ke bentuk semula karena
sifat elastic memory yang dimiliki oleh malam. Percobaan yang sudah dilakukan
juga menunjukkan bahwa inlay wax tidak selalu terus menerus distorsi, ada
saatnya distorsi berhenti sesaat atau sedang tidak distorsi yang bisa berujung pada
penurunan panjang.
Saat terpapar panas (suhu ruangan) dan saat kompresi maupun kontraksi
yang dilakukan operator, maka molekul-molekul bagian dalam malam yang
mengalami kompresi akan berdekatan dan molekul-molekul bagian luar yang
mengalami kontraksi akan berjauhan sehingga timbul suatu perubahan dimensi
malam yang berupa pertambahan panjang (ekspansi), pengurangan (penyusutan)
dan tetap tergantung tahapan dari proses malam tersebut (residual stress).

20
DAFTAR PUSTAKA

[1] Anusavice KJ. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. 10th ed. Jakarta:
EGC; 2003.

[2] Powers JM, Sakaguchi RL. Craig’s Restorative Dental Materials. 12th ed.
Missouri: Mosby Elsevier; 2012.

[3] McCabe, John F dkk. Applied Dental Materials. 9th ed. Munksgaard:
Blackwell; 2008.

[4] Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan
Ajar Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi. 1st ed. Medan: USU
Press; 2011.

21
LAMPIRAN

22
Gambar 1. Spiritus brander

Gambar 2. Melunakkan inlay wax di atas api spiritus brander

23
Gambar 3. Inlay wax dibengkokkan membentuk tapal kuda

Gambar 4. Inlay wax direndam dalam mangkuk karet berisi air

24
Gambar 5. Perubahan bentuk inlay wax setelah 24 jam

25

Anda mungkin juga menyukai