Anda di halaman 1dari 8

I.

STICKY WAX
Malam perekat/sticky wax merupakan jenis
malam yang berbentuk batang, mudah patah/brittle,
warna kuning, terbuat dari beeswax dan beberapa
resin alami. Bahan ini mudah dilepas dengan air
mendidih dan memiliki kontraksi minimal sewaktu
pendinginan untuk mencegah bergeraknya bagian-bagian yang hendak disambung.
Komposisi :1,2

Yellow beeswax rapuh, kemampuan mencair cukup baik serta dapat mengalir

lebih baik
Rosin - memberikan perlekatan untuk melekat pada material
Natural resin seperti gum dammar meningkatakan kekerasan, kehalusan dan

Sifat :1,2

Sticky wax mencair sebanyak 5% pada suhu 30oC dan mencair sekitar 95% pada

suhu 43oC
Melekat sangat erat pada permukaan ketika diaplikasikan
Ketika dipindahkan atau digerakkan wax cenderung mengalami fraktur dibanding

mengalami distorsi
Bagian-bagiannnya dapat dengan mudah disatukan dengan baik
Pada temperatur ruangan wax mudah patah dan pecah
Shrinkage : 0,5% pada suhu di antara 28 dan 43oC
Tidak lebih dari 0,2% tersisa saat proses burn out

Manfaat :1,2

Digunakan untuk menyelaraskan bagian-bagian yang fraktur pada gigi tiruan

akrilik
Digunakan untuk menyelaraskan unit fixed partial denture sebelum proses

soldering
Digunakan untuk menyelaraskan fraktur untuk menutup splint pada stone

castselama pembakaran porselen


Digunakan untuk menyatukan fragmen gigi tiruan yang rusak sebelum diperbaiki
II. Wax base plate
Base plate digunakan sebagai bahan untuk

membuat

dan untuk pencatatan relasi rahang dalam pembuatan

pola

gigi

tiruan cekat. Dalam melakukan manipulasi seluruh


malam harus dipanaskan secara merata dan dibentuk
sebelum menjadi dingin untuk mengurangi distorsi

yang

disebabkan karena lepasnya tegangan dalam. Malam yang dipergunakan untuk keperluan
klinik hendaknya tidak/sedikit mengalami perubahan dimensi ketika dipanaskan ke suhu
mulut dan selanjiutnya didingingkan ke suhu kamar.
Klasifikasi Wax Baseplate

Tipe 1, Lunak(S)

Tipe 2, Sedang(M) Iklim dingin

Tipe 3, Keras (H) Tropis


Perbedaan tersebut dikaitkan dengan flow pd suhu kamar, suhu mulut dan suhu
450C, makin keras lilin maka makin kecil flownya.
Wax base plate memiliki sifat, antara lain : 3,4

Temperatur solid-solid transisi


Pada saat temperatur meningkat terjadi solid-solid transisi, sehingga
memungkinkan malam untuk dimanipulasi dengan baik. Temperatur solid-solid

transisi kira-kira 370C.


Termal Ekspansi
Koefisien termal ekspansi malam merupakan yang tertinggi dari bahan lain.
Daya alir
Daya alir malam rendah jika suhu malam di bawah suhu solid-solid transisi.
Manipulasi Wax Base Plate

1. Satu lembar baseplate wax dibagi menjadi dua bagian sama besar. Satu bagian
baseplate wax digunakan untuk RA dapat langsung dimanipulasi, untuk RB
sebelum dimanipulasi bagian baseplate wax dipotong berbentuk segitiga atau
seperti huruf V.
2. Siapkan lampu spirtus dengan api yang sedang, kemudian wax baseplate mulai
dimanipulasikan dengan cara memanaskan malam diatas lampu spirtus secara
merata. Setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat letakkan lempeng
malam diatas model kemudian tekan-tekan dengan menggunakan ibu jari.
Perhatikan saat menekan malam dengan ibu jari jangan sampai merobek lembaran
malam, jika malam menjadi keras panaskan kembali diatas lampu spirtus.

3. Setelah semua permukaan malam menempel pada model, potong malam sesuai
dengan garis outline dengan menggunakan pisau model dan pisau malam sesuai
dengan kebutuhan. Merapikan seluruh tepi malam.

Syarat-syarat yang dibutuhkan adalah3,4, :


1. Hendaknya mudah dibentuk setelah dilunakkan dan tidak robek, terkelupas atau
retak
2. Hendaknya mudah diukir
3. Hendaknya mudah dicairkan dan dipadatkan berkali-kali tanpa merubah sifatsifatnya
4. Tidak ada residu yang tertinggal setelah cetakan yang dihasilkan oleh malam ini
disiram dengan air mendidih dan deterjen.
INLAY WAX
Malam inlay dipergunakan untuk pembuatan pola inlay secara langsung di dalam
mulut dengan direct technique atau pada model/die yang diperoleh dari suatu cetakan
atau yang disebut indirect technique. Malam yang digunakan langsung di dalam mulut
harus mempunyai kontraksi termis yang serendah-rendahnya, mempunyai sifat aliran
yang baik mempunyai warna yang kontras dengan jaringan mulut ( biasanya biru atau

hijau). Selain itu semua, malam inlay hendaknya mudah diukir tanpa putus atau
terkelupas dan dapat dibakar habis pada bumbung tuang tanpa meninggalkan residu.
Komposisi dari malam inlay antara lain :4,5
1. malam parafin 60 %
2. malam carnauba-25%
3. malam cerresin -10%
4. malam lebah-5%
5. zat warna.
Klasifikasi Inlay Wax
Tipe 1
Digunakanuntuk membuatpola secara langsung pada preparasi di dalam mulut. Suhu
pelunakan lilin lebih tinggi dari pada suhu normal rongga mulut yaitu 37C sehingga
tidak terjadi distorsi saat dikeluarkan dari mulut.5

Tipe 2
Digunakan untuk membuat pola di luar mulut yaitu di laboratorium dengan menggunakan
die

dari preparasi pada rongga mulut. Lilin yang digunakan disini memilik suhu

pelunakan diatas suhu ruang normal yaitu 21C.5


Indikasi Inlay Wax
1. Digunakan untuk membuat plat restorasi metal
2. Pola inlay
3. Crown dan brigde yang pertamanya dibuat dengan wax dan dikonversikan ke metal
atau keramik melalui casting
Syarat inlay wax yang ideal:2

tanpa membentuk serpihan


Harus sepenuhnya plastis untuk merekam semua rincian
Dapat mengeras pada suhu rongga mulut sehingga dapat ditarik tanpa distorsi
Memiliki kontras warna dengan jaringan keras dan lunak, sehingga ukiran yang

Mampu melunak secara merata dan kemudian dapat dicetak dengan homogen

dibuatmudah
Tetap
baik

pada

penurunan

suhu

kamar

sehingga tetap kaku dan dimensi stabil


Tidak meninggalkan sisa lilin setelah mendidih
Karateristik inlay wax
1. Daya alir
Menurut spesifikasi ADA sehubungan dengan inlay wax, memiliki daya alir yang
tinggi (antara 70%-90%) pada suhu 45 C, sehingga pada saat itu dapat
mengambil semua details preparasi gigi di rongga mulut. Inlay ini juga akan
memiliki daya aliran terendah (kira kira 1%) pada suhu 37 C, untuk mencegah
distorsi.5
2. Karateristrik termal
Inlay wax merupakan material termoplastik, dimana akan melunak jika
dipanaskan dan mengeras jika didinginkan. Konduktivitas termal inlay wax
rendah, sehingga waktu untuk melunak dan mengeras secara merata di seluruh
masa lilin. Koefisien ekpansidan kontraksi termal inlay wax tinggi, Sehingga
ketika temperature dinaikkan hingga eknpasi meninggkat hingga 7 % dan ketika
didinginkan kontraksi meningkat hingga 0,35%. Hal ini akan berdampak pada
dimensi dari pola lilin yang tampak lebih signifikan jika dibuat secara langsung
pada rongga mulut (37 C ) dan didinginkan pada suhu kamar (21%). Oleh karena
itu melembutkan inlay wax secara merata untuk menghasilkan masa yang sama
dan tekanan yang sama harus dipertahankan sampai lilin dingin seluruhnya untuk
mengurangi efek buruk dari kontraksi termal.5

MANIPULASI
1. POLA DIRECT
Inlay wax melunak jika dipanaskan di atas api, batang lilin dipegang diatas nyala api
dan diputar dengan cepat sampai menjadi lembut dan plastis secara merata. Lilin
kemudian diremas dan dibnetuk sesui dengan bentuk preparasi. Setelah dimasukkan
ke dalam rongga preparasi, lilin dipegang menggunakan jari dengan tekanan ringan
atau pasien diminta untuk menggigit di atasnya.4 Pola dibiarkan mendingin secara
bertahap dengan sendirinya pada suhu mulut lalu diukir sesuai anatomi gigi, tanpa
memberi lilin tambahan atau memperbaiki pola. Terakhir pola dikeluarkan dengan
hati-hati tanpa adanya rotasi.5
2. POLA INDIRECT
Pola ini dibuat menggunakan die di laboratorium. Die pertama dilumasi (pada
tekhnik indirect tidak perlu diberikan pelumas karena air liur bertindak sebagai
pelumas) untuk mempermudah pelepasan dari die. Inlay wax akan mencair pada
suhu antara 50 C dan 55 C kemudian dituangkan atau ditambahkan ke dalam
preparasi sedikit demi sedikit dengan menggunakan spatula kecil atau kuas sampai
rongga sedikit lebih penuh dan ketika wax sudah dingin dan mengeras langsung
diukir.4 Metode lain untuk mengisi lilin cair ke dalam rongga die, adalah dengan
mencelupkan langsung die ke dalam panci berisi lilin cair berulang kali sampai
selesai diis, lalu dibiarkan dingin dan kemudian diukir.5

DAFTAR PUSTAKA :
1. Husain Sharmila. Textbook Of Dental Materials. 2004. New Delhi. Jaypee
2. Koudi Ms. Patil B Sanjayagouda. Dental Materials: Prep Manual For
Undergraduates. 2007. India. Elsevier
3. 6.
Lasila V. Comparison of five interocclusal recording materials. J Prosthet
Dent 1986 ; 55 : 215-8.
4. 7.
Combe E. C. Notes on dental materials, 5 th ed, Churchill Livingstone,
1986 : 220-7,220-3,312-8
5. Jack L. Ferracane, Bahan dalam Kedokteran Gigi: Prinsip dan Aplikasi, 2001, 2d
Edition, Lippincott Williams & Wilkins, ISBN0781727332

Anda mungkin juga menyukai