Anda di halaman 1dari 20

Dental wax merupakan bahan thermoplastic artinya bahan ini berwujud padat

pada suhu ruangan namun dapat meleleh tanpa diikuti dekomposisi bahan sehingga
mampu mengalir seperti zat cair (McCabe, 2013). Komponen utama penyusun dental
wax yaitu mineral, hewan, dan tumbuhan.
Parafin dan mikrokristalin merupakan malam yang didapatkan dari residu
hasil distilasi minyak bumi. Bahan-bahan tersebut tersusun atas senyawa hidrokarbon.
Dimana paraffin tersusun atas rantai hidrokarbon yang lurus sementara mikrokristalin
tersusun atas rantai hidrokarbon yang bercabang (Delmar’s, 2003).
Parafin akan lunak pada suhu berkisar antara 37-55 oC dan meleleh pada suhu
48-70oC. Sementara mikrokristalin memiliki rentang leleh pada 65-90 oC. Kedua
bahan tersebut bersifat brittle (mudah patah) pada suhu ruangan (Delmar’s, 2003).
Beeswax merupakan salah satu bahan alami yang tersusun dari hewan. Dimana
beeswax didapatkan dari derivat rumah lebah yang tersusun atas sedikit kristalin alami
dan polyester. Bahan ini terkadang dijadikan campuran paraffin untuk menurunkan
rentang leleh dan sifat brittelnya sehingga memiliki viskositas yang lebih rendah
(Delmar’s, 2003).
Malam karnauba dan kandelilla merupakan turunan dari tumbuhan, malam ini
biasanya dicampur dengan paraffin untuk membuat teksturnya menjadi lebih lunak
(Delmar’s, 2003).

Berdasarkan fungsinya dental wax dibagi menjadi pattern wax, processing wax, dan
impression wax. Setiap dental wax memiliki fungsi yang berbeda.
1. Pattern Wax
a. Inlay wax
Komponen utama dari Inlay wax adalah parafin, mikrokristalin,
ceresin, carnauba, candelilla, dan beeswax. Contohnya : parafin 60%,
carnauba 25%, ceresin 10%, beeswax 5%. Fungsi dari wax ini untuk malam
pola pada restorasi gigi inlay, crown, dan bridge.
Inlay wax memiliki beberapa jenis yaitu hard, medium/regular, dan
soft, menunjukkan daya alirnya. Dimana daya alir ini dapat dikurangi dengan
menambahkan carnauba atau parafin dengan titik lebur tinggi. Daya alir juga
dapat diatur dengan menambahkan resin 1%. Selain itu, inlay wax memiliki
residu maksimum adalah 0,10%. Ekspansi termal limer maksimal pada suhu
25-30ºC adalah 0,2% dan suhu 25-37ºC adalah 0,6%. Inlay pattern mengalami
warp atau distorsi. Inlay wax memilik 2 tipe yaitu tipe I hard untuk direct
technique dan tipe II yang lebih lunak untuk indirect technique.
Sediaan inlay wax yaitu berwarna biru tua, hijau, dan ungu sehingga
kontras dengan warna gigi. Bentuk batang/tongkat memiliki panjang 7,5 cm
dan diameter 0,64 cm. Ada juga yang berbentuk pelet dan konus.

Gambar 2.2 Inlay Wax

Gambar 2.3 Penggunaan Inlay wax


b. Casting wax
Komposisi dari Casting wax hampir sama dengan Inlay wax. Fungsi
dari casting wax untuk pola kerangka logam gigi tiruan.
Sifat dari Casting wax yaitu lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu
40-45ºC. Agak lengket dan terfiksasi pada model kerja gips. Mencetak dengan
akurat permukaan yang dilekatinya. Tidak getas waktu didinginkan. Menguap
pada suhu 500ºC dan tidak meninggalkan lapisan kecuali karbon.
Sediaan casting wax berbentuk lembaran (tebal 0,32 – 0,4 mm), bentuk
jadi dan gumpalan (bulk).

Gambar 2.4 Casting wax


Gambar 2.5 Casting wax sheet

c. Baseplate wax
Komposisi dari Baseplate terdiri dari 70 – 80% Parafin I Ceresin.
Contohnya adalah Ceresin 80%, Beeswax 12%, Carnauba 2,5%, Resin 3%,
dan Mikrokristalin 2,5%. Fungsi dari wax ini menentukan dimensi vertikal
rahang pada pembuatan gigi tiruan lengkap dan malam pola plat dasar gigi
tiruan lengkap dan sebagian, serta alat orthodonsi.

Syarat yang harus dipenuhi oleh baseplate wax yaitu:


 Ekspansi thermis limer pada suhu 25-40°C lebih kecil dari 0,8%.
 Tidak mengiritasi jaringan mulut.
 Tidak flaky / menyerpih dan melekat di jan.
 Mudah diukir pada suhu 23°C.
 Permukaan halus setelah di flaming (disentuhkan pada api).
 Tidak berbekas pada porselen dan gigi tiruan.
 Tidak mewarnai gigi.

Sediaan dari wax ini memiliki bentuk lembaran berukuran 7,6 X 15 X


1,3 cm, berwarna merah atau merah muda. Ada 3 tipe dari baseplate wax ini
yaitu tipe I (lunak), tipe II (sedang), tipe III (keras). Model malam ini harus
segera diproses agar akurasinya terjaga.
Gambar 2.6 Baseplate Wax

Gambar 2.7 Bite rim

Gambar 2.8 Bite rim saat penetapan gigit


2. Processing wax
a. Boxing wax
Boxing wax memiliki fungsi sebagai pagar atau pememberi batas pada
saat melakukan pengecoran cetak negatif. Sedian boxing wax yaitu batang
atau strip berwarna hijau atau hitam.
Gambar 2.9 Boxing Wax

Gambar 2.10 Penggunaan boxing wax


12
b. Utility wax
Utility wax terdiri dari beeswax, petrolatum, dan malam lunak lain.
Fungsi dari wax ini yaitu digunakan pada bidang orthodonsia dan menjadi
bahan pendukung pada bahan cetak alginat.
Di bidang orthodonsia utility wax digunakan untuk menutupi kawat
maupun braket. Sediaan wax yang biasa digunakan di bidang orthodonsia
adalah wax berwarna putih (GmbH, 2017).
Sementara, untuk fungsinya dalam mendukung bahan cetak alginate.
Utility wax ini befungsi sebagai pemanjang sendok cetak pada kasus pasien
dengan alveolar ridge yang Panjang dan sebagai pelapis pada bagian palatum
sendok cetak untuk kasus pasien dengan palatum yang dalam (Interdent, 2018)

Gambar 2.11 Utility Wax


Gambar 2.12 Penggunaan utility wax

13
c. Sticky wax
Sticky wax terdiri dari rosin, beeswax, pewarna dan resin alami.
Fungsi dari wax ini yaitu menyambung atau melekatkan patahan protesa gigi
resin (reparasi) dan logam (soldering).
Sediaan dari wax ini yaitu warna gelap dan terang. Sifat dari sticky
wax ini pada suhu kamar bersifat getas, kuat dan tidak Iengket. Bila dicairkan
bersifat lengket dan melekat kuat pada permukaan bahan. Residu < 0,2%.
Pengkerutan
< 0,5% dari suhu 43 ke 28°C. Daya alir pada suhu 30°C maksimum 5%, dan
pada suhu 43°C minimum 90%.

Gambar 2.13 Sticky Wax

3. Impression wax
Komposisi impression wax tersusun atas rantai atom hidrokarbon
CH3(CH2)nCH3, dimana nilai n berada di antara 15 hingga 42 (Noort 2002;
Anusavice et al. 2012). Malam cetak biasanya memiliki ciri-ciri tidak memiliki
rasa, tidak berwarna, tidak berbau, dan berminyak pada sentuhan (Noort
2002).Malam cetak biasanya digunakan untuk memastikan keberadaan undercut
pada permukaan preparasi yang dimana hal tersebut akan menimbulkan masalah
serius dalam pencetakan alloy emas (Powers & Wataha 2013). Namun impression
wax cenderung akan terdistorsi apabila diambil pada daerah yang terdapat
undercut. dengan demikian, impression wax memiliki keterbatasan yaitu hanya
dapat digunakan pada edentulous ridge atau permukaan oklusal (Anusavice et al.
2012). Malam cetak yang biasa digunakan adalah beeswax dan colophany (Noort
2002). Untuk menggunakan bahan cetak ini diperlukan teknik pemanasan baik
dengan api maupun dengan air panas hingga bahan tersebut benar-benar melunak
dan kemudian siap untuk digunakan untuk mencetak. Proses pendinginan malam
cetak dapat menggunakan semprotan air dengan suhu 16oC hingga 18oC. Hasil
cetakan kemudian diperiksa untuk mengetahui adanya undercut atau deformitas.
Malam cetak tersedia dalam beberapa bentuk sediaan seperti pada (Gambar 2.7 -
2. 11) (Powers & Wataha 2013).
Gambar 2.14 Impression wax plate

Gambar 2. 15 High temperature modelling wax and impression


Gambar 2.16 Extra hard impression plate

1
5
Gambar 2.17 Extra soft orange impression wax

a. Corrective wax
Corrective wax adalah malam yang digunakan untuk melakukan
koreksi pada undercut dan cetak positif gigi (Gambar 2.12) (Anusavice et al.
2012). Sumber lain menyebutkan bahwa corrective wax digunakan dalam
prosedur pengambilan cetak edentulous. Malam ini memiliki sifat yang mudah
mengalir pada suhu rongga mulut sehingga dapat disesuaikan dengan material
yang lain.
Gambar 2.18 Corrective Wax

b. Bite registration wax


Bite registration wax terdiri dari beeswax atau parafin dan ceresin.
Malam ini dibuat dari casting wax sheet atau hard base plate wax. Fungsi dari
wax ini adalah untuk mendapatkan artikulasi akurat dari rahang atas dan
rahang bawah(Anusavice et al. 2012).
Cara manipulasi dari wax ini yaitu lilin diukur dengan penetrasi di
suhu 37ºC dari 2,5% menjadi 22% yang menunjukkan bahwa lilin ini rentan
terhadap distorsi pada penghapusan dari mulut. Produk dagang terbaru banyak
pilihan untuk produk bite registration contohnya seperti Denar, Alminax
(Delmar’s, 2003).
Gambar 2.19 Bite registration Wax
1
7
BAB III

3.1 Kesimpulan

Dental Wax/ Malam kedokteran gigi memiliki banyak manfaat dan kegunaan dalam
melakukan setiap tindakan baik penggunaan langsung di rongga mulut pasien maupun di
laboratorium. Memahami penggunaan dental wax tidak dapat dilepaskan dari pengetahuan
akan karakter dan sifat dari dental wax itu sendiri, dan bagaimana manipulasi . Begitu banyak
dental wax yang dapat ditemukan dipasaran dan pengetahuan dokter gigi sangat dibutuhkan
untuk membatu dalam menentukan dental wax mana yang seharusnya dipergunakan.

3.4. Saran

Mengingat pentingnya penggunaan dental wax bagi dokter gigi , mahasiswa kedokteran gigi
maupun laboran maka diharapkan untuk memahami karakter, dan cara manipulasi macam –
macam dental wax yang ada di pasaran
18
DAFTAR PUSTAKA

Bird, D.L. and Robinson, D.S., 2017. Modern Dental Assisting-E-Book.

Elsevier Health Sciences.

GmbH, K. (2018). Kulzer - Ortho & Utility Waxes. [online] Kulzerus.com.

Available at:
http://kulzerus.com/en_us/en_us/dental_technician_1/products_by_appli
cation_1/wax/ortho___utility_waxes/ortho___utility_waxs.aspx
[Accessed 9 Jan. 2018].

Interdent. (2018). Utility Wax. [online] Available at


:
http://interdent.cc/eng/utility-wax.html [Accessed 9 Jan. 2018].

McCabe, J.F. and Walls, A.W. eds., 2013. Applied dental materials. John
Wiley & Sons.

Phinney, D.J. and Halstead, J.H., 2003. Delmar's dental assisting: a


comprehensive approach. Cengage Learning.
1
9

Anda mungkin juga menyukai