Gigi tiruan lepasan secara garis besar dibagi menjadi dua yakni gigi tiruan sebagian lepasan dan gigi tiruan penuh. Gigi tiruan sebagian lepasan diindikasikan untuk menggantikan beberapa gigi dan untuk estetik yang lebih baik, sedangkan gigi tiruan penuh diindikasikan untuk pasien dengan kondisi edentulous, gigi yang tersisa tidak dapat dipertahankan dan tidak dapat menyokong gigi tiruan sebagian lepasan (Rahmayani dkk, 2013). Bahan dasar basis gigi tiruan yang paling sering digunakan adalah polimetil metakrilat atau sering disebut resin akrilik polimerisasi panas. Bahan tersebut mempunyai banyak keuntungan seperti mudah didapat, teknik aplikasi yang relatif sederhana, hasil estetik yang memuaskan karena basisnya memiliki warna serupa dengan mukosa mulut dan sudah sangat dikenal oleh masyarakat (Putri dkk, 2011). Resin akrilik polimerisasi panas juga mempunyai kekurangan seperti mudah patah apabila terjatuh, mudah mengalami perubahan warna, porus dan mudah menyerap cairan baik air maupun bahan kimia serta sisa makanan, maupun bahan kimia contohnya alkohol, etanol dan larut dalam cairan kimia (Felicia dkk, 2015). Sifat porus pada basis gigi tiruan menyebabkan mudah terjadi akumulasi sisa makanan dan plak, yang berdampak buruk pada kesehatan mukosa di bawah gigi tiruan. Pemakaian gigi tiruan yang lama dan terus-menerus serta mengabaikan kebersihan rongga mulut bisa menyebabkan terjadinya peradangan pada mukosa di bawah gigi tiruan (Lahama dkk, 2015). Salah satu cara untuk mencegah peradangan akibat gigi tiruan adalah dengan membersihkan gigi tiruan (Pristianingrum dkk, 2013). Pembersihan gigi tiruan dapat dilakukan secara kimia atau mekanis. Metode kimia meliputi perendaman dalam larutan pembersih gigi tiruan. Metode mekanis meliputi menyikat (dengan air, sabun, pasta gigi atau abrasif) dan ultrasonik. Kombinasi metode mekanis dan kimia secara rutin direkomendasikan untuk pembersihan gigi tiruan (Souza dkk, 2009). Berdasarkan penelitian Kusumasari (2015) diketahui, bahwa ekstrak bunga cengkeh (Syzygium Aromaticum) dengan konsentrasi 1.6% terbukti paling efektif sebagai bahan pembersih gigi tiruan dengan metode perendaman. Peracini (2010) melaporkan bahwa penyikatan dengan pasta gigi adalah metode pilihan yang paling banyak digunakan oleh pasien untuk membersihkan gigi tiruannya. Metode ini dapat menghilangkan setidaknya 50% akumulasi plak, hal ini menunjukkan bahwa pembersihan mekanis adalah faktor utama dalam pembersihan plak pada gigi tiruan. Meskipun menyikat dengan pasta gigi efektif dalam menghilangkan perlekatan plak, namun adanya bahan abrasif dari pasta gigi dapat mengakibatkan keausan dan peningkatan kekasaran permukaan (Pellizzaro dkk, 2012). Kekasaran permukaan gigi tiruan diketahui dapat menjadi faktor yang mendukung terperangkapnya mikroorganisme pada permukaan dan perlindungan mereka dari gaya geser, hal ini dapat meningkatkan akumulasi plak pada gigi tiruan. Penggunaan pasta gigi yang mengandung sedikit atau tanpa bahan abrasif sangat direkomendasikan untuk mengatasi kerugian dari pasta gigi (Pellizzaro dkk, 2012). Berdasarkan latar belakang diatas, belum ada penelitian yang mengkaji lebih dalam mengenai pasta yang mengandung ekstrak bunga cengkeh untuk pembersih gigi tiruan. Untuk itu peneliti melakukan penelitian eksperimental guna mengkaji manfaat pasta ekstrak bunga cengkeh untuk pembersihan gigi tiruan.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pembersihan mekanis menggunakan pasta yang mengandung ekstrak bunga cengkeh (Syzygium Aromaticum) terhadap kekasaran permukaan basis gigi tiruan resin akrilik?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh pembersihan mekanis menggunakan pasta yang mengandung ekstrak bunga cengkeh (Syzygium Aromaticum) terhadap kekasaran permukaan basis gigi tiruan resin akrilik. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi bagi dokter gigi maupun masyarakat khususnya yang menggunakan gigi tiruan, mengenai pengaruh pembersihan mekanis menggunakan pasta yang mengandung ekstrak bunga cengkeh (Syzygium Aromaticum) terhadap kekasaran permukaan basis gigi tiruan resin akrilik. 2. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang prostodonsia dan untuk penelitian lebih lanjut.