Anda di halaman 1dari 67

DENTAL

WAX Aida Fameilia


Tedy Alfian N.
Rani Maharani
(171610101001)
(171610101002)
(171610101003)
Sheila Firdausi (171610101004)
Nazillaturohmah (171610101005)
Nisaa’I Ramilinia P. (171610101006)
Rosi Endah P. (171610101007)
Siti Nurul M. H. (171610101008)
Fitria Arifka R. (171610101009)
Definisi, Sifat dan
Syarat Dental wax
Definisi

Wax adalah campuran dua atau lebih bahan sintetis dan alami seperti lilin, damar,
zat pewarna dan bahan tambahan lainnya. Digunakan dalam bidang kedokteran
gigi untuk membuat cetakan, membuat konstruksi gigi palsu non logam, membuat
catatan tentang hubungan rahang, sebagai bahan penolong kerja laboratorium.

• Wax merupakan salah satu bahan termoplastik yang jika dipanaskan akan
menjadi lunak dan bila didinginkan akan mengeras.
• Terbentuk dari mineral (Parafin dan mikrokristalin), tumbuhan (Carnauba dan
Candelila), dan hewan bees wax)
(Anusavice et al., 2012)
✘ Jarak lebur
SIFAT DENTAL WAX
o Malam kedokteran gigi lebih cenderung mempunyai melting range dan pada melting point
karena malam tersebut terdiri dan molekul yang sama tetapi berat molekulnya berbeda,
atau beberapa tipe molekul yang berbeda dan masingmasing memiliki variasi berat
molekul.
o Misalnya : paraffin 44-62 °C
Carnauba 50-90 °C
✘ Temperatur peralihan solid
Sewaktu suhu malam meningkat terjadi transisi padat-padat di mana bentuk kisikristal
yang stabil (dalam kebanyakan malam berbentuk orthorhombic) mulai berubahmenjadi bentuk
hexagonal yang terjadi di bawah titik cair malam tersebut.
✘ Termal ekspansi dan kontraksi
o Terjadi perubahan pada satuan luas dan panjang, yaitu berupa ekspansi(pemuaian) dan
kontraksi (mengerut).
o koefisien ekspansi terbesar diantara material material lain yang digunakan di bidang
kedokteran gigi. (E.C. Combe, 1992)
✘ Daya alir (flow)
o Perubahan plastis ini atau presentase ‘aliran’ tergantung pada suhu
o Apabila temperature rendah, daya alir kecil
o Apabila temperature tinggi/naik, daya alir akan meningkat
(E.C. Combe, 1992)
✘ Stres internal (Internal stress)
o Stres internal sering juga disebut residual stress.
o Terjadi bila malam dicetak atau dibentuk tanpa pemanasan yang cukup di
atas suhu transisi padat-padat
o Dapat menyebabkan distorsi
(Annusavice, Kenneth J. 2003).
Syarat Wax yang Baik

(Wilson,1992)
Konstitusi Utama
Dental Wax
KONSTITUSI UTAMA DENTAL WAX

1/ Mineral

CONTENT 2 / H e w a n

3/ Tumbuhan
C. Mineral Wax Wax B . Animal Wax C. Vegetal Wax
Parafin Carnauba Wax
Bee Wax
Campuran kompleks Fatty ester (80- 85%)
Palmitat,
hidrokarbon sari metan Free alcohol (10- 15%)
dengan sejumlah kecil fase palmitoleate,
Asam (3-6%)
amof atau mikrokristalin hidroksipalmitat, Hidrokarbon (1-35%)
Hidrokarbon jenuh rantai dan oleate ester Ester
lurus, dengan 26- 30 atom C Rantai panjang
Minyak (0,5%) alcohol Candelila Wax
Mikrokristalin Hidrokarbon (50%, 29-
Hidrokarbon rantai bercabang 23 atom C)
Ester (28- 29%)
Ceresin Alkohol
Hidrokarbon rantai lurus dan Free fatty acid (7-9%)
panjang Resin (12-14%)
(Anusavice, 2013)
Sumber: E.C. Combe ,
1992
Klasifikasi dan
aplikasi wax
kedokteran gigi
✘ American Dental Association mengklasifikasikan
wax atas 3 tipe, yang dapat dilihat pada tabel:
Tabel. Klasifikasi Wax (Craig, R.G., 2002)

Pattern Wax Processing Impression

1. Inlay wax 1. Boxing wax 1. Corrective wax


2. Casting wax 2. Utility wax 2. Bite registration wax
3. Base plate wax 3. Sticky wax
PATTERN WAX
Inlay wax
✘ Disebut juga sebagai inlay casting wax/inlay pattern wax
✘ Fungsi dari wax ini untuk malam pola pada restorasi gigi
inlay, crown, dan bridge
✘ Tersedia dalam bentuk batangan yang bulat atau agak
lonjong dengan diameter 0,64 cm panjang 7-8cm. Ada
juga yang berbentuk pelet dan konus (Fraunhofer JA,
2010)
✘ Berwarna biru tua atau hijau tua, dan ungu sehingga
kontras dengan warna gigi.
Komposisi
Ceresin
10% Parafin
Beeswax
5%
Carnauba
Carnauba
Parafin
25% Ceresin
60%

Beeswax Sediaan inlay wax (Ari Susanti, DS. 2018)

Candelila dan zat


pewarna
Jenis Inlay wax
✘ Jenis menurut daya alir dibagi jadi tiga yaitu:
Hard, medium/regular, dan soft
✘ Wax menurut spesifikasi ADA, Inlay wax memilik 2 tipe untuk penuangan
inlay yaitu tipe I hard untuk direct technique dan tipe II yang lebih lunak
untuk indirect technique.
✘ Pada flow inlay wax tipe I, wax yang keras dianjurkan untuk membentuk
pattern langsung dalam mulut, dimana flow yang rendah pada suhu 37ºC
meminimalkan kecenderungan terjadinya distorsi pattern sewaktu
diangkat dari kavitas yang dipreparasi (Craig, R.G , 2002)

✘ Inlay wax tipe II, wax yang lunak digunakan sebagai wax pada teknik tidak
langsung. Wax ini mempunyai flow yang lebih besar dibandingkan wax type
1. temperatur pada type ll lebih rendah untuk mendapatkan flow yang
cukup sehingga mudah untuk dimodelir (Craig, R.G, 2002)
Inlay wax pada mahkota

Inlay wax tipe 1

Sumber: https://image.slidesharecdn.com/dentalwaxs-
160420110726/95/dental-waxs-20-638.jpg?cb=1461150550

Inlay wax tipe 2


Hatrick CD, Eakle WS, Bird WF, 2011
Sifat-Sifat ideal bagi Inlay Wax (Craig, R.G., 2002) :

1. Bila melunak harus homogen.


2. Warna harus kontras dengan warna jaringan keras dan
lunak hal ini memudahkan carving sehingga bagian inlay
wax yang tipis dapat mudah terlihat.
3. Bahan tidak mudah patah atau retak.
4. Harus dapat dicarving sampai menjadi satu lapisan tipis
5. Tidak meninggalkan residu dalam mold
6. Harus benar-benar rigid dan mempunyai dimensional
stabilitas yang baik sampai pembuangannya.
Base plate wax (Craig R.G, 2002)

✘ Komposisi dari Baseplate terdiri dari 70 – 80% Parafin I


Ceresin. Contohnya adalah Ceresin 80%, Beeswax 12%,
Carnauba 2,5%, Resin 3%, dan Mikrokristalin 2,5%.
✘ Fungsi dari wax ini menentukan dimensi vertikal rahang pada
pembuatan gigi tiruan lengkap dan malam pola plat dasar
gigi tiruan lengkap dan sebagian, serta alat orthodonsi.
✘ Sediaan dari wax ini memiliki bentuk lembaran berukuran
7,6 X 15 X 1,3 cm, berwarna merah atau merah muda
Carnaub
komposisi Base plate wax
a Resin
2,5% 3%
Beeswa
x
12% Mikrokri
stalin2,5
%

Ceresin
80%

Base plate wax (Ari Susanti, DS. 2018):


Ceresin Beeswax
Carnauba Resin
Mikrokristalin2,5%
Syarat yang harus dipenuhi oleh baseplate wax yaitu (Ari
Susanti, DS. 2018):

✗ Ekspansi thermis limer pada suhu 25-40°C lebih kecil dari 0,8%.
✗ Tidak mengiritasi jaringan mulut.
✗ Tidak flaky.
✗ Mudah diukir pada suhu 23°C.
✗ Permukaan halus setelah di flaming (disentuhkan pada api).
✗ Tidak berbekas pada porselen dan gigi tiruan.
✗ Tidak mewarnai gigi.
Klasifikasi base plate wax Tiga tipe base plate wax menurut ADAS :
✘ Tipe I : malam lunak (soft wax) untuk membangun/membentuk
bagian luar pola gigi tiruan malam
✘ Tipe II : medium wax untuk membuat pola malam yang dapat
dicobakan dalam mulut
✘ Tipe III : hard wax untuk pengukiran pola malam yang dapat
dicobakan dan Paling sering digunakan untuk membuat dan
mengukir pola malam dari GT akrilik. Dapat juga digunakan
untuk pembuatan pola dari plat ortodontik yang nantinya akan
terbuat dari bahan akrilik heat curing
Casting Wax
✘ Komposisi dari Casting wax hampir sama dengan
Inlay wax.
✘ Sediaan casting wax berbentuk
lembaran,biasanya tersedia dalam ukuran 28 dan
30 (tebal 0,32 – 0,4 mm) berdasar
ketebalannya, dan ready-made shape dengan
bentuk round, half round, half-pear-shaped rods
dan wires dengan ukran sekitar 10 cm
(Craig,2002). Berwarna biru, merah atau hijau
Fungsi dari casting wax (Craig, 2002)

✘ untuk pola kerangka logam gigi tiruan sebagian lepasan


✘ yang berbentuk lembran digunakan untuk
menghasilkan ketebalan minimum pada area area
tertentu dari kerangka gigi tiruan sebagian
✘ memeriksa titik-titik artikulasi yang tinggi
Federal Spesification No. U-W-140

Tabel 1 Summary of Requirements of Federal Spesifications for Dental Casting Wax


Sumber: (Craig R.G. Restorative Dental Material, 9h ed., Mosby Year Book, St
Louis, 2002)
✘ Karakteristik aliran dari lilin casting, ketika diukur mirip dengan inlay wax,
menunjukkan aliran maksimum 10% pada 35 "C dan aliran minimum 60% pada
38" C.
✘ Federal Spesification mengatakan bahwa cating wax harus dapat ditekuk dua
kali tanpa fraktur pada suhu 23oC
✘ Casting wax yaitu lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu 40-45ºC
✘ Mencetak dengan akurat permukaan yang dilekatinya
✘ Agak lengket, tingkat kelengketan kecil ini tidak cukup untuk mempertahankan
posisi mereka pada gips dan pada satu sama lain selama perakitan pola
✘ Karena bahan-bahan ini membentuk pola lilin untuk restorasi gigi tiruan
sebagian, seperti halnya lilin inlay, bahan tersebut juga harus menguap pada
suhu sekitar 500 "C tanpa residu selain karbon
Sumber: Ari Susanti, DS. 2018. Dental Wax Macam Dan
Penggunaannya Dalam Bidang Kedokteran Gigi. Bali: Fkg Unud)
Processing wax

Paling banyak digunakan sebagai bahan tambahan (bahan bantu)


dalam membuat berbagai restorasi protesa, baik secara klinis maupun
laboratorium, juga membantu memudahkan prosedur dalam
pembuatan gigi tiruan atau penyolderan (Keumala, 2003).
Boxing wax

✘ Sedian boxing wax yaitu


batang atau strip
berwarna hijau atau
hitam dengan panjang
30cm, lebar 4cm, dan
tebal 1mm, berwarna
hitam atau hijau
Boxing wax (Craig, 2002)
✘ Boxing wax memiliki aliran tinggi pada suhu kamar dan
sangat mudah dibentuk tanpa membutuhkan pemanasan.
✘ Digunakan dalam lab untuk membuat dinding batas /box
dari cetakan sebelum dilakukan pengisian dengan dental
stone
✘ Lunak pada temperatur 21oC dan bertahan bentuknya
sampai suhu 35oC
✘ Boxing wax harus sedikit lengket dan memiliki kekuatan
dan ketangguhan yang cukup untuk manipulasi yang
mudah.
Gambar Boxig wax
Sumber: Ari Susanti, DS. 2018. Dental Wax
Macam Dan Penggunaannya Dalam Bidang
Kedokteran Gigi. Bali: Fkg Unud
Utility Wax
Utility wax terdiri dari beeswax, petrolatum, dan malam
lunak lain. Biasanya disediakan dalam bentuk batang dan
lembaran Fungsi dari wax ini yaitu digunakan pada bidang
orthodonsia dan menjadi bahan pendukung pada bahan
cetak alginat. Sediaan wax yang biasa digunakan di
bidang orthodonsia adalah wax berwarna putih. Utility wax
ini befungsi sebagai kontur sendok cetak, pemanjang
sendok cetak pada kasus pasien dengan alveolar ridge
yang panjang dan sebagai pelapis pada bagian palatum
sendok cetak untuk kasus pasien dengan palatum yang
dalam (Interdent, 2018).
✘ Digunakan untuk menambah panjang sendok cetak
✘ Oleh pabrik digunakan untuk melekatkan gigi artifisial pada
tempatnya untuk dipasarkan
✘ Lunak
✘ Terbuat dari bees wax, petrolatum, dan malam-malam lainnya
dengan berbagai perbandingan
✘ dapat melekat dan dilipat pada suhu 21 ° -24 ° C
✘ Warna merah tua atau orange
✘ Di bidang ortodontik disebut perphery wax
https://dokumen.tips/documents/malam-wax-drgwayan-
versi-belajar-1.html
Sticky Wax
Sticky wax terdiri dari rosin, beeswax 60%,
pewarna dan resin 17%, gum dammar Sumber:
(resin alami) 17%. Sediaan dari wax ini yaitu http://ourdentalmat
warna gelap dan terang. Sifat dari sticky erials.webs.com/ap
ps/photos/album?al
wax ini pada suhu kamar bersifat getas, bumid=15488889
kuat dan tidak Iengket. Bila dicairkan
bersifat lengket dan melekat kuat pada
permukaan bahan. Residu < 0,2%.
Pengkerutan < 0,5% dari suhu 43 °C ke
28°C. Daya alir pada suhu 30°C maksimum
5%, dan pada suhu 43°C minimum 90%.
✘ Dikenal juga dengan sebutan malam perekat
✘ Berbentuk batangan bulat, panjang 7-10cm, diameter 7-8mm,
berwarna kuning atau merah coklat
✘ Lebih keras dan lebih getas dibanding malam inlay
✘ Digunakan dalam lab untuk berbagai hal di mana dibutuhkan
penyambungan sementara, misalnya untuk menyatukan
bagian-bagian logam sewaktu penyolderan atau menyambung
atau melekatkan patahan protesa gigi resin (reparasi)
,sambung Gigi Tiruan patah
✘ Mencair pada temp 60-65 ° C, flow pada temp 20-25 ° C
✘ Lilin ini tidak mencair pada suhu kamar
https://dokumen.tips/documents/malam-wax-drgwayan-versi-belajar-1.html
Sumber: Spesifikasi Federal Sticky
Wax, boxing wax dan utility wax.
(Craig R.G. Restorative Dental
Material, 9h ed., Mosby Year
Book, St Louis, 1993)
Impression wax
Komposisi impression wax tersusun atas rantai atom
hidrokarbon CH3(CH2)nCH3, dimana nilai n berada di antara 15
hingga 42 (Noort 2002; Anusavice et al. 2012
Malam cetak biasanya memiliki ciri-ciri tidak memiliki rasa,
tidak berwarna, tidak berbau, dan berminyak pada sentuhan (Noort
2002). Malam cetak yang biasa digunakan adalah beeswax dan
colophany (Noort 2002).
Malam cetak tersedia dalam beberapa bentuk sediaan
seperti pada (Gambar 2.14 - 2. 17) (Powers & Wataha 2013)
Sumber Gambar: Powers JM, Wataha JC. 2013. Dental Materials Properties and Manipulation.
St.Louis: Mosby Elsevier:2, 286
Corrective wax

Komposisi corrective wax terdiri dari parafin,


ceresin, beeswax dan patikel logam.
Flow pada suhu 37 derajat C adala 100% sehingga
wax mengalami distorsi ketika dilepaskan dari
mulut.
Malam yang digunakan untuk melakukan koreksi
pada undercut dan cetak positif gigi (Gambar
2.12) (Anusavice et al. 2012).
Sumber lain menyebutkan bahwa corrective wax digunakan
dalam prosedur pengambilan cetak edentulous. Malam ini
memiliki sifat yang mudah mengalir pada suhu rongga mulut
sehingga dapat disesuaikan dengan material yang lain.

Sumber: Powers JM, Wataha JC. 2013. Dental Materials Properties and Manipulation. St.Louis: Mosby Elsevier:2, 286
Bite registration wax

Terdiri dari beeswax atau parafin, ceresin, beeswax, dan


mengandung partikel alumunium atau copper (tembaga).

Fungsi dari wax ini adalah untuk mendapatkan artikulasi


akurat dari rahang atas dan rahang bawah(Anusavice et
al. 2012).
✘ Flow pada suhu 37 derajat C adalah 2,5-22%
menunjukkan bahwa wax ini sangat rentan
terhadap distorsi ketika dilepaskan dari rongga
mulut.

Sumber: Powers JM, Wataha JC. 2013. Dental Materials Properties and Manipulation.
St.Louis: Mosby Elsevier:2, 286
Cara Manipulasi
Wax
Inlay Wax
✘ Direct – diaplikasikan pada ✘ Indirect – pada Die.
mulut secara langsung. Pertama die dilumasi dengan
Tekanan yang diaplikasian bahan pembasah, kemudian
menggunakan jari. Atau malam yang sudah dicairkan bisa
meminta pasien untuk menggigit ditambahkan selapis demi
malam nya. pelepasannya harus selapis dengan spatula dan diulas
dilakukan dengan hati hati, dengan sikat. Kemudian diukir ke
dicantol dengan unjung explorer kontur yang tepat dengan hati-
dan diputar ke luar. Setelah hati agar permukaan tidak aus.
dilepas, model jangan disentuh Pada teknik ini menghindari
dengan tangan karena tekanan untuk mencegah
menghindari perubahan model. distorsi (Anusavice, 2013).
✘ Mencairkan lilin dengan cara memanaskan di atas sumber panas
kering.

✘ Sumber panas : nyala api gas alkohol atau dari listrik

✘ Sebaiknya lilin dipanaskan pd pemanas yg stabil, sehingga lilin


selalu siap pakai dan homogen, serta mengurangi perubahan
bentuk.

✘ Apabila dipanaskan di atas nyala api hendaknya batang lilin inlay


dibalik-balik, agar panasnya rata.

✘ Sesudah lilin melunak, baru dibentuk


BITE WAX

• Pasien siinstruksikan menggigit wax secara perlahan

• Setelah diambil dari mulut pasien, wax akan membentuk tapal


kuda. (Phinney, 2008)
 Lilin diukur dengan penetrasi di renges 37 ° C dari
2,5% menjadi 22% yang menunjukkan bahwa lilin ini
rentan terhadap distorsi pada penghapusan dari mulut.
 Bahan pendaftaran oklusal yang terbuat dari silikon
elastomer Selain menjadi lebih populer karena
pemulihan yang tinggi elastis mereka dan stabilitas
dimensi yang sangat baik.
Casting Wax / Lilin Cor

✘ Casting wax digunakan sebagai pola awal kerangka logam


gigi tiruan sebagian.
✘ Bersifat lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu 40-45⁰C
✘ Terfiksasi pada model kerja gips
✘ Dapat mencetak dengan akurat permukaan yang dilekatinya.
✘ Menguap pada suhu 500 ⁰C (Susanti, 2017).
Manipulasi

✘ Sifat wax sebelum dipanaskan akan ✘ Jika pemanasan dilakukan


sangat mudah untuk dipatahkan secara merata dan
karena struktur dari bentuk menyeluruh, maka tegangan
kristalinnya pada wax akan berkurang.
✘ Supaya wax mudah dimanipulasi pada ✘ Setelah dipanaskan, wax
model, wax dipanaskan secara merata dibentuk sesuai pola yang di
dipermukaannya inginkan sesuai dengan
✘ Apabila wax dipanaskan sebagian, kebutuhan
maka panas tidak ada menyebar rata (Nasution, 2010)
dan mengakibatkan bagian tersebut
tidak terbentuk
✘ Lilin casting akan dipola pada gigi yang akan direstorasi / pada die
✘ Setelah semua aspek telah benar, selanjutnya akan dipasang sprue yang merupakan jalan
masuk alloy.
✘ Setelah itu ditanam pada material keramik.
✘ Lalu dipanaskan sampai semua wax menghilang, sehingga menghasilkan rongga yang
berupa pola gigi (Nasution, 2010)

Annusavice, KJ. Phillips’


Science of Dental
Materials. 11th ed.
Philadelphia: WB
Saunders, 2003.
Boxing wax
Boxing wax
Fungsi : boxing ( memberi batas) cetakan pada waktu diisi gips.
Sediaan : batang atau strip berwama hitam atau hijau (Susanti, 2017).
• Boxing mudah disesuaikan dengan cetakan pada suhu
kamar yang diinginkan, dan dapat dibentuk tanpa
pemanasan.
• Mengurangi kemungkinan mendistorsi cetakan
• Lilin boxing harus sedikit dan memiliki kekuatan yang
cukup dan ketangguhan untuk manipulasi
• Dapat melekat dengan baik pada bahan cetak Gips dan
pada akrilik (Susanti, 2017).
BOXING WAX
 Beri line pada seluruh bagian impression menggunakan spidol permanen sekitar
3 mm dari tepi perifer untuk mendesain tepi ekstensi sesuai yang diinginkan
 Beri instant adhessive sepanjang line
 Tempelkan beading wax pada line
 Tempelkan boxing wax mengitari beading wax dengan cara memberi instant
adhessive atau dengan cara melelehkannya
 Buat manipulasi gypsum (dental stone) dan tuangkan kedalam boxed
impression
 Setelah dental stone menjadi setting, lepas boxing dan beading wax dari
impression dan rapikan serta ratakan hasil cast. (Vyas et al, 2011)
Base plate wax

1. Merapikan basis model dengan pisau gips,


memberi identitas pada basis model
dengan pensil tinta.
2. Gambar outline dengan pensil tinta pada
model, perhatikan daerah frenulum,
bebaskan daerah tersebut, jika masih
belum terampil menggambar outline
dengan baik bisa menggunakan pensil (Sumber: di akses pada
biasa terlebih dahulu, dan juga jika sudah https://www.youtube.com/watch?v=jhJ4VmO
TxvA&t=209s).
disetujui oleh instrukur bisa menebalkan
outline dengan menggunakan pensil tinta.
Satu lembar baseplate wax dibagi menjadi dua bagian sama besar. Satu
bagian baseplate wax digunakan untuk RA dapat langsung dimanipulasi, untuk
RB sebelum dimanipulasi bagian baseplate wax dipotong berbentuk segitiga
atau seperti huruf V.

(sumber: dapat di akses di


https://dental.keystoneindustries.com/product/base-plate-material/)
(Sumber: dapat di akses di
https://songyoung.com.tw/product_detail.php?productID=157)
✘ Siapkan lampu spirtus dengan api yang sedang, kemudian
baseplate/m/malam mulai dimanipulasikan dengan cara memanaskan
malam diatas lampu spirtus secara merata. Setelah malam mencapai suhu
transisi padat-padat letakkan lempeng malam diatas model kemudian tekan-
tekan dengan menggunakan ibu jari. Perhatikan saat menekan malam dengan
ibu jari jangan sampai merobek lembaran malam, jika malam menjadi keras
panaskan kembali diatas lampu spirtus.
(Sumber: di akses di
https://www.youtube.com/watch?v=7aU4n01JaD8&t=370s).
Setelah semua permukaan malam menempel pada model, potong malam
sesuai dengan garis outline dengan menggunakan pisau model dan pisau
malam sesuai dengan kebutuhan. Merapikan seluruh tepi malam.

(Sumber: di akses di
https://www.youtube.com/watch?v=jhJ4VmOTxvA&t=209s)
✘ Hasil maksimal adalah seluruh malam
dapat diaplikasikan pada model dengan
ketebalan yang sama dan tepi yang rapi
sesuai garis outline, halus dan
permukaannya rata.
✘ Seluruh permukaan malam menempel
rapat pada model sesuai dengan outline
(Petunjuk skill lab biomaterial dan teknologi FKG UNEJ, 2019)
Sticky wax
 Pertama dilakukan pemanasan, agar lengket dan menempel secara kuat pada
bahan.
 Selanjutnya proses pengolesan, misalnya pada gips atau logam,
 Setelah itu proses pendinginan untuk menghasilkan hasil yang lebih rekat.
(Syafiar, 2011)

(Sumber : di akses di
MANIPULASI UTILITY WAX
Penggunaan pada pada bidang orthodonsia untuk menutupi kawat maupun braket
•Utility wax di bentuk menyerupai bulatan
•Di tempelkan pada bagian braket yang mengiritasi pipi atau mukosa pada rongga mulut

(Sumber: di akses di https://www.youtube.com/watch?v=J5ICuCnh8Rk).


Api Bunsen

Bunsen burner merupakan alat pembakar (burner) pertama yang dapat menghasilkan nyala
api premix (premix flame). Alat ini ditemukan oleh Robert William Bunsen (1811-1899) pada
tahun 1855. Bunsen burner ini menggunakan prinsip pengaturan aliran campuran udara-
bahan bakar gas secara kontinyu. Bahan bakar gas masuk ke dalam burner melalui saluran
masuk pipa di dasar burner yang ujung pipanya berbentuk nozzle agar bahan bakar gas
langsung dapat bercampur dengan baik dengan udara primer (primary air) yang masuk secara
radial melalui control ring. Sepanjang melewati tabung pembakar (barrel), gas dan udara akan
bercampur dengan baik mendekati campuran homogen dan mengalir keluar dari ujung
tabung pembakar secara kontinyu (Rachmat, 2008).
www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126791-R020814-Penelitian%20kestabilan-
Literatur.pdf pembakaran bunsen burner
Pada daerah luminous terjadi reaksi dan pelepasan energi panas sebagai entalpi reaksi gas yang
terbakar, sedangkan di bawahnya terdapat daerah gelap (dark zone), yaitu tempat dimana molekul gas
yang belum terbakar berubah alirannya dari arah sejajar sumbu tabung pembakar ke arah luar tegak
lurus permukaan batas daerah gelap. Selanjutnya gas yang belum terbakar mendapatkan energi panas
sepanjang tebal daerah Preheating Zone sampai temperatur 0˚ nyala (Ignition Temperature: Ti) tercapai
dan kemudian bereaksi secara berulang dengan cepat sepanjang tebal daerah Reaction Zone diiringi
dengan pelepasan energi panas yang lebih besar lagi hingga mencapai temperatur nyala api (Flame
Temperature: Tf ). Warna dari daerah luminous biasanya berubah menurut rasio udara-bahan bakar
yaitu jika rasio campuran kurus (lean mixture) maka warna permukaan kerucut nyala luminous adalah
ungu, yang menandakan banyaknya dihasilkan CH radikal. Dan jika rasio campuran kaya bahan bakar
(rich mixture), maka permukaan kerucut nyala luminous akan berwarna hijau mendekati kebiruan, yang
menandakan banyaknya konsentrasi molekul C2 (Rachmat,2008).
T H A N K S

Anda mungkin juga menyukai