Anda di halaman 1dari 13

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN

MATERIAL GYPSUM DALAM ARSITEKTUR

Disusun oleh :

FEDRO ARDIGUSTO

NIM 2054050050

Dosen :

Prof. James E.D. Rilatupa M.Si

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

FAKULTAS TEKNIK

PRODI ARSITEKTUR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1

1.3 TUJUAN.......................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN GYPSUM............................................................................................2

2.2 JENIS JENIS GYPSUM...............................................................................................2

2.3 BAHAN BANGUNAN.................................................................................................3

2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GYPSUM.......................................................4

2.5 KARAKTERISTIK GYPSUM.....................................................................................4

2.6 PEMBENTUKAN DAN PROSES PEMBUATAN GYPSUM....................................6

2.7 STANDARISASI GYPSUM BUATAN.......................................................................7

2.8 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN GYPSUM..................................................8

BAB III METODE

3.1 JENIS PENELITIAN.....................................................................................................

3.2 SUMBER DATA...........................................................................................................

3.3 FOKUS PENELITIAN...................................................................................................

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA..............................................................................

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 PEMASANGAN GYPSUM PADA DESAIN BANGUNAN........................................

4.2 PENERAPAN GYPSUM SEBAGAI AKUSTIK DESAIN ARSITEKTUR................

i
BAB V PENUTUP

4.1 KESIMPULAN..............................................................................................................

4.2 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesatnya pembangunan infrastruktur di indonesia sebagai negara berkembang
menyebabkan tingginya permintaan konsumen terhadap produksi material infrastruktur
salah satunya yaitu Gypsum. Kebutuhan gypsum semakin tinggi sebagai bahan
infrastruktur maka akan sejalan dengan meningkatnya produktifitas gypsum. Kemajuan
teknologi mendorong tersedianya eksplorasi material bangunan yang bisa menyokong
desain para arsitek. Salah satunya pengembangan material gypsum yang berfungsi
sebagai pengurangan kebisingan dalam ruangan, hingga sebagai penahan api
Gypsum merupakan salah satu jenis mineral dengan kadar kalsium yang tinggi.
Mineral ini memiliki berbagai manfaat dalam sektor kehidupan seperti sebagai bahan
obat-obatan, produk kecantikan, hingga material bangunan. Gypsum yang sering
digunakan umumnya adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H2O.
Gipsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan, mineral mineral itu
antara lain borat, karbonat, sulfat, dan nitrat.
Dalam pekerjaan teknik sipil, manfaat penggunaan gypsum salah satunya yaitu
sebagai penambahan kekerasan untuk bahan bangunan (Yulindasari Sutejo, 2015).
Gypsum juga adalah bahan bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi. Bahan ini
memiliki beberapa jenis, seperti gypsum plester, gypsum blok, dan gypsum rangka.
Gipsum juga merupakan produk jadi setelah material baku, yang penggunaannya
banyak untuk material bangunan. Adapun pemanfaatan gipsum salah satunya adalah
sebagai bahan plaster. Dengan karakteristiknya yang ringan serta pengerjaan yang cepat
kering dapat menjadi finishing yang sangat baik. Selain sebagai bahan plaster, gipsum
juga dimanfaatkan dalam pembuatan papan gipsum. Saat ini penggunaan papan gipsum
masih terbatas. Hal ini dikarenakan ketersediaan papan gipsum di pasaran masih sangat
kurang dan kekuatannya tidak sebaik triplek, serta sifat gipsum yang getas, rapuh dan
tidak tahan air. Sifat gipsum yang kurang baik tersebut dapat diperbaiki dengan
menambahkan serat dalam produksinya (Trisna, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara memasang gypsum pada konstruksi bangunan?
2. Bagaimana penerapan penggunaan gypsum pada bidang Arsitektur?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pemasangan gypsum pada konstruksi bangunan
2. Mengetahui penerapan penggunaan gypsum terhadap desain arsitektur

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gypsum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gipsum (gypsum) adalah jenis batu kapur
yang biasa digunakan untuk membungkus tulang yang patah sdan lainnya, serta mengandung
kalsium sulfat. Gipsum biasanya dibuat dari endapan alam, dan sintetis (phospogypsum)
sebagai bahan dasar dari pembuatannya. Penggunaan gipsum yang terbuat dari bahan hasil
endapan ala mini memiliki keuntungan tersendiri karena bahannya yang tidak mengandung
radioaktif.
Gipsum atau gips adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang
mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat
kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H2O. Gipsum adalah salah satu dari beberapa
mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineral-mineral tersebut adalah karbonat, borat,
nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini diendapkan di laut, danau, gua dan di lapian garam
karena konsentrasi ion-ion oleh penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam
yang tinggi, gipsum berubah menjadi basanit (CaSO4.H2O) atau juga menjadi anhidrit
(CaSO4). Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas suhu 108 °F atau 42 °C
dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit. (menurut wikipedia).
Gypsum adalah mineral evaporite yang paling umum ditemukan di endapan sedimen
berlapis yang berasosiasi dengan halit, anhidrite, belerang, kalsit, dan dolomit. Gypsum
(CaSO4.2H2O) sangat mirip dengan Anhydrite (CaSO4). Perbedaan kimianya adalah bahwa
Gypsum mengandung dua air dan anhydrite tanpa air. (King, 2008). Crude Gypsum
digunakan sebagai bahan fluks, pupuk, pengisi kertas dan tekstil, dan retarder dalam semen
portland. Sekitar tiga perempat dari total produksi dikalsinasi untuk digunakan sebagai plester
paris dan sebagai bahan bangunan dalam plester, semen, produk papan, dan ubin dan balok.
Gypsum plaster adalah material penyemenan putih yang dibuat dengan dehidrasi mineral
gipsum sebagian atau seluruhnya, biasanya dengan retarder khusus atau pengeras
ditambahkan (Encyclopaedia Britannica, 2019).

2.2 Jenis-jenis Gypsum

Material gypsum ini memiliki beberapa jenis sebagai berikut :

 Gipsum Reguler
Gipsum ini biasanya dibungkus di dalam kertas, dan digunakan pada langit-
langit ruangan sebagai penutup. Gipsum ini dapat dicat sehingga penggunaannya
dapat mengekspresikan akan warna yang digemari. Pemasangan gipsum ini pada
bangunan terbilang cukup sederhana. Pemasangannya dapat menggunakan paku, lem
atau sekrup.

 Gipsum Peredam Suara

2
Seperti namanya, gipsum ini dibuat dengan tujuan untuk meredam suara dari
luar ruangan agar tidak terdengar oleh orang yang berada di dalam ruangan tersebut.
Gipsum ini juga sangat cocok digunakan untuk meredam gaung dan gema. Namun,
sebaiknya jenis gipsum ini tidak digunakan pada daerah-daerah yang memiliki suhu
ekstrim karena dapat dengan mudah merusak gipsum yang terpasang atau yang
digunakan.

 Gipsum Tahan Api


Dengan menggunakan metode tertentu, gipsum tahan api diproduksi dengan
adanya serat kaca yang dibenamkan saat proses pembuatannya. Tujuannya adalah
untuk memperkuat ketahanan gipsum ini terhadap api, sekaligus mampu menahan
panas dari suhu luar ruangan. Penggunaan yang tepat untuk gipsum ini adalah pada
daerah sekitar tungku perapian, tungku memasak, dinding dapur, dan tembok luar
ruangan.

 Gipsum Tahan Air


Gipsum tahan air adalah jenis gipsum yang biasanya digunakan untuk ubin. Zat
pelapis yang memberikan kemampuan tahan terhadap air pada gipsum ini adalah zat
berupa silikon atau lilin. Selain itu, gipsum ini terbilang cocok untuk digunakan pada
dinding, namun tidak disarankan untuk digunakan pada plafon. Gipsum ini biasanya
digunakan pada daerah-daerah lembab, seperti kamar mandi dan juga dapur karena
kemampuannya yang tetap aman walau dipasang pada daerah yang lembab.

 Gipsum Foil Aluminium


Gipsum ini memiliki kemampuan ketahanan terhadap panas sehingga sangat
cocok untuk digunakan pada daerah atau ruangan dengan temperatur panas yang
tergolong tinggi.

 Gipsum Perforated
Jenis gypsum ini memiliki motif pada permukaan papan gipsum sehingga
menambah nilai dari sisi dekoratifnya. Biasanya jenis gipsum ini sering digunakan
pada langit-langit atau plafon ruangan bangunan.

 Gipsum Laminasi PVC


Jenis gipsum ini memiliki lapisan PVC dengan berbagai motif dengan tujuan
untuk memperindah tampilan, serta memberikan kesan yang mewah pada ruangan.
Selain itu, pembersihan papan gipsum laminasi PVC juga terbilang mudah.

Sumber : https://asbesadimas.com/artikel/gypsum-adalah/

2.3 Bahan Bangunan

Bahan bangunan adalah setiap bahan yang digunakan untuk tujuan konstruksi.
Banyak bahan alami, seperti tanah liat, pasir, kayu dan batu, bahkan ranting dan daun telah
digunakan untuk membangun bangunan. Selain dari bahan alami, produk buatan banyak

3
digunakan, dan beberapa lagi kurang sintetik. Industri pembuatan bahan bangunan didirikan
di banyak negara dan penggunaan bahan-bahan tersebut biasanya dibagi ke dalam
perdagangan khusus tertentu, seperti pertukangan, pipa, atap dan pekerjaan isolasi. Acuan ini
berhubungan dengan tempat tinggal manusia dan struktur termasuk rumah. (menurut
wikipedia).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahan bangunan adalah barang yang
merupakan bakal untuk membangun rumah atau gedung dsb, material (arti) Bahan bangunan
dapat di defenisikan sebagai salah satu elemen pokok yang menentukan kualitas rumah,
murah atau mahal, dan sederhana atau mewah. Bahan bangunan juga dapat diartikan
pemegang peranan penting dalam suatu kontruksibangunan seperti menentukan kekuatan,
keamanan, keselamatan dan keawetan suatu bangunan.

2.4. Kekurangan dan Kelebihan Gypsum

Kekurangan dan kelebihan gypsum dalam sebagai berikut berikut :

Kelebihan gypsum Kekurangan gypsum


Harga murah Tidak tahan air
Pemasangannya mudah dan cepat Rentan terhadap benturan
Banyak variasinya Mudah kusam
Lebih aman bagi hunian Tempat pemasangan terbatas
Perawatan dan perbaikan lebih mudah. Butuh perawatan berkala
Lebih ringan Tidak cocok untuk daerah lembap
Ramah lingkungan
Lebih hemat
Tersedia dalam berbagai motif
Mudah ditemukan
Dapat dengan mudah melengkung
Lebih rapi dan halus dari segi nilai
estetika
Mudah ditemukan di pasar
Dapat dipasang dengan besi hollow
atau kayu

Sumber : https://artikel.rumah123.com/14-keunggulan-dan-kelemahan-dinding-gypsum-
wajib-tahu-sebelum-beli-23881

2.5 Karakteristik Gypsum


Secara petrologi gipsum yang dijumpai dilapangan berwarna putih sampai transparan
tidak berwarna, dengan sifat agak lunak dan cukup pejal, pecahan baik dan belahannya
choncoidal, kilap sutera sampai kilap lilin, gores putih, translucent dan memiliki sifat
diamagnetik. Karakteristik gypsum sebagai berikut.

4
1. Kehadiran Air Terikat
Gypsum memiliki struktur kristal yang mengandung air terikat dalam jumlah besar, yang
membuatnya stabil dalam bentuk padat dan dapat melepaskan air ketika dipanaskan dalam
proses dehidrasi. Karakteristik ini memungkinkan gypsum digunakan dalam aplikasi yang
memerlukan kontrol waktu pengerasan.
2. Non-Reduktif
Ketahanan Gypsum terhadap bahan kimia dan logam membuatnya ideal untuk digunakan di
lingkungan yang membutuhkan stabilitas kimia dan ketahanan terhadap korosi.

3. Perlindungan Terhadap Api


Karakteristik unggul dari gypsum adalah ketahanannya terhadap api. Ketika terpapar suhu
tinggi, gypsum akan secara perlahan melepaskan air terikatnya dan berubah menjadi anhidrat
kalsium sulfat, yang berfungsi sebagai penghalang api. Oleh karena itu, gypsum sering
digunakan dalam proyek konstruksi yang memerlukan perlindungan terhadap risiko
kebakaran.

4. Kekakuan yang Baik


Panel gypsum memiliki kekakuan yang cukup tinggi untuk aplikasi konstruksi. Untuk
meningkatkan keuletan dan kekakuan panel, bahan tambahan seperti serat atau karton dapat
dicampurkan saat proses pengolahan.

5. Keadilan Akustik
Panel gypsum memiliki kemampuan untuk mengurangi pantulan suara dan meningkatkan
kualitas akustik ruangan pada konstruksi interior. Gypsum digunakan secara luas dalam
pembuatan panel untuk meredam suara dan menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan
nyaman.

6. Kemampuan Mengabsorpsi Air


Gypsum memiliki kemampuan untuk mengontrol kelembaban dengan baik, sehingga dapat
digunakan sebagai regulasi kelembaban dalam lingkungan tertentu, seperti pada proses
konstruksi plesteran. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gypsum untuk menyerap dan
melepaskan air dengan efektif.

7. Kemampuan Penyerapan dan Pemurnian Air


Gypsum memiliki kemampuan untuk menyerap zat-zat terlarut dalam air dengan efektif.
Dalam pertanian, gypsum digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah dengan mengurangi
keasaman tanah dan menghilangkan kelebihan garam.

5
Sumber : https://proyekin.com/blog/gypsum-adalah/

2.6 Pembentukan dan proses pembuatan gypsum


Gipsum terbentuk dalam kondisi yang alami dan ketebalan yang berbeda-beda.
Gipsum adalah garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti
oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan
gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu gamping, serpih merah, batu
pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam
satuan-satuan batuan sedimen. Menurut para ahli, endapan gipsum terjadi pada zaman
Permian. Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas, dan jalur endapan
belerang yang berasal dari gunung api. Gypsum terdiri dari dua klasifikasi berdasarkan
pembentukannya yaitu gypsum yang terbentuk secara alami dan Flua-Gas Desulfurization
(FGD).

Gambar 3.1 bebatuan atau bahan alami gypsum


Sumber : https://agorgr.com/Trading/our-products-/bulk-&-raw material/natural-
gypsum-/

6
Gambar 3.2 proses pembentukan gypsum Flue Gas Desulfurization (FGD)
Sumber : https://gypsum.org/fgd-gypsum-production-process/

Flue-Gas Desulfurization (FGD) gypsum merupakan produk samping desulfurisasi


gas buang dari tumpukan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, emisi yang diambil dari
tumpukan asap dapat dimurnikan menjadi zat keras dan diproduksi menjadi gypsum. Saat ini,
hampir setengah dari semua gypsum yang digunakan di Amerika Serikat adalah FGD
gypsum. Gipsum alami dan FGD gipsum memiliki komposisi kimia yang sama, mereka
adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4 · 2H2O). Produksi dan penjualan gypsum FGD
mendorong produsen listrik untuk menangkap "limbah" untuk digunakan kembali, daripada
hanya menyimpannya.
Gypsum itu juga bisa dibentuk dengan dicetak sehingga bentuknya bermacam-macam
sesuai apa yang diinginkan melalui cetakan, misalnya untuk plafon, hiasan plafon, partisi dan
lain lain. Untuk membuat sebuah gypsum menjadi produk tertentu dengan fungsi, tentunya
batu gypsum itu digiling dan dihancurkan menjadi bubuk halus, dalam proses ya disebut
kalsinasi. Bubuk tersebut dipanaskan sampai kira-kira 350 derajat F, mendorong tiga
perempat dari air yang digabungkan secara kimia. Gypsum yang dikalsinasi, atau hemihidrat,
menjadi dasar untuk gipsum plaster, papan gypsum dan produk gipsum lainnya.dada tahapan
proses pembuatan yang harus dilakukan.
Sumber : https://infobrand.id/pembentukan-dan-klasifikasi-gypsum.phtml

2.7 Standarisasi Gypsum Buatan

1. Ruang lingkup

7
Standar ini menetapkan syarat mutu dan metode pengujian gipsum buatan yang
digunakansebagai bahan penolong produksi semen, bahan baku industri gipsum
(termasuk bataringan), bahan baku dan bahan tambahan untuk pupuk &
pembenah tanah (tidak untuklahan gambut dengan fungsi lindung ekosistem
gambut).
CATATAN : Fungsi lindung ekosistem gambut sesuai PP Nomor 17 tahun 2014.
2. Acuan normatif
SNI 0428,Petunjuk pengambilan contoh padatan
3. Istilah dan definisi
3.1 gipsum buatan
Padatan yang diperoleh dari hasil proses industri yang berwarna abu-abu, putih
kekuningan,atau putih kecoklatan, yang komponen terbesarnya adalah CaSO4.2H2O.
3.2 pembenah tanah
Pembenah tanah adalah bahan-bahan sintetis dan/atau alami, organik dan/atau
mineralberbentuk padat dan/atau cair yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia
dan/atau biologitanah (Permentan No. 70/Permentan/SR.140/10/2011).
4. Klasifikasi
Gipsum buatan diklasifikasikan berdasarkan pada proses pembuatannya :
a) Tipe 1 :gipsum bentuk granular diperoleh dari gipsum hasil proses industri pabrik
asamfosfat, proses pembuatan gipsum yang dipurifikasi, dikeringkan dan
dikalsinasi, laludigranulasi.
b)Tipe 2 :gipsum bentuk serbuk diperoleh dari gipsum hasil proses industri pabrik
asamfosfat dan pabrik asam amino yang dipurifikasi dan dikeringkan.
c)Tipe 3 :gipsum bentuk serbuk diperoleh dari hasil proses pembuatan gipsum
pada industri asam fosfat dan asam amino yang dinetralkan dan dikeringkan.
d)Tipe 4 :gipsum bentuk kerakal diperoleh dari hasil proses pembuatan gipsum
padapabrik asam amino yang dikeringkan.
e)Tipe 5 :gipsum bentuk serbuk dan atau cake yang diperoleh dari hasil
prosesdesulfurisasi dan proses industri asam fosfat yang difiltrasi.

5. Syarat mutu Syarat mutu gipsum buatan sesuai dengan Tabel 1

8
Sumber : Badan Standarisasi Nasional (https://123dok.com/document/z1rk0jpq-sni-
gypsum-sni.html)

BAB III
METODE

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Menurut Bogdan dan
Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sementara itu, penelitian deskriptif adalah
suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta.
2. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang telah dikutip oleh Lexy. J. Moleong
dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif, mengemukakan bahwa
sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
berupa data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal yang jelas
datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistic.
Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data
dapat diperoleh. Apabila menggunakan wawancara dalam mengumpulkan datanya maka
sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-
pertanyaan baik secara tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka
sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila menggunakan

9
dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya. Dalam
penelitian ini sumber data yang diperoleh berupa sumber data sekunder. sumber data
sekunder adalah publikasi pemerintah, situs web, buku, artikel jurnal, catatan internal, dan
lain-lain.

3. Fokus Penelitian
Kajian penelitian ini difokuskan pada permasalahan atau penerapan gypsum terhadap
desain arsitektur dan bidang arsitektur.

4. Teknik Pengumpulan Data


Pengertian teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, di mana cara tersebut menunjukan
pada suatu yang abstrak, tidak dapat di wujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi
dapat dipertontonkan penggunaannya. Dalam hal pengumpulan data ini, objek penelitian
untuk mendapatkan data, teknik pengumpulan data berupa metode dokumentasi
Metode dokumentasi dan referensi, dari asal kata dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-
benda seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya.
Melalui metode dokumentasi, peneliti gunakan untuk menggali data berupa dokumen dan
referensi.

10

Anda mungkin juga menyukai