Anda di halaman 1dari 9

1.

1 Alginat
Alginat (hidrokoloid ireversibel) adalah bahan cetak yang mengandung air, digunakan
untuk mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model studi. Alginat
merupakan polisakarida linier yang disusun oleh residu asam -D-manuronat dan -L-
guluronat yang dihubungkan melalui ikatan 1,4. Alginat menampilkan afinitas terhadap kation
multivalen seperti Ca2+ dan mampu mengikat ion selektif dan kooperatif, sebuah proses yang
mengarah ke pembentukan secara ionik (fisik) gel alginat yang terkait secara silang.

Gambar 9. Struktur kimia dari asam alginat (Philips, 2003, hal. 104)

Alginat berasal dari alga coklat yang merupakan tumbuhan laut. Alginat juga
merupakan turunan rumput laut, tetapi diedarkan dalam bentuk bubuk. Alginat ini didasarkan
pada asam alginat, yang berasal dari tanaman laut. Struktur dari asam alginat cukup kompleks.
Beberapa molekul hidrogen pada gugus karboksil diganti dengan natrium, sehingga
membentuk suatu garam larut dalam air, dengan berat molekul dari 20000-200000. Garam
asam alginat (diperoleh dari rumput laut) jika dicampur dengan air dalam proporsinya yang
tepat akan membentuk hidrokoloid ireversibel, suatu gel yang dipergunakan dalam pencetakan
gigi geligi. Cetakan alginat harus dibuang dalam waktu 15 30 menit, karena selama
penyimpanan lebih lanjut cetakan pasti menyusut karena penguapan air dari gel alginat.
Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini terdiri
atas jenis hidrokoloid dan elastomer. Salah satu bahan cetak hidrokoloid yang sampai saat
ini masih banyak digunakan adalah alginat. Dari beberapa sifat alginat yang menguntungkan
adalah sifat elastiknya yang baik.
Bahan cetak alginat mudah digunakan. Bahan ini bersifat hidrofilik, sehingga
permukaan jaringan yang lembab bukanlah kendala. Umumnya, alginat digunakan sebagai
cetakan awal untuk membuat model studi yang membantu dalam pembuatan rencana
perawatan dan diskusi dengan pasien. Tidak seperti banyak bahan cetak lainnya, alginat tidak
mempunyai kisaran kekentalan yang jauh berbeda.

Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid ireversibel adalah salah satu
alginat yang larut air, seperti natrium, kalium, atau alginat trietanolamin. Proporsi yang tepat
dari masing-masing bahan kimia yang digunakan bervariasi sesuai dengan jenis bahan mentah
yang digunakan. Bila bahan pengisi ditambahkan dengan jumlah yang tepat, akan dapat
meningkatkan kekuatan dan kekerasan gel alginat, menghasilkan tekstur yang halus, dan
menjamin permukaan gel padat, yang tidak bergelombang.

1.1 Setting Time

Setting time adalah periode waktu yang diukur dari mulainya pencampuran bahan
sampai bahan mengeras. Waktu gelasi dapat diperpanjang dengan menggunakan air dingin
atau diperpendek dengan menggunakan air hangat. Penyesuaian bubuk dengan rasio air dapat
mempengaruhi pengerasan tetapi juga merugikan karena mempengaruhi sifat fisik oleh
karena itu tidak dianjurkan.
Ada dua macam alginat atau irreversible hydrocolloid, yang dibagi berdasarkan waktu
pengerasannya:
1. Fast set type, yang mengeras dalam waktu 1 - 2 menit dan digunakan untuk mencetak rahang anak-
anak atau penderita yang mudah mual.
2. Regular set type, yang mengeras dalam waktu 2 4,5 menit dan dipakai untuk pemakaian rutin.
Type Mixing time Working time Setting time
Fast Set 45 1,2 1,5 1,5 - 3
Regular Set 60 1-2 3 4,5
Tabel 3. Sifat tipe fast set dan regular set dari bahan cetak alginat (M.S.Koudi dan
Sanjayagouda B. Patil, 2007, hal. 33)
Setting reaksi alginat secara sederhana dapat dituliskan sebagai berikut.

Alginat (larut dalam air) + kalsium sulfat kalsium alginat (tidak larut)

Alginat dapat berupa kalium atau natrium. Alginat bereaksi cepat dengan kalsium sulfat
menjadi kalsium alginat. Produksi kalsium alginat ini sangat cepat sehingga tidak cukup
waktu kerja, maka ditambah garam yang larut dalam air, misalnya trinatrium fosfat (Na3PO4)
untuk memperpanjang waktu kerja. Reaksi yang terjadi bila sejumlah kalsium sulfat, kalium
alginat, dan trinatrium fosfat dicampur dan sebagian atau seluruhnya dilarutkan dalam air
dengan proporsi yang tepat, yaitu sebagai berikut.
2 Na3PO4 + 3 CaSO4 Ca3(PO4)2 + 3 Na2SO4

Bila pasokan trinatrium fosfat menipis, ion kalsium mulai bereaksi dengan kalium alginat,
membentuk kalsium alginat. Setelah itu, mulailah terjadi inisial setting time, yang diikuti
dengan final setting time dan peningkatan viskositas materialsecara cepat.

K2nAlg + nCaSO4 nK2SO4 + CanAlg

Garam yang ditambahkan sebagai penghambat yaitu trisodium fosfat, Na/K fosfat,K oksalat
atau K karbonat. Pada umumnya, rata-rata 16 gram bubuk dicampur dengan 38 mL air, proses
gelasi akan terjadi antara 3-4 menit pada suhu ruang. Setting time dari alginat harus cukup
bagi dokter gigi untuk mencampur material, memindahkan pada sendok cetak, dan
mencetakkannya pada mulut pasien. (Philips, 2003, hal. 241)

Dalam praktek dokter gigi, ada kecenderungan untuk mengubah setting time dari
alginat. Salah satu alasannya karena seringkali ada pasien yang gampang merasa mual saat
alginat dimasukkan ke dalam mulut, sehingga dokter gigi harus megetahui cara untuk
Dalam percobaan ini dilakukan analisis beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
setting time mengacu pada hasil praktikum yang telah dilakukan :

1. Rasio W/P
Seperti reaksi kimia pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika
konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel
yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibandingkan zat yang
konsentrasinya rendah. Partikel yang sususannya lebih rapat, akan lebih sering bertumbukan
dibandingkan dengan partikel yang susunannya renggang sehingga kemungkinan terjadinya
reaksi makin besar. Hal itu yang menyebabkan :
- Semakin besar rasio W/P, maka akan semakin memperlambat setting time.
- Semakin kecil rasio W/P, maka akan semakin mempercepat setting time.
(Philips, 2003, hal.242)

Dalam praktikum ini, tidak dilakukan percobaan untuk menguji pengaruh


perbedaan rasio W/P terhadap setting time alginat, sehingga digunakan rasio W/P yang
sama di setiap perobaan sesuai dengan aturan pabrik, yaitu 9 gram bubuk alginat untuk 19
ml air.

2. Temperatur air

Dengan menaikkan temperatur akan mengakibatkan energi kinetik partikel bertambah,


sehingga tumbukan sering terjadi. Selain itu dengan adanya kenaikan temperatur akan
memperbesar energi potensial sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.
Hal inilah yang menyebabkan:

- Semakin tinggi suhu air, semakin cepat setting-nya.

- Semakin rendah suhu air, semakin lambat waktu setting-nya.

(John F. McCabe and Angus Wall, 2008, hal. 159)

Berikut analisis data pengaruh suhu air bagi setting time bahan cetak alginat
berdasarkan hasil praktikum:
Nama Temperatur/suhu air Setting time

Percobaan 1 12,7 3 menit 35 detik

Percobaan 2 14,4 3 menit 7 detik

Percobaan 3 27,1 2 menit 40 detik

Percobaan 4 28,3 2 menit 21 detik

Percobaan 5 33,1 2 menit 6 detik


Dengan keterangan suhu ruangan sebesar 27, suhu dingin 12, dan suhu panas
33,1. Berdasarkan teori diatas terbukti bahwa suhu atau temperatur air mempengaruhi
setting time pada alginate. Pada saat suhu ruangan, setting time memerlukan waktu
selama 2 menit 40 detik, pada suhu dingin setting time pada alginat menjadi lebih lambat
dari suhu ruangan begitu pula dengan suhu panas yang membuat setting time pada alginat
menjadi lebih cepat dari suhu ruangan.

3. Cara Pengadukan
Pengadukan adalah salah satu faktor mempercepat terjadinya reaksi kimia,karena
pengadukan memperbesar peluang terjadinya tumbukan antar partikel. Dengan frekuensi
tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif maka
mampu menghasilkan reaksi yang semakin besar.
- Semakin cepat pengadukan, yaitu semakin banyak jumlah pengadukan dalam 1 menit,
maka semakin cepat waktu settingnya.
- Semakin lambat pengadukan, semakin sedikit jumlah pengadukan dalam 1 menit maka
semakin lama waktu settingnya. (John F. McCabe and Angus Wall, 2008)
Berikut analisis data pengaruh cara pengadukan bahan cetak alginat bagi adonan
berdasarkan hasil praktikum:

4. Waktu pengadukan
Waktu pengadukan amatlah penting. Kekuatan gel dapat berkurang sampai 50%
bila pengadukan tidak sempurna. Waktu pengadukan 45 detik sampai 1 menit umumnya
sudah cukup, bergantung pada merek dan jenis alginat :
- Semakin besar intensitas pengadukan dalam satu menit, maka semakin cepat waktu
setting-nya.
- Semakin sedikit intensitas pengadukan dalam satu menit, makasemakin lambat waktu
setting-nya

5. Sterilisasi peralatan
Peralatan yang bersih adalah penting karena banyak masalah dan kegagalan yang
disebabkan oleh alat pengaduk yang kotor atau terkontaminasi. Kontaminasi selama
pengadukan dapat membuat bahan mengeras terlalu cepat, kekentalannya tidak sempurna,
atau rentan terjadi robeknya cetakan ketika dikeluarkan dari mulut. Sebagai contoh,
sepotong kecil gipsum yang tersisa pada mangkuk dari adukan plaster atau stone
sebelumnya, dapat mengkontaminasi bahan cetak dan mempercepat pengerasan.
Sebaiknya digunakan mangkuk terpisah untuk mengaduk alginat dan stone.(J.anusavice &
Kenneth.2004, pg. 103)

1.2 Kesalahan Praktikum

Banyak aspek yang dapat mempengaruhi terjadinya kesalahan dalam praktikum


Setting Time Bahan Cetak Alginat Berdasarkan Variasi Suhu Air. Kesalahan-kesalahan
tersebut dalam menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pencetakan.

Dalam praktikum ini, juga terjadi beberapa kesalahan yang menyebabkan


terjadinya kegagalan alginat seperti bubuk alginat yang masih belum larut teraduk. Berikut
ini adalah beberapa bentuk kegagalan dalam membuat bahan cetak alginat (Anusavices 2003,
hal. 249), diantaranya adalah:

Bentuk Kegagalan Penyebab


Bahan kasar Pengadukan terlalu lama, pengadukannya
tidak benar, terlalu banyak gelasi, wp ratio
terlalu rendah
Pecah atau sobek Bahannya kurang, kontaminasi kelembaban,
terlalu lama mengaduk, material cetak dilepas
dari mulut sebelum waktunya. Selain itu,
campuran tipis lebih rentan terhadap untuk
robek dibandingkan dengan W / P rasio yang
rendah. Adanya undercut juga dapat
menghasilkan robek.
Gelembung di luar Masuknya udara pada saat mengaduk, gelasi
yang mencegah flow
Bentuk tidak teratur Kelembaban pada jaringan, material cetak
mungkin telah dilepas dari mulut jauh
sebelum waktunya.
Model stone kasar Pembersihan cetakan kurang, terlalu banyak
air yang tertinggal di cetakan, model
tertinggal di cetakan terlalu lama, pelepasan
cetakan yang terlalu cepat

Distorsi Cetakan tidak cepat dituang, pergerakan


tempat pada saat gelasi, pelepasan dari mulut
terlalu cepat, pelepasan dari mulut tidak
benar
Porositas Adanya udara yang terjebak selama
pengadukan. Setelah bubuk alginat
dimasukkan dalam mangkuk karet yang
sudah berisi air, maka pencampuran harus
langsung dilakukan dengan menekan spatula
dan sisi mangkuk karet. Pencampuran harus
dilakukan dengan benar agar tidak ada udara
tang terjebak

Konsistensi Jika campuran tidak memiliki konsistensi


yang tepat ( terlalu tebal atau tipis), berarti
rasio W / P tidak benar. Pengadukan yang
kuat dan pencampuran pencampuran yang
tepat sangat disarankan untuk menghindari
masalah konsistensi
Perubahan Dimensi Jika perubahan dimensi adalah masalah,
keterlambatan dalam menuangkan material
cetak mungkin menjadi penyebabnya.
Penundaan tersebut akan menghasilkan
perubahan dimensi.

Anda mungkin juga menyukai