Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

IDENTIFIKASI BAHAN GALIAN DI INDUSTRI

PENYUSUN:

1. Ludfia Risky Ramadany


2. Muhammad Fahrul Rozi
3. Muhammad Julian Bagaskoro
4. Vincentius Septiano Diamantara

GURU PEMBIMBING:

Hamriani ryka, S.T, M.T

SMKN 1 BALIKPAPAN

pg. 1
DAFTAR ISI

Daftar Isi .................................................................................................... 2


Kata Pengantar ........................................................................................... 3
BAB I ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................................. 4
C. Waktu dan Tempat Wawancara .......................................................... 4
D. Tim Kerja dan Narasumber Wawancara ............................................. 5
BAB II ........................................................................................................ 6
A. Landasan Teori .................................................................................... 6
BAB III ...................................................................................................... 8
A. Pembahasan ........................................................................................ 8
Kesimpulan ................................................................................................ 12

pg. 2
Kata pengantar

Assalamualaikum wr wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

pg. 3
BAB I
A. Latar belakang
Material gypsum yang dulunya banyak digunakan sebagai penyekat atau
partisi, belakangan ini kehadiran gypsum material plafon makin di gemari
oleh banyak orang. Hal ini tentu saja tidak mengherankan. Selain murah
gypsum juga lebih mudah dibentuk dan terlihat lebih bersih dibandingkan
material lainnya.

Seorang membuat gypsum mempunyai beberapa tujuan antara lain untuk


tujuan seni dan tujuan ekonomis. Tujuan itulah yang membuat orang tertarik
memproduksi gypsum. Tujuan seni adalah untuk menambah nilai artistic dan
nilai estetik yang tinggi pada desain suatu rumah sehingga menjadi hunian
yang nyaman dan ideal.

Sedangkan tujuan ekonomis adalah untuk menambah pendapatan


pengrajin yang membuat dan memasang gypsum. Cara membuat dan
memasang gypsum mudah tetapi memberi pemasukan yang cukup besar. Atas
dasar itu maka disusnlah makalah ini sebagai bahan pembelajaran tentang
tentang keterampilan membuat gypsum yang jelas dan mudah di pahami.

B. Tujuan
1. Untuk mengenal dan mempelajari bahan galian yang digunakan untuk
produksi industry gypsum

2. Mempelajari cara pengolahan gypsum

3. memperoleh informasi seputar tentang


industry gypsum.

C. Waktu dan Tempat Wawancara


Wawancara ini di laksanakan pada:
 Hari/Tanggal : Rabu, 23 agustus 2023
 Pukul : 13.36 WITA
 Tempat : JL. D.I panjaitan rt 29, sumber
rejo, kec. Balikpapan tengah, kota
Balikpapan, Kalimantan timur 76113

pg. 4
D. Tim Kerja dan Narasumber Kegiatan Wawancara
 Narasumber : Bapak Erlan
 Pewawancara : Ludfia Risky Ramadany
 Juru tulis : Muhammad Fahrul Rozi
 Penyusun Naskah : Muhammad Julian Bagaskoro
 Dokumentasi : Vincentius Septiano Diamantara

pg. 5
BAB II
A. Landasan teori
Gipsum (CaSO..2H₂O) merupakan garam yang pertama kali mengendap
akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas
makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gypsum berbentuk
lapisan di antara batuan-batuan sedimen batugamping, serpih merah,
batupasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan
lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen, Gipsum terbentuk dalam
kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervanasi. Gipsum
mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit alabaster, satin
spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih, namun terdapat variasi
warna lain, seperti warna kuning, abu-abu, merah jingga, dan hitam, hal ini
tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gypsum. Gipsum
umumnya mempunyai sifat lunak, pejal, kekerasan 1,5-2 (skala mohs), berat
jenis 2,312,35, kelarutan dalam air 1.8 gril pada 00C yang meningkat menjadi
2.1 gr/l pada 400C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi (Puslitbang
Teknologi Mineral dan Batubara, 2005)

Gypsum sering digunakan sebagai material pada plafon rumah. Hal


tersebut tentu saja tidak mengherankan. Selain murah, gypsum juga lebih
mudah dibentuk dan terlihat lebih bersih dibandingkan material lain. Sebab,
dalam aplikasinya, gypsum tak akan meninggalkan nat atau garis batas antar
papan seperti pada plafon berbahan triplek (plywood) meski gypsum dipasang
pada bidang yang lebar sekalipun. Meskipun relatif lebih mudah dalam
aplikasinya, meterial gypsum sebagai bahan dasar plafon memiliki kelemahan
yakni tidak tahan terhadap air dan bila terjadi rembesan air dari atap mengenai
plafon. gypsum tersebut akan meninggalkan noda bercak pada permukaannya
(Neisha-Diva, 2007).

pg. 6
Gypsum adalah suatu seni dekorasi untuk memberi nilai artistik pada
plafon sehingga rumah menjadi cantik. Gypsum dibuat dari bahan dasar yang
disebut casting.

pg. 7
BAB III
A. Pembahasan
Kami pergi ke suatu daerah bernama sumber rejo. Dan kami bertemu
dengan bapak erlan sebagai pemilik tempat pengolahan gypsum. Disini kita
melakukan wawancara seputar pengolahan gypsum.

Erlan gypsum sendiri mendirikan tempat usaha pada tahun 2009 di


Kalimantan. Sebelum mendirikan tempat usaha di Kalimantan, bapak Erlan
menekuni di bidang pengolahan bahan gypsum dari tahun 1997 hingga 2009
kemudian bapak erlan pergi ke Kalimantan untuk membuka usaha pengolahan
gypsum di Kalimantan. Erlan gypsum dapat kita temui di jalan D.I panjaitan
RT 29, Sumber Rejo, Balikpapan Tengah kota Balikpapan.

Pada wawancara ini, kami mengajukan beberapa pertanyaan seputar


tahapan pengolahan gypsum menurut narasumber, sebagai berikut :

1. Gypsum termasuk kedalam bahan galian golongan apa?


Gypsum termasuk ke dalam klasifikasi bahan galian golongan C atau
bahan galian industry. Sedangkan pengertian dari mineral industry adalah
kelompok komoditas mineral bukan logam dan batuan yang terdiri dari
batu gamping, dolomit, fosfat, kalsit, zeolite, gypsum,bentonite, asbes,
talk, mika, yodium,. Gypsum secara umum mempunyai kelompok yang
terdiri dari gypsum batuan, gipsit alabaster, satin spar, dan selenit.
Gypsum juga dapat diklaifikassikan berdasarkan tempat terjadinya, yaitu
pengendapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuknya
disekitar fumarole vulkanik, efflorescence pada tanah atau gua – gua
kapur, tudung kubah garam, penudung oksida besi (gossan) pada
pengendapan pirit didaerah batu gamping.

2. Cara pengolaham gypsum menjadi interior rumah.


Pembuatan gypsum melalui beberapa proses. proses tersebut harus
dilaksanakan secara urut dan benar agar menghasilkan gypsum yang sesuai
keinginan dan mempunyai nilai kualitas yang bagus. Tahap proses
pembuatan gypsum sebagai berikut :

2.1 Proses Pengadukan Tanah


Proses awal dari pembuatan gypsum adalah dengan diawali
mengadukkan bahan gypsum. Adapun bahan yang dipakai dalam
proses pengadukan adalah :

pg. 8
 Casting
 Air
Sedangkan alat yang digunakan sebagai berikut:
 Timbangan, untuk menakar ukuran jumlah caasting yang akan
diaduk sehinggan disesuaikan dengan bentuk gypsum yang akan
dicetak.
 Gelas ukur, untuk menakar air
 Ember, tempat mengaduk
 Sekop atau alat pengaduk lainnya, digunakan untuk mengaduk
adonan agar semua bahan dapat tercampur dengan rata.

2.2 Proses Pembuatan


1. Kita harus mempersiapkan cetakan yang akan dipakai untuk
membuat gypsum dalam keadaan bersih dan kering. Kemudian
cetakan yang akan dipakai diolesidengan minyak yang telah di buat
agar gypsum tidak lengket dan mudah dilepaskan dari cetakan.
Setelah itu dipersiapkan dahulu bahan bahannya yaitu dengan
menimbang casting terlebih dahulu, dan menakar air yang akan
dipergunakan sesuai dengan bentuk dan ukuran gypsum, dengan
perbandingan 1:2, artinya jika kita menggunakan casting 2 kg
maka untuk airnya sebanyak 1 liter.
2. Setelah bahan pada proses pertama pertama selesai dikerjakan
maka tahap selanjutnya adalah menuangkan adonan tersebut ke
dalam cetakan. Jika sedang menuangkan adonan harus di tempat
yang datar agar adonan yang di tuangkan benar benar merata.
Kemudian tuangkan adonan secara perlahan hingga merata dengan
ketinggan kurang lebih 1 cm dari tepi cetakan.
3. Tahap selanjut nya adalah pemasangan roving. Dalam tahap ini alat
dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah sisa adonan sebelumnya.
Roving yang sudah dipotong kira kira 25 cm yang jumlah nya
sesuai dengan ukuran tali (bisa menggunakan tali Ravia atau
sejenisnya) yang kuat karena nanti digunakan untuk menggantung
hasil cetakan. Roving juga harus disesuaikan dengan rakel yang

pg. 9
berfungsi untuk meratakan. Dalam tahap pemasangan roving ini,
pertama kita ambil roving yang sudah dipotong sesuai dengan
ukuran kemudian kita letakkan roving tersebut ke dalam cetakan
yang sudah dilakukan pada tahap 2 dengan cara menebarkan
roving ke dalam cetakan yang sudah diisi adonan tadi secara
merata. Setelah roving kita tebarkan secara merata, selanjutnya
ialah merapikan tepi cetakan dari roving yang mungkin menjuntai
keluar
4. dengan menggunakan "rakel". Tetapi untuk salah satu ujung sisi,
kita sisakan roving tadi untuk mengaitkan tali penggantungnya.
Jadi tidak semua tepi cetakan kita rapikan dari roving. Adapun cara
mengaitkan tali ialah letakkan tali secara melintang ke dalam sisa
roving, kemudian sisa roving kita gulung sekali ke arah dalam
cetakan sehingga membuat tali tadi menjadi melingkar. Setelah itu
tuangkan sisa adonan tadi ke dalam cetakan gypsum sampai penuh.
Langkah selanjutnya ialah mengeringkannya sampai kurang lebih
30 menit.
5. Tahap pelepasan gypsum dari cetakan. Setelah kurang lebih 30
menit , gypsum sudah kering dan siap dilepas dari cetakan. Ada 2
cara melepaskan gypsum dari cetakan sesuai dengan model cetakan
yaitu :
a. Cetakan model lurus :
Cetakan model lurus pelepasannya dimulai dari salah satu
ujung dengan membukanya secara perlahan, kemudian di
gerakkan telapak tanga kita hingga ujung satunya lagi, sampai
semua gypsum terlepas
b. Cetakan model oval atau melingkar:
Dengan cara di ketuk ketukkan perlahan dan hati hati, secara
menyeluruh ke semua bagian cetakan sampai gypsum terlepas.
Setelah gypsum terlepas gantungankan untuk menambah
kekeringannya.

pg. 10
3. Berapakah Karyawan Yang Dimiliki?
Total karyawan yang dimiliki tempat tersebut ada 7, yang dibagi menjadi 2
bagian. Ada bagian yang bikin yaitu 3 orang dan 4 orang bagian lapangan
pemasangan.setiap perorangnya mencetak 40 batang sehari

Menerima pesanan luar kota,sehingga memili banyak kenalan di


Balikpapan

pg. 11
KESIMPULAN

Dari kegiatan di atas dapat disimpulkan kalau gypsum adalah bahan galian
golongan c, yaitu bahan galian industri . gypsum juga memiliki banyak manfaat
yaitu untuk bahan interior rumah,keperluan rumah sakit dan lain lain .

pg. 12

Anda mungkin juga menyukai