Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Alginat


Alginat merupakan bahan cetak hidrokoloid yang paling banyak
digunakan selama beberapa tahun terakhir. Alginat adalah metabolit primer
senyawa hidrokoloid yang penting sehingga banyak dimanfaatkan oleh industri
pangan sebagai pengental, pembentuk gel, stabilizer, dan bahan pengemulsi.1,2

2.2 Komposisi Alginat


Komponen aktif utama bahan cetak hidrokoloid ireversibel seperti alginat
ialah natrium, kalium, atau alginat trietanolamin. Bila alginat larut air dicampur
dengan air, bahan tersebut akan membentuk sol. Bubuk alginat yang diproduksi
pabrik mengandung sejumlah komponen. Komposisi alginat bervariasi tergantung
pada produsen, namun ada konsentrasi relatif konsisten untuk masing-masing
bahan. Tabel berikut menunjukkan suatu formula untuk komposisi bubuk bahan
cetak alginat dengan fungsi dari masing-masing komponen.1,3

Tabel 2.1 Komposisi bubuk bahan cetak alginat

2.3 Fungsi Alginat


Penggunaan bahan cetak alginat dalam bidang kedokteran gigi, dilakukan
untuk mendapatkan cetakan negatif dari jaringan rongga mulut. Hasil cetakan ini
akan digunakan untuk membuat model studi maupun model kerja untuk
mendukung penetapan rencana perawatan. Suatu bahan cetak yang ideal harus
memberikan hasil cetakan kondisi mulut yang akurat dan detil, memiliki kekuatan
terhadap daya robek, memiliki waktu kerja dan waktu setting yang cukup
kompatibel, serta memiliki dimensi yang stabil. Sampai saat ini, bahan cetak yang
sering digunakan untuk membuat model studi adalah alginat. Bahan cetak alginat
merupakan bahan yang sangat populer belakangan ini sebab memiliki banyak
kelebihan diantaranya manipulasi mudah, tidak memerlukan banyak peralatan,
mudah pencampurannya, nyaman bagi pasien, dan relatif lebih murah dibanding
dengan bahan cetak elastomer. Bahan cetak ini juga mudah ditolerir oleh pasien,
cepat mengeras, dan terdapat aroma yang menyegarkan seperti permen karet
untuk mengurangi reflek muntah.7

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Alginat


Bahan cetak alginat memiliki kelebihan antara lain mudah pada proses
manipulasi, nyaman pada pasien, harga yang lebih ekonomis dan tidak
membutuhkan banyak peralatan saat dilakukan pencetakan. Namun, bahan cetak
alginat juga memiliki kekurangan berupa perubahan dimensi. Perubahan dimensi
adalah berubahnya ukuran cetak alginat dari keadaan semula. Perubahan dimensi
bahan cetak alginat meliputi proses sineresis dan imbibisi. Cetakan alginat bisa
mengalami ekspansi atau mengembang apabila berkontak dengan air dalam waktu
tertentu, hal ini disebabkan oleh sifat cetakan alginat yang bersifat imbibisi atau
menyerap air. Alginat juga dapat mengalami sineresis yaitu pengerutan karena
penguapan kandungan air sehingga alginat tampak menyusut. Imbibisi dan
sineresis tersebut bisa menyebabkan ketidakakuratan dimensi bahan cetak.4
Proses sineresis terjadi akibat dari tekanan yang terjadi terhadap air yang
berada di antara rantai polisakarida dan membuat keluarnya tetes-tetes kecil air
pada permukaan bahan cetak. Adapun imbibisi merupakan kondisi dimana air di
sekitar alginat diserap melalui rantai polisakarida. Perubahan dimensi bahan
cetakan alginat yang melibatkan sineresis dan imbibisi dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu proses desinfeksi, waktu, dan perubahan suhu.1,3

2.5 Manipulasi material cetak Alginat


Peralatan yang bersih merupakan faktor penting karena kontaminasi
selama pengadukan dapat membuat bahan mengeras terlalu cepat, kekentalannya
tidak sempurna, atau dapat menyebabkan cetakan robek saat dikeluarkan dari
rongga mulut. Bubuk alginat harus ditimbang dan air ditakar mengikuti petunjuk
pabrik. Air yang digunakan sebaiknya air destilasi steril karena apabila air
mengandung banyak mineral maka akan memengaruhi keakuratan dan setting
time dari bahan cetak alginat. Air yang digunakan sebaiknya steril untuk
menghindari kontaminasi mikroorganisme yang berasal dari air. Lamanya
penyimpanan bubuk bahan cetak alginat juga dipengaruhi oleh temperatur
penyimpanan dan kontaminasi kelembapan udara yang merupakan faktor utama.
Bahan yang sudah disimpan selama satu bulan pada 65ºC tidak dapat digunakan
dalam perawatan gigi, karena bahan tersebut tidak dapat mengeras sama sekali
atau mengeras terlalu cepat. Bahan cetak alginat harus disimpan pada lingkungan
yang dingin dan kering. Bahan cetak alginat dikemas dalam kemasan tertutup
secara individual dengan berat bubuk yang sudah ditakar untuk membuat satu
cetakan atau dalam jumlah besar di kaleng. Bubuk yang dibungkus per kantung
lebih disukai karena mengurangi kontaminasi selama penyimpanan dan
perbandingan air dengan bubuk lebih terjamin karena dilengkapi dengan takaran
plastik untuk mengukur banyaknya air.1,3

2.6 Waktu Setting Alginat


Pada proses gelasi bubuk alginat yang dicampur air akan menghasilkan
bentuk pasta. Dua reaksi utama terjadi ketika bubuk bereaksi dengan air selama
proses setting. Tahap pertama, sodium fosfat bereaksi dengan kalsium sulfat yang
menyediakan waktu pengerjaan yang adekuat.1

2Na3PO4 + 3CaSO4 → Ca3(PO4)2 + 3Na2SO4

Tahap kedua, setelah sodium fosfat telah bereaksi, sisa kalsium sulfat
bereaksi dengan sodium alginat membentuk kalsium alginat yang tidak larut, yang
dengan air akan membentuk gel:
Menurut kecepatan proses gelasinya, alginat dibedakan menjadi dua jenis,
antara lain:

a. Quick Setting Alginate, mengeras dalam 1 menit dan digunakan untuk


mencetak rahang anak-anak atau penderita yang mudah mual.3
b. Regular Setting Alginate, mengeras dalam 3 menit dan dipakai untuk
pemakaian rutin.3

Waktu pengerasan (setting time) berkisar antara 1-5 menit. ANSI/ADA


(American National Standards Institute/American Dental Association) spesifikasi
No.18 (ISO [International Organization for Standardization] pada tahun 1563)
mensyaratkan bahwa minimal nilai yang terdaftar oleh produsen dan setidaknya
15 detik lebih lama dari waktu kerja. Menggunakan air yang lebih dingin dari
18°C atau lebih hangat dari 24°C tidak dianjurkan. Waktu pengerasan secara
klinis dapat terdeteksi dengan hilangnya kelengketan permukaan sehingga jika
memungkinkan, cetakan harus dibiarkan di tempat selama 2 hingga 3 menit, sebab
tear strength dan elastic recovery (recovery dari deformasi) meningkat secara
signifikan selama periode ini. Warna alginat yang berubah memberikan indikasi
visual waktu kerja dan waktu pengerasan. Mekanisme perubahan warna adalah
perubahan pH-terkait dari pewarna.5

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi waktu pengerasan


(setting time) dari material cetak alginat antara lain:
a. Suhu atau temperatur air pencampur
Suhu atau temperatur air akan sangat mempengaruh waktu gelasi suhu air
akan mengontrol setting time. Air yang lebih hangat dapat mempercepat
setting time, sedangkan air yang lebih dingin akan memperlambatnya.6
b. Rasio serbuk dan cairan
Rasio serbuk terhadap cairan bahan cetak tercermin dalam water/powder
atau hasil bagi yang diperoleh dari volume air dibagi dengan berat bubuk.
Modifikasi komposisi serbuk dan cairan yang berbeda akan mempengaruhi
sifat dari alginat. Kekuatan dan elastisitas cetakan alginat akan berubah
dengan memodifikasi perbandingan serbuk dan cairan.1
c. Faktor situasional
Semakin besar insentitas pengadukan dalam satu menit, maka semakin
cepat waktu setting-nya dan sebaliknya. Pengadukan yang tidak sempurna
menyebabkan campuran tidak tercampur merata sehingga reaksi kimia
yang terjadi tidak seragam dalam massa adukan. Pengadukan yang terlalu
lama dapat memutuskan anyaman gel kalsium alginat dan mengurangi
kekuatannya.3
DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice, KJ. Phillips : Science of Dental Material 12th ed. USA :


Saunders; 2013.
2. Maharani AA, Husni A, Ekantari N. Karakteristik Natrium Alginat
Rumput Laut Cokelat Sargassum fluitans Dengan Metode Ekstraksi Yang
Berbeda. Jurnal Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
2017; 20(3): 479.
3. McCabe JF, Angus AWG. Applied Dental Material 9th Edition. Victoria:
Blackwell Inc.; 2008.
4. Imbery TA, Nehring J, Janus C, Moon PC. Accuracy and Dimensional
Stability of Extended-pour and Conventional Alginate Impression
Materials. The Journal of the American Dental Association. 2010; 141.
5. Sakaguchi RL, John M. Powers. Craig’s Restorative dental material 13th
ed. Philadelphia: Elsevier; 2012.
6. Gladwin, Marcia, Bagby. Clinical Aspect of Dental Materials Theory,
Practice, and Cases 3rd edition. Philadelphia: Lippincot Williams and
Wilkins a wolter Kluwer Business; 2009.
7. Mailoa E, Dharmautama M, Rovani P. Pengaruh teknik pencampuran
bahan cetak alginat terhadap stabilitas dimensi linier model stone dari hasil
cetakan. Dentofasial Jurnal Kedokteran Gigi. 2012; 11(3): 142-7.

Anda mungkin juga menyukai