Anda di halaman 1dari 5

Kuning: adel

Biru: dina

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komposisi, sifat, dan karakteristik


dari setiap bahan cetak

A. Bahan cetak elastis


1. Hidrokoloid
a. Irreversibel (Alginat)
Komposisi:

Sifat dan Karakteristik:


Bahan cetak alginat harus memenuhi sifat biologis dan mekanis yang ideal. Sifat
biologis alginat meliputi aroma, rasa dan warna yang baik, tidak mengiritasi, dan
masa penyimpanan yang adekuat sedangkan sifat mekanis alginat yang harus
dipenuhi meliputi elastis dan stabilitas dimensional yang baik sehingga bahan
memiliki kemampuan kembali ke bentuk semula setelah menerima gaya tarik,
memiliki kekuatan yang baik, tensile strength yang memadai untuk menerima
gaya tarik yang besar dan mencegah perubahan dimensi, tear strength yang tinggi,
fleksibilitas yang tinggi, kompatibel dengan bahan cor (gips) serta keakuratan
(reproduction of detail) yang tinggi sehingga tidak terjadi perubahan dimensi
selama setting (Amalina, 2018).
b. Reversibel (Agar)
Komposisi:
Utamanya adalah galaktosa sulfat yang dengan air membentuk gel. Salah satu
contoh: komposisi agar-agar. Agar 14% sebagai koloid. Borax 0,2% fungsinya
memperkuat gel, memperlambat setting stone gips. Potasium sulfat 2%, fungsi
mempercepat setting stone gips. Air 83,8%, sebagai media dispersal/pelarut.
Sifat dan Karakteristik:
Reologi: cukup cair, sehingga bias mencetak cukup detail permukaan. Dapat
Mudah terjadi sineresis dan imbibisi, sehingga harus segera diisi gips.
Kompatibilitas tergantung komposisi. Tear resistance jelek. Dapat dipakai ulang
dan disterilisasi. Melewati undercut.
B. Bahan Cetak Non Elastis
1. Irreversibel
a. Plaster of paris (Gipsum)
Komposisi:
Gipsum merupakan produk dari beberapa proses kimia dan sering digunakan
dalam kedokteran gigi yaitu kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O) murni.
Komposisi kimia bahan gipsum adalah:
1. Calcium (Ca): 23,28%
2. Hidrogen (H): 2,34%
3. Calcium Oksida (CaO): 32,57%
4. Air (H2O): 20,93%
5. Sulfur (S): 18,62%
Sifat dan Karakteristik:
Viskositas rendah sehingga material cetak ini bersifat mukostatik. Hidrofilik
sehingga dapat beradaptasi baik dan dapat mencetak detil. Kaku setelah setting
sehingga tidak dapat mencetak undercut sehingga hanya digunakan untuk
mencetak rahang tanpa gigi. Menimbulkan sensasi kering pada pasien.

b. Zinc Oxide Eugenol (ZoE)


Komposisi:
Sediaannya ada 2 pasta dengan warna yang kontras, pasta 1 adalah base dan 1
nya catalyst. Base berisi:
- Komponen utama: Zinc Oksida
- Plastisicer dan pasta: olive oil/inseed oil
- Inisiasi reaksi: air
- Akselerator: Zinc asetat

Pasta 2/reactor/catalys:
- Komponen utama: eugenol
- Bahan pengisi: kaolin/talk
Sifat dan Karakteristik:
Viskositas rendah, maka sifat mukostatis, adaptasi baik sehingga dapat
mencetak detil, setelah setting bersifat kaku, maka tidak dapat mencetak
undercut dan digunakan untuk mencetak rahang tanpa gigi, stabilitas dimensi
baik, pengkerutan selama setting kecil, dapat menimbulkan sensasi terbakar
dan rasa tidak enak, melekat pada kulit di sekitar rongga mulut pasien maka
perlu dilindungi petroleum jelly.
2. Reversibel
a. Impression compound (Kompon cetak)
Komposisi:
Bervariasi dan rahasia pabrik. Campuran resin alami (sellac, dammar, rosin),
wax, plasticizer (gutta percha, asam stearat) dan bahan pengisi (kalsium
karbonat, lime stone).
Sifat dan Karakteristik:
Bahan cetak sangat kental maka bersifat kompokompresif sehingga tidak bias
mencetak secara detail. Bila dingin kaku, sehingga tidak bias mencetak
undercut Stabilitas dimensi jelek, dan konduktivitas panas rendah
b. Wax

Komposisi:
1. Parafin

Hidrokarbon jenuh rantai lurus, mengandung 26-30 atom karbon (C).

2. Carnauba

Campuran ester rantai lurus, alkohol, asam, dan hidrokarbon

3. Candelilla

40-60% hidrokarbon parafin yang mengandung 29-33 atom C, alkohol,


asam, ester, dan lactones.

4. Japan wax & Cocoa butter

Japan wax terdiri dari gliserida asam palmitat dan stearat, asam dengan
berat molekul tinggi. Cocoa butter berupa lemak yang terdiri dari gliserida
asam stearat, palmitat, oleat, laurat, dan asam lemak rendah lainnya.

5. Beeswax

Campuran ester kompleks, terutama mengandung mirisil palmitat,


hidrokarbon jenuh dan tak jenuh, serta asam organik dengan berat molekul
tinggi.

Sifat dan Karakteristik:


Sifat fisis:
1. Teimperatur peralihan solid
Wax memiliki temperatur yang cukup tinggi di atas 37 derajat celcius.
Selama terjadinya perubahan dari satu laticce ke tipe laticce yang lain wax
dapat dimanipulasi dengan baik tanpa adanya kerusakan pada tekanan
yang berlebih selain itu digunakan untuk menentukan berbagai sifat-sifat
dan keselarasannya untuk berbagai prosedur klinis di laboratorium.
2. Termal ekspansi dan kontraksi
Wax dan komponen-komponennya memiliki koefisien ekspansi terbesar
diantara materialmaterial lain yang digunakan di bidang kedokteran gigi.
Wax akan memuai pada saat mengalami kenaikan temperatur dan
mengalami kontraksi saat temperatur diturunkan.
3. Daya alir (flow)
Daya alir wax tidak diperlukan pada temperatur kamar dan mulut, karena
akan menyebabka kerusakan pada wax. Namun pada saat pembentukan
wax temperatur kamar sangat diperlukan untuk membengkokkan dan
melipat wax saat manipulasi.
4. Tekanan interna
Wax memiliki sifat termal konduksi yang rendah sehingga sulit untuk
mencapai panas yang seragam. Jika wax dibentuk atau diadaptasikan ke
suatu bentuk tanpa panas yang cukup sampai temperatur peralihan ke
solid, maka wax akan mengalami tekanan yang sangat kuat.
5. Sifat mudah pecah (Brittleness)
Pada beberapa dental wax, seperti inlay wax kekerasan sangatlah
diperlukan agar inlay wax dapat dicarving beberapa kali sesuai dengan
keinginan tanpa mengalami patah

Sifat mekanis:

sifat mekanis seperti tekanan residual dan ductility.

Sumber:

Amalina, R., Sutanto, D., & Sunendar, B. 2018. Perbandingan Tensile Strength, Tear
Strength, Dan Reproduction Of Detail Bahan Cetak Alginat Sintesis Dengan Variasi
Jumlah Nanoselulosa Dan Metakaolin Terhadap Jeltrate. Sound of Dentistry, 3(1), 1-
15.

Febriani, Mirna. 2011. Alginate Impression Vs Alginate Impression Plus Cassava Starch:
Analisis Gambaran Mikroskopik. J.K.G Unej, 8(2): 67-73.

Sulastri S. 2017. Dental Material. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai