PENDAHULUAN
Gipsum adalah batu putih yang terbentuk karena pengendapan air laut
dan hasil dari sebagian kegiatan vulkanik . Gipsum merupakan mineral
terbanyak dalam batuan sedimen, lunak bila murni. Merupakan bahan baku
yang dapat diolah menjadi kapur tulis. Dalam dunia perdagangan biasanya
gipsum mengandung 90% CaSO4.2H2O (Habson, 1987). Menurut Sanusi
(1986) gipsum adalah suatu senyawa kimia yang mengandung dua molekul
hablur dan dikenal dengan rumus kimia CaSO4.2H2O. Dalam bentuk murni
gipsum berupa kristal berwarna putih dan berwarna abu-abu, kuning, jingga
atau hitam bila kurang murni. Gipsum merupakan salah satu bahan galian
industri yang mempunyai kegunaan cukup penting di sektor industri,
konstruksi maupun bidang kedokteran,baik sebagai bahan baku utama maupun
sebagai bahan baku pendukung. Di alam,gipsum merupakan mineral hidrous
sulfat yang mengandung dua molekul air, atau dengan rumus kimia
CaSO4.2H2O. Jenis-jenis batuannya adalah satinspar,alabaster, gypsite, dan
selenit. Warna gypsum mulai dari putih, kekuning-kuningan sampai abu-abu.
Dalam penggunaannya gypsum dibagi menjadi duabentuk, yaitu gipsum tidak
dikalsinasi dengan kalsinasi dalam bentuk plester (Sentano, 1992). Material
gipsum tidak membahayakan bagi kesehatan manusia, sebagai faktanya
banyak pengobatan modern dengan gipsum sudah dimulai sejak dulu dimana
gipsum digunakan sebagai pengisi pencetakan gigi dalam bidang kedokteran.
(Noerdin, 2003).
Gipsum ada di mana-mana. Gipsum adalah mineral sulfat yang paling
umum diatas bumi. Secara teknik, gipsum dikenal sebagai zat kapur sulfate.
Dengan perlakuan panas, tekanan, percampuran dengan unsur-unsur yang lain
dapat menghasilkan berbagai jenis gipsum. Gipsum adalah zat kapur sulfate
(CaSO4). Alam menyediakan dua macam gipsum yaitu anhidrit dan 2
dehydrate. Gipsum yang disuling disebut dengan anhidrit dibentuk dari 29,4 %
zat kapur (Ca) dan 23,5 % belerang (S).Secara kimiawi, satu-satunya
1
perbedaan antara kedua jenis gipsum ini adalah dua molekul air yang ada
dalam senyawanya. Dehydrate (CaSO4 + 2H2O) berisi dua molekul dan air
sedangkan anhidrit (CaSO4) tidak berisi molekul air.Pada umumnya, gipsum
mempunyai air yang dihubungkan dalam struktur molekular (CaSO4.2H2O)
dan kira-kira 23,3 % Ca dan 18,5 % S.
Gipsum adalah garam yang netral dari suatu cuka yang kuat dan tidak
meningkatkan atau mengurangi kadar keasaman. Gipsum digunakan untuk
pembuatan bangunan plester, papan dinding, ubin, sebagai penyerap untuk
bahan-kimia, sebagai pigmen cat dan perluasan, dan untuk pelapisan kertas.
Gypsum california alami, berisi 15% - 20% belerang, digunakan untuk
memproduksi ammonium sulfate untuk pupuk.Gipsum juga digunakan untuk
membuat asam belerang dengan pemanasan sampai 2000o F (1093oC) dalam
permukaan tertentu. Resultan calsium sulfida bereaksi untuk menghasilkan
kapur perekat dan sulfuricacid.
Gipsum mentah juga digunakan untuk campuran portland semen.
Warna sebenarnya adalah putih, tetapi mungkin saja diwarnai kelabu, warna
coklat, atau merah. Berat jenisnya adalah 2.28 - 2.33 dan kekerasan Mohs 1,5
- 2. Gipsum menjadi kering ketika dipanaskan sekitar 374o F (190oC),
membentuk hermihydrate 2CaSO4.H2O, yang merupakan dasar dari
kebanyakan plester gipsum. Disebut sebagai gypsum calcined, pada saat
digunakan untuk pembuatan hiasan, bahan gypsum calcined dicampur dengan
air, membentuk sulfate hydrated yang akan mengeraskan. Palestic adalah
gipsum yang dicampur dengan ureaformalidehyde damar dan suatu
katalisator.Calcium sulfate tanpa air kristalisasi digunakan untuk pengisi
kertas dengan nama pearl filler. Terra alba adalah nama asal untuk gipsum
sebagai pengisi cat. Zat kapur (sulfate) yang tak berair di dalam bubuk atau
format berisi butiran kecil akan menyerap 12-14% berat airnya, dan digunakan
untuk mengeringkan bahan kimia dan gas. Sanusi (1986) menyebutkan bahwa
dalam penggunaan gipsum dapat digolongkan menjadi dua macam seperti
dipaparkan dibawah ini :
2
1. Yang belum mengalami kalsinasi. Dipergunakan dalam pembuatan semen
portland dan sebagai pupuk. Jenis ini meliputi 28% dari seluruh volume
perdagangan.
2. Yang mengalami proses kalsinasi.
Sebagian besar digunakan sebagai bahan bangunan, plester paris, Bahan dasar
untuk pembuatan kapur, bedak, untuk cetakan alat keramik, tuangan logam, gigi
dan sebagainya. Jumlah tersebut meliputi 72% dari seluruh volume perdagangan.
Gipsum sebagai perekat mineral mempunyai sifat yang lebih baik dibandingkan
dengan perekat organik karena tidak menimbulkan pencemaran udara,
murah,tahan api, tahan deteriorasi oleh faktor biologis dan tahan terhadap zat
kimia (Purwadi, 1993). Gipsum mempunyai sifat yang cepat mengeras yaitu
sekitar 10 menit. Maka dalam pembuatan papan gipsum harus digunakan bahan
kimia untuk memperlambat proses pengerasan tanpa mengubah sifat gypsum
sebagai perekat (Simatupang, 1985). Perlambatan tersebut dimaksudkan agar
cukup waktu dari tahap pencampuran bahan sampai tahap pengempaan.Waktu
pengerasan gipsum bervariasi tergantung pada kandungan bahan dan airnya.
Dalam proses pengerasan gipsum setelah dicampur dengan air maka terjadi
hidratasi yang menyebabkan kenaikan suhu. Kenaikan suhu tersebut tidak boleh
melebihi suhu 40oC ( Simatupang, 1985). Suhu yang lebih tinggi lagi akan
mengakibatkan pengeringan gipsum dalam bentuk CaSO4.2H2O sehingga
mengurangi bobot air hidratasi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui dan memahami komposisi, syarat dan sifat gypsum.
1.3.2 Mengetahui dan memahami tahap-tahap manipulasi gypsum.
3
1.3.3 Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
manipulasi gypsum, setting time dan setting expontion.
1.4 Maping
Dental Gypsum
Setting time
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
of Paris. Apabila gips dipanaskan dalam autoclaved pada tekanan uap
pada temperatur 1200 C - 1300 C menghasilkan α hemihidrat atau lebih
dikenal dengan sebutan gips keras (Dental Stone) (Combe, 1992 : 320).
Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan
kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat,
(CaSO4)2.H2O, dan pada temperatur lebih tinggi, anhidrat dibentuk
sebagaimana berikut :
Gips pada suhu 130º C CaSO4.2H2O
Hemihidrat pada suhu 200º C (CaSO4)2.H2O
Anhidrat CaSo4 (Richard dkk, 2002)
6
Akselerator : mempercepat waktu setting, seperti : natrium
sulfat mempercepat pembentukan kalsium sulfat hemihidrat.
Retardus : memperlambat waktu setting, seperti : natrium
citrate mengurangi kecepatan pelarutan hemihydrat dan
terabsorbsi ke dalam inti kristalisasi sehingga meracuni inti
dan tidak efektif.
7
3. Pemanasan dengan kalsium klorida dan magnesium klorida (densite)
Water / Powder (W/P) Ratio:
♪Perbedaan diantara model plaster, dental stone dan high-strength dental
stone dalam bentuk dan ukuran kristal
♪Dental plaster = 0,5 - 0,6
♪Dental stone = 0,3
♪High strength dental stone = 0,19 - 0,24
Setting Produk Gips
Sifat reaksi adalah Eksotermis. Reaksi ini tidak pernah bisa 100 persen
terjadi konversi
Proses Setting terjadi melalui tahap:
1. Kalsium sulfat hemihidrat larut dalam air.
2. Larutan kalsium sulfat hemihidrat bereaksi dengan air dan
terbentuk kalsium sulfat dihidrat.
3. Kelarutan kalsium sulfat dihidrat lambat terbentuk supernaturasi
(endapan).
4. Endapan ini tidak stabil, dan terjadi presipitasi kristal menjadi
kalsium sulfat dihidrat yang stabil.
5. Setelah presipitasi kalsium sulfat dihidrat stabil terbentuk, lebih
banyak kalsium sulfat hemihidrat yang larut dan hal ini
berlangsung sampai seluruh hemihidrat terlarut.
Retarder dan Accelerator
Retarder: Memperlama setting time dengan mengurangi kelarutan
dan menghambat pertumbuhan kristal , contohnya : lem, gelatin,
garam (borax, potasium sitrat, sodium klorida lebih dari 20%
Accelerator: Mengurangi setting time; contoh sodium klorida
kurang dari 20%
Ekspansi dapat dideteksi selama setting.
Terjadi karena kristal yang terbentuk spherulitic, selama
pertumbuhan kristal ini akan berdesakan, mendorong satu sama
lain.
8
Terdapat ruang-ruang kosong diantara kristal, menyebabkan
terjadinya porusitas.
Sodium khlorida : bila lebih dari 20 persen akan menghalangi
pertumbuhan.
Potasium sulfat dapat mengurangi ekspansi.
Kalsium Sulfat Dihidrat : Mengurangi setting time, working
time, dan ekspansi.
Borax : Mengurangi ekspansi dengan menghambat
pertumbuhan Kristal.
SIFAT GIPS
Selain setting time dan setting ekspansi juga: compressive strength,
tensile strength, kekerasan, ketahanan abrasi
Compressive strength
Dalam kondisi gips keras, memperlihatkan kekuatan kompresi
yang tinggi. Berhubungan dengan W/P ratio. Lebih banyak air
yang dipakai maka kekuatan kompresi lebih rendah.
Kelebihan air didistribusi merata dalam campuran dan
berhubungan dengan volume tetapi tidak dengan kekuatannya.
Dental plaster lebih porus daripada dental stone dan karena
densitas dental plaster lebih rendah sehingga kekuatannya rendah.
Dalam 1 jam Kek. Kompresi : dental plaster = 12,5 Mpa; dental
stone 31 Mpa dan High strength DS = 45 Mpa.
Kekuatan dalam kondisi kering ( ± 7 hari ) = 2x basah.
Kekerasan permukaan dan ketahanan abrasi.
Berhubungan dengan kekuatan kompresi.
Setelah final setting, kekerasan permukaan konstan sampai
seluruh kandungan air menguap.
Kekerasan permukaan akan tercapai lebih dulu dibanding
kekuatan kompresinya.
Cara menaikkan kekerasan: impregnasi gips plaster dengan
monomer methyl methacrylate; dental stone dengan epoxy resins,
mencampur dental stone dengan koloidal silika (30%).
9
Kekuatan Tensile/ Tarik
Penting untuk menahan kekuatan lateral seperti pelepasan
model.
Oleh karena gips mempunyai sifat brittle maka dipakai
kekuatan tarik diametral.
*** Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Pada 1 jam 2,3 Mpa (setengah kering) ; pada 40 jam = 4,1 Mpa.
Kekuatan tarik dental plaster = 1/2 dari dental stone.
Kekuatan tarik dental plater 1/5 kekuatan kompresinya.
10
finnal setting reaksi kimia selesai dan model terasa dingin saat di sentuh,
biasanya finnal setting berlangsung selama 1 jam sampai akhirnya bahan
bisa dengan aman di lepas dari cetakan.
- Pemberian bahan separator
Sebelum dilakukan pencetakan dengan gips sebaiknya pola diberi
bahan separasi seperti vaselin. Hal ini bertujuan agar setelah gips setting
maka akan mudah dilepas. Namun tidak boleh berlebihan karena akan
membuat permukaan menjadi lunak.
- Penyimpanan
Gips dapat menyerap air dari lingkungan. Kelembaban dan tempat
yang dekat dengan sumber air akan berpengaruh buruk pada powdernya.
Hal ini akan mempengaruhi waktu setting, sehingga gips sebaiknya
disimpan dalam tempat yang tertutup dan kering.
- Kebersihan
Peralatan manipulasi gips juga harus dijaga kebersihannya. Bowl,
spatula, dan vibrator harus segera dibersihkan sebelum dan setelah
manipulasi, sehingga tidak terkontaminasi dengan bahan lain.
(Hatrich dkk, 2003).
Tahap-tahap manipulasi :
11
Waktu kerja : yaitu waktu menggunakan pengadukan
dimana konsistensi yang merata dipertahankan untuk satu
atau beberapa manipulasi.
Waktu pengerasan : antara pengadukan hingga mengeras.
Untuk menguji kekerasan gypsum:
o Uji Gillmore untuk Pengerasan Awal
Adukan gypsum dibentangkan.Jarum direndahkan
sampai ke permukaan,dan saat ketika jarum tidak
meninggalkan jejas disebut pengerasan awal.
o Uji Vicat untuk Waktu Pengerasan
Jarum dengan tongkat pluger diperberat,didirikan
dan dipegang berkontak dengan adukan.Begitu setelah
kilap menghilang, pluger dilepas.Waktu yang terentang
sampai jarum tidak lagi menembus sampai dasar adukan
dikenal sebagai waktu pengerasan. Dalam beberapa
kasus,pengukuran Vicat dan Gillmore awal terjadi
bersamaan,sementara pada keadaan lain terdapatb sedikit
perbedaan .
o Uji Gillmore untuk Pengerasan Akhir
Tahap selanjutnya dalam proses pengerasan dapat
diukur dengan penggunaan jarum Gillmore yang lebih
berat.Waktu yang terentang sampai hanya meninggalkan
sedikit jejas yang masih dapat diamati pada permukaan
disebut waktu pengerasan akhir.
3. Initial setting time
Setelah dicampur selama 1 menit working time ditandai
dengan bahan menjadi keruh.Biasanya bahan menjadi kaku,tetapi
tidak keras. Tidak dapat dibentuk (8-10 menit dari awal
pengadukan).
Reaksi setting :
(CaSO4)2.H2O + 3 H2O → 2 CaSO4.2 H2O + panas
4. Final setting
12
Reaksi kimia selesai dan model terasa dingin kemudian
dilakukan penanganan model.Jika ingin gips lebih lunak,maka
diberi air mengalir dan bukan di rendam.Pemberian air ini
bertujuan agar gips tidak menjadi keras,karena pada saat direndam
di air terjadi reaksi higroskopik.Pertumbuhan kristal yang terjadi
menjadi lebih cepat sehingga ekspansi pengerasan dapat lebih
besar bila produk gypsum dibiarkan mengeras di dalam air.
MANIPULASI :
o Spatulasi cukup agar diperoleh camp yang homogeny.
o Serbuk dimasukkan dalam air, biarkan 30 detik, mengurangi
masuknya udara pada pengadukan awal dengan tangan.
o Vibrasi selama penuangan ke dalam cetakan akan mengurangi
terperangkapnya udara.
o Pengadukan dengan vacum mixing lebih bagus daripada dengan
hand.
o Pengerasan selama 45-60 menit baru dilepas dari cetakan.
o Penyimpanan harus tertutup rapat untuk menghindari kelembaban
udara.
13
o Hindari terjebaknya udara
Adanya kandungan udara dalam pencampuran gips akan
dapat menyebabkan hasil akhir dari gips. Hal tersebut dapat
dihindari dengan menuangkan air terlebih dulu ke dalam wadah
setelah itu diikuti dengan memasukkan powder.
o Penyimpanan
Gips dapat menyerap air dari lingkungan. Kelembaban dan
tempat yang dekat dengan sumber air akan berpengaruh buruk
pada powdernya. Hal ini akan mempengaruhi waktu setting,
sehingga gips sebaiknya disimpan dalam kontainer tertutup.
Namun terkadang diperlukan proses merendam model gipsum
dalam air, sebagai persiapan untuk teknik yang lain. Komponen
gipsum yang membentuk model umumnya sedikit larut dalam air.
Jika model stone direndam dalam air mengalir, dimensi liniernya
akan menurun sekitar 0,1% untuk setiap 20 menit perendaman
tersebut. Metode teraman untuk merendam model adalah
menempatkannya dalam bak berisi air yang khusus untuk tujuan
tersebut, dimana debris plaster masih tetap konstan di dasar bak air
untuk membentuk larutan jenuh kalsium sulfat.Seperti dijelaskan
sebelumnya, penyimpanan baik stone atau plaster pada temperatur
ruang tidak menimbulkan perubahan dimensi yang bermakna.
Namun, bila temperatur penyimpanan dinaikkan sampai antara 90o
dan 110o C (194o-230oF), pengerutan terjadi begitu kristalisasi air
dikeluarkan dan dihidrat berubah menjadi hemihidrat. Kontraksi
plaster pada temperatur tinggi lebih besar dibandingkan dengan
stone, dan ini juga mengurangi kekuatannya.
Kontraksi tersebut dapat terjadi selama penyimpanan di
atas temperatur ruang, begitupun bila model stone sedang
dikeringkan. Barangkali tidaklah aman menyimpan atau
memanaskan suatu model stone pada temperatur yang lebih tinggi
dari 55oC (130oF). Produk gipsum agak peka terhadap perubahan
kelembaban relatif dari lingkungan. Bahkan kekerasan permukaan
14
dari model plaster dan stone mungkin berfluktuasi sedikit dengan
kelembaban atmosfer relatif. Permukaan gipsum yang dibuat
dengan adukan yang lebih encer nampak terpengaruh lebih banyak
dibandingkan dengan rasio W:P yang rendah.
Hemihidrat gipsum mengambil air dari udara dengan
mudah. Misalnya, bila kelembaban relatif melebihi 70%, plaster
mengambil uap air secukupnya untuk memulai reaksi pengerasan.
Hidrasi pertama menghasilkan lebih sedikit kristal gipsum pada
permukaan kristal hemihidrat. Kristal ini bertindak sebagai nukleus
kristalisasi, dan manifestasi pertama dari kerusakan plaster adalah
penurunan dalam waktu pengerasan.
Begitu kerja higroskopik berlanjut, lebih banyak kristal
gipsum terbentuk sampai keseluruhan kristal hemihidrat tertutup.
Pada keadaan ini air sulit menembus lapisan dihidrat, dan waktu
pengerasan menjadi diperpanjang. Karena itu, adalah penting
bahwa semua jenis produk gipsum disimpan dalam atmosfer
kering. Cara penyimpanan terbaik adalah menutup produk tersebut
dalam wadah logam tahan kelembaban. Bila produk gipsum
disimpan dalam tempat tertutup, umumnya waktu pengerasan
hanya sedikit dihambat, sekitar 1 atau 2 menit per tahun. Bila perlu
hal ini dapat diatasi sengan sedikit meningkatkan waktu
pengadukan.
Reaksi 1 mengambar urutan pengapuran kalsium sulfat
dihidrat untuk membantu kalsium sulfat hemihidrat. Bahan awal
yang digunakan untuk membentuk gips cor, model, bahan tanam
cor, plaster cetak.
(CaSO4)2. H2O + 3H2O → 2CaSO4.2 H2O + Panas
Produk reaksi tersebut adalah gipsum, dan panas yang
terjadi dalam reaksi eksotermik setara dengan panas yang
digunakan sebelum dalam pengapuran. semua produk terbentuk
selama pengapuran bereaksi dengan air untuk memebentuk
gipsum, tetapi dalam tingkat yang berbeda.
15
Reaksi pengerasan adala suatu bahan unik dalam gipsum
berbagai hidrat memiliki kelarutan yang relatif rendah dengan
perbedaan nyata dalam kelarutan hemihidrat dan dihidrat. dihidrat
larut untuk digunakan dalam struktur yang terpapar atmosfer.
Reaksi pengerasan dapat dimengerti :
1. Ketika hemihidrat diaduk dengan air, terbentuk suspensi cair dan
dapat dimanipulasi.
16
Faktor-faktor yang mempengaruhi manipulasi gypsum
17
- Temperatur : Penambahan panas secara umum akan mempercepat
kelarutan tapi dalam gips apabila suhu melebihi 50 derajat C reaksi
menjadi lambat (berbalik).
18
BAB III
KESIMPULAN
19