Sifat-Sifat Gypsum
1. Sifat Kimia (komposisi) Gypsum
Bahan dasar gypsum adalah mineral gypsum kalsium sulfat dihidrat
(CaSO4.2H2O). Apabila dipanaskan gipsum kehilangan sekitar tiga perempat kadar
air dan menjadi gipsum hemihidrat (CaSO4.H2O), yakni produk gypsum yang
digunakan dalam bidang kedokteran gigi.
Butiran Gipsum
3. Compressive Strength
Kekuatan kompresi atau biasa disebut compressive strength merupakan kekuatan
gips yang berhubungan langsung dengan kepadatan atau masa gips. Partikel dental
stone yang lebih halus, maka air air yang diperlukan untuk mencampur lebih sedikit.
Besarnya Kekuatan kompresi dari beberapa produk gipsum yang paling rendah ialah
12 MPa dan yang paling tinggi 38 MPa atau sekitar 7000psi. Berikut data kekuatan
kompresi dari macam-macam gipsum :
a. Plaster cetak (type I) memiliki kekujatan kompresi 580 psi
b. Plaster model (type II) memiliki kekuatan kompresi 1300 psi
c. Stone type III memiliki kekuatan kompresi 3000 psi - 5000psi
d. Type IV memiliki kekuatan kompresi 34,5 Mpa atau sekitar 5000 psi
e. Kekuatan kompresi type V ini sekitar 7000psi.
Compressive strength ini berhubungan dengan rasio W/P dan pengadukan. Jika air
yang digunakan lebih banyak, maka compressive strength-nya akan turun.
5. Setting Expansion
Semua produk gips mengalami setting expansion (perubahan dimensi/ekspansi
selama proses pengerasan). Ekspansi pada dental plaster biasanya 0,00%-0,30%. Pada
dental stone 0,00%-0,20%, dental stone high strength 0,00%-0,10%, dan pada dental
stone high strength high expansion adalah 0,10%-0,30%.
Setting expansion bisa dikontrol dengan memanipulasi variable. Campuran yang
kental dan cara pengadukan yang cepat bisa meningkatkan jumlah setting expansion,
sedangkan campuran yang lebih encer atau cair dan cara pengadukan yang lambat
dapat mengurangi jumlah setting expansion.
KOMPOSISI GIPSUM
Komposisi/bahan utama dalam gypsum yaitu kalsium sulfat dihidrate dengan rumus kimia
CaSO4.2H2O .Prosentase komposisi kimia dalam kalsium sulfat dihidrate yaitu:
Bahan retarder atau bahan tambahan atau admixture merupakan bahan yang
ditambahkan pada campuran gypsum untuk memberikan sifat tertentu pada
gypsum selain itu, berfungsi untuk menunda waktu pengikatan gypsum (setting
time). Sitrat, asetat, dan borat umumnya memperlambat reaksi. Retarder
umumnya bekerja dengan membentuk lapisan penyerap hemihidrat untuk
mengurangi kelarutan dan menghambat pertumbuhan Kristal-kristal gypsum yang
ada. Jenis retarder lain terdiri dari garam yang membentuk suatu lapisan garam
kalsium yang kurang larut dibandingkan dengan sulfat. Aksi bahan kimia
tambahan ini juga mempengaruhi sifat lain seperti ekspansi pengerasan.
(Anusavice, 2003). Borax (Na2B4O7.10H2O) adalah retarder yang baik
Penggunaan larutan borax 2% pada bubuk gypsum dapat memperpanjang setting
time menjadi beberapa jam. Bila ditambahkan retarder, kelarutan hemihidrat
berkurang, setting time panjang gunakan boraks, sodium sitrat, asetat.
Contoh :
Natrium citrate,bahan ini mengurangi kecepatan pelarutan hemihydrat dan
juga terabsorbsi ke dalam inti kristalisasi sehingga meracuni inti dan
menyebabkannya tidak efektif
Model studi juga digunakan untuk bahan cetak yang memerlukkan bahan cetak non elastis.
Selain itu digunakan untuk mounting, packing, dan investment materials (bahan tanam).
Mounting adalah memasang model gips pada artikulator. Sedangkan packing yaitu pengisian
mould yang terbuang dari gips yang terdapat dalam kuvet logam dengan bahan plastis, kemudian
diproses untuk membuat protesa. Tipe bahan tanam:
a. Kalsium sulfat (gipsum) bonded investment, Bahan untuk casting alloy dan
pemanasan tidak boleh lebih dari 700C
b. Phosphate bounded investment
c. Silica bounded investment,Merupakan bahan alternative dan digunakan untuk cast
tingkat tinggi
Berbagai jenis plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan
restorasi kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica maka dikenal dengan bahan
tanam gigi. Bahan tanam tersebut digunakan untuk membentuk mold guna mengecor restorasi
gigi dengan logam yang dicairkan. Penambahan silica pada bahan tanam tersebut bertujuan
untuk mengurangi penyusutan pada gips karena panas yang dihasilkan dari pengecoran logam
dan juga mengurangi resiko patahnya gips saat dilakukan pengecoran.
Penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi juga dapat diperlihatkan dalam membuat gigi
tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan
pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter gigi
sekarang memiliki bentuk negative dari jaringan yang dibentuk tersebut yang dibuat dalam
rongga mulut.
Bila jenis plaster lain yang dikenal dengan stone gigi, yang sekarang diaduk dengan air
sekarang diaduk dengan air kemudian dituang kedalam cetakan model negative yang tadi lalu
dibiarkan sampai mengeras. Lalu cetakan plaster yang mengeras tersebut menjadi mold untuk
menjadi model positif atau model master. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa kehadiran
pasien.
JENIS GIPSUM DALAM KEDOKTERAN GIGI
Menurut spesifikasi American Dental Association (ADA) No. 25, produk gipsum dapat
dikelompokkan menjadi lima tipe yaitu:
MANIPULASI GIPSUM
3. Pengadukan
Bila mengaduk dengan tangan, mangkuk pengaduk harus berbentuk parabolik, halus, dan
tahan terhadap abrasi. Spatula harus memiliki bilah yang kaku serta pegangan yang nyaman
dipegang. Terjebaknya udara dalam adukan harus dihindari untuk mencegah porus yang dapat
menyebabkan kelemahan dan ketidakakuratan permukaan. Air yang sudah diukur jumlahnya
ditempatkan dalam mangkuk pengaduk, dan bubuk yang sudah ditimbang ditaburkan. Adukan
kemudian dengan cepat diputar, dengan secara periodik menyapu spatula ke dalam mangkuk
pengaduk untuk menjamin pembasahan semua bubuk serta memecahkan endapan, atau
gumpalan. Pengadukan harus terus berlangsung sampai diperoleh adukan yang halus, biasanya
dalam 1 menit. Semakin lama waktu pengadukan berarti mengurangi waktu kerja, khususnya
untuk menuang model.
Kebiasaan menambahkan air dan bubuk berulang-ulang untuk mencapai konsistensi yang
tepat harus dihindari. Hal tersebut menyebabkan ketidakseragaman pengerasan dalam massa
adukan, menghasilkan kekuatan yang rendah dan distorsi, satu penyebab utama ketidakakuratan
dalam menggunakan produk gipsum.
4. Vibrator
Sewaktu menuang ke dalam cetakan model atau die biasanya digunakan vibrator untuk
membantu mengalirnya adonan ke dalam cetakan dan mempermudah terlepasnya gelembung
udara. Penggunaan vibrator otomatis dengan frekuensi tinggi dan amplitude yang tinggi adalah
membantu. Cegah dilakukannya vibrasi yang berlebih karena dapat menyebabkan distorsi bahan
cetak.
4. Faktor W:P
Denganrasio air yang sama semakin banyak bubuk gypsum yang digunakan akan
mempengaruhi waktu setting dental gypsum. Begitu juga dengan tekanan bubuk gypsum yang
sama, semakin sedikit air yang digunakan untuk memanipulasi maka akan semakin cepat
setting time. Jadi semakin besar rasio W:P semakinmemperlambat setting time.
5. Pengadukan
Semakin cepat pengadukan yang diberikan maka partikel-partikel gypsum (kristal nucleus)
akan semakin mudah dalam bertumbukan satu sama lain sehingga reaksi semakin cepat dan
setting time pun pendek.
1. W/P Ratio
Semakin tinggi rasio air bubuk maka akan semakin sedikit nukleus kristalisasiper unit
volume sehingga ruangan antar nukleus lebih besar pada keadaan tersebut.Akibatnya,
pertumbuhan internal kristalkristal dihidrat akan semakin sedikit,demikian juga
dengandorongan keluar dari kristalkristal tersebut. Hal itulah yangmenyebabkan semakin tinggi
rasio air bubuk, maka semakin rendah nilai settingekspansinya. Sebaliknya, penurunan rasio air
bubuk meningkatkan setting ekspansidengan cara meningkatkan jumlah nukleus kristalisasi dari
partikel dihidrat.Selainmenyebabkan setting ekspansi yang tinggi, penurunan rasio air bubuk
jugamenyebabkan lebih banyak panas yang dilepaskan.
Sebagian kristal gipsum terbentuk langsung ketika gipsum berkontak denganair. Begitu
pengadukan dimulai, pembentukan kristal ini meningkat. Pada saat yang sama, kristal-kristal
tersebut diputuskan oleh spatula (pengaduk) dan didistribusikanmerata dalam adukan dengan
hasil pembentukan lebih banyak nukleus kristalisasi. Dalam jangka limitnya, semakin lama
waktu pengadukan, maka akan meningkatkanjumlah nukleus kristalisasi dari partikel dihidrat.
Akibatnya, jalinan ikatan kristalinyang terbentuk akan semakin banyak, pertumbuhan internal
dan dorongan keluar darikristal-kristal dihidrat meningkat. Hal inilah yang menyebabkan setting
ekspansi gipsum meningkat sejalan dengan semakin lamanya waktu pengadukan untuk batasan
waktu tertentu.
4. Temperatur Air
Bila temperatur air yang digunakan tinggi, maka ekspansi yang terjadi akan semakin
kecil (OBrien, 2002).
5. Pengadukan
Semakin cepat kecepatan pengadukan, maka ekspansi akansemakin besar. Selain itu,
pengadukansecara mekanik juga dapatmenurunkan setting ekspansi(OBrien, 2002).
6. Lama Penyimpanan
Dalam proses pengadukan perlu dihindari terjebaknya udara dalam adonan sehingga tidak
menjadikan porous yang dapat mengakibatkan ketidak akuratan permukaan.Pengadukan
dengan mengguanakn vibrator(yang memiliki amplitude maksimal dan frekuensi
maksimal) akanmembantu memperoleh hasil yang maksimal karena
gelembungudara/udara yang terjebak akan dapat keluar dan hilang.
Menghindari kebisaan menambahkan air-bubuk/powder berulang ulangkarena dapat
menyebabkan ketidakseragaman pengerasan dalampengadukan.Hal ini juga dapat
menyebabkan kekuatan yang rendah /mengalami distorsi.
Perbandingan air dan bubuk yang tepat sehingga menentukan manipulasidan setting
reaksi.Apabila terlalu banyak air,maka waktu setting akansemakin lama dan hasil akan
menjadi lunak (perbandingan tidakseimbang)
Penambahan bahan separator dilakukan sebelum pencetakan dengan tujuanagar hasil
lenih mudah dilepas dari cetakan
Kebersihan perlu dijaga agar bahan gypsum tidak tekontaminasi dengan bahan lain
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2004. PHILLIPS Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10.
Jakarta : EGC
Anusavice KJ. 2003.Science of Dental Materials.11th ed. St. Louis: WBSaunders Co.
Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka
Van Noorth, Richard. 2002. Dental Material second edition. London : Mosby.
Wilson, H. J. dkk. 1987. Dental Technology and Materials for Students. Blackwell Scientific
Publication.