BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu contoh yang menjadi pusat perhatian adalah metode dalam
pembangunan rumah. Dalam pembangunan rumah harus mempertimbangkan aspek
keamanan dan kenyamanan. Kebakaran dan kebisingan suara menjadi hal yang
harus diperhatikan dalam membangun rumah. Sehingga perlu adanya solusi untuk
mengatasi masalah tersebut, dengan membuat bangunan benar-benar kedap suara
dan tidak mudah terbakar.
Di sisi lain, industri yang ada di Indonesia berkembang dengan begitu pesat,
namun perkembangan tersebut diiringi dengan permasalahan yaitu permasalahan
limbah. Sebagai contoh pabrik pupuk PT. Petrokimia Gresik dapat menghasilkan
limbah padat sebanyak ±0,45 juta ton/tahun dan akan berpotensi terjadi pencemaran
lingkungan (Detiknews, 2012).
Melihat kondisi yang seperti ini, peneliti mencoba memberikan suatu solusi
yaitu pemanfaatan limbah gipsum sebagai bahan pembuat wallboard. Selain dapat
meningkatkan nilai jual hasil samping dari pembuatan asam sulfat PT. Petrokimia
Gresik, namun dapat juga mengatasi permasalahan pembangunan rumah yang
membutuhkan keamanan dan kenyamanan. Karena wallboard memiliki beberapa
keunggulan diantaranya adalah tahan terhadap api dan kedap suara.
1
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
2
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
1.6.1 Gypsum
(Sinaga, S, 2009)
3
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
4
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
5
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
1.6.3 Wallboard
Papan dinding pada umumnya terdiri dari bahan utama yang bersifat tahan api,
yaitu gypsum (CaSO4.H2O). Pada pembuatannya, papan dinding mempunyai
campuran bahan berserat. Bahan utama yang berupa gypsum sebagian besar pada
pembuatannya telah mengalami dehidrasi (CaSO4.1/2H2O) (Field,1958).
Gypsum board atau papan gypsum juga memiliki berbagai macam merek antara
lain, gypsum jayaboard, gypsum elephant, gypsum knauf dan gypsum aplus,
dengan jenis sebagai berikut:
6
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
Panel yang akan dipasang dikenal sebagai papan gypsum, wallboard, eternit
(merk dagang AS, Inggris, Irlandia, Spanyol, Australia), Gibraltar GiB papan atau
dinding dan langit-langit lapisan (merk dagang Selandia Baru, merek dagang dari
Winstone Wallboards), Rock Lath, Sheetrock (merek dagang dari USG
Corporation), Rigips (merk dagang Jerman dan Eropa Tengah). Pada saat ini, papan
gypsum yang dijual dipasaran hanya berbahan baku gypsum dan memiliki serat
fiber maupun campuran pulp.
Papan gypsum umumnya dibuat dengan salah satu dari dua tepi yang
berbeda perawatan - ujung runcing, di mana sisi panjang dari papan yang runcing
dengan lebar bevel di depan untuk memungkinkan bahan jointing rata dengan sisi
papan utama, dan dataran tepi, digunakan di mana seluruh permukaan akan
menerima lapisan tipis (skim coat) dari plaster finishing (compound) (SNI 03-6384-
2000).
7
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
Sifat-sifat papan semen partikel ditentukan oleh dua komponen dasar, yaitu
kayu atau bahan berlignoselulosa sebagai bahan baku dan semen sebagai
perekatnya. Papan semen partikel ini bisa dilapisi dengan bahan lain yang
mempunyai kekuatan yang baik (Bison 1975).
Semen portland adalah sejenis bahan ikat hidrolisis yang dihasilkan oleh
pabrik. Semen portland diperoleh dari hasil pembakaran bahan- bahan dasar yang
terdiri dari batu kapur (yang mengandung CaO), tanah geluh atau serpih (yang
mengandung H2O dan SiO2) dan tambahan bahan lain sesuai dengan jenis semen
yang diinginkan. Campuran dari bahan tersebut selanjutnya dibakar pada
temperatur tinggi dalam tanur bakar hingga diperoleh butir–butir klingkar,
kemudian klingkar digiling halus secara mekanis sambil ditambahkan gypsum tak
8
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
terbakar dan hasilnya berbentuk tepung kering yang dikemas dalam kantong
semen (Purwoko TB. 1980).
9
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
Selain itu, serbuk gergaji dapat diolah dengan dibentuk menjadi bahan bakar
briket yang kemudian diarangkan. Pemanfaatan ini pertama kali dilakukan secara
komersial oleh Henry Ford dari serbuk gergaji dan kayu bekas yang dihasilkan
pabrik mobilnya (Green,2006).
Di dalam pembuatan papan komposit penambahan serbuk gergaji akan
memberikan beberapa manfaat diantaranya:
1. Memiliki berat yang realtif ringan sehingga cocok digunakan untuk
bahan bangunan
2. Memiliki daya hantar panas dan listrik relatif rendah
3. Mempunyai isolasi dan akuistik sehingga bahan ini cocok untuk bahan
kedap suara
4. Relatif lebih tahan terhadap rayap dan jamur dibanding dengan papan
kayu
5. Serbuk gergaji akan mengisi rongga - rongga pada papan, sehingga
dalam jumlah tertentu akan menambah kepadatan papan.
Dalam penelitian pembuatan wallboard ini digunakan serbuk gergaji dengan
ukuran halus (30 mesh) dan kasar (3/4 mesh) yang dicampurkan.
10
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
2. Pembuatan partikel
11
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
6. Pengempaan (pressing )
8. Penyelesaian (finishing )
1.7.1 Kalsinasi
12
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
Kalsinasi merupakan proses penghilangan air, karbon dioksida atau gas lain
yang mempunyai ikatan kimia dengan bijih. Kalsinasi adalah pemanasan yang
dilakukan terhadap bijih dalam hal ini gypsum agar terjadi dekomposisi dan juga
untuk mengeleminasi senyawa yang berikatan secara kimia dengan gypsum yaitu
karbon air. Proses yang dilakukan adalah pemanggangan dengan temperatur yang
bervariasi bergantung dari jenis senyawa karbonat. Kalsinasi adalah proses yang
endotermik, yaitu memerlukan panas. Panas diperlukan untuk melepas ikatan kimia
dari air kristal karena dengan panas maka ikatan kimia akan menjadi renggang dan
pada temperatur tertentu atom-atom yang berikatan akan bergerak sangat bebas
menyebabkan terputusnya ikatan kimia.
13
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
1.7.2 Densitas
(1)
Keterangan :
ρ = Densitas (Kilogram/Liter)
m = Massa (Kilogram)
V = Volume (Liter)
(Perry’s,1997)
3𝑃𝐿
𝑓𝑟 = (2)
2𝐵𝐻 2
14
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
Dengan P adalah beban patah maksimum (kg),L adalah jarak tumpuan (cm), B
adalah lebar rata-rata benda uji (cm), H adalah tebal rata-rata benda uji (cm) dan fr
adalah kuat lentur benda uji (kg/cm2).
Metode uji ini menyediakan prosedur evaluasi kuat lentur panel atau papan
gips. Metode uji ini digunakan untuk menetapkan kesesuaian dengan spesifikasi
panel atatu papan gips. Hubungan antara metode uji ini dengan kinerja pelaksanaan
belum ditentukan (SNI 03-6384-2000).
Dalam prosedur pengujiannya, untuk benda uji yang menggunakan bahan
permukaan sejajar serat maupun tegak lurus serat, pengujian dilakukan terhadap
masing-masing permukaan atas dan bawah. Meletakkan setiap benda uji di atas
dua tumpuan tetap yang sejajar dan berjarak 356 mm. penerapan beban dilakukan
di tengah kedua perletakan tersebut melalui tumpuan tetap yang serupa. Semua
tumpuan dan permukaan beban harus rata, dan harus menyangga lebar benda uji
sepenuhnya, serta harus berbentuk bulat dengan jari-jari 3,2 mm. terapkan beban
uji dengan tingkat pertambahan beban yang seragam sebesar 4,45 N/detik dengan
penyimpangan yang diizinkan sebesar ±10%. Beban diberikan melalui suatu alat
control tingkat pertambahan beban secara manual (gambar 1) yang independen
selama dilakukannya pengujian untuk masing-masing contoh uji dan dapat
mempertahankan tingkat pembebanan tertentu dalam selang waktu tertentu selama
pengujian. Beban ditentukan pada waktu terjadinya kegagalan melintang pada
kertas dan lapisan inti melalui ketebalan dari panel. Benda uji harus tidak
memperlihatkan lepasnya ikatan antara lapisan permukaan dengan lapisan iti
sebelum terjadinya kegagalan melintang pada panel (SNI 03-6384-2000).
15
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
16
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
17
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
s
Gambar 4. Metode pengujian kuat tekan
Rumus yang digunakan pada persamaan (3-1) untuk mendapatkan nilai
kuat tekan beton berdasarkan percobaan di laboratorium adalah sebagai berikut
(Dieter,1981):
𝑃
𝑓𝑐′ = (3)
𝐴
18
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
𝑚𝑏−𝑚𝑘
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟 (%) = 𝑥 100% (4)
𝑚𝑘
Untuk mendapatkan berat basah maka bahan yang akan diuji harus
direndam terlebih dahulu dalam air kurang lebih 24 jam.
19
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Bahan
1. Gypsum
Diperoleh dari PT. APLUS Pacific
2. Semen Putih
Diperoleh dari PT. Indocement Tunggal Perkasa
3. Serbuk Gergaji (campuran ukuran 30 mesh dan ¾ mesh)
Diperoleh dari pengrajin kayu jati
4. Air
Keterangan :
a. Adonan
b. Cetakan ukuran 30 x 30 cm
c. Plastik
d. Alas (seng/keramik)
20
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
A
B
21
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
diulangi dengan variasi massa sebuk gergaji sebesar 10%, 15%, 20% dan
25 %. Dan mengulangi percobaan tersebut dengan perbandingan gypsum
: semen putih sebesar (8 : 2), (7 : 3), dan (6 : 4) seperti langkah
sebelumnya.
2.3.2 Proses Pengeringan Wallboard
Wallboard yang telah mengeras kemudian dilepaskan dari
cetakan. Setelah terlepas, wallboard kemudian di jemur menggunakan
sinar matahari, sampai wallboard benar benar sudah tidak basah lagi.
Setelah wallboard kering oleh sinar matahari, kemudian wallboard
dikeringkan lebih lanjut menggunakan oven dengan suhu 70oC selama 5
jam dan dikeringkan lebih lanjut dengan sinar matahari selama 1 minggu.
22
Pengaruh Komposisi Bahan Tehadap Sifat isik
WallBoard Dari Gypsum
23