PENDAHULUAN
1
1. Apa definisi dari malam kedokteran gigi (wax)?
2. Apa fungsi dari malam kedokteran gigi (wax)?
3. Apa saja komposisi dari malam kedokteran gigi (wax)?
4. Apa saja klasifikasi dari malam kedokteran gigi (wax) ?
5. Bagaimana cara memanipulasi malam kedokteran gigi (wax)?
6. Apa saja sifat dari malam kedokteran gigi (wax)?
7. Apa saja faktor dari distorsi malam kedokteran gigi (wax)?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari malam kedokteran gigi (wax).
2. Mengetahui fungsi dari malam kedokteran gigi (wax).
3. Mengetahui komposisi dari malam kedokteran gigi (wax).
4. Mengetahui klasifikasi dari malam kedokteran gigi (wax) .
5. Mengetahui cara memanipulasi malam kedokteran gigi (wax).
6. Mengetahui sifat dari malam kedokteran gigi (wax).
7. Mengetahui faktor dari distorsi malam kedokteran gigi (wax).
1.4 Manfaat Penulisan
1. Diketahuinya definisi dari malam kedokteran gigi (wax).
2. Diketahuinya fungsi dari malam kedokteran gigi (wax).
3. Diketahuinya komposisi dari malam kedokteran gigi (wax).
4. Diketahuinya klasifikasi dari malam kedokteran gigi (wax) .
5. Diketahuinya cara memanipulasi malam kedokteran gigi (wax).
6. Diketahuinya sifat dari malam kedokteran gigi (wax).
7. Diketahuinya faktor dari distorsi malam kedokteran gigi (wax).
BAB II
2
METODE PERCOBAAN
2.1 Bahan
a. Malam inlay
b. Air
2.2 Alat
a. Mangkuk Karet
b. Spiritus brander
c. Jangka sorong
3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 1 1,2 20%
2 1,1 1,1 0%
3.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, inlay wax yang sudah dipanaskan kemudian dibentuk
seperti tapal kuda untuk menjadi pedoman dalam percobaan distorsi yang akan
diamati setelah direndam dalam air dengan suhu normal. Setelah itu, malam akan
mengalami distorsi.
Dari data di atas, terlihat wax pertama dengan jarak awal 1 cm dan jarak
akhir 1,2 cm, memiliki persentase distorsi 20%. Wax kedua dengan jarak awal 1,1
cm dan jarak akhir 1,1 cm, memiliki persentasi distorsi 0%.
Percobaan di atas menunjukkan bahwa inlay wax tidak selalu terus
menerus distorsi, ada saatnya distorsi berhenti sesaat atau sedang tidak distorsi
yang bisa berujung pada penurunan panjang.
Factor elastic memory yang ditunjukkan terjadi lebih besar selama
pengukuran ekspansi termal pada malam yang dibiarkan pada udara bebas
daripada malam yang didiamkan dalam air.1
Wax adalah material termoplastik, berbentuk padat pada suhu kamar tetapi
meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental pada suhu
yang lebih tinggi. Dental wax terdiri dari campuran dari material termoplastik
yang dapat dilunakkan dengan pemanasan dan dikeraskan dengan pendinginan.
Komponen utama komposisi dental wax adalah natural, dan sintetis. Malam yang
4
digunakan di kedokteran gigi terdiri dari dua atau lebih komponen, bisa berupa
natural atau sintesis, resins, oil, fat, dan pigments.1
Prosedur pertama dalam pengecoran inlay atau mahkota untuk proses lost-
wax adalah membuat model malam. Dilakukan preparasi kavitas pada gigi dan
kemudian model malam diukir, baik langsung pada gigi maupun pada die yang
merupakan reproduksi gigi dan kavitas. Jika model malam langsung dibuat pada
gigi, maka dibuat dengan teknik langsung (direct wax technique). Jika dibuat pada
die, maka prosedur ini disebut teknik tidak langsung (indirect wax technique).1
Distorsi wax adalah masalah yang serius yang dapat terjadi selama
pembentukan dan penghapusan pola FIOM mulut atau die. Distorsi ini merupakan
hasil dari perubahan termal dan relaksasi stlesses yang disebabkan oleh kontraksi
pada pendingin, udara tersumbat, molding, ukiran, penghapusan, waktu, dan suhu
penyimpanan.1
Malam gigi (dental wax) pada mulanya digunakan di kedokteran gigi sejak
awal abad 18 sebagai bahan cetak. Dalam perkembangan selanjutnya, malam
digunakan untuk berbagai prosedur klims dan laboratoris. Sebagai contoh, untuk
membuat pola malam gigi tiruan cekat (wax pattern), mereposisi gigi tiruan
sebagian yang patah (sticky wax), dan membatasi cetakan sebelum diisi gips
(boxingin wax).1
5
Malam adalah bahan termoplastis, berbentuk padat pada suhu kamar tetapi
meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental pada suhu
yang lebih tinggi. Malam yang berasal dari alam (natural waxes) ataupun sintetis
(synthetic waxes) memiliki sifat fisis dan kimawi yang berbeda-beda.2
1. Malam alami
6
a. Parafin (Paraffin)
b. Mikrokristalin (Microcrystalline)
Sifat : Hampir sama dengan parafin, tetapi lebih tough (tegar) dan
fleksibel. Perubahan volume selama pengerasan lebih kecil daripada
parafin. Memiliki afinitas terhadap minyak. Kekerasan dan kelekatannya
dapat diubah dengan menambahkan minyak.
c. Ceresin
Sifat : Memiliki BM dan kekerasan yang lebih tinggi dan yang tidak
dimurnikan.
7
Fungsi : Meningkatkan titik lebur parafin.
d. Carnauba
Fungsi : Memiliki kualitas yang baik dalam meningkatkan titik lebur dan
kekerasan parafin. Carnauba lebih efektif daripada ouricury. Contoh :
parafin bila ditambah 10% carnauba wax maka titik leburnya akan
meningkat dari 20 ke 46°C.
e. Candelilla
Komposisi : Japan wax terdiri dan glisenda asam palmitat dan stearat,
asam dengan BM tinggi. Cocoa butter berupa lemak yang terdiri dan
gliserida asam stearat, palmitat, oleat, dan laurat dan asam lemak rendah
lainnya.
Sifat : Japan wax bersifat tough, malleable, dan lekat. Titik lebur 5 1°C.
Cocoa butter bersifat getas pada suhu kamar.
Fungsi : Japan wax bila dicampur parafin akan memperbaiki tackiness dan
emulsifying ability. Cocoa butter untuk proteksi terhadap dehidrasi
8
janngan lunak. proteksi temporer semen ionomer kaca dan kelembaban
selama pengerasan dan kekeringan setelah mengeras.
g. Beeswax
2. Malam Sintetis
o
Polietilena
o
Polioksietilena glikol
o
Hidrokarbon halogenasi
o
Hidrogenasi
o
Ester hasil reaksi asam dan fatty alcohol.2
9
3.2.4 Klasifikasi Malam Kedokteran Gigi (wax)
Malam gigi dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, seperti tampa
pada Tabel II.
Malam pola digunakan untuk membuat model restorasi gigi dengan bentuk
dan ukuran yang ditentukan, kemudian dibuat cetakan dan corlcasting dengan
bahan aloi emas, aloi mkel kromium, atau resin. Malam pemrosesan terutama
digunakan sebagai alat tambahan pada pembuatan alat restorasi gigi, baik di klinik
maupun laboratorium. Malam sebagai bahan cetak sekarang digunakan secara
terbatas untuk mencetak rahang yang tidak bergigi dan undercut, umumnya
dikombinasikan dengan bahan cetak lain seperti zink oksida eugenol.2
A. Malam Pola
Guna : malam pola untuk restorasi gigi inlay, mahkota dan jembatan.
10
Sediaan : warna biru tua, hijau, dan ungu sehingga kontras dengan warna
gigi. Bentuk batang/tongkat panjang 7,5 cm dan diameter 0,64 cm. Ada
juga bentuk pelet dan konus.
Sifat : akurasi dan kualitas casting sangat tergantung pada akurasi dan detil
pola malam, dengan demikian malam perlu memiliki sifat-sifat fisis yang
penting. Spesifikasi ANSI/ADA no. 4 untuk inlay direct dan indirect.
Malam bila dipanaskan akan mencair dan menguap, diharapkan tidak ada
sisa, sehingga akan menghasilkan casting yang sempurna. Residu
maksimum malam inlay adalah 0,10%. Ekspansi termal limer maksimal
pada suhu 25 -30 °C adalah 0,2% dan suhu 25-37 adalah 0,6%. Inlay
pattern bertendensi mengalami warp atau distorsi. Malam inlay terdiri dan
2 tipe, Tipe I Hard untuk direct technic, dan Tipe II yang lebih lunak untuk
indirect technic.
2. Casting wax
Sediaan : berbentuk lembaran (tebal 0,32 - 0,4 mm), bentuk jadi, dan
gumpalan (bulk).
Sifat : lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu 40 - 45 °C. Agak lengket
dan terfiksasi pada model keija gips. Mencetak dengan akurat permukaan
yang dilekatinya. Tidak getas waktu didinginkan. Menguap pada suhu
500°C dan tidak meninggalkan lapisan kecuali karbon.
3. Baseplate war
11
Komposisi : Terdiri dan 70 - 80% parafin I ceresin.
Contoh : Ceresin 80%, Beeswax 12%, Carnauba wax 2,5%, Resin 3%, dan
Mikrokristalin 2,5%.
Sediaan : Bentuk lembaran berukuran 7,6 x 15 x 1,3 cm, wama merah atau
merah muda. Ada 3 tipe, tipe I (lunak), tipe II (sedang), dan tipe III
(keras).
a. Ekspansi thermis limer pada suhu 25-40°C lebih kecil dari 0,8%.
Terjadi residual stress pada perlekatan gigi tiruan dan disekitar gigi tiruan,
karena perbedaan suhu, pooling wax dengan spatula panas, dan manipulasi
di bawah suhu transisi. Model malam harus segera di proses agar
akurasinya terjaga.
1. Boxing wax
2. Carding wax
12
Fungsi : melekatkan gigi artifisial pada plat display.
3. Utility wax
4. Sticky wax
Sifat : Pada suhu kamar bersifat getas, kuat dan tidak Iengket. Bila
dicairkan bersifat Iengket dan melekat kuat pada permukaan bahan. Residu
< 0,2%. Pengkerutan < 0,5% dari suhu 43 ke 28°C. Daya alir pada suhu
30°C maksimum 5%, dan pada suhu 43°C minimum 90%.
Fungsi : wax veneer pada cetakan untuk mendapatkan detil jaringan lunak.
Sifat : Daya alir 100% pada suhu 37°C. Distorsi waktu dikeluarkan dari
mulut.
13
Komposisi : dibuat dari casting wax sheet atau hard base plate wax.
Terdiri dari beeswax atau malam hidrokarbon (parafin & ceresin).
Beberapa malam jenis ini mengandung aluminium dan copper.
Sifat : Daya alir pada suhu 37°C adalah 2,5% -22%. Distorsi waktu
dikeluarkan dari mulut.2
14
manipulasi malam tidak terdapat goresan atau teraan kuku praktikan yang dapat
terjadi saat menekan nekan malam dengan ibu jari.2
1. Merapikan basis model dengan pisau gips, memberi identitas pada
basis model dengan pensil tinta.
2. Gambar outline dengan pensil tinta pada model, perhatikan daerah
frenulum, bebaskan daerah tersebut, jika masih belum terampil
menggambar outline dengan pensil biasa terlebih dahulu, jika
sudah disetujui oleh instruktur tebalkan outline dengan
menggunakan pensil tinta.
3. Bagi dua sama besar baseplate yang ada. Untuk RA dapat langsung
dimanipulasi, tetapi untuk yang RB sebelum dimanipulasi potong
bagian tengah baseplate berbentuk segitiga
4. Siapkan lampu spirtus dengan api yang sedang, kemudian malam
dimulai dengan cara, panaskan di atas lampu spirtus secara merata,
setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat letakkan
lempeng malam di atas model kemudian tekan-tekan dengan
menggunakan ibu jari, perhatikan jangan sampai merobek
lembaran malam menjadi keras panaskan kembali di atas lampu
spirtus.
5. Setelah permukaan malam menempel pada model potong malam
sesuai dengan garis outline dengan menggunakan pisau model dan
pisau malam sesuai dengan kebutuhan.
6. Rapikan seluruh tepi malam.
7. Hasil maksimal adalah seluruh malam dapat diaplikasikan pada
model dengan ketebalan yang sama dan tepi yang rapi sesuai garis
outline, halus dan permukaannya rata.2
Malam gigi dapat dilunakkan dengan 3 cara, yaitu dry heat, waterbath, dan
di atas api.
1. Dry heat
Alat yang digunakan adalah oven atau annealer. Malam
dimasukkan ke dalam alat dengan temperatur tertentu hingga malam
15
menjadi lunak sesuai yang diinginkan. Cara ini menyebabkan pelunakan
malam yang merata sehingga memberikan hasil yang terbaik.4
2. Waterbath
Alat yang digunakan adalah waterbath yang telah diisi air dengan
temperatur tertentu. Malam dimasukkan ke dalam waterbath hingga lunak
sesuai yang diinginkan. Cara ini memiliki 3 kelemahan. Pertama, akan
terbentuk titik-titik air di permukaan malam, sehingga bila malam
dipanaskan kembali akan terjadi percikan air tersebut. Kedua, Akan
terbentuk lapisan malam saat dilakukan pemolesan. Ketiga, Dapat terjadi
distorsi model malam karena adanya perubahan temperatur.4
3. Di atas api
Alat yang digunakan adalah lampu spiritus. Malam diletakkan pada
udara panas di atas nyala api hingga berkilat (shiny) kemudian dijauhkan.
Perlakuan tersebut diulang-ulang untuk bagian demi bagian malam hingga
hangatnya merata dan malam menjadi lunak secara keseluruhan.
Pelunakan malam dengan cara mi sulit menghasilkan malam yang
pelunakannya merata.4
A. Sifat Malam
16
Bila malam dipanaskan hingga di bawah titik lebur, terjadi transisi padat-
padat yaitu perubahan struktur kristal lattice yang stabil (biasanya orthorombik)
menjadi heksagonal. Pada keadaan tersebut malam dapat dimampulasi tanpa
menyerpih, robek atau stress. Transisi padat-padat ini juga menentukan sifat fisis
dan kesesuaian malam untuk berbagai prosedur klinis dan laboratoris. Malam
yang harus tetap kaku bila ada dalam mulut, harus memiliki suhu transisi padat-
padat di atas 37°C.1
4. Kekuatan mekanis
Bila malam diberi beban pada waktu tertentu, akan terjadi deformasi atau
perubahan bentuk. Deformasi plastis dan prosentase daya alimya tergantung
temperatur. Di bawah suhu transisi, daya alirnnya rendah. Daya alir im penting
17
untuk malam inlay yang polanya dikerjakan secara direct. Pada suhu 5 derajat di
atas suhu mulut, daya alirnya harus besar, tetapi pada suhu mulut /37 derajat harus
tidak ada daya alirnya.1
18
2. Internal Stress
3. Elastic memory
Saat internal stress sudah terlepas dari dalam malam, suhu malam telah
menurun di bawah suhu transisi solid-solid dan bentuk molekul dalam
malam akan menjadi stabil kembali dan akan berhenti mengalami
distorsi dan kembali mengeras atau cenderung ke bentuk semula
sesudah dimanipulasi (elastic memory). Elastic memory yang
ditunjukkan terjadi lebih besar selama pengukuran ekspansi termal
pada malam yang dibiarkan pada udara bebas daripada malam yang
didiamkan dalam air.3
19
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Wax adalah material termoplastik, berbentuk padat pada suhu kamar tetapi
meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental pada suhu
yang lebih tinggi. Dental wax terdiri dari campuran dari material termoplastik
yang dapat dilunakkan dengan pemanasan dan dikeraskan dengan pendinginan.
Malam gigi (dental wax) pada mulanya digunakan di kedokteran gigi sejak
awal abad 18 sebagai bahan cetak. Dalam perkembangan selanjutnya, malam
digunakan untuk berbagai prosedur klims dan laboratoris. Sebagai contoh, untuk
membuat pola malam gigi tiruan cekat (wax pattern), mereposisi gigi tiruan
sebagian yang patah (sticky wax), dan membatasi cetakan sebelum diisi gips
(boxingin wax).
Untuk memanipulasi malam harus dengan benar, yaitu malam diberi panas
yang merata pada seluruh permukaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
distorsi yang terjadi pada inlay wax yaitu pelepasan internal stress, elastic
memory, dan ekspansi termal yang tinggi.
Jarak kedua ujung malam menunjukkan bahwa malam yang telah
dipanaskan dan dibengkokkan akan cenderung kembali ke bentuk semula karena
sifat elastic memory yang dimiliki oleh malam. Percobaan yang sudah dilakukan
juga menunjukkan bahwa inlay wax tidak selalu terus menerus distorsi, ada
saatnya distorsi berhenti sesaat atau sedang tidak distorsi yang bisa berujung pada
penurunan panjang.
Saat terpapar panas (suhu ruangan) dan saat kompresi maupun kontraksi
yang dilakukan operator, maka molekul-molekul bagian dalam malam yang
mengalami kompresi akan berdekatan dan molekul-molekul bagian luar yang
mengalami kontraksi akan berjauhan sehingga timbul suatu perubahan dimensi
malam yang berupa pertambahan panjang (ekspansi), pengurangan (penyusutan)
dan tetap tergantung tahapan dari proses malam tersebut (residual stress).
20
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anusavice KJ. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. 10th ed. Jakarta:
EGC; 2003.
[2] Powers JM, Sakaguchi RL. Craig’s Restorative Dental Materials. 12th ed.
Missouri: Mosby Elsevier; 2012.
[3] McCabe, John F dkk. Applied Dental Materials. 9th ed. Munksgaard:
Blackwell; 2008.
[4] Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan
Ajar Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi. 1st ed. Medan: USU
Press; 2011.
21
LAMPIRAN
22
Gambar 1. Spiritus brander
23
Gambar 3. Inlay wax dibengkokkan membentuk tapal kuda
24
Gambar 5. Perubahan bentuk inlay wax setelah 24 jam
25