Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

Alginat merupakan bahan cetak yang tergolong hidrokoloid irreversible sebab


substansi dasarnya berupa koloid yang bereaksi dengan air sebagai medium pendispersinya,
dan tidak dapat kembali ke wujud asal ketika sudah dalam bentuk padatan. Umumnya, alginat
digunakan sebagai cetakan awal untuk membuat sendok cetak perseorangan untuk mendapat
cetakan kedua yang lebih akurat atau untuk membuat model studi yang membantu dalam
pembuatan rencana perawatan dan diskusi dengan pasien.

Proses silang dari asam alginat dan ion kalsium menyebabkan terjadinya setting pada
alginat. Alginat merupakan polimer dari asam -D mannuronat dan asam L- guluronat dari
kelompok polisakarida alami yang diekstrak dari rumput laut coklat. Reaksi setting alginat
yaitu :

K2n - Alginat + n CaSO4 nK2SO4 + Can (Alginate)2

Gambar 1. Struktur kimia dari asam alginat (Anusavice,2013)


Berikut adalah komposisi material cetak alginat

Tabel 2. Komposisi material cetak alginat (Phillips, 2013)

Waktu setting diukur mulai dari pengadukan sampat terjadinya gelasi harus cukup
untuk mengaduk bahan, mengisi sendok cetak, dan meletakkannya pada mulut pasien. Sekali
gelasi sudah terjadi, maka bahan cetak tidak bisa diganggu lagi karena akan terjadi patah dan
hasil cetakan menjadi lebih lemah. Praktisnya adalah menghitung waktu setting yaitu mulai
dari pengadukan bahan sampai alginat tersebut tidak lagi lengket atau kasar bila disentuh.
Waktu yang optimal yaitu 3 sampai 4 menit pada suhu ruangan.

Berdasarkan setting time nya, alginat dikelompokkan menjadi dua yaitu alginat fast
setting yang mengeras dalam waktu satu sapai dua menit saja, dan alginat regular setting
yang mengeras dalam waktu 2,5 sampai 4 menit. Itu semua dilakukan oleh pabrik agar teknisi
dan klinisi bisa memilih yang sesuai dengan cara kerja masing-masing orang.

Reaksi alginat dari fase sol gel dapat disederhanakan sebagai reaksi alginat larut air
dengan kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginat yang tidak larut. Kalsium sulfat
akan bereaksi dengan cepat untuk membentuk kalsium alginat tidak larut dari kalium atau
natrium alginat dalam suatu larutan cair. Produksi kalsium alginat ini sangat cepat sehingga
untuk memperpanjang waktu kerja bisa digunakan trinatrium fosfat (Na3PO4) . Bila pasokan
trinatrium fosfat menipis maka ion kalsium akan bereaksi dengan kalium alginat untuk
membuat kalsium alginat kembali. Retarder lain bisa ditambahkan oleh klinisi utuk
memperpanjang waktu setting time seperti natrium atau kalium fosfat, kalium oksalat, atau
kalium karbonat, natrium tripolifosfat dan tetranatrium pirofosfat.

Faktor- faktor yang akan mempengaruhi setting time alginat :

1. Rasio W /P
Seperti reaksi kimia pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat
apabila konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung
jumlah partikel lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat
dibandingkan zat yang konsentrasinya lebih rendah. Partikel yang konsentrasinya
rapat akan lebih sering bertumbukan jika dibandingkan dengan partikel yang
konsentrasinya lebih rendah sehingga kemungkinan terjadinya reaksi akan semakin
besar. Hal ini menyebabkan semakin besar rasio W / P, maka setting time akan
semakin lambat. Dan begitu sebaliknya jika rasio W/P kecil, maka setting time juga
akans emakin cepat.
Selain berpengaruh pada setting time, rasio W/P juga akan berpengaruh pada
konsistensi alginat itu sendiri. Rasio W/P yang rendah akan meningkatkan kekuatan,
elastisitas, dan konsistensi dari alginat tersebut.
Sedangkan pada praktikum kali ini kami tidak menggunakan rasio W/P
sebagai acuan setting time alginat sehingga setting time alginat pada percobaan kali
ini menggunakan rasio yang sama dan sudah diuji sebelumnya sehingga konsistensi
alginat yang dihasilkan tidak terlalu encer dan tidak terlalu padat. Yaitu bubuk alginat
sebesar 9 gram dan air sebanyak 19mL.
2. Temperatur air
Seiring dengan naiknya temperatur air, energi gerak atau energi kinetik
partikel akan bertambah, sehingga tumbukan akan lebih sering terjadi. Ketika
frekuensi tumbukan antar partikel semakin besar, maka kemungkinan terjadinya
tumbukan antar partikel juga semakin besar ketika terjadi reaksi.
Setelah melalui proses pembuktian, ternyata suhu air juga dapat memperbesar
energi potensial suatu zat. Suatu zat yang memiliki energi potensial yang kecil, akan
kesulitan untuk bertumbukan dengan zat yang lain dikarenakan zat tersebut tidak
memiliki cukup energi untuk melampaui energi aktivasi sehingga bisa bereaksi
dengan zat yang lainnya. Dengan menaikkan suhu air, maka energi potensial suatu
zat akan menjadi semakin besar sehingga zat tersebut mempunyai kemampuan untuk
melampau energi aktivasi dan bisa bereaksi apabila bertumbukan dengan zat yang lain
sehingga terjadilah reaksi yang akan mengakibatkan setting pada alginat tersebut.
Hal tersebut menyebabkan semakin tinggi temperatur air maka setting time
akan semakin cepat dan semakin rendah suhu air maka setting time juga akan semakin
lambat.

Gambar 2. Pengaruh kenaikan temperatur terhadap alginat (Phillipis,


2013)

Hasil dari percobaan kami juga membuktikan bahwa hal itu benar adanya.
Terlihat pada tabel hasil percobaan pada tabel nomor 1 terlihat percobaan pertama
pada suhu 12,7oC membutuhkan waktu 3 menit dan 35 detik hingga alginat mencapai
setting. Percobaan kedua pada suhu 14,4oC membutuhkan waktu 3 menit dan 7 detik
hingga alginat mencapai setting. Selanjutnya, percobaan ketiga pada suhu 27,1oC
membutuhkan waktu 2 menit dan 40 detik hingga alginat mencapai setting.
Kemudian, percobaan keempat pada suhu 28,3oC membutuhkan waktu 2 menit dan 21
detik hingga alginat mencapai setting. Dan yang terakhir percobaan kelima dengan air
panas pada suhu 33,1oC hanya membutuhkan waktu 2 menit dan 6 detik hingga
alginat mencapai setting.Hasil percobaan membuktikan bahwa semakin tinggi
temperatur air maka semakin pula setting time pada alginat terjadi.
3. Cara Pengadukan
Pengadukan juga merupakan salah satu faktor yang akan mempercepat
terjadinya reaksi kimia. Hal itu terjadi karena pengadukan memperbesar peluang
terjadinya tumbukan antar partikel. Dengan frekuensi tumbukan yang semakin besar
maka terjadinya tumbukan efektif yang dapat menimbulkan reaksi juga akan semakin
besar. Hal ini terjadi karena ketika mengaduk maka kita akan menekan partikel pada
bahan sehingga partikel tersebut pecah menjadi partikel sangat kecil dan mudah terisi
dengan air sebagai medium pendispersi sehingga mempercepat proses setting.
Jadi berdasarkan cara pengadukan, maka semakin cepat dan kuat pengadukan
maka semakin cepat setting time yang terjadi, sedangkan semakin lama dan lemah
pengadukan maka setting time akan semakin lambat.

Anda mungkin juga menyukai