kalsium sulfat dehidrat, kalsium sulfat termineralisasi, atau kalsium sulfat hemihidrat sebagai suatu bahan
reaktif, setting atau komponen pengeras. Bahan ini tersedia dalam bentuk bubuk kering dan dimaksudkan untuk
dicampurkan dengan air dan membentuk adukan/adonan yang konsisten dan bereaksi dengan air untuk
mengeras. Dehidrat sendiri adalah material yang terdiri dari dua bagian air pada satu bagian dari senyawa.
Gips merupakan mineral yang di tambang dari berbagai belahan dunia yang juga merupakan salah satu
materil yang sering digunakan dalam aplikasi di bidang Kedokteran Gigi. Gips adalah suatu mineral yang
ditemukan karena air tanah yang mengandung ion-ion sulfat dari oksida sulfida yang berasal dari batuan atau
akar-akar yang berinteraksi dengan kalsium dari batu gamping/batu lempung gampingan (napal) dan bisa
digunakan sebagai dental cast (bahan cetak) sejak 1756.
1. Jelaskan pengertian gipsum dan komposisinya!
2. Sebutkan macam-macam gipsum, sifat-sifat, dan syarat-syaratnya!
3. Bagaimana tahapan manipulasi gipsum, termasuk setting time dan faktor yang mempengaruhinya?
4. Apa saja hasil aplikasi dari gipsum dalam bidang kedokteran gigi?
Pengertian Gipsum
Gips merupakan mineral yang di tambang dari berbagai belahan dunia yang juga merupakan salah satu
materil yang sering digunakan dalam aplikasi di bidang kedokteran gigi. Gips adalah suatu mineral yang
ditemukan dan bisa digunakan sebagai dental cast (bahan cetak) sejak 1756. (Hatrick dkk, 2003).
Gips merupakan kalsium sulfat dihidrat (CaSO 4.2H2O). Untuk menghilangkan Kadar airnya dengan suhu
cukup tinggi saat mengeras, Gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO 4)2.H2O, dan pada
temperatur lebih tinggi, anhidrat dibentuk sebagaimana bertikut;
Gips
sampai 130o
Hemihidrat
sampai 200o
CaSO4.2H2O
Anhidrat
(CaSO4)2.H2O
CaSo4
2.
3.
4.
5.
a.
Ketepatan
-
Bila terdapat undercut, cetakan gips akan pecah sewaktu dikeluarkan dari mulut.
Perubahan dimensi selama penyimpanan cetakan gips adalah kecil meskipun ada sedikit kontraksi
karena pengeringan.
Sebelum diisi dengan model gips cetakan harus diberi bahan separasi.
Waktu setting bisa dikontrol dengan menggunakan bahan tambahan yang tepat.
(Combe, 1992)
B. Manipulasi Gipsum
Plaster of paris atau gips dicampur dengan air atau larutan PE dengan perbandingan 100 gr dengan 50-60
ml. Harus dijaga agar tidak terbentuk gelembung udara sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat muncul
di permukaan dan dapat menyebabkan ketidaktepatan hasil cetakan (Combe, 1992).
Untuk lebih detailnya, manipulasi dipengaruhi oleh hal hal sebagai berikut:
-
Pemilihan
Untuk mengawalinya, harus dilakukan pemilihan bahan gips berdasarkan aplikasi yang akan dibuat.
Pengadukan
Pengadukan sebaiknya dilakukan 1 menit sampai halus dan homogen (tercampur semua)
Finnal setting
Finnal setting dicapai pada saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi memiliki kekuatan dan resistensi
yang minimal. Saat final setting reaksi kimia selesai dan model terasa dingin saat disentuh. Sebagian besar
pabrik merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya bahan bisa dengan aman dilepas dari cetakan.
Penyimpanan
Gips dapat menyerap air dari lingkungan. Kelembaban dan tempat yang delat dengan sumber air akan
berpengaruh buruk pada powdernya. Hal ini akan mempengruhi waktu setting, sehingga gips sebaiknya
disimpan dalam tempat yang tertutup dan kering.
Kebersihan
Peralatan manipulasi gips harus dijaga kebersihannya. Seperti yang disebut diatas waktu setting gips akan
lebih cepat karena pengadukan. Bowl, spatula, dan vibrator harus segera dibersihkan segera sebelum setelah
menipulasi, sehingga tidak terkontaminasi dengan bahan lain.
Akselerator. Karena kecepatan pengerasan dipengaruhi oleh kecepatan kelarutan hemihidrat, adalah masuk
akal menganggap bahwa bahan-bahan yang meningkatkan kecepatan kelarutan, mempercepat pula reaksi.
Namun, haruslah diingat bahwa kecepatan pengendapan dihidrat adalah juga penting. Karenanya, bahan
akselerator harus meningkatkan kelarutan dihidrat. Jadi, percepatan yang disebabkan oleh bahan tambahan
bergantung pada banyaknya dan kecepatan kelarutan hemihidrat versus efek yang sama pada dihidrat.
(Annusavice, Kenneth J. 2003 : 165)
Bahan akselerator yang paling sering digunakan adalah kalium sulfat. Bahan tersebut khususnya efektif
dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari 2%, karena produk reaksi yang kelihatannya berupa K 2Ca(SO4)2 . H2O
mengkristal dengan cepat. Banyak sulfat yang larut bertindak sebagai bahan akselerator, sementara bubuk
gipsum (kalsium sulfat dihidrat) mempercepat proses reaksi, karena partikel-partikelnya bertindak sebagai
nukleus kristalisasi. Bahan cor gipsum yang ditumbuk bertindak dengan cara ini, meskipun cairan saturasi yang
jernih jarang efektif. Kristal-kristallah yang dibutuhkan untuk mempercepat pengerasan. Cara lain memperoleh
efek ini adalah meningkatkan baik waktu meupun kecepatan pengadukan, karena cara-cara tersebut
meningkatkan pembentukan lebih banyak nukleus dan karenanya mempercepat adukan. Mengurangi waktu
pengadukan atau menambah air lebih banyak, sedikit memperlambat pengerasan pengadukan. (Annusavice,
Kenneth J. 2003 : 166)
Retarder. Sifat bahan perlambat adalah lebih rumit. Kepercayaan umum adalah bahwa bahan kimia
tertentu membentuk suatu lapisan pada partikel hemihidrat dan karenanya mencegah hemihidrat menjadi larutan
dengan cara yang biasa dilakukan. (Annusavice, Kenneth J. 2003 : 166)
Sitrat, asetat dan boraks umumnya memperlambat reaksi. Untuk anion tertentu, kation tertentu nampaknya
berpengaruh nyata terhadap perlambatan. Misalnya, dengan asetat, urutan perlambatan dalam hubungan dengan
kation nampaknya Ca+ < K+ < H+, dimana kalium tartrat memiliki efek percepatan kebalikan dengan garam
kalsium, yang memiliki sedikit efek pada pengerasan. Sifat sitrat lebih rumit. (Annusavice, Kenneth J. 2003 :
166)
C. Penggunaan Gipsum
Produk gipsum digunakan dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari rongga mulut serta
struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang
melibatkan pembuatan protesa gigi. Berbagai jenis plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model
dimana protesa dan restorasi kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silika, dikenal sebagai bahan
tanam gigi. Bahan tanam tersebut digunakan untuk membentuk mold guna mengecor restorasi gigi dengan
logam yang dicairkan. (Annusavice, Kenneth J. 2003 : 155).
Penggunaan gipsum dalam kedokteran gigi telah meluas. Penggunaan bahan tersebut dapat diperlihatkan
dalam membuat model untuk gigi tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok
cetak dan ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras, dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter
4
gigi sekarang memiliki bentuk negatif dari jaringan yang dibuat dalam rongga mulut. Bila jenis plaster lain yang
dikenal sebagai stone gigi, sekarang diaduk dengan air, dituang dalam cetakan, dan dibiarkan mengeras, cetakan
plaster yang mengeras tersebut berfungsi sebagai mold untuk membentuk model positif, atau model plaster.
Pada model inilah gigi tiruan dibentuk tanpa diperlukan kehadiran pasien. (Annusavice, Kenneth J. 2003 : 155).
PEMBAHASAN
Skill Lab
Macam
Gipsum
Faktor-Faktor
yang
Berpengaruh
Manipulasi
Setting Time
Aplikasi di
Kedokteran Gigi
Indikator
Kelayaka
n
110 120 o C
CaSO4
1
H 2O
2
130 200o C
CaSO4
200 1000 o C
CaSO4
Pada proses manufaktur, gipsum diubah ke plaster of Paris oleh sebuah proses yang disebut calcining.
Plaster of Paris berasal ketika gipsum terkena panas di dalam sebuah tangki. Dental stone diproduksi bila
gipsum diproses oleh uap panas di bawah tekanan. Dalam kedua produk tersebut, reaksi mengkonversi kalsium
sulfat dihidrat ke hemihidrat oleh penghapusan dari 75 persen dari molekul air. Secara kimia, plaster of paris
5
dan dental stone adalah sama. Namun, partikel dari plaster of paris mempunyai sifat yang kasar, irregular, dan
porous, dan batu buatan partikel adalah prisma, lebih biasa dalam ukuran, dan padat. Bila plaster of paris atau
dicampur dengan air, yang sulit adalah membentuk substansi dan proses yang dijelaskan di atas adalah terbalik.
(Sumber http://www.free-ed.net/sweethaven/medtech/dental/dentmat/default.asp)
Komposisi untuk dental gipsum pada dasarnya terdiri dari (tiap beratnya) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
menyediakan model yang sangat baik di permukaan, presisi dimensi, dan kekuatan mekanik bahkan bila
dikombinasikan dengan bahan berbasis alginate atau bahan-bahan dasar.
(Sumber: http://www.freepatentsonline.com/5505771.html . Application Number: 08/308209)
-HEMIHIDRAT
-HEMIHIDRAT
Ketel (tempat terbuka)
Autoclave
5060 ml dalam 100 gr 22-35 ml dalam 100 gr
Bentuk partikel
bubuk
Besar, porous, iregular
bubuk
Kecil, tidak porous, reguler
6
Sifat mekanis
Penggunaan
Mpa)
Model studi, packing
Mpa)
Model kerja, die
dengan bahan yang tidak terlalu kaku dan material elastik impression.
7.
tardisional diproduksi dalam warna putih untuk membedakannya dengan dental stone.
8.
Kekuatan Gips
Kekuatan produk gipsum pada umumnya dinyatakan dalam istilah kekuatan kompresi, meskipun kekuatan
tarik (tensile) juga harus diperhitungkan bila seseorang ingin memperoleh petunjunk yang lengkap mengenai
karakteristik kekuatan seluruhnya. Dikenal 2 macam kekuatan produk gipsum yaitu kekuatan basah (juga
disebut dengan kekuatan hijau) dan kekuatan kering. Kekuatan basah adalah kekuatan yang diperoleh bila
kelebihan air yang dibutuhkan untuk hidrasi hemihidrat tertinggal dalam contoh bahan uji. Bila contoh bahan
dikeringkan dari kelebihan air, kekuatan yang diperoleh adalah kekuatan kering. Kekuatan kering mungkin dua
kali atau lebih dibandingkan dengan kekuatan basah.
Penambahan aselerator atau retarder mengurangi baik kekuatan basah maupun kekuatan kering dari produk
gipsum. Penurunan kekuatan tersebut sebagian disebabkan karena garam yang ditambahkan mempengaruhi
kemurnian serta mengurangi kohesi antar kristal. Bila hemihidrat kasar yang relative murni diaduk dengan
jumlah air minimal, waktu kerja menjadi pendek dan ekspansi pengerasan amatlah tinggi. Namun produk
7
gypsum gigi mengandung bahan tambahan yang mengurangi ekspansi pengerasan, mwningkatkan waktu kerja,
dan memberikan pengerasan akhir yang cepat. Tambahan bahan kimia dapat mempengaruhi keseimbangan
sifat-sifat tersebut.
(Philips: hal 168)
Penyimpanan. Perlu disimpan dalam container tertutup untuk mencegah terjadinya reaksi dengan
kelembaban atmosfer yang dapat menyebabkan terbentuknya hidrat sehingga mempercepat setting. Stone
atau plaster disimpan pada temperatur ruang.
2.
Kontaminasi. Jaga agar bahan tidak bercampur dengan bekas-bekas gypsum yang telah set atau bahan
impurity lainnya.
3.
Rasio air dan powder yang tepat (penakaran). Apabila dipakai terlalu banyak air untuk mencampur
stone maka setelah set bisa diperoleh hasil yang serupa lunaknya dengan gips. Karena kekuatan suatu stone
secara tidak langsung sebanding dengan rasio W:P adalah sangat penting untuk mempertahankan jumlah air
serendah mungkin. Namun, jangan terlalu rendah sehingga adukan tidak mengalir ke dalam setiap detil
cetakan. Sekali rasio W:P optimal ditentukan, menggunakan rasio W:P yang dianjurkan pabrik sebagai
pedoman, takaran yang sama harus selalu digunakan. Air dan bubuk harus diukur dengan menggunakan
silinder pengukur volume air yang akuratdan menimbang kesetaraannya untuk bubuk.
4.
Cegah tersertakannya udara di dalam campuran. Masukkan bubuk ke dalam air dan diaduk
sedemikian rupa agar udara jangan terperangkap ke dalam bahan.
5.
Waktu pengadukan dan proses pengadukan. Pengadukan selama satu menit biasanya cukup untuk
menghasilkan adonan yang cukup halus dan tidak bergumpal. Bila mengaduk dengan tangan, mangkuk
pengaduk harus berbentuk parabolik, halus, dan tahan terhadap abrasi. Spatula harus memiliki bilah yang
kaku serta pegangan yang nyaman dipegang. Terjebaknya udara dalam adukan harus dihindari untuk
mencegah porous yang dapat menyebabkan kelemahan dan ketidakakuratan permukaan. Penggunaan
vibrator otomatis dengan frekuensi tinggi dan amplitudo rendah adalah membantu. Air yang sudah diukur
jumlahnya ditempatkan dalam mangkuk pengaduk, dan bubuk yang sudah ditimbang ditaburkan. Adukan
kemudian dengan cepat diputar, dengan secara periodik menyapu spatula kedalam mangkuk pengaduk untuk
menjamin pembasahan semua bubuk serta memecahkan endapan, atau gumpalan. Pengadukan harus terus
berlangsung sampai diperoleh adukan yang halus, biasanya dalam 1 menit. Semakin lama waktu
pengadukan berarti mengurangi waktu kerja, khususnya untuk menuang model.
6.
Vibrator. Sewaktu menuang ke dalam cetakan model atau die biasanya digunakan vibrator untuk
membantu mengalirnya adonan ke dalam cetakan dan mempermudah terlepasnya gelembung udara. Cegah
dilakukakannya vibrasi yang berlebih karena dapat menyebabkan distorsi bahan cetak.
7.
Bahan separasi. Sebelum melakukan pola malam, stone die diberi bahan separasi sehingga pola malam
mudah dilepas dari die. Sayangnya, bahan separasi ini dapat mengakibatkan permukaan die bertambah
lunak.
(Sumber : Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka)
Proses yang terjadi selama manipulasi :
(CaSO 4 ) 2 H 2 O + 3H 2 O
2 CaSO 4 2 H 2 O + panas
1. Kalsium sulfat hemihidrat larut dan bereaksi dengan air membentuk kalsium sulfat dihidrat.
2. Terjadi presipitasi Kristal kalsium sulfat dihidrat, bahan menjadi kaku tetapi tidak keras, dapat diukir
tetapi tidak dapat dibentuk, ekspansi thermos dan panas masih berlangsung.
3. Bahan keras, kaku, ekspansi thermis dan panas sudah berakhir.
Waktu Setting
Biasanya dihitung sebagai waktu yang dibutuhkan oleh bahan yang telah set sampai menjadi cukup kuat
untuk menahan penetrasi sebuah jarum dengan diameter tertentu dan besar beban yang diketahui. Alat penguji
ini terdiri dari dua bagian yang dikenal dengan jarum Vicat dan Gillmore.
(Sumber : Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka)
Uji Gillmore Awal untuk Pengerasan Awal. Yang lebih kecil paling sering digunakan untuk menguji waktu
pengerasan semen kedokteran gigi, meski kadang-kadang digunakan juga untuk produk gypsum. Adukan
gypsum dibentangkan. Jarum direndahkan sampai ke permukaan dan saat ketika jarum tidak meninggalkan jejas
disebut pengerasan awal.
Uji Vicat untuk Waktu Pengerasan. Instrumen lain yang digunakan untuk menentukan tahap berikutnya
dalam reaksi gypsum adalah alat pencatat Vicat. Jarum dengan tongkat plunger diperberat, didirikan dan
dipegang berkontak dengan adukan. Begitu setelah kilap menghilang, plunger dilepaskan. Waktu yang terentang
sampai jarum tidak lagi menembus sampai dasar adukan dikenal sebagai waktu pengerasan.
Uji Gillmore untuk Waktu Pengerasan Akhir. Tahap selanjutnya dalam proses pengerasan dapat diukur
dengan penggunaan jarum Gillmore yang lebih berat. Waktu yang terentang sampai hanya meninggalkan sedikit
jejas yang masih dapat diamati pada permukaan disebut pengerasan akhir.
(Sumber : Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.)
Kekuatan kompresi dedikitnya 80% dari kekuatan yang diperoleh selama 1 jam.
9
2.
Sifat mekanis baik, tidak mudah rusak/tergores selama proses pembuatan piranti restorasi atau saat ukir
malam.
3.
Mereproduksi detil yang halus dengan batas yang tajam. Caranya dengan membuat replika negatif dengan
bahan cetak alginat kemudian dicor dengan gips dan didapat hasil tuangan berupa replika positif yang harus
sama dengan rongga mulut pasien.
4.
Memiliki stabilitas dimensional yang baik, yaitu tidak menunjukkan perubahan dimensi (ukuran maupun
bentuk) ketika mengeras.
5.
6.
Dental stone didesinfeksi terlebih dahulu agar memperkuat sistem pengontrolan infeksi dalam laboratorium
kedokteran gigi.
Gips merupakan mineral yang di tambang dari berbagai belahan dunia yang juga merupakan salah satu
materil yang sering digunakan dalam aplikasi di bidang kedokteran gigi. Gipsum yang dihasilkan untuk
tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dehidrat (CaSO4.2H2O) murni. Untuk dental gipsum pada
dasarnya terdiri dari -calcined gypsum (paling banyak terkandung), alkali metal tartrate, gula alkohol,
retarder, agen pembasah, -olefinsulfonic acid salt, dan akselerator. Selain -calcined gypsum, komposisi
yang lain hanya sedikit terkandung dalam dental gipsum.
2.
Berdasarkan metode pengapurannya, terdapat bentuk gipsum -hemihidrat dan -hemihidrat. Dan menurut
ADA spesifikasi nomor 25, terdapat lima tipe, yaitu impression plasters (tipe I), model plaster (tipe II),
10
dental stone (tipe III), dental stone high strength (tipe IV), dental stone high strenght high expansion (tipe
V)
3.
Dalam manipulasi, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu penakaran (rasio W:P), bahan separasi, waktu
pengadukan dan proses pengadukan, kontaminasi, vibrator, kontaminasi, dan penyimpanan. Selain itu perlu
diperjatikan setting time, yaitu waktu yang diperlukan gipsum dari mulai pengadukan sampai menjadi rigid
(keras).
4.
Terdapat dua jenis aplikasi dari gipsum, yaitu model kerja dan model studi. Model kerja (-hemihidrat)
misalnya pada gipsum biru. Sedangkan untuk model studi (-hemihidrat) misalnya pada alat protesa,
bentuk gigi, pembuatan rahang tanpa menghadirkan pasien, cetakan pembuatan lempeng gigit, dan sebagai
bahan tanam.
11