Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN, SIFAT, DAN SYARAT GIPSUM

Gipsum merupakan mineral yang didapatkan dari proses penambangan di berbagai


belahan dunia. Gipsum merupakan produk dari beberapa proses kimia dan sering digunakan
dalam kedokteran gigi yaitu kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O) murni. Gipsum atau kalsium
sulfat dihidrat yang murni berwarna putih transparan, namun terkadang dapat berwarna abu-abu,
coklat atau merah muda/ Ketika dipanaskan, gipsum kehilangan sekitar tiga perempat kadar air
dan menjadi gipsum hemihidrat (CaSO4.H2O), yang lembut dan dapat dengan mudah
dihancurkan yang disebut plaster of paris.
Produk gipsum merupakan salah satu bahan yang paling memadai dalam membantu
profesi kedokteran gigi dibandingkan bahan-bahan lain. Gipsum di kedokteran gigi paling
banyak digunakan untuk pembuatan model studi atau model kerja dan sebagai bahan pengisian
kuvet atau biasa disebut dengan bahan tanam. Model studi digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis dan rencana perawatan, sedangkan model kerja digunakan sebagai media
untuk mendesain gigitiruan. Gipsum banyak dipakai di bidang kedokteran gigi karena memiliki
sifat mudah untuk dimanipulasi, dimensi yang stabil dan kompatibilitas dengan bahan-bahan
lainnya.

Syarat-Syarat Gypsum Dalam Bidang Kedokteran Gigi


1. Sifat mekanis baik, artinya harus kuat sehingga tidak mudah rusak atau tergores
selama proses pembuatan piranti restorasi atau saat ukir malam, dll.
2. Dapat mereproduksi detail yang halus dengan batas yang tajam.
3. Memiliki stabilitas dimensional yang baik (menunjukkan perubahan dimensi yang
sangat kecil saat setting dan hendaknya cukup stabil).
4. Kompatibel dengan bahan cetak, tidak terjadi interaksi antara permukaan cetakan
dengan permukaan model, die.
5. Murah dan mudah dipergunakan.

Sifat-Sifat Gypsum
1. Sifat Kimia (komposisi) Gypsum
Bahan dasar gypsum adalah mineral gypsum kalsium sulfat dihidrat
(CaSO4.2H2O). Apabila dipanaskan gipsum kehilangan sekitar tiga perempat kadar
air dan menjadi gipsum hemihidrat (CaSO4.H2O), yakni produk gypsum yang
digunakan dalam bidang kedokteran gigi.

2. Sifat Fisik Gypsum


Gipsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan,
gipsit alabaster, satin spar dan selenit. Gipsum juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan tempat terjadinya, yaitu endapan danau garam, berasosiasi dengan
belerang, terbentuk sekitar fumarol vulkanik, efflorescence pada tanah atau gua-gua
kapur, tuduh kubah garam, penudung oksida besi (gossan) pada endapan pirit di
daerah batu gamping.

Gipsum alami yang berwarna putih kekuningan

Butiran Gipsum

3. Compressive Strength
Kekuatan kompresi atau biasa disebut compressive strength merupakan kekuatan
gips yang berhubungan langsung dengan kepadatan atau masa gips. Partikel dental
stone yang lebih halus, maka air air yang diperlukan untuk mencampur lebih sedikit.
Besarnya Kekuatan kompresi dari beberapa produk gipsum yang paling rendah ialah
12 MPa dan yang paling tinggi 38 MPa atau sekitar 7000psi. Berikut data kekuatan
kompresi dari macam-macam gipsum :
a. Plaster cetak (type I) memiliki kekujatan kompresi 580 psi
b. Plaster model (type II) memiliki kekuatan kompresi 1300 psi
c. Stone type III memiliki kekuatan kompresi 3000 psi - 5000psi
d. Type IV memiliki kekuatan kompresi 34,5 Mpa atau sekitar 5000 psi
e. Kekuatan kompresi type V ini sekitar 7000psi.
Compressive strength ini berhubungan dengan rasio W/P dan pengadukan. Jika air
yang digunakan lebih banyak, maka compressive strength-nya akan turun.

4. Surface Hardness and Abrasion Resistance


Surface Hardness (kekerasan permukaan) dan abrasion resistance (ketahanan
abrasi) sangat penting diperhatikan agar tidak banyak atau bahkan tidak ada
kehilangan bentuk pada model selama proses manipulasi untuk mempelajari oklusi
atau membuat restorasi.
Morfologi partikel gypsum menentukan sifat produk gypsum. Dua faktor yang
berkontribusi terhadap kekuatan dan daya tahan abrasi produk akhir ialah: bentuk
partikel dan porositas Untuk meningkatkan kekerasan pada permukaan gypsum yang
telah mengeras, dapat ditambahkan epoxy atau monomer metal metakrilat

5. Setting Expansion
Semua produk gips mengalami setting expansion (perubahan dimensi/ekspansi
selama proses pengerasan). Ekspansi pada dental plaster biasanya 0,00%-0,30%. Pada
dental stone 0,00%-0,20%, dental stone high strength 0,00%-0,10%, dan pada dental
stone high strength high expansion adalah 0,10%-0,30%.
Setting expansion bisa dikontrol dengan memanipulasi variable. Campuran yang
kental dan cara pengadukan yang cepat bisa meningkatkan jumlah setting expansion,
sedangkan campuran yang lebih encer atau cair dan cara pengadukan yang lambat
dapat mengurangi jumlah setting expansion.
KOMPOSISI GIPSUM
Komposisi/bahan utama dalam gypsum yaitu kalsium sulfat dihidrate dengan rumus kimia
CaSO4.2H2O .Prosentase komposisi kimia dalam kalsium sulfat dihidrate yaitu:

Calcium (Ca) = 23,28 %


Hidrogen (H) = 2,34 %
CalCium Oksida (CaO) = 32,57 %
Air (H2O) = 20,93 %
Sulfur (S) = 18,62 %
Bahan akselerator dan retardus yang ditambahkan
1. Akselerator
Aselerator yang sering digunakan adalah kalium sulfat. Larutan 2% kalium sulfat
mempersingkat setting time dari 10 menit menjadi 4 menit daripada menggunakan
air biasa. Ball mill accelerator (BMA) adalah bubuk kristal gypsum yang sangat
halus. BMA mempercepat pembentukan kristal dengan cara pembentukan
nucleation sites di mana kristal-kristal dapat terbentuk secepatnya. Penambahan
ini dapat menyebabkan peningkatan densitas gypsum yang terbentuk dan
penurunan makroporositas.. Sulfat yang larut bertindak sebagai aselerator,
sementara bubuk gypsum (kalsium sulfat dihidrat) mempercepat proses reaksi.
Jadi bila ditambahkan aselerator, kelarutan hemihidrat naik, setting time pendek
gunakan larutan garam potassium sulfat (K2SO4) 2% yang ditambahkan
dalam air, terra alba, Na2B4O7
Contoh:
Natrium sulfat bertindak sebagai akselerator dengan cara mempercepat
pembentukan larutan kalsium sulfat hemihydrat
2. Retardus

Bahan retarder atau bahan tambahan atau admixture merupakan bahan yang
ditambahkan pada campuran gypsum untuk memberikan sifat tertentu pada
gypsum selain itu, berfungsi untuk menunda waktu pengikatan gypsum (setting
time). Sitrat, asetat, dan borat umumnya memperlambat reaksi. Retarder
umumnya bekerja dengan membentuk lapisan penyerap hemihidrat untuk
mengurangi kelarutan dan menghambat pertumbuhan Kristal-kristal gypsum yang
ada. Jenis retarder lain terdiri dari garam yang membentuk suatu lapisan garam
kalsium yang kurang larut dibandingkan dengan sulfat. Aksi bahan kimia
tambahan ini juga mempengaruhi sifat lain seperti ekspansi pengerasan.
(Anusavice, 2003). Borax (Na2B4O7.10H2O) adalah retarder yang baik
Penggunaan larutan borax 2% pada bubuk gypsum dapat memperpanjang setting
time menjadi beberapa jam. Bila ditambahkan retarder, kelarutan hemihidrat
berkurang, setting time panjang gunakan boraks, sodium sitrat, asetat.

Contoh :
Natrium citrate,bahan ini mengurangi kecepatan pelarutan hemihydrat dan
juga terabsorbsi ke dalam inti kristalisasi sehingga meracuni inti dan
menyebabkannya tidak efektif

APLIKASI GIPSUM DALAM KEDOKTERAN GIGI


Produk gypsum telah digunakan secara meluas dalam kedokteran gigi untuk membuat
model studi dari rongga mulut dan struktur maksilo-facial dan sebagai piranti penting untuk
pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi.
Terdapat dua jenis aplikasi dari gipsum, yaitu model kerja dan model studi. Model kerja
menggunakan gypsum jenis -hemi hidrat karena dibutuhkan kekerasan yang lebih dalam
penggunaanya. Misalnya Dental stone (tipe 3) Bahan ini digunakan untuk membuat model dalam
proses pembuatan gigi tiruan sebagian atau penuh yang cocok dengan jaringan lunak karena
stone memiliki kekerasan permukaan yang melebihi dental plaster juga kekuatan yang cukup
memadai untuk pembuatan gigi tiruan dan gigi tiruan akan lebih mudah dilepaskan setelah
diproses, High strength Dental stone (tipe IV) Utamanya digunakan untuk membuat model atau
die dalam pembuatan mahkota, jembatan dan inlay. Bahan ini digunakan karena memiliki
kekuatan yang tinggi dan kekerasan permukaan yang merupakan hal wajib selama proses
pembuatan die, danDental stone tipe Vmerupakan salah satu produk gipsum yang memiliki
kekuatan tekan yang sangat tinggi dibandingkan dengan dental stone tipe IV. Karena memiliki
ekspansi setting yang cukup tinggi sehingga penggunaannya lebih dikhususkan pada pembuatan
inlay logam, onlay, mahkota, dan gigi tiruan jembatan logam.
Sedangkan untuk model studi menggunakan gypsum jenis -hemihidrat yang digunakan
untuk menegakkan diagnose sehingga tidak memerlukkan kekerasan yang lebih.Untuk model
kerja sendiri berupa gypsum biru, sedangkan contoh untuk model studi yaitu alat protesa, bentuk
gigi, pembuatan rahang tanpa menghadirkan pasien, cetakan pembuatan lempeng gigit, dan
sebagai bahan tanam.

Model studi juga digunakan untuk bahan cetak yang memerlukkan bahan cetak non elastis.
Selain itu digunakan untuk mounting, packing, dan investment materials (bahan tanam).
Mounting adalah memasang model gips pada artikulator. Sedangkan packing yaitu pengisian
mould yang terbuang dari gips yang terdapat dalam kuvet logam dengan bahan plastis, kemudian
diproses untuk membuat protesa. Tipe bahan tanam:
a. Kalsium sulfat (gipsum) bonded investment, Bahan untuk casting alloy dan
pemanasan tidak boleh lebih dari 700C
b. Phosphate bounded investment
c. Silica bounded investment,Merupakan bahan alternative dan digunakan untuk cast
tingkat tinggi
Berbagai jenis plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan
restorasi kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica maka dikenal dengan bahan
tanam gigi. Bahan tanam tersebut digunakan untuk membentuk mold guna mengecor restorasi
gigi dengan logam yang dicairkan. Penambahan silica pada bahan tanam tersebut bertujuan
untuk mengurangi penyusutan pada gips karena panas yang dihasilkan dari pengecoran logam
dan juga mengurangi resiko patahnya gips saat dilakukan pengecoran.
Penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi juga dapat diperlihatkan dalam membuat gigi
tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan
pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter gigi
sekarang memiliki bentuk negative dari jaringan yang dibentuk tersebut yang dibuat dalam
rongga mulut.
Bila jenis plaster lain yang dikenal dengan stone gigi, yang sekarang diaduk dengan air
sekarang diaduk dengan air kemudian dituang kedalam cetakan model negative yang tadi lalu
dibiarkan sampai mengeras. Lalu cetakan plaster yang mengeras tersebut menjadi mold untuk
menjadi model positif atau model master. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa kehadiran
pasien.
JENIS GIPSUM DALAM KEDOKTERAN GIGI

Menurut spesifikasi American Dental Association (ADA) No. 25, produk gipsum dapat
dikelompokkan menjadi lima tipe yaitu:

1. Impression Plaster (Tipe I)


Gips tipe I (Impression Plaster) memiliki kalsium sulfat hemihidrat terkalsinasi sebagai
bahan utamanya dan ditambahkan kalsium sulfat, borax dan bahan pewarna.13 Gips tipe ini
jarang digunakan untuk mencetak dalam kedokteran gigi sebab telah digantikan oleh bahan
yang tidak terlalu kaku seperti hidrokoloid dan elastomer, Universitas Sumatera Utara 8
sehingga gips tipe I terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash, untuk rahang
edentulus.
2. Model Plaster (Tipe II)
Gips tipe II (Model Plaster) terdiri dari kalsium sulfat terkalsinasi/ -hemihidrat sebagai
bahan utamanya dan zat tambahan untuk mengontrol setting time. 13 - hemihidrat terdiri
dari partikel kristal ortorombik yang lebih besar dan tidak beraturan dengan lubang-lubang
kapiler sehingga partikel -hemihidrat menyerap lebih banyak air bila dibandingkan dengan
-hemihidrat.6 Pada masa sekarang, gips tipe II digunakan terutama untuk pengisian kuvet
dalam pembuatan gigitiruan dimana ekspansi pengerasan tidak begitu penting dan kekuatan
yang dibutuhkan cukup, sesuai batasan yang disebutkan dalam spesifikasi. 6,18 Selain itu,
gips tipe II dapat digunakan sebagai model studi.
3. Dental Stone (Tipe III)
Gips tipe III (Dental Stone) terdiri dari hidrokal/ -hemihidrat dan zat tambahan untuk
mengontrol setting time, serta zat pewarna untuk membedakannya dengan bahan dari plaster
yang umumnya berwarna putih.13 -hemihidrat terdiri dari partikel yang lebih kecil dan
teratur dalam bentuk batang atau prisma dan bersifat tidak poreus sehingga membutuhkan
air yang lebih sedikit ketika dicampur bila dibandingkan dengan -hemihidrat. 6,10 Gips
tipe III ideal digunakan untuk membuat model kerja yang memerlukan kekuatan dan
ketahanan abrasif yang tinggi seperti pada konstruksi protesa dan model ortodonsi.3,6,18
Kekuatan kompresi gips tipe III berkisar antara 20,7 MPa (3000 psi) 34,5 MPa (5000 psi).
4. Dental Stone, High-Strength (Tipe IV)
Gips tipe IV (Dental Stone, High Strength) terdiri dari densit yang memiliki bentuk
partikel kuboidal dengan daerah permukaan yang lebih kecil sehingga partikelnya paling
padat dan halus bila dibandingkan dengan -hemihidrat dan hidrokal.6-7,18 Gips tipe IV
sering dikenal sebagai die stone sebab gips tipe IV ini sangat cocok digunakan untuk
membuat pola malam dari suatu restorasi, umumnya digunakan sebagai dai pada inlay,
mahkota dan jembatan gigi tiruan. 3,5,15 Diperlukan Universitas Sumatera Utara 9
permukaan yang keras dan tahan abrasi karena preparasi kavitas diisi dengan malam dan
diukir menggunakan instrumen tajam hingga selaras dengan tepi-tepi dai.
5. Dental Stone, High Strength, High Expansion (Tipe V)

Adanya penambahan terbaru pada klasifikasi produk gipsum ADA dikarenakan


terdapat kebutuhan dental stone yang memiliki kekuatan serta ekspansi lebih tinggi.3
Pembuatan gips tipe V sama seperti gips tipe IV namun gips tipe V memiliki kandungan
garam lebih sedikit untuk meningkatkan setting ekspansinya.7 Gips tipe V memiliki setting
ekspansi sekitar 0,1% - 0,3% untuk mengkompensasi pengerutan casting yang lebih besar
pada pemadatan logam campur.3,5,20 Kekuatan yang lebih tinggi diperoleh dengan
menurunkan rasio air-bubuk.5 Gips tipe V umumnya digunakan sebagai dai untuk
pembuatan bahan logam campur yang memiliki pengerutan tinggi. Bahan ini umumnya
berwarna biru atau hijau dan merupakan produk gipsum yang paling mahal.

MANIPULASI GIPSUM

Proses manipulasi pertama-tama dilakukan dengan mencampurkan Plaster atau gips


dengan air dengan perbandingan 100gr dengan 50 sampai 60ml. Harus dijaga agar tidak
terbentuk gelembung udara sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat muncul di
permukaan dan dapat menyebabkan ketidaktepatan hasil cetakan (Combe, 1992). Untuk lebih
detailnya, manipulasi gips sebagai berikut :
1. Pemilihan
Untuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi yang akan
dibuat.
2. Perbandingan (rasio P/W atau air/bubuk)
Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses manipulasi dan
juga setting reaksi, misalnya apabila terlalu banyak kandungan air dalam gips maka waktu
setting akan lebih cepat dan diperoleh hasil gips yang lunak. Karena kekuatan suatu stone secara
tidak langsung sebanding dengan rasio W:P adalah sangat penting untuk mempertahankan
jumlah air serendah mungkin. Namun, jangan terlalu rendah sehingga adukan tidak mengalir ke
dalam setiap detail cetakan. Sekali rasio W:P otimal ditentukan, menggunakan rasio W:P yang
dianjurkan pabrik sebagai pedoman takaran yang harus selalu digunakan. Air dan bubuk harus
selalu diukur dengan menggunakan silinder pengukur volume air yang akurat dan menimbang
kesetaraannya untuk bubuk. Bubuk tidak boleh diukur dengan volume (menggunakan sendok
penakar), karena tidak dimampatkan seragam. Sendok penakar tersebut mungkin bervariasi dari
produk yang satu dengan yang lain, serta bubuk bisa menjadi lebih keras begitu kemasan bersisa
tidak digunakan. Bila wadah kemasan dikocok, volume akan meningkat sebagai akibat
terjebaknya udara. Bubuk dalam kantung yang sudah ditimbang menjadi populer, karena
memiliki keakuratan, mengurangi sisa, dan menghemat waktu.

3. Pengadukan
Bila mengaduk dengan tangan, mangkuk pengaduk harus berbentuk parabolik, halus, dan
tahan terhadap abrasi. Spatula harus memiliki bilah yang kaku serta pegangan yang nyaman
dipegang. Terjebaknya udara dalam adukan harus dihindari untuk mencegah porus yang dapat
menyebabkan kelemahan dan ketidakakuratan permukaan. Air yang sudah diukur jumlahnya
ditempatkan dalam mangkuk pengaduk, dan bubuk yang sudah ditimbang ditaburkan. Adukan
kemudian dengan cepat diputar, dengan secara periodik menyapu spatula ke dalam mangkuk
pengaduk untuk menjamin pembasahan semua bubuk serta memecahkan endapan, atau
gumpalan. Pengadukan harus terus berlangsung sampai diperoleh adukan yang halus, biasanya
dalam 1 menit. Semakin lama waktu pengadukan berarti mengurangi waktu kerja, khususnya
untuk menuang model.
Kebiasaan menambahkan air dan bubuk berulang-ulang untuk mencapai konsistensi yang
tepat harus dihindari. Hal tersebut menyebabkan ketidakseragaman pengerasan dalam massa
adukan, menghasilkan kekuatan yang rendah dan distorsi, satu penyebab utama ketidakakuratan
dalam menggunakan produk gipsum.

4. Vibrator
Sewaktu menuang ke dalam cetakan model atau die biasanya digunakan vibrator untuk
membantu mengalirnya adonan ke dalam cetakan dan mempermudah terlepasnya gelembung
udara. Penggunaan vibrator otomatis dengan frekuensi tinggi dan amplitude yang tinggi adalah
membantu. Cegah dilakukannya vibrasi yang berlebih karena dapat menyebabkan distorsi bahan
cetak.

FAKTOR-FAKTOR SETTING TIME

1. Komposisi gips atau stone, yang telah disediakan oleh pabrik:


a. Gypsum
Bila terdapat (misalnya, disebabkan karena adanya dehydrasi yang tidak sempurna
sewaktu proses pembuatan) akan mempercepat setting time.
b. Hexagonal calcium sulphate
Bila terdapat hexagonal calcium sulphate akan mengalami hydrasi dengan cepat.
c. Orthorombic calcium sulphate
Orthorombic calcium sulphate, yang dapat dihasilkan dari gypsum yang terlalu banyak
overheating sewaktu pembuatan, bereaksi sangat lambat dengan air (dikenal dengan gips
gosong atau dead burnt plaster).
d. Bahan akselerator dan retardus
Bahan akselerator dan retardus yang ditambahkan, yaitu:
1. Bahan akselerator
Contoh:
a) Natrium sulfat bertindak sebagai akselerator dengan cara mempercepat
pembentukan larutan kalsium sulfat hemihydrat.
b) Gypsum mempersiapkan inti bagi pertumbuhan Kristal dihydrate yang
terbentuk lebih lanjut.
2. Bahan retardus
Contoh: Natrium citrate dan borax, bahan ini mengurangi kecepatan pelarutan
hemihydrate dan juga terabsorbsi ke dalam inti kristalisasi sehingga meracuni inti
dan menyebabkannya tidak efektif.

2. Bentuk fisis dari gips atau stone


Bentuk fisis dari gips atau stone, sewaktu pembuatan sering dilakukan penumbukan setelah
proses dehydrasi. Ini mempercepat waktu setting karena sebagian dari kristal yang ditumbuk
dapat menjadi inti pertumbuhan Kristal sewaktu setting, dan dilakukannya penumbukan
menambah luas permukaan hemihydrate yang terbuka ke air sehingga mempercepat laju
pelarutan hemihydrate.

3. Suhu dan konsentrasi


Suhu pencampuran, suhu sampai 50oC mempunyai pengaruh sangat kecil, misalnya seperti
pada hasil pengujian satu batch dental stone. Ini berbeda dengan kebanyakan reaksi kimia
yang umumnya dipercepat oleh adanya kenaikan suhu. Hal ini dapat dijelaskan dengan asumsi
bahwa laju reaksi tergantung pada kecepatan difusi random ion Ca2+ dan SO42- ke Kristal-
kristal dehydrate yang terbentuk. Kecepatan difusi ion-ion dalam larutan tergantung tidak
hanya pada bentuk ion tetapi juga pada suhu dan konsentrasi ion.
i. Suhu
Suhu, dapat diperlihatkan bahwa kecepatan diffusi ion-ion Ca2+ dan SO4 2- pada suhu 50oC
adalah kira-kira dua kali lipat kecepatan diffuse padasuhu 5oC.
ii. Konsentrasi
Kecepatan diffusi ion-ion berbanding lurus dengan konsentrasinya. Kelarutan hemihydrate
pada suhu 5oC adalah 0,8% sedangkan pada suhu 50oC menjadi sebesar 0,4%. Jadi pada
suhu yang lebih tinggi kecepatan diffusi semakin lambat disebabkan oleh karena
menurunnya konsentrasi.
Faktor (i) dan (ii) diatas berlawanan satu dengan lainnya kira-kira serupa sehingga antara
suhu 5oC sampai 50oC. Faktor suhu hanya memberi pengaruh yang relative kecil terhadap
kecepatan reaksi. Pada suhu yang lebih tinggi terjadi retardasi hydrasi, dan pada suhu 100 oC
sama sekali tidak terjadi dehydrasi, pada suhu sekitar ini hemihydrate dan dihydrate
mempunyai dayalarut yang sama.

4. Faktor W:P
Denganrasio air yang sama semakin banyak bubuk gypsum yang digunakan akan
mempengaruhi waktu setting dental gypsum. Begitu juga dengan tekanan bubuk gypsum yang
sama, semakin sedikit air yang digunakan untuk memanipulasi maka akan semakin cepat
setting time. Jadi semakin besar rasio W:P semakinmemperlambat setting time.

5. Pengadukan
Semakin cepat pengadukan yang diberikan maka partikel-partikel gypsum (kristal nucleus)
akan semakin mudah dalam bertumbukan satu sama lain sehingga reaksi semakin cepat dan
setting time pun pendek.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SETTING EXPANSION

1. W/P Ratio

Semakin tinggi rasio air bubuk maka akan semakin sedikit nukleus kristalisasiper unit
volume sehingga ruangan antar nukleus lebih besar pada keadaan tersebut.Akibatnya,
pertumbuhan internal kristalkristal dihidrat akan semakin sedikit,demikian juga
dengandorongan keluar dari kristalkristal tersebut. Hal itulah yangmenyebabkan semakin tinggi
rasio air bubuk, maka semakin rendah nilai settingekspansinya. Sebaliknya, penurunan rasio air
bubuk meningkatkan setting ekspansidengan cara meningkatkan jumlah nukleus kristalisasi dari
partikel dihidrat.Selainmenyebabkan setting ekspansi yang tinggi, penurunan rasio air bubuk
jugamenyebabkan lebih banyak panas yang dilepaskan.

2. Lama Pengadukan (mixing time)

Sebagian kristal gipsum terbentuk langsung ketika gipsum berkontak denganair. Begitu
pengadukan dimulai, pembentukan kristal ini meningkat. Pada saat yang sama, kristal-kristal
tersebut diputuskan oleh spatula (pengaduk) dan didistribusikanmerata dalam adukan dengan
hasil pembentukan lebih banyak nukleus kristalisasi. Dalam jangka limitnya, semakin lama
waktu pengadukan, maka akan meningkatkanjumlah nukleus kristalisasi dari partikel dihidrat.
Akibatnya, jalinan ikatan kristalinyang terbentuk akan semakin banyak, pertumbuhan internal
dan dorongan keluar darikristal-kristal dihidrat meningkat. Hal inilah yang menyebabkan setting
ekspansi gipsum meningkat sejalan dengan semakin lamanya waktu pengadukan untuk batasan
waktu tertentu.

3. Penambahan Retarder atau Akselerator

Penambahan bahan kimia dalam bentuk akselerator atau retarder, yang


biasanyaditambahkan oleh pabrik untuk mengatur setting time, juga mempunyai efek
untukmenurunkan nilai setting ekspansi dengan cara mengubah bentuk kristal dihidrat
yangterbentuk. Oleh karena itu, akselerator atau retarder disebut juga sebagaiantiexpantion
agent. Bahan kimia yangbiasanya digunakan sebagai akseleratoradalah potassium sulfat,
sedangkan yang digunakan sebagai retarder adalah boraks.

4. Temperatur Air
Bila temperatur air yang digunakan tinggi, maka ekspansi yang terjadi akan semakin
kecil (OBrien, 2002).

5. Pengadukan
Semakin cepat kecepatan pengadukan, maka ekspansi akansemakin besar. Selain itu,
pengadukansecara mekanik juga dapatmenurunkan setting ekspansi(OBrien, 2002).

6. Lama Penyimpanan

Lama penyimpanan sangat dipengaruhi oleh waktu dibandingkan dengan suasana


lingkungan saat dilakukan pengukuran setting ekspansi. Hal ini dikarenakan adanya
pertumbuhan kristal yang berlangsung terus menerus selama material gipsum yang telah
mengeras dibiarkan diudara. Pertumbuhan kristal ini diakibatkan oleh masuknya uap air ke
dalam mikroporeus yang mengakibatkan menurunnya tegangan permukaan sehingga kristal
dapat tumbuh bebas. Pada saat seluruh hemihidrat telah berubah menjadi dihidrat maka air yang
terdapat pada gipsum akan menguap dan jumlah air akan berkurang sehingga akan terjadi
pengerutan pada gipsum.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANIPULASI GIPSUM

Dalam proses pengadukan perlu dihindari terjebaknya udara dalam adonan sehingga tidak
menjadikan porous yang dapat mengakibatkan ketidak akuratan permukaan.Pengadukan
dengan mengguanakn vibrator(yang memiliki amplitude maksimal dan frekuensi
maksimal) akanmembantu memperoleh hasil yang maksimal karena
gelembungudara/udara yang terjebak akan dapat keluar dan hilang.
Menghindari kebisaan menambahkan air-bubuk/powder berulang ulangkarena dapat
menyebabkan ketidakseragaman pengerasan dalampengadukan.Hal ini juga dapat
menyebabkan kekuatan yang rendah /mengalami distorsi.
Perbandingan air dan bubuk yang tepat sehingga menentukan manipulasidan setting
reaksi.Apabila terlalu banyak air,maka waktu setting akansemakin lama dan hasil akan
menjadi lunak (perbandingan tidakseimbang)
Penambahan bahan separator dilakukan sebelum pencetakan dengan tujuanagar hasil
lenih mudah dilepas dari cetakan
Kebersihan perlu dijaga agar bahan gypsum tidak tekontaminasi dengan bahan lain
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. 2004. PHILLIPS Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10.
Jakarta : EGC

Anusavice KJ. 2003.Science of Dental Materials.11th ed. St. Louis: WBSaunders Co.

OBrien, W.J.2002.DentalMaterialsandTheirSelection3rdedition.QuintessencePublishing co.inc.

Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.

Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka

Van Noorth, Richard. 2002. Dental Material second edition. London : Mosby.

Wilson, H. J. dkk. 1987. Dental Technology and Materials for Students. Blackwell Scientific
Publication.

Anda mungkin juga menyukai

  • Lap Skill Lab Gipsum
    Lap Skill Lab Gipsum
    Dokumen12 halaman
    Lap Skill Lab Gipsum
    Bimo Yensya
    Belum ada peringkat
  • Gypsum Product
    Gypsum Product
    Dokumen28 halaman
    Gypsum Product
    MuthiaraPraziandite
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gypsum
    Makalah Gypsum
    Dokumen9 halaman
    Makalah Gypsum
    salmanad salsabila
    Belum ada peringkat
  • GIPSUM
    GIPSUM
    Dokumen5 halaman
    GIPSUM
    Devi Lavinia Rahardjo
    Belum ada peringkat
  • Isi Tutorial Gypsum
    Isi Tutorial Gypsum
    Dokumen32 halaman
    Isi Tutorial Gypsum
    Alfin Tiara Shafira
    Belum ada peringkat
  • Gypsum Print
    Gypsum Print
    Dokumen10 halaman
    Gypsum Print
    dindaisaw
    Belum ada peringkat
  • Bahan Gipsum
    Bahan Gipsum
    Dokumen12 halaman
    Bahan Gipsum
    Amelia Kharismayanti
    100% (2)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen14 halaman
    Bab Ii
    SP SIJABAT
    Belum ada peringkat
  • Bahan Skenario 1 Yes
    Bahan Skenario 1 Yes
    Dokumen24 halaman
    Bahan Skenario 1 Yes
    bilqis puspa
    Belum ada peringkat
  • Gips
    Gips
    Dokumen9 halaman
    Gips
    Anonymous v2aJxfe9Rz
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1 Gyps
    Skenario 1 Gyps
    Dokumen11 halaman
    Skenario 1 Gyps
    Meirisa Yunastia
    Belum ada peringkat
  • GIPS
    GIPS
    Dokumen5 halaman
    GIPS
    Sadli Joharie
    Belum ada peringkat
  • Gypsum
    Gypsum
    Dokumen4 halaman
    Gypsum
    Anonymous G8oZXHJr
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    AZWAN RAHMADHAN PUTRA
    Belum ada peringkat
  • Makalah Gips
    Makalah Gips
    Dokumen20 halaman
    Makalah Gips
    Firdiana Retno
    Belum ada peringkat
  • 4489 Gipsum
    4489 Gipsum
    Dokumen16 halaman
    4489 Gipsum
    Mr Brap087
    Belum ada peringkat
  • Gypsum Kedokteran Gigi
    Gypsum Kedokteran Gigi
    Dokumen8 halaman
    Gypsum Kedokteran Gigi
    nailah rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Gips Kedokteran Gigi
    Gips Kedokteran Gigi
    Dokumen9 halaman
    Gips Kedokteran Gigi
    Intan Permata Sari
    0% (1)
  • Laporan Pratikum GYPSUM TIPE II, III IV DAN ALGINAT
    Laporan Pratikum GYPSUM TIPE II, III IV DAN ALGINAT
    Dokumen19 halaman
    Laporan Pratikum GYPSUM TIPE II, III IV DAN ALGINAT
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Plaster of Paris
    Plaster of Paris
    Dokumen3 halaman
    Plaster of Paris
    Yurike Fitria Sari
    100% (1)
  • Sken 1 Gipsum
    Sken 1 Gipsum
    Dokumen43 halaman
    Sken 1 Gipsum
    Rizky Putri
    Belum ada peringkat
  • Proses Pembentukan Gips
    Proses Pembentukan Gips
    Dokumen4 halaman
    Proses Pembentukan Gips
    Citrayuli
    Belum ada peringkat
  • Syarat Dan Sifat Gipsum
    Syarat Dan Sifat Gipsum
    Dokumen5 halaman
    Syarat Dan Sifat Gipsum
    Gladiola Nadisha
    75% (4)
  • Laporan Gypsum Devita
    Laporan Gypsum Devita
    Dokumen18 halaman
    Laporan Gypsum Devita
    devitania
    Belum ada peringkat
  • GIPS
    GIPS
    Dokumen5 halaman
    GIPS
    vika_asriningrum2563
    Belum ada peringkat
  • Chapter II Gipsum
    Chapter II Gipsum
    Dokumen17 halaman
    Chapter II Gipsum
    hasnamagda
    Belum ada peringkat
  • PBL Imkg 1 FIX
    PBL Imkg 1 FIX
    Dokumen40 halaman
    PBL Imkg 1 FIX
    Syarifina Putri
    Belum ada peringkat
  • Ibkg
    Ibkg
    Dokumen147 halaman
    Ibkg
    Suldimasanti
    Belum ada peringkat
  • Gipsum
    Gipsum
    Dokumen19 halaman
    Gipsum
    Endang Noor Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Gipsum
    Gipsum
    Dokumen72 halaman
    Gipsum
    Ren Feixiang
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial Gypsum
    Laporan Tutorial Gypsum
    Dokumen18 halaman
    Laporan Tutorial Gypsum
    Rachellouwrensya
    50% (2)
  • Definisi, Komposisi, Tipe
    Definisi, Komposisi, Tipe
    Dokumen10 halaman
    Definisi, Komposisi, Tipe
    Syaila Sept
    100% (1)
  • Bahan Gipsum
    Bahan Gipsum
    Dokumen4 halaman
    Bahan Gipsum
    'Vivi Tjungmiady'
    Belum ada peringkat
  • Gipsum Dan Investment
    Gipsum Dan Investment
    Dokumen9 halaman
    Gipsum Dan Investment
    Fidhia Nissa
    Belum ada peringkat
  • DENTAL MATERIAL (Rahmawati) - 02
    DENTAL MATERIAL (Rahmawati) - 02
    Dokumen12 halaman
    DENTAL MATERIAL (Rahmawati) - 02
    Rahma Wati
    Belum ada peringkat
  • Jenis Gipsum PDF
    Jenis Gipsum PDF
    Dokumen20 halaman
    Jenis Gipsum PDF
    Nuri Augustini
    100% (1)
  • Gypsum Disko I
    Gypsum Disko I
    Dokumen18 halaman
    Gypsum Disko I
    chubbylie
    Belum ada peringkat
  • GIPS
    GIPS
    Dokumen3 halaman
    GIPS
    SatrioUtomo
    Belum ada peringkat
  • Dental Gipsum
    Dental Gipsum
    Dokumen1 halaman
    Dental Gipsum
    Inayatul Hidayah Amir
    Belum ada peringkat
  • LAPTUT Gipsum
    LAPTUT Gipsum
    Dokumen26 halaman
    LAPTUT Gipsum
    Nianurmayanti983278
    Belum ada peringkat
  • Laptutor Ske 1 Blok 12 Saat Step 7
    Laptutor Ske 1 Blok 12 Saat Step 7
    Dokumen13 halaman
    Laptutor Ske 1 Blok 12 Saat Step 7
    yumnaina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial Gypsum PDF
    Laporan Tutorial Gypsum PDF
    Dokumen23 halaman
    Laporan Tutorial Gypsum PDF
    Audi Santoso
    Belum ada peringkat
  • Makalah Biomaterial Topik 2 (Kel.2 Kelas B)
    Makalah Biomaterial Topik 2 (Kel.2 Kelas B)
    Dokumen14 halaman
    Makalah Biomaterial Topik 2 (Kel.2 Kelas B)
    Dika
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Gypsum
    Laporan Praktikum Gypsum
    Dokumen6 halaman
    Laporan Praktikum Gypsum
    alodia
    0% (1)
  • Gips Dental
    Gips Dental
    Dokumen37 halaman
    Gips Dental
    Ali Alfatsyah Jihadillah
    Belum ada peringkat
  • DM 2
    DM 2
    Dokumen9 halaman
    DM 2
    Belinda Nasia
    Belum ada peringkat
  • Gipsum Gabungan
    Gipsum Gabungan
    Dokumen20 halaman
    Gipsum Gabungan
    Fanny LF
    Belum ada peringkat
  • Laporan Carving Gypsum
    Laporan Carving Gypsum
    Dokumen11 halaman
    Laporan Carving Gypsum
    wenny
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka 2
    Tinjauan Pustaka 2
    Dokumen24 halaman
    Tinjauan Pustaka 2
    Hardianti Nurhasan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Moldano Dan Gips
    Makalah Moldano Dan Gips
    Dokumen22 halaman
    Makalah Moldano Dan Gips
    Putri Alsyira
    Belum ada peringkat
  • Prostodonsia
    Prostodonsia
    Dokumen23 halaman
    Prostodonsia
    Haris Mega Prasetyo
    100% (2)
  • LO Tipe Dan Kegunaan IBTKG
    LO Tipe Dan Kegunaan IBTKG
    Dokumen5 halaman
    LO Tipe Dan Kegunaan IBTKG
    Saraswita Gabriellah Saetikho
    Belum ada peringkat
  • Bahan Gipsum
    Bahan Gipsum
    Dokumen7 halaman
    Bahan Gipsum
    Tharie Enomissblue Gafiassaena
    Belum ada peringkat
  • Bahan Gipsum
    Bahan Gipsum
    Dokumen35 halaman
    Bahan Gipsum
    Septina Anggun P
    Belum ada peringkat
  • Buku MC Cabe
    Buku MC Cabe
    Dokumen1 halaman
    Buku MC Cabe
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Definisi Etmorbio
    Definisi Etmorbio
    Dokumen2 halaman
    Definisi Etmorbio
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Iqra
    Jurnal Iqra
    Dokumen10 halaman
    Jurnal Iqra
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Resiko Medis Malprakter
    Resiko Medis Malprakter
    Dokumen12 halaman
    Resiko Medis Malprakter
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • HB
    HB
    Dokumen2 halaman
    HB
    Merlin Ratrina
    Belum ada peringkat
  • HB
    HB
    Dokumen2 halaman
    HB
    Merlin Ratrina
    Belum ada peringkat
  • Indikasi Dan Kontraindikasi
    Indikasi Dan Kontraindikasi
    Dokumen10 halaman
    Indikasi Dan Kontraindikasi
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Dhe
    Dhe
    Dokumen2 halaman
    Dhe
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Lap GT ANAK Kurhab 2
    Lap GT ANAK Kurhab 2
    Dokumen15 halaman
    Lap GT ANAK Kurhab 2
    Lulu Rosima Putri
    Belum ada peringkat
  • HB
    HB
    Dokumen2 halaman
    HB
    Merlin Ratrina
    Belum ada peringkat
  • Macam Plastis, + - Sandwich
    Macam Plastis, + - Sandwich
    Dokumen8 halaman
    Macam Plastis, + - Sandwich
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Dhe
    Dhe
    Dokumen2 halaman
    Dhe
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Dhe
    Dhe
    Dokumen2 halaman
    Dhe
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Sandwich
    Sandwich
    Dokumen6 halaman
    Sandwich
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • SK 2
    SK 2
    Dokumen30 halaman
    SK 2
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Lo 1
    Lo 1
    Dokumen16 halaman
    Lo 1
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Gigi Tiruan Anak Dan Dewasa
    Gigi Tiruan Anak Dan Dewasa
    Dokumen3 halaman
    Gigi Tiruan Anak Dan Dewasa
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Four Handed Dentistry Dan Dental Unit
    Four Handed Dentistry Dan Dental Unit
    Dokumen4 halaman
    Four Handed Dentistry Dan Dental Unit
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • LO 4 Fiona
    LO 4 Fiona
    Dokumen4 halaman
    LO 4 Fiona
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Mengukur Kebersihan Gigi Dan Mulut
    Mengukur Kebersihan Gigi Dan Mulut
    Dokumen29 halaman
    Mengukur Kebersihan Gigi Dan Mulut
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • GFDRD
    GFDRD
    Dokumen1 halaman
    GFDRD
    Merlin Ratrina
    Belum ada peringkat
  • Pleno Lo Syarat
    Pleno Lo Syarat
    Dokumen8 halaman
    Pleno Lo Syarat
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Gigi Tiruan Lengkap
    Gigi Tiruan Lengkap
    Dokumen47 halaman
    Gigi Tiruan Lengkap
    Nifarea Anlila Vesthi
    Belum ada peringkat
  • Drainase
    Drainase
    Dokumen3 halaman
    Drainase
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • SK 7
    SK 7
    Dokumen5 halaman
    SK 7
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Metepen
    Metepen
    Dokumen9 halaman
    Metepen
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Kisi Kisi Uts Metpen Soal DRG Ristya
    Kisi Kisi Uts Metpen Soal DRG Ristya
    Dokumen1 halaman
    Kisi Kisi Uts Metpen Soal DRG Ristya
    anindya wahyu k
    Belum ada peringkat
  • Restorasi Gigi
    Restorasi Gigi
    Dokumen10 halaman
    Restorasi Gigi
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Cluster Sampling
    Cluster Sampling
    Dokumen1 halaman
    Cluster Sampling
    sherlika
    Belum ada peringkat
  • Tujuan Kuasi
    Tujuan Kuasi
    Dokumen1 halaman
    Tujuan Kuasi
    sherlika
    Belum ada peringkat