Anda di halaman 1dari 10

BAHAN KEDOKTERAN GIGI

(DENTAL MATERIAL)

DOSEN PENGAMU: drg. Abral, M.Pd

Oleh
Nama : Delpi Ramadiah
Nim : 20183123010

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN GIGI


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
2019
1. Bahah cetak gigi dengan mengunakan bahan cetak amalgam
Amalgam merupakan campuran beberapa logam, yaitu air raksa, perak,
seng,tembaga dan beberapa logam lainnya yang ditambahkan untuk
meningkatkan sifat fisik dan mekanis amalgam. Sampai saat ini amalgam
adalah bahan tumpatan yang paling umum digunakan dan merupakan salah
satu bahan tumpatan yang tertua. Amalgam memiliki sifat fisik yang dapat
dilihat dari perubahan dimensi diakibatkan oleh faktor saat manipulasi.
Amalgam juga dapat menimbulkan creep, korosi, tarnish, dan memiliki
mekanisme perlekatan secara mekanis dengan gigi. Sifat lain yang dimiliki oleh
amalgam adalah kekuatan tekan bahan tersebut yang sangat besar sehingga
dapat dipakai untuk waktu yang lama dan pada tekanan pengunyahan yang
besar. Amalgam memiliki kelemahan dalam hal estetik karena warna
bahan tambalan amalgam sangat kontras dengan warna gigi. Selain itu
kekhawatiran tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang
dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini.

Campuran dalam amalgam


Restorasi menggunakan amalgam
2. Bahan-bahan cetak
Bahan cetak dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat replika
stuktur oral yang ketika digunakan untuk mencetak harus dalam bentuk plastis.
Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan harus
memenuhi beberapa kriteria, yaitu
a. Bahan harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta
cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar
bahan cetak ke dalam mulut.
b. Bahan harus mengeras menjadi padat menyerupai karet dalam waktu
tertentu selama di dalam mulut.
c. Cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan
dari mulut.

Salah satu bahan cetak yang sering digunakan yaitu alginat dan agar-agar
yang termasuk dalam bahan cetak elastik hidrokoloid.
a. Alginat
Alginat merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling luas
dalam kedokteran gigi. Hal ini dikarenakan kemudahan penggunaannya,
harga yang relatif murah, proses pengerasan yang cepat, serta keakuratan
yang memuaskan. Garam asam alginat yang diperoleh dari rumput laut jika
dicampur dengan air dalam proporsi yang tepat akan membentuk
hidrokoloid ireversibel, yakni suatu gel yang dipergunakan dalam
pencetakan gigi-geligi.
Alginat dipakai untuk pencetakan pada pembuatan geligitiruan
lengkap maupun sebagian lepasan, alat ortodontik, dan model studi. Akan
tetapi, alginat tidak cukup akurat untuk pembuatan mahkota dan jembatan.
Cetakan alginat yang mengandung 85% air dapat mengalami
penyusutan yaitu menguapnya air bila terjadi kenaikan suhu atau bila
disimpan di udara terbuka dalam waktu tertentu sehingga cetakan alginat
akan mengalami kontraksi. Cetakan alginat bersifat imbibisi dan sineresis.
Karena rawan terjadi ekspansi maka perlu diwaspadai terjadinya perubahan
dimensi yang dapat menyebabkan ketidakakuratan cetakan alginat.
Temperatur penyimpanan dan kontaminasi kelembaban udara
merupakan faktor utama yang mempengaruhi lama penyimpanan bahan
cetak alginat. Bahan yang sudah disimpan selama satu bulan pada 650C
tidak dapat digunakan dalam perawatan gigi, karena bahan tersebut tidak
dapat mengeras sama sekali atau mengeras terlalu cepat. Simpan
persediaan alginat pada lingkungan yang dingin dan kering.
Untuk penyimpanannya, bahan cetak alginat dikemas dalam kantung
tertutup secara individual dengan berat bubuk yang sudah ditakar untuk
membuat satu cetakan, atau dalam jumlah besar di kaleng. Bubuk yang
dibungkus per kantung lebih disukai karena mengurangi kontaminasi
selama penyimpanan dan perbandingan air dengan bubuk lebih terjamin
karena dilengkapi dengan takaran plastik untuk mengukur banyaknya air.
Alginat di dalam sendok cetak

b. Agar-Agar
Cetakan agar-agar adalah polisakarida kompleks yang diekstraksi
dari rumput laut. Struktur molekul yang disederhanakan dan agar-agar
dapat dilihat pada gambar. Umumnya material cetak agar-agar tersedia
dalam bentuk gel yang dikemas dalam tabung fleksibel (seperti wadah
pasta gigi). Material cetak agar-agar digunakan untuk percetakan dalam
gigi tiruan, mahkota, dan jembatan. Sifat-sifat dari cetakan ini yaitu :
1) Reologi : cukup cair maka dapat mencetak detil permukaan
2) Dapat melewati undercuts
3) Mudah terjadi sineresis dan imbibisi, sehingga harus segera diisi gips
4) Kompatibilitas tergantung komposisi
5) Tear resistance jelek
6) Dapat dipakai ulang dan disterilisasi.
3. Cara pengecoran dari gips ke sendok cetak
Dalam proses pengecoran, rasio antara bubuk gipsum dan air harus sesuai

dengan petunjuk pabriknya. Adonan terlalu encer akan menghasilkan model

yang rapuh. Sebaliknya, adonan yang terlalu kental akan menyebabkan

ketidaktepatan model karena distorsi alginat begitu gipsum dituang ke dalam

cetakan. Penggetaran berlebih juga dapat menyebabkan distorsi alginate. Waktu

penyimpanan cetakan alginat sampai diisi oleh gips tidak boleh lebih dari 30

menit. Setelah cetakan diisi, sendok cetak harus diletakkan pada supporting jig

atau sendok bagian posterior diberi alas gulungan kapas supaya tidak terjadi

penekanan pada ujung alginat pada sendok (Haryanto, 1991)

Cara melepas model dari cetakan tergantung dari bahan cetak yang

digunakan karena tiap jenis bahan membutuhkan perlakuan khusus. Untuk

bahan hydrocolloid irreversible segera setelah gipsum mengeras, kurang lebih

30-60 menit, model harus segera dilepas dari cetakan sehingga permukaan

model akan tetap halus. Bila cetakan dibiarkan dan baru besoknya dilepas,

hydrocolloid irreversible biasanya mengerut dan keras, sehingga bagian-bagian

halus model bisa patah (Basker, 1994).


4. Manipulasi bahah cetak
Manipulasi Bahan dengan bahan Hydrocolloid Irreversible
Bahan cetak alginate mudah digunakan. Bahan ini bersifat hidrofilik,

sehingga permukaan jaringan yang lembab bukanlah kendala, karena hanya satu

campuran yang dibuat, maka bahan yang telah diaduk diletakkan pada sendok

cetak.

Cara mencampurkan bahan yaitu persiapkan alat terlebih dahulu yaitu :

bowl, spatula, bubuk alginate, sendok takar alginate, sendok takar air, air.

Sebelum alginate digunakan, kocok terlebih dahulu. Tunggu 30 detik untuk

memungkinkan debu mengendap sebelum membuka tutupnya. Menggunakan

sendok takar air yang ditandai dan disediakan oleh pabrik, menuangkan air

setakar untuk setiap bubuk sendok alginate ke dalam mangkuk karet flexible.

Menggunakan sendok takar dan mengukur takaran bubuk alginate yang

diperlukan seperti yang ditunjukkkan oleh instruksi kemudian tambahkan

alginate kedalam mangkuk yang telah berisi air.

Pegadukan dilakukan dengan cepat dan terus-menerus, spatula

bersinggungan sempurna dengan dinding rubber bowl serta membentuk angka 8

hingga sepenuhnya homogeny. Bila pengadukan tidak sempurna, kekuatan gel

akan berkurang sampai 50%. Demikian juga bila pengadukan terlalu lama, gel

akan rusak dan kekuatannya akan menurun, sehingga mudah retak pada saat

pencetakan. Waktu pengadukan yang umum adalah 30 detik sampai 1 menit

tergantung kepada alginate yang digunakan.


Tipe pengerasan normal adalah selama satu menit. Sedangkan waktu

pencampuran alginate dengan tipe pengerasan cepat adalah 45 detik. Waktu

pencampuran ini sangat penting untuk diperhatikan dalam manipulasi alginate

karena dengan pengadukan yang tepat dapat menghilangkan butiran-butiran

pada campuran cetakan alginate. Bila syarat-syarat tersebut terpenuhi, maka

hasil yang didapat adalah alginate dengan permukaan yang halus, seperti krim

dan tidak menetes dari spatula ketika diangkat dari rubber bowl .

Supaya menghindari waktu pengerasan yang terlalu cepat, sebaiknya

digunakan air dengan suhu antara 18-24 derajat. Semakin tinggi suhu, semakin

cepat setting terjadi, begitupun sebaliknya.

Sifat-sifat alginate yaitu:

a. Sifat rheology yaitu alginate cukup encer untuk sanggup mencatat detil

halus dalam mulut. Kurva viskositas-waktu menunjukkan waktu kerja yang

cukup jelas, selama tidak terjadi perubahan kekentalan.

b. Selama proses pengerasan bahan perlu diperhatikan agar cetakan jangan

dibuka. Reaksi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi

sehingga bahan yang berkontak dengan jaringan mengeras lebih dahulu.

Adanya tekanan yang diberikan pada gel misalnya oleh karena bergeraknya

sendok cetak akan menimbulkan tegangan pada bahan yang akan

menyebabkan perubahan pada alginate setelah dikeluarkan dari mulut.


c. Bahan ini cukup elastic untuk dapat ditarik melewati undercut, walaupun

demikian kadang-kadang bagian cetakan dapat patah bila melalui undercut

yang dalam

d. Dimensi cetakan alginate tidak stabil pada penyimpanan, ini disebabkan

oleh karena adanya syneresis

e. Dapat kompatibel dengan model plaster dan stone. Beberapa alginate

member permukaan yang berbubuk bila diisi dengan bahan model dental

stone tertentu

f. Bahan tidak toksis dan tidak mengiritasi, bau dan rasa bisa ditoleransi

g. Waktu setting tergantung pada komposisi (misal kandungan trisodium

fosfat) dan pada suhu pencampuran

h. Bubuk alginate tidak stabil disimpan pada ruangan yang lembab atau

kondisi yang lebih hangat dari suhu kamar

Hidrokoloid irreversibel atau yang biasa dikenal dengan alginate berubah

dari fase sol menjadi fase gel karena adanya reaksi kimia. Ketika proses gelasi

telah selesai, material ini tidak dapat dirubah kembali ke fase sol. Bahan cetak

alginate sangat hidrofilik sehingga memungkinkan untuk mendapatkan cetakan

yang akurat walaupun area kerja basah oleh saliva ataupun darah. Bahan ini

mempunyai sifat wettability yang baik, harganya paling murah jika

dibandingkan dengan banhan cetak lainnya dan mempunyai rasa yang

menyenangkan bagi pasien. Namun bahan ini tidak cukup akurat untuk restorasi
gigi tiruan cekat tetapi dapat digunakan untuk pencetakan model studi dan

model kerja untuk gigi tiruan lepasan.

Bahan ini mempunyai stabilitas dimensi yang buruk oleh karena proses

penyerapan atau penguapan air. Oleh karena itu, cetakan harus dicor dalam

waktu 10-12 menit setelah dikeluarkan dari mulut dan hanya dapat digunakan

untuk satu kali pengecoran per cetakan. Resistensi terhadap daya robek dari

bahan ini rendah sehingga cetakan margin subgingival akan robek sewaktu

melepas cetakan dari dalam mulut.

Cetakan menggunakan bahan hydrocolloid irreversible lebih mudah

dilepaskan dari struktur rongga mulut dibandingkan material lainnya dan

memerlukan sendok cetak yang kaku untuk mencegah terjadinya distorsi

sewaktu pengambilan cetakan dan pengecoran cetakan. Masalah yang juga

sering terjadi yaitu adanya kecendrungan alginate untuk melekat pada gigi,

yang terjadi jika radikal alginat membentuk ikatan kimia dengan kristal

hidrosiapatit. Jika hal tersebut terjadi, maka alginat akan robek sewaktu dilepas

dari cetakan.

Anda mungkin juga menyukai