Anda di halaman 1dari 13

Bahan Cetak Gigi Tiruan Cekat

Oleh :
Halisni
1913101020003

DOSEN PEMBIMBING:
drg. Pocut Aya Sofya, Sp.Pros

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2021
Bahan Cetak Gigi Tiruan Cekat

1. Irreversible Hydrocolloid
Irreversible Hydrocolloid atau alginat adalah bahan cetak yang paling
banyak digunakan dalam kedokteran gigi.1 Irreversible Hydrocolloid atau alginat
adalah garam natrium atau kalium dari asam alginat dan larut dalam air. Bereaksi
secara kimia dengan kalsium sulfat untuk menghasilkan kalsium alginat yang tidak
larut. Bahan ini mengandung bahan-bahan lain, terutama diatomaceous earth (untuk
kekuatan dan tubuh), trisodium phosphate (Na3PO4), dan sejenis senyawa untuk
mengontrol laju pengaturan saat bereaksi terutama dengan kalsium sulfat. Ketika
reaksi selesai dan retarder dikonsumsi, gel pembentukan dimulai. Dokter dapat
mengontrol laju reaksi dengan memvariasikan suhu pencampuran air karena
irreversible hydrocolloid adalah sebagian besar air, itu akan mudah menyerap
(dengan ambibisi) serta mengeluarkan (dengan sineresis) liquid ke atmosfer
menyebabkan cetakan distorsi. Oleh karena itu, cetakan alginat harus dituangkan
langsung.2

Alginat tersedia dalam bentuk bubuk, yang mengandung bahan-bahan berikut :

- Kalium atau natrium alginat : larut dalam air dan bereaksi dengan ion
kalsium
- Kalsium sulfat dihidrat : reactor, bereaksi dengan kalium alginat untuk
membentuk gel alginat yang tidak larut
- Zinc Oxide : partikel pengisi, mempengaruhi sifat dan waktu pengerasan
- Kalium titanium fluoride : akselerator, melawan efek penghambatan
hidrokoloid pada pengerasan stone, memastikan kualitas permukaan gips
yang baik
- diatomaceos earth : Partikel pengisi, mengontrol konsistensi campuran dan
kelenturan alginat yang terbentuk
- Trisodium fosfat : retarder, mengontrol waktu pengerasan untuk
menghasilkan alginat
- Zat pewarna
- Flavoring agen1

Diagnostik teknik pencetakan

Alat dan bahan :

- Sendok cetak
- Compound
- Mixing bowl
- Mixing spatula
- Kain kasa
- Irreversible hydrocolloid
- ADA tipe IV atau V stone
- Vacum mixer
- Humidor
- Desinfektan2

Pemilihan Sendok Cetak


Semua bahan cetak memerlukan retensi pada sendok cetak. Ini dapat berasal
dari irreversible hidrocolloid dengan menggunakan bahan adhesi atau membuat
perforasi atau undercut disekitar tepi sendok cetak. Semua tipe sendok cetak mampu
menghasilkan cetakan dengan akurasi yang dapat di terima secara klinis. Untuk
irreversible hidrocolloid, sendok cetak yang paling besar yang tepat pada mulut
pasien harus dipilih.2
Material yang lebih akurat akan dihasilkan seperti area permukaan atau
volume ratio yang lebih baik dan kurang rentan dalam kehilangan atau perolehan
air, oleh karena itu terdapat perubahan dimensi yang tidak diinginkan. Sebaliknya
bahan cetak elastomer bekerja dengan baik dengan pemasangan yang tepat pada
sendok cetak khusus, lapisan tipis bahan tersebut digunakan untuk menghasilkan
cetakan yang akurat.2
Irreversible hydrocolloid dapat terjadi distorsi jika ada bagian dari cetakan
yang tidak terdapat pada sendok cetak atau adanya pergerakan dari sendok cetak
selama proses setting. Untuk alasan ini, sendok cetak perlu diluaskan dan parimeter
dimodifikasi dengan modeling compound.2

Impression Making
Untuk hasil optimal gigi dan mulut harus dibersihkan secara menyeluruh,
kadang perlu dikeringkan tetapi permukaan gigi yang terlalu kering akan
menyebabkan gigi dan bahan cetak irreversible hydrocolloid melekat. Material
cetak di campurkan menjadi konsistensi yang homogen, diletakkan kedalam sendok
cetak dan permukaannya dihaluskan dengan jari yang dibasahin dengan
menggunakan sarung tangan. Secara bersamaan material cetak diletakkan sejumlah
kecil pada celah-celah permukaan oklusal (gambal 2-3 A, B) sebelum sendok cetak
dimasukkan dalam mulut pasien (gambar 2-3 C). juga sebagian kecil bahan dapat
diseka pada mucobuccal fold, saat sendok cetak dimasukkan kedalam mulut pasien
dan pasien diingatkan untuk merilekskan otot-otot pipi. Jika pasien terus merilekkan
selama sendok cetak diletakkan sepenuhnya, bahan cetak akan keluar dari
mucobuccal fold atau dari bawah bibir atas.2
Hilangkan perlekatan bahan (gelasi) berarti inisial setting, sendok cetak
harus segera diepas 2-3 menit setelah mengeras. Kesalahan atau sendok cetak yang
tidak tepat dipasang, hasil cetak dari mulut pasien menyebabkan distorsi berlebih
karena aliran viskositass. Irreversible hydrocolloid mengalami distorsi jika
diletakkan lebih dari 2-3 menit. Setelah dilepaskan, hasil cetakan harus dibersihkan
dan didesinfeksi, dikeringkan dengan sedikit udara, kemudian di cor segera. Untuk
desinfeksi, penyemprotan dengan glutaraldehid yang sesuai dan penempatan dalam
kantong plastik selama kurang lebih 10 menit ini direkomendasikan, setelah itu lalu
di cor. Secara alternatif, sendok cetak dapat di desinfeksi dengan di rendam iodofor
atau glutaraldehid desinfektan merupakan tindakan pencegahan yang penting untuk
mencegah infeksi silang dan proteksi personil laboratorium. Untuk memastikan
akurasi pengecoran dilakukan 15 menit setelah cetakan dilepas dari mulut. Setelah
gypsum di aduk, gypsum diletakkan sedikit demi sedikit pada aspek posterior,
menambahkan secara konsisten sejumlah kecil pada lokasi yang sama untuk
meminimalkan pembentukan gelembung udara. Jika udara terperangkap, gelembung
dapat dihilangkan dengan menggunakan instrument kecil (seperti probe periodontal
atau wax spatula). Saat setting gypsum yang dicor pada cetakan kemudian
disimpan di dalam baki dengan pegangan sendok cetak menghadap ke bawah dan
tidak terbalik. Untuk menghasilkan kekuatan maksimal dan permukaan yang detail,
gypsum yang di cor di tutupi tissu basah dan di simpan dalam ruang yang lembab
dalam 1 jam untuk meminimalkan distorsi irreversible hydrocolloid dalam priode
setting.1
2. Reversibe Hydrocolloid
Reversible Hydrocolloid (disebut juga agar hydrocolloid atau simply
hydrocolloid) dibuat dari bahan alami rumput laut. Namun materialnya saat ini
tersedia sangat berbeda.2
Jika segera di cor, reversible hydrocolloid menghasil cetakan dengan akurasi
dimensi yang sangat baik dan detail permukaan yang dapat diterima. Pada suhu
yang tinggi berubah dari gel menjadi sol. Perubahan ini reversibel, jika bahan
cetaknya mendingin viskositas sol berubah menjadi gel elastik. Agar berubah dari
gel ke sol pada suhu 99o C atau 210o F tetapi tetap menjadi sol jika suhu 59 o atau
122o F, membentuk gel sedikit diatas suhu tubuh. Karakteristik unik ini sangat
menguntungkan digunakan sebagai bahan cetak.2
Reversible hydrocolloid tersedia dalam berbagai viskositas. Umumnya
bahan cetak heavy body digunakan dengan bahan menggunakan syringe. Reversible
hydrocolloid miliki stabilitas dimensi yang kurang terutama disebabkan oleh air
yang dapat diserap oleh material (sineresis dan imbibisi). Keakuratan cetakan
reversible hidrocolloid dapat meningkat jika bahan memiliki area permukaan atau
rasio volume yang rendah. Ini berbanding terbalik dengan bahan cetak elastomer
yang akurasinya meningkat dengan meminimalkan bulk (seperti polisulfida,
silicondensasi), karena tegangan yang dihasilkan selama pelepasan berkurang.2

Komposisi dari Agar


Agar disediakan sebagai gel dan mengandung bahan-bahan berikut:
- Agar : Bahan pembentuk gel
- Borax : meningkatkan kekuatan
- Potasium sulphate : pengeras gypsum, memberikan permukaan yang baik
untuk cetakan gypsum
- Alkyl benzoates : pengawet
- Air : media reaksi, bahan utama (>80%)
- Coloring agents
- Flavoring agents1

Prosedur :
- Pilih water-cooled impression tray dengan ukuran yang pas. Sebaiknya gunakan
ukuran paling besar yang bias diterima pasien untuk memaksimalkan akurasi
- Pasang prefabricated stops disebelah bagian posterior dari tray untuk mencegah
pencetakan yang terlalu jauh dan menambah retensi
- Retraksi gingiva
- Isi tray dengan heavy-bodied material dari storage bath. Tambah material wash
ke permukaan tray di area gigi yang di preparasi lalu masukkan ke tempering
bath.
- Lepas cord dari sulcus dan alirkan sulcus dengan air hangat
- Keluarkan tray dari tempering bath dan masukkan kedalam mulut pasien dan
cetak.
- Setelah setting, lepaskan tray dengan gerakan yang cepat, bersihkan dengan air
dengan suhu ruangan dan desinfektankan. Lakukan evaluasi
- Jika cetakan sudah baik, secepatnya cor dengan stone tipe IV dan V.2
3. Polysulfide Polymer
Umunya dikenal sebagai rubber bases, diperkenal pada awal hingga
pertengahan tahun 1950 an. Bahan ini diterima oleh dokter gigi karena memiliki
stabilitas dimensi dan tear strength yang lebih baik di banding hidrocolloid
sebelumnya. Namun demikian, bahan harus di cor segera mungkin setelah
pencetakan, penundaan lebih dari 1 jam menghasilkan perubahan dimensi yang
signifikan secara klinis.2
Ada sedikit penyusutan polysulfida selama polimerisasi, tetapi efeknya
dapat diminimalkan dengan sendok cetak khusus untuk mengurangi sebagian besar
material. Secara umum teknik double mix digunakan dengan sendok cetak material
heavy body dan bahan material menggunakan syringe. Polimerasasi ini secara
bersamaan membentuk ikatan kimia yang cukup adekuat.2
Resisten tear yang tinggi dan elastisitas yang tinggi dari material polysulfide
membuat cetakan di area sulkular dan pinholes, dan telah memiliki stabilitas
dimensi yang baik dibanding hidrocoloid (dibawah polyeter dan silicon adisi).
Walaupun ini merupakan elastomer yang paling murah juga tidak disukai oleh
pasien karena memiliki bau sulfida yang tidak menyenangkan dan waktu
pengerasan yang lama dimulut sekitar 10 menit. Selain itu kelembaban dan suhu
yang tinggi mengurangi waktu kerjanya yang mungkin begitu singkat bahwa
polimerisasi di mulai sebelum dimasukkan ke dalam mulut, menghasilkan distorsi
yang parah. Meskipun AC berada di dental operasi suhu mendekati 25 o C dengan
kelembaban melebihi 60 % dapat membuat masalah.2

4. Condensasi silicon
Beberapa kelemahan polisulfida diatasi dengan silicon kondensasi yaitu :
dasarnya tidak berbau dan berpigmen untuk hampir semua warna. Namun stabilitas
dimensi nya kurang dari polisulfida tetapi lebih besar dari hydrocolloid reversible.
Keuntungan dari silicon ini adalah waktu setting yang relatif singkat di mulut
(sekitar 6-8 menit). Akibatnya pasien cenderung memilih silicon kondensasi
daripada polisulfida. Kondensisasi silicon juga memiliki efek yang kurang pada
suhu ruang dan kelembaban ruang operasi yang tinggi.2
Kerugian utama dari silicon adalah karakteristik kelembaban yang buruk
yang berasal dari keberadaannya yang sangat hidrofobik (untuk alasan ini,
digunakan dalam spray yang komersial melindungi sisitem automobel elektrik dari
kelembaban). Dalam konteks ini, yang disiapkan gigi dan sulkus gingiva harus
bebas dari kelembaban secara menyeluruh sehingga cetakan bebas dari kerusakan
yang memungkinkan. Bahan cetakan silicon tersedia dalam berbagai viskositas.2
Silicon dan polysulfida memiliki ketidakstabilaan dimensi yang dihasilkan
dari cara polimerisasinya. Keduanya adalah polimer kondensasi sebagai produk
sampingan dari reaksi polimerisasinya masing-masing menggunakan alkohol dan
air. Akibatnya, evaporasi dari bahan menyebakan penyusutan dimensi pada
keduanya.2

5. Polyeter
Bahan cetak polyeter dikemabngkan di jerman pada tahun 1960 an, memiliki
mekanisme polimerisasi yang tidak seperti elastomer lain. Tidak ada produk
sampingan yang mudah menguap yang terbentuk yang menghasilkan stabilitas
dimensi yang sangat baik. Selain itu, shrinkage polimerisasinya sangat rendah
dibandingkan dengan sebagian besar temperature – cured sistem polimer. Namun,
ekspansi teral nya lebih besar dari polisufida.2
Dengan stabilitas dimensi polyeter yang tinggi model study yang akurat
dapat dihasilkan ketika bahannya di cor lebih dari 1 hari setelah cetakan.
Keuntungan dari polyeter adalah setting time yang singkat dimulut (sekitar 5 menit,
yang kurang dari separuh waktu dari polisulfida). Untuk alasan ini, polyeter
digunakan banyak praktisi.2
Namun polyeter memiliki kerugian tertentu. Kekakuan bahan material
merupakan salah satu kelemahan polyeter tersebut, yang menyebabkan masalah
ketika gips dipisahkan dari bahan cetak. Polyeter hanya stabil jika di simpan di
tempat yang kering, karena menyerap kelembaban dan mengalam I perubahan
dimensi yang signifikan. Kasus hipersensitivas alergi terhadap elastomer polieter
telah di laporkan (dimanipestasikan sebagai timbulnya rasa terbakar tiba-tiba, gatal,
dan ketidaknyamanan mulut). Oleh karena itu, riwayat alergi pasien harus
diwaspadai terhadap penggunaan polyeter dimasa depan, dan alternatif elastomer
harus di pilih.2
6. Addition Silicon
Silicon addition di perkenalkan sebagai bahan cetak kedokteran gigi sejak
1970-an. Juga dikenal sebagai poly (vinyl siloxane) (polysiloxane adalah symbol
kimia generik resin silicon). Bahan ini mirip dengan silicon kondensasi kecuali
stabilitas dimensi nya yang jauh lebih besar (setara dengan polymer polyeter) dan
waktu kerjany dipengaruhi oleh suhu. Bahan ini kurang rigid dari polyeter namun
lebih rigid daripada polysulfide. Salah satu kerugian dari bahan ini adalah setting
inhibisi dapat terjadi dengan menggunakan sarung tangan lateks. Dithiocarbamates,
yang digunakan pada produksi sarung tangan baik sebagai agen atau eksternerator
telah terbukti sebagai gen penyebab. Paparan sarung tangan terhadap alkohol
terbukti memperburuk setting inhibisi untuk bahan cetak yang dipilih kombinasi
sarung tangan lateks.2

Referensi :
1. Zarb, et all. 2013. Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients. 13 th Ed.
Elsevior:United Stage. P 126
2. Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. 2006. Contemporary Fixed Prothodontics. 4
th
Ed. Louis:Mosby. P: 43-5, 440-5

Anda mungkin juga menyukai