Anda di halaman 1dari 11

Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan

Sosial, Pola Pergaulan pada Balita (Teori Erik Erikson


“Teori Psikososial”)
• Menurut Erikson, perkembangan psikososial adalah perkembangan
persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita
kembangkan melalui interaksi sosial.
• Sejak balita masalah-masalah sosial emosional sudah dapat kita
identifikasi dari berbagai perilaku yang ditampakkan anak,
diantaranya anak selalu ingin menang sendiri, bersikap agresif, cepat
marah, setiap keinginannya selalu harus dituruti
Erik Erikson mengidentifikasi ada beberapa tahap
perkembangan psikosial anak usia dini (balita),
antara lain:
Trust vs Mistrust (Kemampuan mempercayai
lingkungan (dimulai sejak lahir-1 tahun))
• Timbulnya trust (percaya) dibantu oleh adanya pengalaman yang
terus-menerus, berkesinambungan, adanya pengalaman yang ada
kesamaannya dengan ‘trust’ dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi
oleh orang tuanya
• Apabila anak terpenuhi kebutuhan dasarnya dan apabila orang tuanya
memberikan kasih sayang dengan tulus, anak akan berpendapat
bahwa dunianya (lingkungannya) dapat dipercaya atau diandalkan.
2. Autonomy vs Shame and Doubt (Kemampuan
untuk mandiri (usia antara 2-3 tahun))
• Segera setelah anak belajar ‘trust’ atau ‘mistrust’ terhadap orang
tuanya, selanjutnya anak akan mencapai suatu derajat kemandirian
tertentu. Sebaiknya sejak dalam rentang usia 1,5-3 tahun (toddler)
diberi kesempatan dan didorong untuk melakukan yang diinginkan
anak dan sesuai dengan tempo dan caranya sendiri, sedangkan orang
tua cukup mengawasinya saja.
• Tetapi apabila orang tua tidak sabar dan terlalu banyak melarang
anak, maka akan berdampak pada sikap ragu-ragu anak terhadap
lingkungannya. Sebaiknya orang tua menghindari sikap membuat
malu anak apabila anak melakukan tingkah laku yang tidak disetujui
orang tua. Karena rasa malu biasanya akan menimbulkan perasaan
ragu terhadap kemampuan diri sendiri.
3.Inisiative vs Guilt (Kemampuan berinisiatif
(usia antara 4-5 tahun))
• Kemampuan untuk melakukan partisipasi dalam berbagai kegiatan
fisik dan mampu mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan
dilakukan. Tetapi tidak semua keinginan anak akan disetujui orang tua
dan orang skitar.
• Pada masa ini rasa percaya dan kebebasan yang anak baru muncul,
peran orang tua yaitu untuk mendukung inisiatif dan ide anak, jika
yang terjadi justru sebaliknya maka akan timbul pada diri anak
keinginan untuk menarik rencananya/ idenya, dan yang timbul adalah
perasaan bersalah.
3.Inisiative vs Guilt (Kemampuan berinisiatif
(usia antara 4-5 tahun))
• Apabila anak usia 4-5 tahun diberi kebebasan untuk menjelajahi dan
bereksperimen dalam lingkungannya, dan apabila orang tua
memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan anak, maka anak
cenderung akan lebih banyak mempunyai inisiatif dalam menghadapi
masalah yang ada di sekitarnya. Sebaliknya apabila anak selalu
dihalangi keinginannya, dan dianggap pertanyaan atau apa saja yang
dilakukan tidak ada artinya, maka anak akan selalu merasa bersalah.
Perkembangan Psikososial
Perkembangan Emosi

• Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Hal ini tampak
mencolok pada anak-anak usia balita. ditandai dengan meledaknya
amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan rasa iri hati yang tinggi.
• Pada masa-masa ini anak-anak khusunya balita sulit untuk dibimbing
dan diarahkan, mereka cenderung akan marah, memberontak dan
tersinggung jika diperingati, hal ini disebabkan anak-anak keluar dari
fokus mereka. Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan oleh
masalah psikologis
Perkembangan Sosial
• perkembangan sosialisasi pada masa balita ditandai dengan
meningkatnya intensitas hubungan dengan teman-teman sebayanya,
dan perkembangan ini meningkat dari tahun ke tahun. Pada fase ini
juga balita tidak hanya senang bermain tetapi juga lebih banyak
berbicara.
• Di sini bisa disimpulkan bahwasannya teman sebaya juga berperan
penting terhadap perkembangan sosial, karena lewat teman sebaya
anak bisa belajar dan mendapat informasi tentang dunia anak di luar
keluarga.
Perkembangan Permainan
• Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan
pada awal masa balita. Sebab balita lebih banyak menghabiskan
waktunya di luar rumah bermain dengan teman-temannya
• Permainan bagi anak balita adalah suatu bentuk aktivitas yang
menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu
sendiri, bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari
aktivitas tersebut. Hal ini adalah karena bagi anak-anak proses
melakukan sesuatu lebih menarik dari pada hasil yang akan
didapatkannya.

Anda mungkin juga menyukai